A.
LATAR BELAKANG
Dalam
strategi Nasional penanggulangan Human Immunodefiency Virus (HIV)/Acquired
Imunodeficiency Syndrom (AIDS) di Indonesia disebutkan tujuan penanggulangan
HIV/AIDS adalah mencegah penularan, mengurangi penderitaan perorangan baik
faktor ekonomi dan sosial, menyatukan dan menghimpun upaya nasional untuk
penanggulangan HIV/AIDS. Penanggulangan HIV/AIDS ini dilakukan oleh masyarakat sebagai pelaku
utama dan pemerintah yang mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana
yang menunjang (Dinas Kesehatan Kota, 2004).
Kasus pertama AIDS ditemukan tahun 1981
di Amerika Serikat pada kalangan homoseksual. Pada akhir tahun 2001 total dari
penerita HIV /AIDS 40 juta orang yang 25,3 juta orang berasal dari Afrika
(70,1%) dan 5,8 juta beraal ari Asia Tenggara. HIV/AIDS menyebar dengan cepat
dengan 16.000 kasus baru setiap hari, yang umumnya terjadi di negara miskin dan
negara berkembang. HIV/AIDS merupakan penyakit infeksi yang paling banyak
menyebabkan kematian (2,6 juta orang) (Tjandra Y, 2004).
Di Indonesia pertama ditemukan di Bali
tahun 1987 pada turis asing. Dari data epidemiologi di Indonesia menunjukkan
peningkatan kasus AIDS tiap tahunnya. Berdasarkan survey yang dilakukan pada
pekerja seks komersil (PSK) di beberapa tempat menunjukkan data: Papua Sorong
6,7% (1999) dan 5,4% (2000); Riau (Tanjung Balai Karimun) 3,5% (1999) dan 8,0%
(2000) (Tjandra Y, 2004).
Kasus – kasus HIV/AIDS semakin lama
semakin bertambah seiring dengan makin maraknya perilaku seks bebas dan
pemakaian narkoba dengan cara suntik. Survey di beberapa rumah sakit di Jakarta
menunjukkan bahwa pengguna obat-obat melalui intravena mempunyai prevalensi HIV
yaitu: 15% (2000), 40% (2001) dan 47,95% (2002). Di Sumbar kasus HIV sudah
tercatat 90 orang, dan di RS M. Djamil
sendiri 9 orang sudah dirawat sejak
tahun 2001. Dari 1 orang yang terdeteksi HIV/AIDS, berarti terdapat 90 orang
yang tidak terdeteksi (1:90) (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2004). Perbandingan
diatas cukup tinggi dan beresiko untuk penyebaran AIDS secara cepat, sementara
pengobatan untuk penyakit ini masih belum ditemukan, sehingga perlu adanya
upaya untuk menekan laju perkembangannya. Mengingat perawat dan dokter adalah praktisi
kesehatan terdepan yang akan berhadapan dengan kasus ini, perlu memahami dengan
baik dan benar tentang AIDS mulai dari perjalanannya, penularannya, upaya
pengobatan dan perawatan yang dapat mempertahankan kualitas hidup penderita.
Berdasarkan hal
tersebut, maka kelompok tertarik untuk mengangkat masalah HIV/AIDS sehingga
sebagai perawat dapat menggunakan prinsip kewaspadaan universal, tidak hanya
terhadap klien yang menderita HIV/AIDS, tapi juga terhadap semua klien dirawat
untuk mencegah semakin betambahnya penularan HIV/AIDS.
B.
TUJUAN
1.
Tujuan umum
Setelah mengikuti panyuluhan
HIV – AIDS diharapkan pasien dan pengunjung tidak tertular penyakit HIV - AIDS.
2.
Tujuan Khusus
Setelah
mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan pengunjung dapat mengetahui:
a.
Pengertian dari HIV – AIDS
b.
Penyebab dari HIV – AIDS
c.
Cara penularan penyakit dari
HIV – AIDS
d.
Penyakit yang berhubungan
dengan HIV – AIDS
e.
Cara pencegahan penularan HIV – AIDS
f.
Cara penatalaksanaan HIV – AIDS
C.
PELAKSANAAN KEGIATAN
1.
Topik
Penyuluhan tentang HIV – AIDS di ruang rawat inap Interne Pria RSUP. Dr. M.
Djamil Padang
2.
Metode
·
Ceramah
·
Diskusi
3.
Media dan Alat
- Flipchart
4.
Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Mei 2007
Jam :
10.00-10.45 WIB
Tempat
: ruang rawat inap Interne Pria
RSUP. Dr. M. Djamil Padang
5.
Pengorganisasian :
Moderator
: Agus Prayetno, S. Kep
Presenter : Yusniarti, S. Kep
Fasilitator : Dwi Agus Setiawan, S. Kep
Lena Marokaini, S. Kep
Delvi Sri Hayati, S. Kep
Zulmaniar Gusti, S. Kep
Siti Rusnawati, S. Kep
Hilmawati, S. Kep
Syarmi
Daniati, S. Kep
Lia
Armaliska, S. Kep
Tri
Artuty, S. Kep
6.
Setting Tempat
Ket
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
Uraian Tugas
Moderator
·
Membuka acara
·
Memperkenalkan pelaksanaan
kegiatan
·
Membuat kontrak waktu
·
Menjelaskan tujuan pelatihan
·
Melaksanakan kegiatan
sepenuhnya
Presenter
·
Mempresentasikan materi
penyuluhan
·
Menjawab pertanyaan audiens
Fasilitator
·
Memfasilitasi audien untuk
bertanya
·
Memotifasi audien untuk
menjawab pertanyaan
·
Memberikan leafleat
8.
Kriteria Evaluasi
1.
Evaluasi Struktur
a.
Desain tempat dan waktu sesuai
dengan rencana
b.
Media dan alat sesuai rencana
2.
Evaluasi Proses
a.
Audien aktif mengikuti
penyuluhan yang dilaksanakan
b.
Peran dan tugas mahasiswa
sesuai dengan rencana
c.
Waktu yang direncanakan sesuai
dengan perencanaan
3.
Evaluasi Hasil
a.
Dapat menyebutkan pengertian
dari HIV – AIDS
b.
Dapat menyebutkan penyebab dari
HIV – AIDS
c.
Dapat menyebutkan cara
penularan penyakit dari HIV – AIDS
d.
Dapat menyebutkan penyakit yang
berhubungan dengan HIV – AIDS
e.
Dapat menyebutkan cara
pencegahan penularan HIV – AIDS
f.
Dapat menyebutkan cara
penatalaksanaan HIV – AIDS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar