BAB I PENDAHULUAN
Tidak ada sistem tubuh yang mengalami
kekeliruan dalam berfungsi seperti sistem saraf dihubungkan dengan pertambahan
usia secara normal.
BAB II PERUBAHAN SISTEM SARAF PADA USIA LANJUT
A.
Sistem Saraf Manusia
Sistem
saraf bersama dengan sistem endokrin mengurus sebagian besar pengaturan
sitem tubuh. Pada umumnya sistem saraf mengatur aktivitas tubuh yang cepat
misalnya kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat dan
bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Sistem saraf pusat terdiri atas lebih
dari 100 juta neuron. Sinyal yang datang masuk melalui sinap pada
dendrit-dendrit neuron atau badan sel; untuk berbagai jenis neuron mungkin
hanya terdapat beberapa ratus atau sampai 200.000 sambungan inaptik dari
serabut yang masuk. Sinyal yang keluar berjalan melalui jalur akson tunggal
meninggalkan neuron, tetapi akson ini memiliki banyak cabang yang berbeda ke
bagian-bagian lain sistem saraf atau bagian tubuh bagian perifer.
B.
Reseptor-reseptor Sensorik
Sebagian besar aktivitas sistem saraf
diawali oleh pengalaman-pengalaman sensorik yang berasal dari reseptor
sensorik yaitu reseptor visual, reseptor auditorik, reseptor taktil
dipermukaan tubuh, atau macam-macam reseptor lainnya. Pengalaman sensorik dapat
menimbulkan reaksi segera, atau ingatan ini dapat disimpan dalam otak untuk
beberapa menit bahkan sampai beberapa tahun dan selanjutnya dapat membantu
menentukan reaksi tubuh di masa datang. Informasi akan masuk ke dalam sistem saraf pusat
melalui saraf-saraf perifer dan dihantarkan ke berbagai area sensorik.
1. Pembagian Motorik
Peran yang paling penting dari sistem
saraf adalah mengatur berbagai aktivitas tubuh, hal ini dapat dicapai melaui
penangaturan kontraksi otot rangka seluruh tubuh, kontraksi otot polos organ
dalam, dan sekrsi kelenjar ksokrin dan endokrin. Seluruh aktivitas ini disebut
fungsi motorik sistem saraf, sedangkan otot dan kelenjar disebut efektor karena
otot dan kelenjar bkerja berdasarkan perintah dari sinyal sarafnya.
2. Penyimpanan Informasi – Memori
Sebagian kecil dari informasi sensorik
yang penting dapat segera menimbulkan impuls motorik, sebagian besar akan
disimpan untuk masa datang untuk mengatur aktivitas motorik dan untuk
pengolahan berpikir. Sebagian besar penyimpanan ini terjadi di kortek serebri,
tetapi regio basal otak dan mungkin juga medula spinalis dapat juga menyimpan
sebagian kecil informasi. Penyimpanan informasi ini merupakan suatu proses yang
disebut sebagai memori.
3. Macam-macam sinaps – Kimia dan Listrik
Sinyal-sinyal saraf dijalarkan dari satu
neuron ke nuron lainnya melalui batas antar neuron yang disebut sinaps. Ada
dua macam sinaps yaitu sinaps kimia dan sinaps listrik. Pada sinaps kimia
neuron pertama yang menyekresi bahan kimia disebut neurotransmitter dan
akan bekerja pada reseptor protein dalam membran neuron berikutnya sehingga
neuron tersebut akan terangsang, menghambatnya atau mengubah sensitivitasnya
dalam berbagai cara. Sampai saat ini ditemukan lebih dari 40 substansi
transmiter, beberapa diantaranya adalah asetilkolin, norepinefrin, histamin,
GABA, glisin, serotinin dan glutamat.
Sebaliknya sinaps listrik ditandai
dengan adanya saluran langsung yang menjalarkan aliran listrik dari sel ke sel
lainnya. Kebanyakan saluran ini merupakan struktur tubuler protein kecil yang
disebut gap junction yang memudahkan pergerakan ion-ion secara bebas ke
bagian-bagian sel. Dalam sistem saraf pusat hanya ditemukan sedikit, sedangkan
pada otot viseral merupakan sarana untuk menjalarkan potensial aksi pada
serabut otot.
4. Sensasi Taktil
Dan Suhu
Sensasi raba umunya disebabkan
perangsangan reseptor taktil yang terdapat di kulit dan dalam jaringan tepat di bawah kulit dan dalan jaringan tepat
di bawah kulit, sensasi getaran disebabkan
oleh adanya perubahan pada jaringan yang lebih dalam, sensasi getaran
disebabkan oleh sinyal sensorik yang datang berulang-ulang, tapi beberapa
reseptor yang sama digunakan juga untuk rasa raba dan tekan khususnya reseptor yang beradaptasi
cepat.
Reseptor dingin dan reseptor panas
terletak di bawah kulit pada titik-titik yang berbeda dan terpisah-pisah dengan
diameter perangsangan kira-kira 1 mm. Gradasi termal dapat dibedakan oleh
paling sedikit tiga macam reseptor sensorik: reseptor dingin, hangat dan rasa
nyeri. Reseptor rasa nyeri hanya dirangsang oleh gradasi panas atau dingin yang
ekstrem. Indera suhu berespon terhadap perubahan suhu di samping dapat berespon
terhadap tingkat temperatur yang tetap.
5. Sensasi Somatik
Reseptor nyeri yang terdapat di kulit
dan jaringan lain semuanya merupakan ujung saraf bebas. Reseptor tersebar luas
pada permukaan superfisial kulit dan juga di jaringan dalam tertentu, misalnya
periosteum, dinding arteri, permukaan sendi, dan falks serta tentorium
tempurung kepala. Sebagian besar jaringan dalam lainnya tak begitu banyak dipersarafi
oleh ujung saraf rasa nyeri, namun setiap kerusakan jaringan yang luas dapat
saja bergabung sehingga pada daerah tersebut akan timbul tipe rasa nyeri pegal
yang lambat dan kronik.
Rasa nyeri dapat dirasakan melalui
berbagai macam rangsangan. Beberapa zat kimia yang merangsang nyeri meliputi
bradikinin, serotinin, histamin, ion kalium, asam, asetilkolin dan enzim
proteolitik, prostaglandin dan substansi P. substansi kimia penting untuk
perangsangan lambat, jenis rasa nyeri stelah cedera jaringan.
C.
Perubahan Sistem Saraf Pada Lansia
Perubahan dari sistem persarafan dapat
ditipicu oleh gangguan dari stimulasi dan inisiasi terhadap respon dan pertambahan usia. Pada lansia dapat diasumsikan terjadi respon yang
lambat yang dapat mengganggu performance
dalam beraktivitas. Kualitas performance pada lansia akan menurun
disebabkan antara lain oleh motivasi, kesehatan, dan pengaruh lingkungan.
Lansia
mengalami kemunduran dalam kemampuan mempertahankan posisi mereka dan
menghindari kemungkinan jatuh. Kemampuan mempertahankan posisi dipengaruhi oleh tiga fungsi yaitu:
1. Keseimbangan (Balance)
2. Postur tubuh
3. Kemampuan berpindah
Gangguan yang sering muncul pada lansia antara lain Dizzines,
lightheadedness dan vertigo.
1. Dizziness
Sistem saraf pusat mengintegrasi pesan
sensorik dari berbagai reseptor untuk menjaga keseimbangan dan pergerakan untuk
berinteraksi dengan obyek dan lingkungan. Orang yang tidak dapat menerima
informasi atau mengalami kegagalan mengintegrasi informasi secara tepat dapat
mengalami dizziness. Dizziness dapat dikategorikan menjadi:
a. Perasaan berputar, biasanya disebut vertigo yaitu
perasaan berputar. Biasanya berhubungan dengan gangguan sistem vstibular,
berlangsung spontan dapat disertai dengan nausea dan muntah.
b. Impending faint, dizziness menimbulkan sensasi
pandangan kabur yang biasanya disebabkan kurangnya suplai darah atau
nutrisi ke dalam otak, dapat juga timbul pada lansia dengan postural
hypotension, dapat disertai dengan dengingan di telinga, gangguan pandangan
dan diaporesis.
c. Disekuilibrium, kehilangan keseimbangan tanpa
abnormal sensasi pada kepala. Terjadi pada orang yang berjalan dan kehilangan
keseimbangan saat mereka duduk, biasanya karena gangguan kontrol sistem
motorik.
d. Vague lightheadedness, biasanya karena memiliki gangguan sensori multipel
seperti neuropati periperal,katarak, spondilosis servikal, dapat juga memiliki
gangguan gangguan vestibular dan fungsi auditori.
2. Sinkop
Sinkop disebabkan karena gangguan pada
baroreseptor pada leher atau perubahan pada aliran darah arteri sistemik.
Biasanya berhubungan dengan batuk, mikturisi atau hipotensi postural. Sinkop karena batuk biasanya terjadi pada
usia pertengahan sampai usia lanjut, terutama pada perokok, empisema dan
bronkhitis. Sinkop karena mikturisi karena bendungan urine yang banyak. Sinkop
karena hipotensi postural terjadi bila tekanan darah turun sebesar 20 mmHg atau
lebih yang terjadi pada saat seseorang secara tiba-tiba bangkit dari posisi
berbaring atau duduk. Pada lansia perlu ditekankan untuk bangkit secara perlahan
dari tpilet untuk mencegah terjadinya sinkop mikturisi, dan bangkir secara
perlahan dari tempat tidur atau kursi untuk menghindari sinkop karena hipotensi
postural.
3.
Hipotermi dan Hipertermi
Lansia memiliki resiko besar untuk
mengalami hipotermi atau hipertermi. Hipotermia terjadi bila suhu tubuh
mencapai 35oC atau kurang. Banyak penyebab dari hipotermi, biasanya
karena terpapar oleh lingkungan. Dapat juga disebabkan karena kurangnya
aktivitas fisik, isolasi sosial, usia karena berkurangnya lapisan lemak dan
jaringan subkutaneus, gangguan mekanisme termoregulasi, alkoholisme, diabetes,
penyakit kariovaskular dan serbrovaskular, dan infeksi. Pada lansia ditandai
dengan suhu tubuh turun, kulit dingin dan sianosis, suara serak, dan alur pikir
yang lambat.
Heat stroke merupakan masalah serius yang sering terjadi pada
lansia. Penyebabnya adalah gangguan fungsi termoregulasi yang mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh karena gangguan pada proses radiasi, konveksi dan
evaporasi. Gejala yang timbul biasanya sakit kepala, dizziness, kelemahan,
nausea, muntah dan elevasi suhu tubuh hingga 40oC atau lebih.
Hipertermi pada lansia biasanya diatasi dengan menggunakan air dingin dan mandi
dengan melakukan masase untuk mencegah vasokonstriksi periper.
4.
Gangguan tidur
Pada umumnya lansia memerlukan waktu
yang lama untuk tidur dan sering terbangun pada malam hari. Biasanya disebabkan
penurunan kemampuan utuk mencapai tidur yang dalam yang berhubungan dengan
beberapa faktor seperti nokturia, ansietas, dan gangguan psikologis. Lansia
biasanya mengalami “light sleepers” karena
gangguan pada saat transisi antara masa tidur dan masa wakefullness.
5.
Delirium
Delirum merupakan gangguan fungsi
intelektual karena kerusakan pada metabolisme otak. Biasanya ditandai dengan
menurunnya perhatian, disorganisasi dalam berpikir, disorientasi, gangguan
dalam mengingat, gangguan bicara,dan perubahan aktivitas motorik. Keadaan ini
dapat jatuh pada keadaan stupor atau koma, misinterpretasi, ilusi atau
halusinasi, ansietas, depresi, iritabel, marah apatis dan euporia. Etiologi
dari delirum antara lain gangguan
pemenuhan oksigen, substrat, kofaktor metabolik, penyakit organ seperti otak,
keracunan, gangguan keseimbangan cairan, ion, asm basa pada sel saraf.
6.
Demensia
Merupakan gangguan fungsi intelektual
yaitu kehilangan memori dan perubahan kepribadian. Penderita biasanya mengalami
gangguan dalam interaksi sosial, memecahkan masalah, mengingat, orientasi dan
berperilaku. Karakteristik dari demensia antara lain aphasia, agnosia dan
perubahan kepribadian.
Salah satu bentuk dari demensia pada lansia yang
sering terjadi adalah Azlheimers disease.
Alzheimer Disease
Penyebab dari penyakit ini belum diketahui.
Berbagai penyebab telah diduga, termasuk akibat defek gen, infeksi, kesalahan
tubuh dalam pembentukan, protein
(khususnya protein amiloid), dan terpapar racun atau factor-faktor di
lingkungan yang menyebabkan perubahan pada sel-sel saraf.
Melalui penelitian bertahun-tahun, terjadi berbagai
perubahan pada penderita Alzheimer:
- Perubahan di luar
- Seperti sel saraf yang mati mempengaruhi otak menjadi mengecil
- Area otak yang sering dipengaruhi adalah area kontrol yang memiliki banyak fungsi sel memori, berpikir logis dan kepribadian
- Area lain di otak dapat juga terpengaruh dan menunjuk kerusakan
- Area tersebut menjadi mengecil, ruang otak yang terisi cairan (ventrikel) menjadi lebar
- Perubahan mikroskopis
Struktur mikroskopis tertentu di sel saraf
(disebut serabut neurofibril) yang ditulis oleh psikiater Jerman Alois Alzheimer (1864-1915), yang
pertama menggambarkan gangguan ini, dan
diberi nama seperti namanya.
Perubahan mikroskopis lain juga ditemukan pada otak penderita, tetapi pola ini
menimbulkan gejala yang tidak diketahui
Apapun penyebabnya, Alzheimer diakibatkan kegagalan
penyebaran sel-sel saraf.
- Hubungan dengan pengantar kimia tertentu (substansi yang diperlukan untuk membantu perjalanan pesan melalui otak) akan tampak
- Sel saraf yang mati sering mengandung pengantar kimia yang disebut asetilkolin
- Tingkat terendah dari enzim kunci (kolin asetil transferase) yang diperlukan untuk pembentukan pengantar kimia yang telah ada di otak penderita Alzheimer
- Berbagai usaha untuk mengobati penyakit ini dengan pengobatan medis yang meningkatkan tingkat asetilkolin otak belum ada yang berhasil
- Tingkatan yang rendah dari pengantar kimia yang lain di otak (seperti serotinin dan norepinefrin) dapat juga mempengaruhi
Meskipun banyak
kasus yang terjadi secara spontan, 5%-10% kasus di dalam satu keluarga.
- Defek dari satu kromosom particular berhubungan dengan penyakit ini dalam beberapa kasus
- Kromososm ini terletak pada protein amiloid gen, seperti kromosom pada down syndrome juga menderita Alzheimer pada usia sekitar 40 tahun
- Perubahan di luar
- Seperti sel saraf yang mati mempengaruhi otak menjadi mengecil
- Area otak yang sering dipengaruhi adalah area kontrol yang memiliki banyak fungsi sel memori, berpikir logis dan kepribadian
- Area lain di otak dapat juga terpengaruh dan menunjuk kerusakan
- Area tersebut menjadi mengecil, ruang otak yang terisi cairan (ventrikel) menjadi lebar
- Perubahan mikroskopis
Struktur mikroskopis tertentu di sel saraf
(disebut serabut neurofibril) yang ditulis oleh psikiater Jerman Alois Alzheimer (1864-1915), yang
pertama menggambarkan gangguan ini, dan
diberi nama seperti namanya.
Perubahan mikroskopis lain juga ditemukan pada otak penderita, tetapi pola ini
menimbulkan gejala yang tidak diketahui
- Gejala
§
Progresi penyakit ini
lambat dan gradual. Alzheimer dapat terjadi tanpa dikeyahui selama
bertahun-tahun
§
Gejalanya sering
tertutupi oleh pekerjaan dan hubungan dengan teman-teman, keluarga dan rekan
kerja
§
Kehilangan memori yang
baru biasanya tampak pada awal penyakit ini
§
Masalah berbahasa,
berhitung, berpikir abstrak, berpendapat, dan kemampuan membuat keputusan
terjadi pada keadaan lanjut penyakit
§
Depresi, cemas,
perubahan kepribadian dan ketidak teraturan atau tingkah lakun yang tidak dapat
diprediksi dapat timbul
§
Delusi dan halusinasi
biasanya muncul pada penyakit yang sudah lanjut
Kapan Mencari Pelayanan Kesehatan
Anda dan keluarga anda bisa
menghubungi dokter saat gejala muncul dan anda tidak dapat mempertahankan
fungsi. Seringkali keluarga memberikan
perhatian yang berlebihan pada penderita. Dibutuhkan perawat rumah yang tetap,
kunjungan teratur dokter perlu dilakukan secara terus menerus.
Beberapa keparahan
mendadak pada keadaan mental merupakan
tanda adanya infeksi, stroke atau masalah jantung yang perlu perawatan untuk
meningkatkan fungsi secara keseluruhan. Sering anda tidak dapat
mengkomunikasikan gejala-gejala secara efektif. Alzheimer terutama dapat
merupakan efek perubahan dari keadaan
medis lain pada orang lanjut usia. Demam, perubahan status mental, nyeri dada
atau masalah pernafasan biasanya membutuhkan penanganan lansung ke unit gawat
darurat.
Uji dan Tes
Tidak ada tes tunggal
(berbeda dengan temuan abnormal dalam autopsy) dapat digunakan untuk
mendiagnosa Alzheimer.
Tanda-tanda yang memperkuat dugaan Alzheimer dapat termasuk
seperti di bawah ini:
§
Kondisi tersebut
muncul pada usia 40-90 tahun
§
Tidak terdapat
gangguan, biasanya terjadi pada keadaan sadar
§
Anda mungkin mempunyai
masalah dalam dua area berpikir, dengan gangguan memori yang progresif dan
fungsi-fungsi lain. Bahasa sering terganggu pada awalnya, dengan kesulitan
mengenali obyek dan menemukan kata-kata yang tepat, diikuti dengan masalah
dalam berbicara dan kebiasaan yang menimbulkan banyak sense. Biasanya diikuti
dengan kehilangan kemampuan bicara secara total pada tahap akhir.
§
Biasanya pada visual
atau ketidak teraturan spasial. Masalah dalam mengenali dan interpretasi
lingkungan melalui perasaan, bau, sentuhan, dan rasa dapat dijumpai, seperti
kesulitan dalam kemampuan bergerak
§
Gangguan mood biasanya terjadi pada tahap awal, dimana
depresi tampak pada 15-20% penderita
§
Pikiran delusional dan
masalah perilaku (seperti menuduh bahwa sesuatu yang dicintai telah dicuri atau
menangis tanpa sebab) tampak pada kira-kira setengah dari jumlah penderita
dengan tingkatan yang sama dalam proses penyakit
Melalui riwayat dan pemeriksaan fisik biasanya
progresif dapat diduga diagnosis pada penderita dengan gangguan kognitif.
Diagnosis formal dibutuhkan karena demensia (gangguan
mental) dapat ditemukan melalui cara:
¨ dilakukannya suatu pemeriksaan klinik
¨ tes formal status mental dapat dilakukan. Mini
Mental State Examination and Blessed Dementia Scale sebagai contoh. Tes ini
sudah distandarisasi dimana anda dapat menjawab pertanyaan yang akan mengetes
kemampuan berpikir dan mengingat
¨ tes dilakukan oleh neurologis atau neuropsikologis
(dokter dan psikologis spesialis gangguan system saraf)
Pertama, dokter anda (atau spesialis) melihat pada penyebab
yang dihubungkan dengan status mental dan demensia reversible:
- Seringkali dilakukan CT scan otak, terutama untuk penderita dengan gejala yang baru, dengan gejala yang tidak jelas, gejala dengan progesitas cepat, dengan riwayat trauma kepala, atau yang sudah menjalani tes yang menunjukkan penyebab lain dari gejala
- Tes laboratorium lain biasanya untuk screen untuk perawatan berbagai penyebab perubahan status mental
Masalah lain yang
akan dokter cari dan yang mungkin menjadi penyebab munculnya gejala dapat
meliputi hal-hal di bawah ini:
·
Hematom subdural
kronis – terkumpulnya darah antara otak dan tulang tengkorak dapat menekan otak
·
Pertumbuhan lambat
kanker frontal
·
Hidrosephalus –
masalah dengan cairan normal otak dan mengelilingi otak dan spinal cord (sering disebut cairan otak)
·
Masalah metabolisme –
penyakit hati, kekurangan vitamin B 12 atau kekurangan hormon tiroid
·
Efek samping
pengobatan terutama obat tidur , antidepresan, antihistamin, antipsikotik dan
antiansietas
·
Depresi dan gangguan
mental lain
·
Infeksi – seperti
syphilis kronis atau Creutzfeldt-Jacob Disease
·
Delirium – keadaan
gangguan kesadaran yang reversible (dapat disebabkan oleh racun,
gangguan otak berhubungan dengan masalah liver, infeksi, over dosis
alkohol)
·
Demensia lain –
seperti Pick Disease, multi-infarction dementia, Huntington disease dan Parkinson
disease
Penatalaksanaan:
Self-Care at Home
Perawatan rumah difokuskan pada bentuk bantuan
dalam aktivitas sehari-hari. Termasuk dengan bantuan tagihan bulanan, membantu
dalam berpakaian, atau menyediakan makanan. Beberapa asisten biasanya
dibutuhkan dalam beberapa bulan sampai tahun setelah diagnosis, namun hal itu
memang diperlukan untuk keamanan
penderita pada tahap lanjut penyakit.
Pengasuh harus memperhatikan secara dekat
perubahan mendadak keadaan mental karena Alzheimer yang menandai adanya
penyakit lain yang mungkin lebih berat untuk dikenali.
Medikasi
Alzheimer merupakan penyakit progresif, yang
berarti keadaan penderita semakin bertambah parah. Sayangnya tidak ada
pengobatan kuratif yang benar-benar berguna. Beberapa obat dapat meningkatkan
gejala dan fungsi pada penderita sewaktu-waktu, meskipun tidak membuat proses
awal penyakit menjadi progesif.
Obat-obat yang Disarankan
Tacrine (Cognex), donefezil (Aricept),
galanthamine (Reminyl), dan rivastigmine (Exelon) disetujui oleh US Food and
Drug Administration (FDA) untuk iguana oleh penderita Alzheimer. Obat-oabt
tersebut bekerja dengan mencegah pemecahan acetylcholine, zat kimia yang
diperlukan otak untuk berkomunikasi. Donepezil, galanthamine dan rivastigmine
secara signifikan lebih digunakan dari pada tacrine karena mempunyai efek
samping yang rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar