KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb
Alhamdulillah puji syukur kita
kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat dan berkahnya sampai
sekarang. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik, insyaAllah.
Dalam tugas ini akan dibahas sebuah
kasus yang berhubungan dengan gangguan metabolisme tepatnya mengenai penyakit
“Sirosis Hepatis”
Hal ini penting dilatih dan
dipelajari agar perawat dapat membuat langkah-langkah asuhan keperawatan dengan
baik dan benar sesuai dengan diagnosa yang berhasilkan ditegakkan.
Kasus yang dibahas dalam tugas ini
akan menjabarkan langkah-langkah membuat asuhan keperawatan dengan mengangkat
beberapa diagnosa keperawatan sesuai dengan panduan NANDA. Selain itu juga
melampirkan tujuan yang akan dicapai dan tindakan yang dilakukan dengan panduan
NOC dan NIC
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan tugas ini. Semoga
contoh kasus ini dapat menjadi contoh dalam membuat asuhan keperawatan. Dan
melatih perawat agar lebih terampil dalam mendokumentasikan segala tindakan.
Penulis juga mengharapkan saran dan
kritik yang membangun agar nantinya penulis bisa memperbaiki tugasnya dan
nantinya dapat membuat asuhan keperawatan yang lebih baik lagi.
Padang,
15Agustus 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seorang perawat dalam menjalankan tugasnya sebagai
pemberi pelayanan kesehatan harus terampil dalam menuliskan segala dan
tindakan, perencanaan dan pengkajian yang dia lakukan tidak hanya memiliki
kecakapan dalam komunikasi tetapi juga kepandaian dalam menuliskan asuhan
keperawtan yang ia berikan.
Kurangnya pendokumentasian membuat kita tidak
memiliki cukup bukti jika terjadi suatu kecelakaan yang berhubungan dengan
klien yang kita rawat dan tindakan yang kita lakukan. Hal ini membuat kita
mudah sekali menjadi pihak yang disalahkan dalam permasalahan tersebut
Selanjutnya kesalahan dalam menuliskan asuhan
keperawatan yang diberikan akan membuat kesalahan berlanjut bagi asuhan
keperawatan yang berikutnya. Karena asuhan keperawatan yang diberikan sekarang
akan berpengaruh pada asuhan keperawatan selanjutnya.
Hal inilah yang mendorong mahasiswa untuk belajar
dan berlatih membuat asuhan keperawatan secara tertulis dengan studi kasus yang
dibuat dengan manifestasi klinis, penyebab, tanda dan gejala sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
1.2. Tujuan
a. Mampu
menuliskan asuhan keperawatan yang diberikan sesuai dengan panduan NAND-
NOC-NIC
b. Mampu
menganalisis data yang diperoleh
c. Mudah
menetapkan diagnosa, perencanaan, dan tindakan yang dilakukan dalam asuhan
keperawatan
d. Melatih
berfikir kritis dalam setiap permasalahan yang muncul dari pihak yang
membutuhkan perawatan
BAB II
PEMBAHASAN
KASUS
Tn. Edi, berusia
45 tahun mendatangi sebuah rumah sakit pada tanggal 9 Agustus 2011. Bapak tersebut
datang dengan keluhan :
1.
Pembengkakan perut bagian kanan atas selama 1 bulan
2. Badan terasa letih, lemah, lesu sejak 1 bulan yang lalu
3. Terjadi penurunan berat badan
4. Tidak nafsu makan, mual dan muntah
5. Telapak tangan merah
6. Terjadi pembengkakan pada kaki sejak 15 hari yang lalu
7. Perubahan pada pengeluaran tinja
8. Mata dan kulit menguning sejak 15 hari yang lalu
2. Badan terasa letih, lemah, lesu sejak 1 bulan yang lalu
3. Terjadi penurunan berat badan
4. Tidak nafsu makan, mual dan muntah
5. Telapak tangan merah
6. Terjadi pembengkakan pada kaki sejak 15 hari yang lalu
7. Perubahan pada pengeluaran tinja
8. Mata dan kulit menguning sejak 15 hari yang lalu
9.
Perut terasa cepat kenyang, terasa penuh dan tegang
Tn. Edi memiliki
riwayat penyakit kuning dan ia merupakan alkoholik dan perokok. Diagnosa medis
yang dapat ditegakkan adalah Sirosis Hepatis.
Pengkajian Kesehatan Menurut Fungsional
Gordon
1.
Pola
Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Dalam
kesehariannya, Tn. Edi memiliki kebiasaan merokok sebanyak 2 bungkus/hari, dan
dia juga sering minum alkohol . Ketika merasakan sakit di perutnya, dia selalu
mengkonsumsi obat promag (obat maag) yang di belinya dari warung terdekat tanpa
anjuran dari dokter. Hal ini dilakukannya karena ia berangapan bahwa sakit yang
ia derita adalah maag. Dalam riwayat kekeluargaan, hanya dia yang pernah
menderita penyakit kuning. Alasan Tn. Edi datang kerumah sakit karena merasakan
nyeri di abdomen yang naik hingga ke ulu hati.
Dia berharap ketika datang ke rumah sakit maka akan mendapatkan perawatan
yang maksimal dari para medis sehingga bisa mengurangi nyeri dan menyembuhkan
penyakitnya.
2.
Nutrisi dan Metabolik
a. Diet atau mengonsumsi suplemen khusus : tidak ada
b. Tidak pernah mendapatkan intruksi diet sebelumnya
c. Nafsu makan menurun dan sering mual, tidak terdapat kesulitan dalam menelan
d. Terjadi perubahan berat badan selama 6 bulan , namun tidak dapat terkaji
e. Tidak ada riwayat maslah kulit/penyembuhan dan pantangan atau alergi
f. Mulai terjadi pembengkakan dan rasa sakit pada perut bagian kanan atas
g. Tn. Edi hanya menghabiskan 3 sendok makan dalam 1 porsi makanan
h. intake cairan menurun kurang dari 8 gelas per hari
a. Diet atau mengonsumsi suplemen khusus : tidak ada
b. Tidak pernah mendapatkan intruksi diet sebelumnya
c. Nafsu makan menurun dan sering mual, tidak terdapat kesulitan dalam menelan
d. Terjadi perubahan berat badan selama 6 bulan , namun tidak dapat terkaji
e. Tidak ada riwayat maslah kulit/penyembuhan dan pantangan atau alergi
f. Mulai terjadi pembengkakan dan rasa sakit pada perut bagian kanan atas
g. Tn. Edi hanya menghabiskan 3 sendok makan dalam 1 porsi makanan
h. intake cairan menurun kurang dari 8 gelas per hari
3.
Eliminasi
a. Kebiasaan
defakasi : 1xsehari , dengan warna yang agak kehitaman
b. Konsistensi
tinja : lunak
c.
Kebiasaan berkemih :
< 5x / hari, tidak menggunakan alat bantu , warna pekat
seperti
teh.
d.
Terjadi perubahan pada
pengeluaran tinja
4. Aktifitas dan Latihan
Semua aktivitas sehari-hari dalam pemenuhan
kebutuhannya, Tn. Edi masih memerlukan bantuan dari keluarga. Karena saat ini Tn. Edi merasakan lemah dan
di tambah dengan nyeri yang masih terasa sehingga belum bisa beraktifitas. Tn.
Edi juga jarang melakukan olahraga. TD : 120/70 , suhu : 37,4 C, nadi : 84 x
/menit, Pernafasan : 20x/menit
5. Tidur dan Istirahat
- Tn. Edi merasa tidurnya kurang efektif dan kurang nyenyak
- Sering terbangun di malam hari
- Pola istirahat yang tidak teratur , dan diperkirakan hanya memiliki waktu tidur selama 5 jam/ hari.
- Merasa nyeri ketika mau tidur sehingga sering tidak nyaman ketika tidur dan mengalami ketidakefektifan dalam waktu istirahat dan tidur.
6. Kognitif – Persepsi
- Memiliki kemampuan menulis dan membaca
- Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah dan bahasa indonesia
- Pendengaran dan penglihatan masih dalam batas normal
- Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan memahami dengan baik
- Tidak di temukannya sensitivitas terhadap dingin, dan panas.
f. Ketidaknyamanan
yang disebabkan : nyeri kronik, nyeri (seperti tertusuk-tusuk naik ke ulu hati)
g. Mata
ikteris, konjungtiva enemis
h. Dalam
keadaan sadar (compos mentis)
i.
Edema pada dorsalis
pedis
7. Persepsi diri – Konsep diri
- Tn. Edi merasa tidak nyaman dengan kondisi dia sekarang, merasa cemas akan penyakitnya, rendah diri karena yang selama ini bisa melakukan aktivitas sendiri, setelah mendapatkan penyakit menjadi tidak berdaya.
- Tn. Edi terbebani dengan biaya rumah sakit ketika ia dirawat akan membutuhkan biaya yang relatif mahal.
8. Peran – Hubungan
Tn. Edi memiliki usaha grosiran, dan grosiran
tersebut di tutup karena saat ini, dia lagi dirawat. Tn. Edi saat ini sangat
dekat dengan keluarga intinya, selalu menceritakan masalahnya dengan istri dan
melakukan metode musyawarah dengan pengambilan keputusan bersama dalam
keluarga. Tn. Edi tidak memiliki kegiatan sosial.
9. Seksulaitas dan Reproduksi
Tn. Edi tidak dapat melakukan
hubungan seks seperti biasanya, karena ia merasa tidak nyaman dan nyeri
dibagian perutnya.
10. Koping – Toleransi stres
- Tn. Edi selalu mendapatkan apa yang ia inginkan
- Dalam jangka panjang , tidak ada cita-cita yang akan dicapai
- Menurut istri, Tn. Edi termasuk suami yang tidak pemarah, penyayang dan tenang.
- Tidak pernah mengonsumsi obat penenang atau semacamnya
11. Keyakinan – Nilai
- Agama yang dianut Tn. Edi adalah agama islam.
- Tn. Edi memiliki pantangan terhadap makanan dan minuman sesuai dengan keyakinan yang dianut
- Lingkungan sosial Tn. Edi kurang kondusif untuk mengurangi kebiasaan merokok dan minum alkohol
Diagnosa
Keperawatan Menurut Analisis Data
Analisa Data
|
Diagnose Berdasarkan
NANDA
|
DS :
a) klien mengatakan tidak ada nafsu makan dan mual
b) Klien mengatakan tidak pernah mendapatkan instruksi
diet
c) Klien mengatakan adanya rasa sakit pada perut bagian kanan
atas
DO :
a) Jumlah makanan yang dimakan tidak sesuai anjuran (
hanya menghabiskan 3 sendok makan dalam satu porsi makan )
b) Terjadi penurunan berat badan
|
Gangguan
keseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia dan gangguan saluran pencernaan
|
DS :
a) Klien mengatakan terjadi pembengkakan pada kaki sejak
15 hari yang lalu
DO :
a) Edema pada tungkai
b) Asites
c) Kulit klien ikteris (kuning)
|
Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan
kerusakan status imunologi, edema, dan nutrisi yang buruk
|
DS :
a) Klien mengatakan kelelahan
b) Klien mengatakan nyeri yang mengakibatkan belum bisa
beraktivitas
c) Klien mengatakan jarang melakukan olahraga
DO :
a) Lemah dan lesu
b) Semua aktivitas klien sehari-hari dibantu oleh keluarga
|
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan secara umum dan penurunan massa otot
|
DS
:
a) Klien
mengeluh sakit pada bagian abdomen sebelah kanan atas seperti tertusuk-tusuk
naik ke ulu hati
DO
:
a) Pembengkakan
perut bagian kanan atas
b) Perut
terlihat tegang dan keras bila diraba di bagian kanan atas
c) Kesulitan
tidur karena menahan sakit/nyeri
|
Nyeri
kronik berhubngan dengan kerusakan hati/gangguan fisiologi
|
Perencanaan dan
Intervensi Asuhan Keperawatan Menurut NOC-NIC
Diagnosa
Keperawatan
|
NOC
(Kriteria
Evaluasi yang diharapkan)
|
NIC
(Intervensi)
|
Gangguan integritas
kulit yang berhubungan dengan kerusakan status imunologi, edema, nutrisi yang
buruk
|
1. Temperatur
suhu tubuh dalam batas normal
2. Warna
kulit dalam batas yang diharapkan ( tidak kuning & kemerahan )
3. Kulit
utuh ( tidak ada luka atau lecet )
4. Tekstur
kulit dalam batas yang diharapkan
5. Ketebalan
kulit dalam batas yang diharapkan
6. Perfusi
jaringan dalam batas yang diharapkan.
7. Mengurangi
edema
|
Intervensi:
ü Menjaga
Integritas Jaringan Kulit dan Membran Mukosa
Aktivitasnya:
1. Memeriksa
kulit dan membran mukosa dari kemerahan, edema, atau kekeringan
2. Mengamati
warna kulit dan suhu kulit
3. Catat
perubahan kulit dan membran mukosa
4. Jaga
pakaian klien agar tidak terlalu ketat dan tebal
5. Periksa
infeksi terutama wilayah yang edema
6. Periksa
sumber tekanan dan pergesekan
7. Atur
posisi bagian yang mengalami edema dengan menaikan posisinya.
|
Gangguan keseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia dan gangguan
saluran pencernaan
|
1. Asupan
nutrisi mencukupi
2. Asupan
makanan dan cairan mencukupi
3. Asupan
makanan dan ciran ke dalam mulut sesuai kebutuuhan
4. Asupan
kalori, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, zat besi dan kalsium tercukupi
5. Berat
badan meningkat
6. Pasien
mengungkapkan secara verbal telah kembali berenergi
|
ü Memberikan
atau membantu dengan asupan makanan dan cairan yang seimbang
Aktivitasnya:
1. Membantu
pasien dengan menanyakan apakah ia mempunyai alergi terhadap makanan
2. Memastikan
pasien memakan makanan yang sesuai dengan kebutuhannya
3. Memberikan
asupan kalori sesuai dengan kebutuhan tubuh serta aktifitas
4. Memberikan
peningkatan asupan zat besi pada makanan sesuai kebutuhan
5. Memberikan
peningkatan asupan protein dan vitamin C pada makanan sesuai kebutuhan
|
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara umum dan
penurunan massa otot
|
1. Warna
kulit dalam keadaan normal
2. Kecepatan
berjalan pada kaki normal
3. Tolaransi
pada saat naik tangga baik
4. Kekuatan
baik
5. Aktivitas
dalam sehari-hari mampu dikerjakan
6. Kemampuan
berkomunikasi saat beraktivitas berat bisa tercapai
|
ü Memperbaiki
respon terhadap penggunaan energy, perpindahan tubuh, meliputi kehendak atau
keinginan aktivitas biasa
Aktivitasnya:
1.
Memantau masukan nutrisi
untuk memastikan sumber energy yang adekuat
2. Memantau
pola tidur dan kuantitas tidur
3. Memantau
lokasi dari ketidaknyamanan/nyeri selama beraktifitas
4. Melakukan
penilaian pada jadwal istirahat
5. Memantau
bukti dari kelelahan secara fisik dan emosional
6. Dukung
alternative priode aktivitas dan istirahat
|
Nyeri kronik berhubngan dengan kerusakan hati /gangguan fisiologi
|
1. Mengenal
faktor yang menyebabkan nyeri
2. Mengurangi
ukuran dan frekuensi nyeri nyeri
3. Dapat
menggunkan obat analgesic yang tepat
4. Laporan
tentang rasa nyeri berkurang sesuai ungkapan verbal dari klien
5. Melihat
tanda berbahaya untuk memberi perawatan
|
ü Meringankan
nyeri atau mengurangi nyreri menuju tingkat nyaman yang diterima oleh klien
Aktivitasnya
:
1. Kaji
dan catat karakteristik, lokasi, durasi dan frekuensi nyeri
2. Tentukan
faktor predisposisi dan presipitasi nyeri
3. Kaji
efek nyeri terhadap gaya hidup klien dan kebiasaan makan
4. Ajarkan
klien menggunakan analgesic secara mandiri (sering narkotik) atau obat lain
sesuai instruksi
5. Gunakan
metode mengontrol nyeri tanpa memakai obat untuk meningkatkan relaksasi
seperti teknik distrasi, imaginasi dan relaksasi otot progresif
6. Kaji
respon klien terhadap pengawasan nyeri (alat ukur), dan rujuk pada
penatalaksanaan klinik nyeri kronis, jika diindikasikan
|
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang terdiri dari proses
pengkajian, diagnosa, perencanaan,
intervensi, dan evalusi tidak hanya dipraktekkan tapi juga dijabarkan secara
tertulis. Seorang perawat tidak hanya terampil dalam berkomunikasi tapi juga
mampu menjadi penulis yang baik sesuai dengan pedoman yang telah ada.
Menyelesaikan suatu kasus sesuai dengan asuhan
keperawatan, mengajarkan kita menjadi perawat yang tidak hanya mengarang dan
mengira-ngira kondisi yang terjadi pada klien. Tapi sesuai dengan pedoman yang
telah jelas dan tepat mengidentifikasi kondisi yang terjadi pada klien
Data yang telah dikumpulakan dari berbagai sumber
harus kita analisa dan identifikasi dengan tepat agar dapat memunculkan
diagnosa dan tindakan yang tepat. Sehingga mempercepat penyembuhan kondisi
klien.
Asuhan keperawatan yang diberikan dapat berubah
kapan saja sesuai respond an kebutuhan klien. Maka jadilah perawat yang
menguasai berbagai tindakan keperawatan dengan melatihnya mengerjakan kasus-kasus
yang telah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kondisi sebenarnya.
3.2. Saran
Belajar
mengerjakan kasus seperti ini sangat melatih kita, sebelum kita diterjunkan
secara langsung di rumah sakit. Maka dari itu perbanyaklah membuat kasus dengan
analisa yang tepat lalu identifikasi data yang ada sehingga membiasakan kita
untuk berfikir kritis dalam setiap permasalahan yang muncul.
DAFTAR PUSTAKA
NANDA (Nursing Diagnoses Definition and Classification), 2009-2011
NOC (Nursing Outcome Classification), second edition
NIC (Nursing Interventions Classification), second edition
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi. Ed. 6. Jakarta. EGC