I.
DEFINISI
Glomerulonefritis
adalah gangguan pada ginjal yang ditandai reaksi inflamasi dan/ atau lesi
nekrosis dalam glomerulus, biasanya karena respon imunologis.
II.
ETIOLOGI
Glomerulonefritis
disebabkan karena reaksi antigen antibodi sekunder dari infeksi Streptocoocus
Beta Hemolitikus Tipe A melalui saluran pernapasan dan kulit serta sering
menyebabkan faringitis dan impetigo (pada kulit).
III.
PATOFISIOLOGI
Produk
Streptococcus menstimulasi sirkulasi antibodi dan menghasilkan endapan kompleks
di glomerulus menyebabkan cedera pada ginjal. Lalu terjadinya proliferasi
seluler ( peningkatan produksi sel endotelial yang melapisi
glomerulus),infiltrasi leukosit ke glomerulus, dan penebalan membran filtrasi
glomerulus atau membran basal menghasilkan jaringan parut dan kehilangan
permukaan penyaring. Pada glomerulonefritis akut ginjal mengalami pembengkakan,
membesar, dan kongestif. Pada banyak pasien, antigen dari luar tubuh(medikasi,
serum asing) mengawali proses, menyebabkan pengendapan kompleks di glomerulus.
· MANIFESTASI
KLINIS
Akut
:
v Sakit kepala
v Edema wajah
v Malaise
v Nyeri panggul
v Hipertensi
v Nyeri tekan di
sudut costovertebrependarahan hidung, stroke, kejang mendadak
Kronik
:
v Kehilangan berat
badan dan kekuatan badan
v Peningkatan
iritabilitas dan banyak berkemih malam hari
v Gangguan
pencernaan
v Kulit kuning
keabu-abuan, edema perifer & periorbital
v Tekanan darah
naik atau normal
v Anemia
v Kardiomegali,
irama gallop
v Bunyi krekel pada
paru
v Neuropati
perifer, hilang refleks tendon
v Perikarditis
v Konfusi
· KOMPLIKASI
v Infeksi
v Gagal ginjal
v Anemia
v Hipertensi
enselopati
v Gagal jantung
kongestif
v Edema pulmoner
IV.
PENATALAKSANAAN
Tujuan
untuk melindungi fungsi ginjal dan menangani komplikasi yang tepat, dapat
dilakukan :
v Jika diduga
terdapat infeksi streptococcus sisa maka diberi penisilin
v Tirah baring
selama fase akut sampai urin berwarna jernih dan kadar BUN, kreatinin dan
tekanan darah kembali normal.
v Diet protein
dibatasi jika terjadi insufisiensi renal dan retensi nitrogen
v Natrium dibatasi
jika hipertensi, edema dan gagal jantung kongestif
v Agen diuretik dan
antihipertensi untuk hipertensi
v Kabohidrat diberi
secara bebas untuk menyediakan energi dan mengurangi katabolisme protein
v Berikan cairan
untuk mengatasi kehilangan cairan dan berat badan harian, bernafas, dari
saluran cerna
Untuk
penatalaksanaan yang kronik :
v Jika terjadi
hipertensi, berikan natrium untuk menurunkan tekanan darah dan batasi cairan
v Berikan gizi
tinggi protein
v Jika edema berat
pasien harus tirah baring
v Pantau berat
badan dan beri diuretik untuk mengurangi kelebihan cairan
v Masukan natrium
dan cairan disesuaikan dengan kemampuan ginjal
V.
WOC
ASUHAN
KEPERAWATAN
- PENGKAJIAN
· RIWAYAT KESEHATAN
DAHULU
Klien
mengatakan pernah menderita infeksi saluran nafas atas, infeksi laring dan infeksi kulit.
Klien
mengatakan perut membengkak
· RIWAYAT KESEHATAN
SEKARANG
v Hematuria
v Proteinuria
v Oedema
v Oligouria
v Hipertensi
v Demam
v nadi meningkat
v mual, muntah
v nafsu makan menurun
v ureum dan kreatinin meningkat
v Hb menurun
v Albumin menurun
v Kelelahan
v Nyeri tekan di seluruh sudut costovertebral
v Mudahnya terjadi lesi dan urtikaria
v Berat badan menurun
v Frekuensi nafas meningkat
· RIWAYAT KESEHATAN
KELUARGA
v Anggota keluarga
ada yang menderita glomerulonefritis sebelumnya
- PEMERIKSAAN FISIK
Nyeri
tumpul pada panggul
Sakit
kepala
Demam
ringan
Kelelahan
Anoreksia
Mual,
muntah
Peningkatan
tekanan darah
Urine
tdp : eritrosit, serpihan,protein dan terjadi nokturia
Azotemia
Edema
:di wajah pada pagi hari, pergelangan kaki di malam hari, di retina
Kelebihan
beban sirkulasi
Retensi
natrium dan air
Dispnea
Edema
paru, bunyi krekels
- PEMERIKSAAN PENUNJANG
· DIAGNOSTIK
IVP /
Pielogram Retrograd
Biopsi
ginjal
Kultur
darah dan tenggorok
Antigen
hepatitis B
Imunoelektroforesis
serum dan urine
Tes
fungsi Pulmoner , EKG
Pemerikasaan
sinar-X dada (terlihat pembesaran jantung dan edema pulmoner)
· LABOR
Ekskresi
protein urine
Proteinuria
BUN
serum meningkat
Komplemen
serum menurun
Hiperkalemia
Asidosis
metabollik karena sekresi asam ginjal dan ketidakmampuan untuk regenerasi
bikarbonat
Serum
fosfor meningkat
Kalsium
serum meningkat
hipermagnesium
LED meninggi
Hb menurun karena
hipervolemia
Oliguria , berat jenis
meninggi
Hematuria
Albumin (+),eritrosit
(++),leukosit (+)
Hipoalbuminemia
akibat kehilangan protein
Titer
antistreptolisin meningkat
Ureum
dan Kreatinin serum meningkat
- RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
: Intoleransi aktivitas b.d. kelelahan
DS
:
o
Klien mengatakan lelah saat beraktivitas
o
Klien mengatakan adanya nyeri di bagian punggung belakang
DO :
o
Hematuria
o
Hipertensi
o
Hb menurun
o
Proteinuria
o
albumin menurun
Intervensi
|
Rasional
|
Kurangi
intensitas, frekuensi dan lamanya aktifitas (melakukan aktifitas atau
perawatan diri bertahap yang dapat ditoleransi)
|
Mengurangi
resiko penigkatan kelelahan dan resiko cedera serta memberikan bantuan hanya
sebatas kebutuhan yang akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktifitas
|
Kaji respon
pasien terhadap aktifitas, perhatikan frekuensi nadi, perhatikan keletihan
yang berlebihan
|
Membantu
mengkaji respon fisiologi terhadap stress aktifitas
|
Instruksikan
pasien tentang teknik penghematan energi
|
Mengurangi
penggunaan energi
|
Berikan nutrisi
adekuat dan suplemen Fe
|
Meningkatkan
kadar Hb
|
Ajarkan pasien
teknik mengurangi rasa nyeri dengan teknik relaksasi dan perubahan posisi
tubuh
|
Teknik
relaksasi dan memposisikan pasien dengan tepat dapat mengurangi rasa nyeri
|
Diagnosa
: kelebihan volume cairan b.d. retensi natrium dan air serta disfungsi ginjal
DS :
o
klien mengatakan urinennya sedikit
o
klien mengatakan nafasnya sesak
DO :
o
terlihat udema pada wajah klien
o
oliguria
o
hipertensi
o
frekuensi nafas meningkat
Intervensi
|
Rasional
|
Pertahankan
volume cairan stabil (monitor intake dan output)
|
Jumlah cairan
yang masuk dan keluar harus sama. Keseimbangan menunjukan kebutuhan evaluasi
lebih lanjut.
|
Timbang berat
badan, bandingkan dengan pemasukan dan pengeluaran
|
Berat badan
adalah indikator akurat status volume cairan
|
Monitor tekanan
darah tiap 4 jam , awasi nadi , hipertensi
|
Peninggian
menunjukan hiper volemia yang berpotensi gagal jantung kongestif atau udema
paru
|
Pembatasan
natrium sesuai program
|
Hipernatremia
dapat terjadi yang menunjukan efek pengenceran dari kelebihan volume cairan
|
Diagnosa
: perubahan gangguan perfusi jaringan kardiopulmoner b.d. risiko krisis hipertensi
DS :
o
klien mengatakan kepalanya sakit
o
klien mengatakan jantungnya kadang berdencang kuat kadang
lemah
DO :
o
terdapat takikadi , bradikardi
o
klien terlihat menurun kesadarannya
o
adanya peningkatan TD
Intervensi
|
Rasional
|
Pantau dan
lapor tanda dan gejala klinis hipertensi (hipertensi, takikardi, bradikardi,
kacau mental, penurunan tingkat kesadaran, sakit kepala, mual, muntah,
kejang, disritmia)
|
Dengan
diketahui tanda dan gejala hipertensi lebih cepat akan memudahkan tindakan
pencegahannya
|
Pantau TD dan
FJ tiap 4 jam;lapor TD sistolik >160 dan TD diastolik > 90 pada dokter
|
Pemantauan
Setiap 4 jam supaya TD dan FJ
terkontrol; tanda dimulainya hipertensi berat dan penyakit gagal
jantung kongestif
|
Kaji
keefektifan obat antihipertensi
|
Respons terhadap
terapi obat tergantung pada individu dan sinergis obat. Karena efek samping
obat, sehingga penting untuk menggunakan obat dalam jumlah paling sedikit dan
dosis paling rendah
|
Pertahankan
tempat tidur dengan posisi rendah dan pagar tempat tidur terpasang
|
Mengurangi
ketidaknyamanan dan menurunkan rangsang simpatis
|
Daftar pustaka
Donges, Marilynn
E. 1999. Rencana asuhan keperawatan pedoman untuk
perencanaan
dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia
Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 1995. Patofisiologi: Konsep
klinis
proses-proses penyakit. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne
C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner &
Suddarth vol. 3. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar