MAKALAH EPIDEMIOLOGI DALAM KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kesehatan menjadi masalah yang sangat penting di Negara Indonesia, baik itu penyakit menular ataupun tidak menular seperti HIV/AIDS, avian influenza, penyakit jantung, diabites mellitus, hypertensi, dan lain lain cenderung meningkat. Status kesehatan bangsa Indonesia secara berangsur-angsur bertambah baik. Hal ini bisa dilihat dengan menurunnya angka kematian dan angka kesakitan. Masalah kesehatan ini bisa diatasi dengan suatu ilmu yang mempelajari peristiwa dan distribusi semua masalah yang terkait dengan kesehatan dan faktor yang mempengaruhinya yaitu epidemiologi.
Dalam menggunakan konsep epidemiologi, sangat dibutuhkan kemampuan investigasi epidemiologi yang cukup, yang didukung oleh sistem pengumpulan data dan informasi berbasis bukti yang kuat serta tindakan penanggulangan yang tepat guna dan tepat waktu oleh masing-masing otoritas kesehatan.  Selain itu dibutuhkan fasilitas pelayan kesehatan (RS, Puskesmas). Sejumlah tenaga yang bekerja dalam tim epidemiologi untuk menggerakkan aksi kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep epidemiologi?
2. Bagaimana transmisi penyakit?
3. Berapa jumlah morbiditas dan mortalitas?
4. Bagaimana penelitian epidemiologi?
5. Bagaimana pengukuran epidemiologi?
6. Apakah peran perawat dalam epidemiologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep epidemiologi
2. Untuk mengetahui transmisi penyakit
3. Untuk mengetahui jumlah morbiditas dan mortalitas
4. Untuk mengetahui penelitian epidemiologi
5. Untuk mengetahui pengukuran epidemiologi
6. Untuk mengetahui peran perawat dalam epidemiologi

BAB II
KONSEP

2.1    Konsep Epidemiologi
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan faktor-faktor yang menentukan keadaan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian-kejadian pada kelompok penduduk tertentu. (Last, Beagehole et al,1993)
          Epidemiologi lebih difokuskan kepada frekuensi masalah kesehatan yaitu banyaknya masalah kesehatan (kesakitan, kecelakaan) pada sekelompok manusia, penyebaran masalah kesehatan,pengelompokkan masalah kesehaatn menurut keadaan tertentu, person(manusia), Place(tempat) dan Time(waktu), serta faktor-faktor yang mempengaruhi suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebarannya maupun penyebab timbulnya masalah kesehatan.
            Subjek dan objek epidemiologi terdiri dari masalah kesehatan ( penyakit menular, penyakit tidak menular, kecelakaan, bencana alam), masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia, dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan tesebut berupa Metode Lit epid (penyebab masalah dan timbulnya masalah kesehatan).
            Epidemiologi akan menggambarkan penyakit secara komprehensif dan dinamis, tidak hanya mencakup wabah tetapi juga antara periode terjadinya wabah secara sporadis dan endemis. Tingkat kematian, kesakitan, ketidakmampuan, dan status kesehatan masyarakat lebih diperhatikan dalam melakukan penelitian epidemiologi.
            Kegunaan Studi Epidemiologi (Brownson and Petiti, 1998) antara lain : menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan (agent, host, dan lingkungan) sebagai dasar (ilmiah) untuk tindakan penyakit, kecelakaan (injury) dan promosi kesehatan, menentukan penyebab utama kesakitan, kecacatan, dan kematian untuk menetapkan prioritas tindakan dan riset, mengidentifikasi kelompok penduduk risiko tinggi dari suatu penyakit, sehingga tindakan dapat segera diprioritaskan, mengevaluasi efektifitas program-program kesehatan dan upaya pelayanan dalam rangka peningkatan kesehatan penduduk.
                       
Pendekatan epidemiologi yaitu :
a)     Epidemiologi Deskriptif yang mempelajari frekuensi, distribusi & perkembangan masalah kesehatan pada populasi, meliputi :
·      WHAT (penyakit, masalah kesehatan), WHO (Umur, Sex, Etnis, Status kawin, pekerjaan), WHERE (Lokal, Nasional, Internasional), WHEN(Sporadis, Endemis, Epidemis, Pandemi) & WHY (Kenapa ada masalah/penyakit)
·      TIME dipengaruhi oleh : keberadaan penyebab pada waktu tertentu, perubahan lingkungan, perubahan kriteria dan alat diagnosis serta kemajuan IPTEK, perubahan pada penyakit karena usaha pencegahan & penanggulangan.
·      PLACE dipengaruhi oleh : iklim dan geografi, flora dan fauna, penyebaran dan kepadatan penduduk, sistem pelayanan kesehatan, agama, adat istiadat.
·      PERSON dipengaruhi oleh : genetika tetap (jenis kelamin, ras), biologik (umur, status gizi, kehamilan), perilaku individual (agama, kepercayaan, mobilitas), sosial-ekonomi (pekerjaan, status perkawinan, pendidikan).
·      HOST (Umur, Sex, Pendidikan, Pekerjaan)
·      AGEN (Bakteri, Parasit, Virus, Keturunan)
·      ENVIRONTMEN (Fisik, Biologik, Sosio-ekonomi)

b)     Epidemiologi Analitik yang mempelajari faktor-faktor yg menentukan distribusi hubungan sebab akibat masalah kesehatan .
·      Studi intervensi / experimental
Perbedaan Clinical dengan Community
Spesifikasi
Klinis
Masyarakat
Populasi
Tempat
Alat

Cara Diagnose

Terapi
Individu
RS, PUSKEMAS, Klinik
Alat medis, Physical diagnos
Anamnesis Laboratorium
Obat, Rawat
Radiologi
Masyarakat
Desa, Kecamatan
Epidemiologi Biostatistik
Pengumpulan data
Kesakitan / kematian

Imunisasi, Suluh, Sanitas

            Istilah dalam masalah kesehatan :
a.    Epidemi      : masalah kesehatan pada daerah tertentu.
b.    Pandemi     : epidemi dengan penyebarannya meluas.
c.    Endemi       : keadaan dimana masalah kesehatan frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu lama.
d.   Sporadik     : Masalah kesehatan pada wilayah tertentu dimana frekuensi berubah-ubah menurut perubahan waktu.
e.       Wabah        : kejadian berjangkitnya suatu penyakit dalam masyarakat dengan jumlah penderita meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu, serta dapat menimbulkan malapetaka.

2.2    Transmisi Penyakit
Transmisi penyakit dikenal juga dengan penularan penyakit yang merupakan suatu mekanisme dimana penyebab penyakit ditularkan dari seseorang kepada orang lain atau dari reservoir ke hospes baru. Mekanisme penularan yang paling sering terjadi adalah melalui beberapa organ tubuh. Ada beberapa cara transmisi penyakit yaitu :
a)      Kontak
Kontak terbagi atas dua, kontak langsung (cenderung terjadi di daerah perkotaan karena jumlah penduduk yang padat), kontak tidak langsung (melalui benda-benda yang terkontaminasi)
b)       Inhalasi merupakan penularan melalui udara atau pernafasan. Penyakitnya sering disebut “air borne infection”.
c)      Melalui asupan makanan => penyakit saluran pencernaan, dimana dapat dibagi lagi menjadi : Water Borne Disesase (Air), Port D’entry nya mulut & kulit, Food Borne Disease (makanan), Milkborne Disease (susu).
d)     Infeksi dapat ditularkan melalui tangan, makanan atau minuman.
e)      Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang yang menembus kulit, gigitan vector (malaria) dan melalui luka (tetanus).
f)       Infeksi melalui plasenta yaitu infeksi melalui plasenta ibu yang menderita penyakit ketika mengandung misalnya, syphilis dan toxoplasmosis.
Menurut John Bordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga komponen penyakit yaitu Manusia (Host), penyebab (Agent) dan lingkungan (Enviromet). Suatu penyakit dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antar ketiga komponen tersebut. Model ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad epidemiologi yang menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran agent (yakni mikroba) mudah diisolasikan dengan jelas dari lingkungan.
Triad Epidemiologi

2.3    Morbiditas dan  Mortalitas
Morbiditas
Semua gangguan pada fungsi dan struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit. Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka Insidensi dan Angka Prevalensi.
Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun. Pada masyarakat Indonesia terdapat beberapa hal yang sering mengakibatkan kematian seperti degenerasi organ vital, status penyakit, Bunuh diri, Kecelakaan, Pembunuhan, Bencana Alam.

2.4    Penelitian Epidemiologi
Penelitian epidemiologi dapat dilakukan dengan cara :
a)      Penelitian Eksperimental yaitu intervensi atau perlakuan khusus pada obyek yang diteliti baik secara keseluruhan sampel atau secara randomisasi (eksperimental murni), atau dapat juga dilakukan secara non randomisasi (eksperimental semu).
b)      Penelitian observasional dapat dilihat dari peristiwa secara alami tanpa ada perlakuan khusus terhadap kelompok yang diteliti.
c)      Penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui jumlah kasus baru dan lama dalam periode tertentu dengan Who, When dan Where. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui sifat kejadian tersebut dalam masyarakat serta kecenderungannya untuk masa mendatang.
d)     Penelitian analitik dapat dilakukan dalam mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya.
Ø  Cross sectional study merupakan penelitian penyakit dan penyebab atau faktor resiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati hubungan antara faktor resiko dengan akibat yg terjadi berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu dalam waktu yang bersamaan, ditanya masalahnya (akibat) sekaligus penyebabnya (faktor resikonya).
Ø  Case controle study, didasarkan pada kejadian penyakit yang sudah ada sehingga memungkinkan untuk menganalisa dua kelompok tertentu yakni kelompok kasus yangg menderita penyakit atau terkena akibat yang diteliti, dibandingkan dengan kelompok yang tidak menderita atau tidak terkena akibat.
Ø  Cohort study yaitu penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan sekelompok penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok penduduk yang diamati merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni yang terpapar dan yang tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor penyebab.

2.5  Pengukuran Epidemiologi
1. Incidence Rate
Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.
                         Jumlah kasus baru suatu penyakit selama periode tertentu
Incidence Rate = ------------------------------------------------------------------ x 1000
                                     Populasi yang mempunyai resiko

2. Attack Rate
Jumlah penderita baru suatu  penyakit yang ditemukan pada suatu saat  dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.
                          Jumlah kasus selama epidemi
Attack Rate = --------------------------------------------- x 1000
                    Populasi yang mempunyai resiko-resiko

3. Prevalence Rate
Prevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.
                            Jumlah kasus-kasus penyakit yang ada pada satu titik waktu
Prevalence Rate = ------------------------------------------- x 1000
                                Jumlah penduduk seluruhnya

4. Period Prevalence
Digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.
                              Jumlah kasus penyakit selama periode
Period Prevalence = ---------------------------------------------- x 1000
                             Penduduk rata-rata dari periode tersebut
                                         (mid period population)

5. Crude Death Rate (CDR)
                             Jumlah kematian di kalangan penduduk
                                      di suatu daerah dalam 1 tahun
Crude Death Rate = ---------------------------------------------- x 1000
                                Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan
                                  tahun, di daerah & tahun yang sama)

6. Age Specific Death Rate (Angka Kematian pada Umur Tertentu)
Sebagai contoh : age specific death rate pada golongan umur 20-30 tahun
                                            Jumlah kematian antara umur 20-30 tahun
                                                di suatu daerah dalam waktu 1 tahun
Age Specific Death Rate = ----------------------------------------------------- x 1000
                                          Jumlah penduduk berumur antara 20-30 tahun
                                                    pada daerah dan tahun yang sama

7. Cause Disease Specific Death Rate (Angka Kematian Akibat Penyakit Tertentu)
Sebagai contoh kematian karena TB :
                                                            Jumlah kematian karena TBC di
                                                              1 daerah dalam waktu 1 tahun
Cause (TB) Specific Death Rate = ------------------------------------------------ x 1000
                                                       Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan
                                                       tahun) pada daerah dan tahun yang sama

2.6  Peran perawatan dalam epidemiologi
Perawat sebagai tenaga kesehatan memiliki peranan yang sangat penting dalam epidemiologi, hal ini dapat dilihat dalam penerapan community health nursing (CHN) atau keperawatan kesehatan masyarakat, yang merupakan ilmu pengetahuan epidemiologi sebagai alat meneliti dan mengobservasi pada pekerjaan dan sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur riset epidemiologi.
Metode epidemiologi dapat digunakan sebagai standard kesehatan, disajikan sebagai alat untuk memperkirakan kebutuhan masyarakat. Kemudian metode epidemiologi juga dapat digunakan untuk melakukan monitoring perubahan status kesehatan masyarakat, evaluasi pengaruh program pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Perawat menggunakan hasil riset/studi epidemiologi sebagai informasi awal dalam membuat kerangka acuan untuk perencanaan dan evaluasi program intervensi masyarakat, mendeteksi segera dan pengobatan penyakit, serta meminimalkan kecacatan, karena riset epidemiologi dapat memunculkan badan pengetahuan (body of knowledge) termasuk riwayat asal penyakit, pola terjadinya penyakit, dan faktor-faktor resiko tinggi terjadinya penyakit. Adapun program yang dapat dilakukan perawat berdasarkan riset epidemiologi adalah Program utama pencegahan difokuskan pada menjaga jarak perantara penyakit dari host/tuan rumah yang rentan, pengurangan kelangsungan hidup agent, penambahan resistensi host dan mengubah kejadian hubungan host, agent, dan lingkungan. Kedua, program mengurangi resiko dan screening, ketiga : strategi mencegah pada pribadi perawat dengan body of knowlwdge yang berasal dari riset epidemiologi, sebagai dasar untuk pengkajian individu dan kebutuhan kesehatan keluarga dan intervensi perencanaan perawatan.



BAB III
STUDI KASUS

3.1 Kasus Pengukuran insiden dan Prevalen
1.      Pada suatu daerah dengan populasi penduduk 15.000 orang ditemukan 9 orang menderita diabetes dalam periode satu tahun. Berapa ’insidence rate’ di daerah tersebut?
IR=
9
x1000=0,6
14991
2.      Suatu daerah terdapt dua keluarga yang mengalami TBC. Dari 10 anggota keluarga A, hanya 1 orang yang menderita TB untuk pertama kali, dua bulan kemudian 5 orang terdiagnosa penyakit yang sama dan 1 orang dinyatakan kebal pada penyakit tersebut. Pada keluarga B, terdiri dari 8 orang anggota keluarga dimana terdapt 2 orang yang menderita TB untuk pertama kalinya, dua bulan kemudian 1 orang juga dinyatakan kebal terhadap penyakit ini. Berapa angka ’attact rate’ dan ’secondary attact rate’ pada kasus diatas?
AR=
9
x1000=1285,7
7
SAR=
6
x1000=400
(18-3)
3.      2000 wanita dengan usia 55 tahun melakukan ’check up’ kesehatan dan ditemukan 100 wanita mengalami tekanan darah tinggi.
Berapa ’prevalence rate’ pada wanita yang mengalami tekanan darah tinggi?
PR=
100
x1000=50
2000


4.      Suatu kantor dengan jumlah karyawan sebanyak 1000 orang, 100 diantaranya tidak masuk kantor sejak 2 bulan yang lalu karena flu babi, dan selanjutnya pada hari ini 150 orang terpaksa pulang juga karena mengalami gejala-gejala flu babi. Berapa angka ’periode prevalence rate’ pada kasus di atas?
Periode PR=
250
x1000=250
1000


5.      Suatu sekolah dengan murid sebanyak 200 orang kemaren 10 orang menderita penyakit gigi dan hari ini 5 orang. Berapa angka ’point prevalence rate’ pada kasus diatas?
Point PR=
15
x1000=75
200





3.2 Penelitian Epidemiologi Kohort dan Case Control
Kasus 1 :
Suatu penelitian menemukan dari 649 pria menderita kanker paru sebanyak 647 pria punya riwayat merokok. Diandingkan dengan 624 pria tidak merokok, ditemukan 622 pria yang tidak menderita kenker paru.
Jawaban pertanyaan:
1.   Kasus diatas termasuk dalam penelitian “case-control” karena dalam kasus ini diketahui penyakit yang akan diteliti yaitu kanker paru, kemudian dalam penelitian tersebut baru ditelusuri apakah kebiasaan merokok merupakan penyebabab kanker paru atau tidak.
2.   Kelompok yang akan diteliti dalam kasus ini adalah:
-    Kelompok case (kasus) yaitu kelompok orang yang sakit, atau terpajan penyakit
-    Kelompok control (control) yaitu kelompok yang mempunyai potensi terpajan oleh faktor risiko yang sama dengan kelompok kasus
3.    Jumlah sampel adalah 1273 orang
4.   Keterangan dalam tabel
Pengalaman khusus

Case
Control
Jumlah
Positif
647
2
649
Negatif
2
622
624
Jumlah
649
624
1273

5.      Intrepretasi data
Berdasarkan table diatas maka jumlah kelompok case adalah 649 orang dan control adalah 624 orang. 647 orang yang memiliki riwayat merokok menderita kanker paru, 2 oarang yang tidak memiliki riwayat merokok menderita kanker paru, 2 orang yang memiliki riwayat merokok tidak menderita kenker paru, dan 622 orang yang tidak memiliki riwayat merokok tidak menderita kanker patu. Maka dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki riwayat meroko berpotensi besar intuk menderita kanker paru

Kasus 2 :
Suatu penelitian dilakukan anrata tahun 1968-1974 kepada 10.000 wanita untuk melihat hubungan antara kontrasepsi oral dengan tromboembulus vena. Dari hasil penelitian ditemukan 90 orang wanita mengalam penyakit tromboembulus vena 30 orang wanita menggunakan kontrasepsi oral. Sementara dari 9910 orang wanita yang tidak mengalami penyakit tromboembulus vena, hanya 7440 orang wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi oral.
Jawaban pertanyaan:
1.      Kasus diatas termasuk dalam penelitian “Kohort” karena dalam kasus ini telah diketahui terlebih dahulu penyebabnya yaitu penggunaan alat kontrasepsi oral,kemudian baru ditelusuri akibat dari penggunaan tersebut, apakah pengguna mengidap penyakit tromboembulus vena atau tidak
2.      Kelompok yang akan diteliti dalam kasus ini adalah:
-    Kelompok Terpajan/terpapar yaitu kelompok yang terserang sakit, atau terpajan penyakit
-    Kelompok Tidak terpajan/tidak terpapar yaitu Kelompok yang tidak terserang penyakit
3.      Jumlah sampel adalah 10.000 orang
4.      Keterangan dalam tabel
Pemajanan

Sakit
Tidak sakit
Jumlah
Positif (trpajan)
30
2470
2500
Negatif (g trpjn)
60
7440
7500
Jumlah
90
9910
10.000

5.      Intrepretasi data
Berdasarkan table diatas maka jumlah kelompok terpajan adalah 2500 orang dan tidak terpajan adalah 7500 orang. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunakan alat kontrasepsi oral bukan merupakan penyabab utama penyakit tromboembolus pada wanita.


DAFTAR PUSTAKA

Azrul Aswar (1999). Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Binarupa Akasara.
Bambang Sutrisna (1994). Pengantar Metoda Epidemiologi. Jakarta: Dian Rakyat.
Beaglehole, Bonita (1997). Dasar – dasar Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
 Bhisma Murti (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
 Bustan MN (2002). Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
 Eko Budiarto (2003). Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC.
 Noor Nasri Noor (2000). Dasar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta
 Thomas C. Timmreck, PhD. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta: EGC.