DEFINISI
Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit
neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak.
Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap
arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau
terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma)(Lynda Juall Carpenito,
1995).
Menurut WHO. (1989) Stroke adalah
disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul
secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak
yang terganggu.
Etiologi
Beberapa keadaan
dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :
1. Thrombosis Cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti di
sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan
tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan gejala
neurologis seringkali memburuk pada 48 jam sete;ah thrombosis.
Beberapa keadaandibawah ini dapat
menyebabkan thrombosis otak :
a.
Atherosklerosis
Atherosklerosis adalah
mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas
dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam.
Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut :
- Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
- Oklusi
mendadak pembuluh darah karena terjadi
thrombosis.
-.Merupakan tempat terbentuknya thrombus,
kemudian melepaskan kepingan thrombus (embolus)
- Dinding
arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan.
b. Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit meningkat
dapat melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
2. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang
terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung
cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini
dapat menimbulkan emboli :
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease.(RHD)
b. Myokard infark
c. Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai
bentuk pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan
sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri,
menyebabkan terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.
3. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau
intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau kedalam
jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan
hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah
kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan
pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan membengkak,
jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin
herniasi otak.
Penyebab perdarahan otak yang
paling lazim terjadi :
a. Aneurisma
Berry,biasanya
defek kongenital.
b. Aneurisma
fusiformis dari atherosklerosis.
c. Aneurisma
myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
d. Malformasi
arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga
darah arteri langsung masuk vena.
e. Ruptur
arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
4. Hypoksia Umum
a. Hipertensi
yang parah.
b. Cardiac
Pulmonary Arrest
c. Cardiac
output turun akibat aritmia
5. Hipoksia setempat
a. Spasme
arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.
b. Vasokontriksi
arteri otak disertai sakit kepala migrain.
FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor
resiko stroke dapat dikelompokan sebagai berikut ::
1. Akibat
adanya kerusakan pada arteri, yairtu usia, hipertensi dan DM.
2. Penyebab
timbulnya thrombosis, polisitemia.
3. Penyebab
emboli MCI. Kelainan katup, heart tidak teratur atau jenis penyakit jantung
lainnya.
4. Penyebab
haemorhagic, tekanan darah terlalu tinggi, aneurisma pada arteri dan penurunan
faktor pembekuan darah (leukemia, pengobatan dengan anti koagulan )
5. Bukti-bukti
yang menyatakan telah terjadi kerusakan
pembuluh darah arteri sebelumnya : penyakit jantung angina, TIA., suplai
darah menurun pada ektremitas.
Kemudian ada
yang menunjukan bahwa yang selama ini dianggap berperan dalam meningkatkan
prevalensi stroke ternyata tidak ditemukan
pada penelitian tersebut diantaranya, adalah:
1. Merokok,
memang merokok dapat merusak arteri tetapi tidak ada bukti kaitan antara
keduanya itu.
2. Latihan,
orang mengatakan bahwa latihan dapat mengurangi resiko terjadinya stroke. Namun
dalam penelitian tersebut tidak ada bukti yang menyatakan hal tersebut
berkaitan secara langsung. Walaupun
memang latihan yang terlalu berat dapat menimbulkan MCI.
3. Seks
dan seksual intercouse, pria dan wanita mempunyai resiko yang sama terkena
serangan stroke tetapi untuk MCI jelas pria lebih banyak daripada wanita.
4. Obesitas.
Dinyatakan kegemukan menimbulkan resiko yang lebih besar, namun tidak ada bukti
secara medis yang menyatakan hal ini.
5. Riwayat
keluarga.
Klasifikasi:
1.Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu :
a. Stroke
Haemorhagi,
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
b. Stroke
Non Haemorhagic
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari.
Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder . Kesadaran umummnya baik.
2. Menurut perjalanan penyakit atau
stadiumnya:
a. TIA
( Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis setempat yang terjadi selama
beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan
spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. Stroke
involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis
terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau
beberapa hari.
c. Stroke
komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen .
Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA
berulang.
Patofisiologi
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.
Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
oleh pembuluh darah yang tersumbat.
Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada gangguan lokal
(thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan
umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Atherosklerotik
sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap ortak, thrombus dapat berasal
dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada area yang stenosis,
dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Thrombus dapat pecah
dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Thrombus
mengakibatkan ;
1. Iskemia
jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.
2. Edema
dan kongesti disekitar area.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area
infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang
sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan
perbaikan,CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi
perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis
diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding
pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa
infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi
aneurisma pembuluh darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral, jika
aneurisma pecah atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur
arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah.. Perdarahanintraserebral yang
sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit
cerebro vaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia
cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk
jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit.
Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah
satunya cardiac arrest.
Pathofisiologi Stroke
Oklusi
Penurunan perfusi jaringan cerebrI
Iskemi
Hipoksia
Metebolisme anaerob Nekrosis jaringan otak aktifitas elektrolit
terganggu
Volume Cairan bertambah
Asam laktat Pompa Na dan K gagal
meningkat
Na dan K influk
Edema
cerebral Retensi air
TIK meningkat
Perbedaan antara infark dan
perdarahan otak sebagai berikut :
Gejala(anamnesa)
|
Infark
|
Perdarahan
|
Permulaan
Waktu
Peringatan
Nyeri Kepala
Kejang
Kesadaran menurun
|
Sub akut
Bangun pagi
+ 50% TIA
-
-
Kadang sedikit
|
Sangat akut
Lagi aktifitas
-
+
++
+++
|
Gejala Objektif
Koma
Kaku kuduk
Kernig
pupil edema
Perdarahan Retina
Pemeriksaan Laboratorium
Darah pada LP
X foto Skedel
Angiografi
CT Scan.
|
Infark
+/-
-
-
-
-
-
+
Oklusi, stenosis
Densitas berkurang
|
Perdarahan
++
++
+
+
+
+
Kemungkinan pergeseran glandula
pineal
Aneurisma
AVM. massa intra hemisfer/vasospasme.
Massa intrakranial densitas bertambah.
|
Perbedaan perdarahan Intra
Serebral (PIS) dan Perdarahan Sub Arachnoid (PSA)
Gejala
|
PIS
|
PSA
|
Timbulnya
Nyeri Kepala
Kesadaran
Kejang
Tanda rangsangan Meningeal.
Hemiparese
Gangguan saraf otak
|
Dalam 1 jam
Hebat
Menurun
Umum
+/-
++
+
|
1-2 menit
Sangat hebat
Menurun sementara
Sering fokal
+++
+/-
+++
|
Jika dilihat bagian hemisfer yang
terkena tanda dan gejala dapat berupa:
1. Stroke
hemisfer Kanan
a.Hemiparese sebelah kiri tubuh.
b.Penilaian buruk
c.Mempunyai
kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan terjatuh ke sisi yang
berlawanan tersebut.
2. Stroke
yang Hemifer kiri
- Mengalami hemiparese kanan d. Disfagia global
- Perilaku lambat dan sangat hati-hati e. Afasia
- Kelainan bidang pandang sebelah kanan. F. Mudah frustasi
Pemeriksaan
Diagnostik
1. Rontgen
kepala dan medula spinalis 4. Angiografi
2. Elektro
encephalografi 5.
Computerized Tomografi Scanning ( CT. Scan)
3. Punksi
lumbal 6.
Magnetic Resonance Imaging
Penatalaksanaan
Stroke
Untuk mengobati
keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut
1. Berusaha menstabilkan
tanda-tanda vital dengan :
a. Mempertahankan
saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang sering,
oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
b. Mengontrol
tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha memperbaiki hipotensi
dan hipertensi.
3.
Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4.
Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai
kateter.
5.
Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus
dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan
latihan-latihan gerak pasif.
Pengobatan
Konservatif
1. Vasodilator
meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara percobaan, tetapi maknanya
:pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
2. Dapat
diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
3. Anti
agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan
agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama
adalah memperbaiki aliran darah serebral
:
1. Endosterektomi
karotis membentuk kembali arteri karotis , yaitu dengan membuka arteri karotis
di leher.
2. Revaskularisasi
terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh
pasien TIA.
3. Evaluasi
bekuan darah dilakukan pada stroke akut
4. Ugasi
arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi
komplikasi , komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan
dengan immobilisasi ; infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan,
konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan
dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi, deformitas dan
terjatuh
3. Berhubungan
dengan kerusakan otak : epilepsi dansakit kepala.
4. HidrocephalusY
Prioritas
Keperawatan
1. Meningkatkan
perfusi serebri dan oksigenasi yang adekuat.
2. Mencegah
dan meminimalkan komplikasi dan kelumpuhan permanen.
3. Membantu
pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Memberikan
dukungan terhadap proses mekanisme jkoping dan mengintegrasikan perubahan
konsep diri.
5. Memberikan
informasi tentang proses penyakit, prognosis, pengobatan dan kebutuhan
rehabilitasi.
Tujuan
Akhir keperawatan
1. Meningkatnya
fungsi serebral dan menurunnya defisit neurologis.
2. Mencegah/meminimalkan
komplikasi.
3. Kebutuhan
sehari-hari terpenuhi baik oleh dirinya maupun orang lain.
4. Mekanisme
koping positip dan mampu merencanakan keadaan setelah sakit
5. Mengerti
terhadap proses penyakit dan prognosis.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
- Perfusi jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otak
- Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan b.d faktor biologis
- Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler, kerusakan persepsi sensori, penurunan kekuatan otot.
- Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak.
- Sindrom defisit self-care: b.d kelemahan, gangguan neuromuskuler, kerusakan mobilitas fisik
- Risiko infeksi b.d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasif
- Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan dan keterbatasan kognitif
- Gangguan eliminasi BAB b/d imobilisasi
- Gangguan menelan berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler otot menelan
- Risiko trauma/injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
RENPRA STROKE
NO
DX
|
DIAGNOSA
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
1
|
Perfusi
jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otak
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan …… jam diharapkan perfusi jaringan efektif dg
KH:
·
Perfusi jaringan cerebral: Fungsi neurology meningkat, TIK dbn, Kelemahan
berkurang
·
Status neurology: Kesadaran
meningkat, Fungsi motorik
meningkat, Fungsi persepsi
sensorik meningkat., Komunikasi kognitif meningkat, Tanda vital stabil
|
Peningkatan perfusi serebral
·
Kaji kesadaran klien
·
Monitor status
respirasi
·
Kolaborasi
obat-obatan untuk memepertahankan status hemodinamik.
·
Monitor laboratorium
utk status oksigenasi: AGD
Monitor neurology
·
Monitor pupil:
gerakan, kesimetrisan, reaksi pupil
·
Monitor
kesadaran,orientasi, GCS dan status memori.
·
Ukur vital sign
·
Kaji peningkatan
kemampuan motorik, persepsi sensorik ( respon babinski)
·
kaji tanda-tanda
keadekuatan perfusi jaringan cerebral
·
Hindari aktivitas yg
dapat meningkatkan TIK
·
Laporkan pada dokter
ttg perubahan kondisi klien
|
2
|
Ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
pemasukan b.d faktor biologis
|
Setelah dilakukan askep .. jam
terjadi peningkatan status nutrisi dg KH:
·
Mengkonsumsi nutrisi yang adekuat.
·
Identifikasi kebutuhan nutrisi.
·
Bebas dari tanda malnutrisi.
|
Managemen nutrisi
·
Kaji pola makan klien
·
Kaji kebiasaan makan klien dan makanan
kesukaannya
·
Anjurkan pada keluarga untuk meningkatkan
intake nutrisi dan cairan
·
kelaborasi dengan ahli gizi tentang kebutuhan
kalori dan tipe makanan yang dibutuhkan
·
tingkatkan intake protein, zat besi dan vit c
·
monitor intake nutrisi dan kalori
·
Monitor pemberian masukan cairan lewat
parenteral.
Nutritional terapi
§
kaji kebutuhan untuk pemasangan NGT
§
berikan makanan melalui NGT k/p
§
berikan lingkungan yang nyaman dan tenang
untuk mendukung makan
§
monitor penurunan dan peningkatan BB
§
monitor intake kalori dan gizi
|
3
|
Kerusakan mobilitas fisik b.d
kerusakan neuromuskuler, kerusakan persepsi sensori, penurunan kekuatan otot.
|
Setelah dilakukan Askep …. jam diharapkan terjadi peningkatan
mobilisasi, dengan criteria:
Level mobilitas:
·
Peningkatan fungsi dan kekuatan otot
·
ROM aktif / pasif meningkat
·
Perubahan pposisi adekuat.
·
Fungsi motorik meningkat.
·
ADL optimal
|
Latihan : gerakan sendi (ROM)
·
Kaji kemampuan klien dalam melakukan mobilitas
fisik
·
Jelaskan kepada klien dan keluarga manfaat
latihan
·
Kolaborasi dg fisioterapi utk program latihan
·
Kaji lokasi nyeri/ ketidaknyamanan selama
latihan
·
Jaga keamanan klien
·
Bantu klien utk mengoptimalkan gerak sendi
pasif manpun aktif.
·
Beri reinforcement ppositif setipa kemajuan
Terapi latihan : kontrol otot
·
Kaji kesiapan klien utk melakukan latihan
·
Evaluasi fungsi sensorik
·
Berikan privacy klien saat latihan
·
kaji dan catat kemampuan klien utk keempat
ekstremitas, ukur vital sign sebelum dan sesudah latihan
·
Kolaborasi dengan fisioterapi
·
Beri reinforcement ppositif setipa kemajuan
|
4
|
Kerusakan komunikasi verbal b.d
penurunan sirkulasi ke otak.
|
Setelah dilakukan askep …. jam,
kemamapuan komunitas verbal meningkat,dg criteria:
Kemampuan komunikasi:
·
Penggunaan isyarat
·
nonverbal
·
Penggunaan bahasa tulisan, gambar
·
Peningkatan bahasa lisan
Komunikasi : kemampuan penerimaan.
·
Kemampuan interprestasi meningkat
|
Mendengar aktif:
·
Kaji kemampuan berkomunikasi
·
Jelaskan tujuan interaksi
·
Perhatikan tanda nonverbal klien
·
Klarifikasi pesan bertanya dan feedback.
·
Hindari barrier/ halangan komunikasi
Peningkatan komunikasi: Defisit bicara
·
Libatkan keluarga utk memahami pesan klien
·
Sediakan petunjuk sederhana
·
Perhatikan bicara klien dg cermat
·
Gunakan kata sederhana dan pendek
·
Berdiri di depan klien saat bicara, gunakan
isyarat tangan.
·
Beri reinforcement positif
·
Dorong keluarga utk selalu mengajak komunikasi
denga klien
|
5
|
Sindrom defisit self-care: b.d
kelemahan, gangguan neuromuskuler, kerusakan mobilitas fisik
|
Setelah dilakukan askep … jam,
self-care optimal dg kriteria :
·
Mandi teratur.
·
Kebersihan badan terjaga
·
kebutuhan sehari-hari (ADL) terpenuhi
|
Self-care assistant.
·
Kaji kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan
sehari – hari
·
Sediakan kebutuhan yang diperlukan untuk ADL
·
Bantu ADL sampai mampu mandiri.
·
Latih klien untuk mandiri jika memungkinkan.
·
Anjurkan, latih dan libatkan keluarga untuk
membantu memenuhi kebutuhan klien sehari-hari
·
Berikan reinforcement positif atas usaha yang
telah dilakukan klien.
|
6
|
Risiko infeksi b.d imunitas
tubuh primer menurun, prosedur invasif
|
Setelah dilakukan askep … jam tidak terdapat faktor risiko infeksi pada klien dengan KH:
·
Tidak ada tanda-tanda infeksi
·
status imune klien adekuat
·
V/S dbn,
·
AL dbn
|
Konrol infeksi :
·
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
lain.
·
Pertahankan teknik isolasi.
·
Batasi pengunjung bila perlu.
·
Intruksikan kepada keluarga untuk mencuci
tangan saat kontak dan sesudahnya.
·
Gunakan sabun anti miroba untuk mencuci
tangan.
·
Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan.
·
Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat
pelindung.
·
Pertahankan lingkungan yang aseptik selama
pemasangan alat.
·
Lakukan dresing infus, DC setiap hari.
·
Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
·
berikan antibiotik sesuai program.
Proteksi terhadap infeksi
·
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal.
·
Monitor hitung granulosit dan WBC.
·
Pertahankan teknik aseptik untuk setiap
tindakan.
·
Pertahankan teknik isolasi bila perlu.
·
Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap
kemerahan, panas.
·
Dorong istirahat yang cukup.
·
Monitor perubahan tingkat energi.
·
Dorong peningkatan mobilitas dan latihan.
·
Instruksikan klien untuk minum antibiotik
sesuai program.
·
Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan
gejala infeksi.
·
Laporkan kecurigaan infeksi.
|
7
|
Kurang pengetahuan keluarga
tentang penyakit dan perawatannya b/d
kurang paparan dan keterbatasan kognitif
|
Setelah dilakukan askep … jam
pengetahuan keluarga klien meningkat dg KH:
·
Keluarga menjelaskan tentang
penyakit, perlunya pengobatan
dan memahami perawatan
·
Keluarga kooperativedan mau kerjasama saat
dilakukan tindakan
|
Mengajarkan proses penyakit
·
Kaji pengetahuan keluarga tentang proses
penyakit
·
Jelaskan tentang patofisiologi penyakit dan
tanda gejala penyakit
·
Beri gambaran tentaang tanda gejala penyakit
kalau memungkinkan
·
Identifikasi penyebab penyakit
·
Berikan informasi pada keluarga tentang
keadaan pasien, komplikasi penyakit.
·
Diskusikan tentang pilihan therapy pada
keluarga dan rasional therapy yang diberikan.
·
Berikan dukungan pada keluarga untuk memilih
atau mendapatkan pengobatan lain yang lebih baik.
·
Jelaskan pada keluarga tentang persiapan /
tindakan yang akan dilakukan
|
8
|
Gangguan eliminasi BAB berhubungan dengan imobil
|
Setelah dilakukan askep .. jam pasien tdk
mengalami konstipasi dg KH:
· Pasien mampu BAB lembek tanpa kesulitan
|
Konstipation atau impaction management
·
Monitor tanda dan gejala konstipasi
·
Monitor pergerakan usus, frekuensi, konsistensi
·
Identifikasi diet penyebab konstipasi
· Anjurkan pada pasien untuk makan
buah-buahan dan makanan berserat tinggi
· Mobilisasi bertahab
· Anjurkan pasien u/ meningkatkan intake
makanan dan cairan
· Evaluasi intake makanan dan minuman
·
Kolaborasi
medis u/ pemberian laksan kalau perlu
|
9
|
Gangguan menelan berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler otot menelan
|
sete lah dilakukan askep ... jam status menelan pasien dapat berfungsi
|
Mewasdai aspirasi
·
monitor tingkat kesadaran
·
monitor status paru-paru
·
monitor jalan nafas
·
posisikan 30-400
·
berikan makan / NGT jika memungkinkan
·
hindari memberikan makan peroral jika terjadi
penurunan kesadaran
·
siapkan peralatan suksion k/p
·
tawarkan makanan atau cairan yang dapat dibentuk
menjadi bolus sebelum ditelan
·
potong makanan kecil-kecil
·
gerus obat sebelum diberikan
·
atur posisi kepala 30-450 setelah makan
Terapi menelan
·
Kolaborasi dengan tim dalam merencanakan rehabilitasi
klien
·
Berikan privasi
·
Hindari menggunakan sedotan minum
·
Instruksikan klien membuka dan menutup mulut untuk
persiapan memasukkan makanan
·
Monitor tanda dan gejala aspirasi
·
Ajarkan klien dan keluarga cara memberikan makanan
·
Monitor BB
·
Berikan perawatan mulut
·
Monitor
hidrasi tubuh
·
Bantu untuk mempertahankan intake kalori dan
cairan
·
Cek mulut adakah sisa makanan
·
Berikan makanan yang lunak.
|
10
|
Risiko trauma/injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
|
Setelah
dilakukan askep … jam terjadi peningkatan Status keselamatan Injuri fisik Dg
KH :
·
Klien dalam posisi yang aman dan bebas dari injuri
·
Klien
tidak jatuh
|
Manajemen kejang
·
monitor posisi tidur klien
·
Pertahankan kepatenan jalan nafas
·
Beri oksigen
·
Monitor status neurologi
·
Monitor vital sign
·
Catat lama dan karakteristik kejang (posisi
tubuh, aktifitas motorik, prosesi kejang)
·
Kelola medikasi sesuai order
Manajemen lingkungan
·
Identifikasi kebutuhan keamanan klien
·
Jauhkan benda yang membahayakan klien
·
pasang bed plang
·
Sediakan ruang khusus
· Berikan lingkungan tenang
· Batasi pengunjung
·
Anjurkan pada keluarga untuk menunggu/berada
dekat klien
|
3 komentar:
lanjotken pak perawat
ilmu yang sangat bermarfaat
Terimakasih min buat ilmunya
Posting Komentar