I. Pengertian
Sepsis Neonatorum adalah infeksi sistemik
(masuknya kuman ke dalam tubuh disertai manifestasi klinik) yang terjadi pada
neonatus.
Hiperbilirubunemia adalah ikterus yang
mempunyai kadar patologis atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yaitu
bilirubin total mencapai 12 mg/dl atau lebih pada bayi cukup bulan, sedangkan
pada bayi kurang bulan bila kadarnya lebih dari 10 mg/dl.
II. Etiologi
Sepsis dapat disebabkan berbagai macam
organisme seperti bakteri gram positif maupun negatif, virus, parasit, dll.
Meskipun demikian etiologi sepsis untuk tiap klinik atau daerah tidak selalu
sama.
Sedangkan hiperbilirubunemia dpt disebabkan oleh
berbagai macam keadaan. Penyebab yang tersering adalah hemolisis yang timbul
akibat inkompatibilitas golongan darah ABO atau defisiensi enzim G6PD.Infeksi
juga memegang peranan penting dalam tjdnya hiperbilirubunemia seperti pada
sepsis dan gastroenteritis.
Hiperbilirubinemia dpt juga disebabkan oleh hipoksia/anoksia, dehidrasi
dan asidosis, hipoglikemi dan polisitemia.
IV. Manifestasi Klinik
Sepsis yang terjadi pada neonatus biasanya menimbulkan
manifestasi klinis seperti septikemia, pneumonia dan miningitis berhubungan
dengan imaturitas dari sistem imun dan ketidakmampuan neonatus untuk
melokalisasi infeksi.
Berdasarkan mulai timbulnya
gejala klinis, sepsis dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Early Onset : gejala mulai tampak pada
hari-hari pertama kehibupan (rata-rata 48 jam), biasanya infeksi berkaitan
dengan faktor ibu (infeksi transplasenta, dari cairan amnion terinfeksi, waktu
bayi melewati jalan lahir, dll). Berkembangnya gejala pada early onset pada
umumnya sangat cepat dan meningkat menuju septik shock.
2. Late Onset : Timbul setelah satu minggu pada
awal kehidupan neonatus tanpa kelainan perinatal, infeksi didapat dari
lingkungan atau dari rumah sakit (nosokomial) sering terjadi komplikasi pada
susunan syaraf pusat.
V. Pengelolaan
Pada bayi manapun yang dicurigai sepsis, terapi
antimikroba harus segera diberikan setelah evaluasi diagnostik lengkap. Pada sepsis onset dini, cakupan pemberian
Antibiotik diperlukan untuk kokus gram positif, paling sering streptokokus
group B, dan basil gram negatif. Pada sepsis nosokomial, antibiotik harus dapat
mengatasi stafilokokus dan basilus gram negatif termasuk pseudomonas.
Penggunaan oksigenasi membran ekstrahepatal
(ECMO) telah sukses si tahun-tahun terakhir dalam menyelamatkan neonatus resiko
tinggi yang meninggal karena sepsis. Pengelolaan profilaksis seperti
lingkungan, imunisasi diperlukan.
Pada pengelolaan Hiperbilirubinemia dilakukan
pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin (plasma atau
albumin), mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian kolesteramin), terapi
sinar atau tranfusi tukar, merupakan tindakan yang dapat mengendalikan kenaikan
kadar bilirubin.
VI. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul :
1. Risiko tinggi terjadinya infeksi b.d.
penyebaran infeksi secara sistemik, penurunan sistem imun
2. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan energi
dan keletihan
3. Kerusakan integritas kulit b.d. proses
inflamasi mikroorganisme, edema
4. Ketidakseimbangan nutrisi; kurang dari
kebutuhan tubuh b.d. pemasukan yang tidak adekuat
5. Risiko tinggi kekurangan volume cairan b.d.
kehilangan cairan berlebih karena muntah dan diare
6. Diare b.d. iritasi usus sekunder akibat
organisme yang menginfeksi.
7. Perubahan proses keluarga b.d. keadaan sakit
dan hospitalisasi.
8. Kurang pengetahuan keluarga mengenai proses
pengobatan dan perawatan neonatus b.d. kurangnya informasi yang diperoleh.
9. PK; hipotermi/hipertermi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar