A. PENGERTIAN
Bronkiolitis adalah suatu sindrom
obstruksi bronkiolitis yang sering diderita bayi atau anak berumur kurang dari
2 tahun, paling sering pada usia 6 bulan.
B. ETIOLOGI
Sebagian besar disebabkan oleh respiratori syncytial virus
(50%). Penyebab lain. Penyebab lainnya adalah influenza virus, eaton agent
(mycoplasma pneumonia), adeno virus dan beberapa virus lain.
C. PATOLOGI
Pada bronkiolus ditemukan obstruksi
parsial atau total karena edema dan akumulasi mucus serta eksudat yang liat.
Didinding bronkus dan bronkiolus terdapat infiltrate sel radang. Radang juga dijumpai pada
peribronkial dan jaringan interstitial. Obstruksi bronkiolus menimbulkan
empisema dan obstruksi total menimbulkan atelektasis.
D. PROGNOSIS
Anak biasanya dapat mengatasi serangan tersebut dalam
waktu sesudah 48-72 jam. Mortalitas kurang dari 1%. Anak dapat meninggal karena
apnea yang lama, asidosis respiratorik yang tidak terkoreksi atau karena
dehidrasi.
E. GAMBARAN KLINIK
Bronkiolitis biasanya didahului oleh :
- Infeksi saluran nafas bagian atas, disertai dengan batuk pilek beberapa hari, biasanya tanpa disertai kenaikan suhu atau hanya subfebril.
- Anak sesak nafas makin lama makin hebat, pernafasan dangkal dan cepat, disertai serangan batuk.
- Terlihat juga pernafasan cuping hidung disertai retraksi intercostals dan suprasternal, anak menjadi gelisah dan sianotik.
- Pada pemeriksaan ada suara perkusi hipersonor, eksperium memanjang disertai dengan wheezing.
- Ronki nyaring halus kadang-kadang terdengar pada akir atau permulaan eksperium.
- Pada keadaan yang berat sekali , suara pernafasan hamper tidak terdengar karena kemungkinan obstruksi hamper total.
- Foto thorak menunjukkan paru-paru dalam keadaan hipererasi dan diameter anteroposterior membesar pada foto lateral.
- Pada 1/3 pasien ditemukan bercak-bercak konsolidasi tersebar disebabkan atelektasis atau radang.
- Pemeriksaan laboratorium: gambaran darah tepi normal, kimia darah menunjukkan asidosis respiratorik / metabolic, usapan nasofaring menunjukkan flora bakteri normal.
F. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis yang khas seperti diatas. Bronkiolitis harus dibedakan dengan
bronkopneumonia yang disertai pemfisema obstruksi dan gagal jantung.
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
- Anak ditempatkan pada ruangan dengan kelembaban yang tinggi, sebaiknya dengan uap dingin, untuk mencairkan skret bronkus yang liat, atau pengobatan inhalasi.
- Oksigen.
- Ciran elektrolit secara intravena u/ mengoreksi asidosis dan dehidrasi.
- Antibiotik dengan spectrum luas, bila ada infeksi bacterial.
- Pemberian sedative tidak diperkenankan karena menimbulkan depresi pernafasan.
- Bronkodilator tidak dianjurkan karena merupakan kontraindikasi dan dapat memperberat keadaan anak.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
b/d banyaknya scret mucus
2. Risiko aspirasi b/d tidak efektifnya
refllek menelan.
3. Perfusi jaringan tidak efektif b/d
kerusakan transport oksigen melalui alveolar dan atau membran kapiler
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d ketidak
mampuan pemasukan b.d faktor biologis.
5. Risiko infeksi b/d penurunan imunitas
tubuh, prosedur invasive.
6. Kurang pengetahuan keluarga
berhubungan dengan kurang paparan dan keterbatasan kognitif keluarga.
7. Cemas anak / keluarga b / d krisis
situasional, hospitalisasi RS
PERENCANAAN BRONKHIOLITIS
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Bersihan
jalan nafas tidak efektif b/d banyaknya scret mucus
|
Setelah dilakukan askep … jam Status respirasi: terjadi kepatenan jalan nafas dg
KH:Pasien tidak sesak nafas, auskultasi suara paru bersih,
tanda
vital dbn.
|
Airway manajemenn
·
Bebaskan jalan
nafas dengan posisi leher ekstensi jika memungkinkan.
·
Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·
Identifikasi
pasien secara actual atau potensial untuk membebaskan jalan nafas.
·
Pasang ET jika
memeungkinkan
·
Lakukan terapi
dada jika memungkinkan
·
Keluarkan
lendir dengan suction
·
Asukultasi
suara nafas
·
Lakukan suction
melalui ET
·
Atur posisi
untuk mengurangi dyspnea
·
Monitor
respirasi dan status oksigen jika memungkinkan
Airway Suction
·
Tentukan
kebutuhan suction melalui oral atau tracheal
·
Auskultasi
suara nafas sebelum dan sesudah suction
·
Informasikan
pada keluarga tentang suction
·
Masukan slang
jalan afas melalui hidung untuk memudahkan suction
·
Bila
menggunakan oksigen tinggi (100% O2) gunakan ventilator atau
rescution manual.
·
Gunakan
peralatan steril, sekali pakai untuk melakukan prosedur tracheal suction.
·
Monitor status
O2 pasien dan status hemodinamik sebelum, selama, san sesudah
suction.
·
Suction
oropharing setelah dilakukan suction trachea.
·
Bersihkan
daerah atau area stoma trachea setelah dilakukan suction trachea.
·
Hentikan
tracheal suction dan berikan O2 jika pasien bradicardia.
·
Catat type dan
jumlah sekresi dengan segera
|
2
|
Risiko
aspirasi b/d tidak efektifnya refllek menelan.
|
Setelah dilakukan askep … jam tidak
terjadi aspirasi dg KH;
· Terjadi
peningkatan reflek menelan
· Bertoleransi thdp
intake oral & sekresi tanpa aspirasi
· Jalan nafas
bersih.
|
Pencegahan aspirasi
· Cek residu sebelum pemberian M/M / NGT
· Monitor td aspirasi selama proses pemberian M/M (
batuk, tersedak, saliva)
· Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk, reflek
menelan dan kemampuan menelan
· Monitor status paru
· Berikan oxigenasi
· Kolaborasi u/ terapi okupasi
· Ajarkan pada keluarga cara memberikan M/M
|
3
|
Perfusi
jaringan tidak efektif
|
Setelah dilakukan askep … jam terjadi
peningkatan Status sirkulasi
Dg
KH: Perfusi jaringan adekuat, tidak
ada edem palpebra, akral hangat, kulit tdk pucat, urin output adekuat
respirasi normal.
|
perawatan sirkulasi : arterial insuficiency
· Lakukan penilaian secara komprehensif fungsi
sirkulasi periper.
§ Contoh: cek nadi priper,oedema, kapiler refil,
temperatur ekstremitas.
· Evaluasi nadi, oedema
· Inspeksi kulit dari luka
· Palpasi anggota badan dengan lebih
· Kaji nyeri
· Atur posisi pasien, ekstremitas bawah lebih rendah
untuk memperbaiki sirkulasi.
· Berikan therapi antikoagulan.
· Rubah posisi pasien jika memungkinkan
· Monitor status cairan intake dan output
· Berikan makanan yang adekuat untuk menjaga
viskositas darah
|
4
|
Ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak
mampuan pemasukan b.d faktor biologis
|
Setelah dilakukan askep .. jam terjadi
peningkatan status nutrisi dg KH:
· Mengkonsumsi nutrisi yang adekuat.
· Identifikasi kebutuhan nutrisi.
· Bebas dari tanda malnutrisi.
|
Managemen nutrisi
· Kaji pola makan klien
· Kaji kebiasaan makan klien dan makanan kesukaannya
· Anjurkan pada keluarga untuk meningkatkan intake
nutrisi dan cairan
· kelaborasi dengan ahli gizi tentang kebutuhan kalori
dan tipe makanan yang dibutuhkan
· tingkatkan intake protein, zat besi dan vit c
· monitor intake nutrisi dan kalori
· Monitor pemberian masukan cairan lewat parenteral.
Nutritional terapi
§ kaji kebutuhan untuk pemasangan NGT
§ berikan makanan melalui NGT k/p
§ berikan lingkungan yang nyaman dan tenang untuk
mendukung makan
§ monitor penurunan dan peningkatan BB
§ monitor intake kalori dan gizi
|
5
|
Risiko
infeksi b/d penurunan imunitas tubuh, prosedur invasive
|
Setelah dilakukan askep … jam infeksi terkontrol,
status imun adekuat dg KH:
· Bebas dari tanda dangejala infeksi.
· Keluarga tahu tanda-tanda infeksi.
· Angka leukosit normal.
|
Kontrol infeksi.
§ Batasi pengunjung.
§ Bersihkan lingkungan pasien secara benar setiap
setelah digunakan pasien.
§ Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat pasien,
dan ajari cuci tangan yang benar.
§ Pastikan teknik perawatan luka yang sesuai jika ada.
§ Tingkatkan masukkan gizi yang cukup.
§ Tingkatkan masukan cairan yang cukup.
§ Anjurkan istirahat.
§ Berikan therapi antibiotik yang sesuai, dan
anjurkan untuk minum sesuai aturan.
§ Ajari keluarga cara
menghindari infeksi serta tentang tanda dan gejala infeksi dan
segera untuk melaporkan keperawat kesehatan.
§ Pastikan penanganan aseptic semua daerah IV (intra
vena).
Proteksi infeksi.
§ Monitor tanda dan gejala infeksi.
§ Monitor WBC.
§ Anjurkan istirahat.
§ Ajari anggota keluarga cara-cara menghindari infeksi
dan tanda-tanda dan gejala infeksi.
§ Batasi jumlah pengunjung.
§ Tingkatkan masukan gizi dan cairan yang cukup
|
5
|
Kurang
pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurang paparan dan keterbatasan
kognitif keluarga
|
Setelah dilakukan askep … jam pengetahuan keluarga klien meningkat dg KH:
· Keluarga menjelaskan
tentang penyakit, perlunya
pengobatan dan
memahami perawatan
· Keluarga kooperativedan mau kerjasama saat dilakukan
tindakan
|
Mengajarkan proses penyakit
· Kaji pengetahuan keluarga tentang proses penyakit
· Jelaskan tentang patofisiologi penyakit dan tanda
gejala penyakit
· Beri gambaran tentaang tanda gejala penyakit kalau
memungkinkan
· Identifikasi penyebab penyakit
· Berikan informasi pada keluarga tentang keadaan
pasien, komplikasi penyakit.
· Diskusikan tentang pilihan therapy pada keluarga dan
rasional therapy yang diberikan.
· Berikan dukungan pada keluarga untuk memilih atau
mendapatkan pengobatan lain yang lebih baik.
· Jelaskan pada keluarga tentang persiapan / tindakan
yang akan dilakukan
|
6
|
Cemas
berhubungan dengan krisis situasional, hospitalisasi
|
Setelah dilakukan askep … jam kecemasan terkontrol dg KH: ekspresi wajah tenang ,
anak / keluarga mau bekerjasama dalam tindakan askep.
|
Pengurangan kecemasan
· Bina hubungan saling percaya.
· Kaji kecemasan keluarga dan identifikasi kecemasan
pada keluarga.
· Jelaskan semua prosedur pada keluarga.
· Kaji tingkat pengetahuan dan persepsi pasien dari
stress situasional.
· Berikan informasi factual tentang diagnosa dan
program tindakan.
· Temani keluarga pasien untuk mengurangi ketakutan
dan memberikan keamanan.
· Anjurkan keluarga untuk mendampingi pasien.
· Berikan sesuatu objek sebagai sesuatu simbol untuk
mengurang kecemasan orangtua.
· Dengarkan keluhan keluarga.
· Ciptakan lingkungan yang nyaman.
· Alihkan perhatian keluarga untuk mnegurangi
kecemasan keluarga.
· Bantu keluarga dalam mengambil keputusan.
· Instruksikan keluarga untuk melakukan teknik
relaksasi.
|
6
|
PK:Anemia
|
Setelah dilakukan askep ..... jam perawat akan dapat meminimalkan
terjadinya komplikasi anemia :
-
Hb >/= 10 gr/dl.
-
Konjungtiva tdk anemis
-
Kulit tidak pucat
-
Akral hangat
|
-
Monitor tanda-tanda anemia
-
Anjurkan untuk meningkatkan asupan nutrisi
klien yg bergizi
-
Kolaborasi untuk pemeberian terapi
initravena dan tranfusi darah
-
Kolaborasi kontrol Hb, HMT, Retic, status
Fe
-
Observasi keadaan umum klien
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar