RENCANA PENGUMPULAN DATA RISET KEPERAWATAN

            Rencana pengumpulan data merupakan awal dimana suatu penelitian akan di implementasikan. Suatu rencana pengumpulan data muncul setelah peneliti menetapkan masalah kemudian tujuan, kerangka konsep dan kemudian menentukan design penelitiannya. Rencana pengumpulan data menggambarkan proses untuk menyeleksi setting dan sampel. Metode pengukuran dipilih dan format pengumpulan data penting dikembangkan. Waktu dan biaya penting untuk dipertimbangkan dalam rencana pengumpulan data. Rencana pengumpulan data mengindikasikan bagaimana data tersebut akan diorganisasikan dan dianalisis dan bagaimana hasil penemuan diperiksa, diinterpretasikan dan disebarkan.

Memilih Setting

Memilih suatu setting yang tepat dapat menentukan keberhasilan dari penelitian. Tipe setting tergantung pada masalah dan tujuan penelitian. Setting laboratorium biasanya dipilih untuk penelitian eksperimental. Namun setting laboratorium membutuhkan biaya dan waktu yang banyak. Penelitian keperawatan banyak diadakan di lapangan (natural setting), seperti rumah sakit, klinik atau rumah klien. Natural setting mudah dan murah dibanding setting laboratorium.

Memilih Sampel

Sampel biasanya diartikan dengan orang tetapi bisa juga interaksi perawat-pasien, episode pearawatan, atau kejadian-kejadian seperti transfer dari Intensive Care ke General Unit. Pada beberapa penelitian eksperimental, penelitian dapat juga berupa binatang atau peralatan.
Dalam pemilihan sampel melibatkan :
1.      Mengembangkan kriteria sampel
Kriteria sampel digunakan untuk menentukan populasi target untuk penelitian. Kriteria sampel dikembangkan mulai dari masalah penelitian, tujuan, kerangka konsep dan variabel definisi operasional dan design penelitian. Contoh Kinzel (1991), memilih tunawisma berdasarkan kriteria :
1)      perbedaan tingkat umur
2)      pria dan wanita
3)      latar belakang budaya
4)      kemampuan untuk menjawab pertanyaan
Mengembangkan kriteria sampel pada penelitian Quasi Ekperimental atau Eksperimental. Tujuan utama dari kriteria sampel adalah untuk membatasi efek dari variabel penganggu atau variabel dependen dan independen.
Subjek diseleksi untuk memaksimalkan efek variabel independen dan meminimalkan efek dari variabel lain.
2.      Menentukan ukuran sampel
Ukuran sampel yang cukup penting untuk menentukan fenomena, mendeteksi hubungan atau menentukan efek dari perlakuan. Pada tahun 1977-1986, 35% penelitian keperawatan memiliki masalah dalam sampel. Kebanyakan dari masalah tersebut berhubungan dengan ukuran sampel yang tidak cukup dan bias sampel.
      Design studi dan statistik yang digunakan akan mempegaruhi ukuran sampel. Instrumen-instrumen yang mempengaruhi sampel adalah ketersediaan subjek, batas waktu pengumpulan data dan kelengkapan data yang didapat dari satu subjek.
3.      Merumuskan proses mendapatkan subjek
Sebelum memilih sampel, peneliti perlu untuk mengidentifikasi proses utnuk mendapatkan subjek.
Dalam proses mendapatkan subjek kita perlu menyusun pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
à Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk perlakuan ?
à Akankah data dikumpulkan setiap hari, atau akankah pengumpulan data pada hari tertentu ?
à Akankah setiap orang yang memiliki kriteria dimasukkan kedalam subjek ?
Penempatan subjek dan pertanyaan yang sama akan meningkatkan kontrol data yang dikumpulkan peneliti dan menurunkan ancaman terhadap validitas design penelitian dan meningkatkan kredibilitas penemuan.

Mengembangkan Hubungan yang Mendukung

Setelah setting dan tipe sampel ditentukan, selanjutnya kita mulai untuk menciptakan hubungan kerja yang baik. Proposal penelitian harus mendapatkan izin dari komite review penelitian. Disamping itu peneliti perlu juga kooperasi dan mendapatkan dukungan melalui skill dalam public relationship. Dalam melakukan subjek yang potensial dan prosedur pengumpulan data, peran staf-staf seperti physical therapist, respiratory therapist atau pekerja sosial sangat membantu. Dokter sebagai pemberi pengobatan pada pasien di rumah sakit, kita perlu untuk mendapatkan izin pemakaian pasiennya. Kebanyakan peneliti secara formal harus menampilkan penelitian mereka kepada komite penelitian medis seperti yang mereka tampilkan pada komite penelitian keperawatan, dalam mendapatkan izin. Pertemuan dan mengembangkan hubungan personal dengan yang terlibat dalam penelitian sangat penting.
            Penelitian perlu menciptakan hubungan yang baik dengan dokter dan staff keperawatan agar proses pengumpulan data menjadi efektif dan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Hasil dari dari penelitian juga dapat memberikan keuntungan bagi dokter dan staff keperawatan sehingga terciptalah hubungan yang saling menguntungkan.

Mempertimbangkan Faktor Waktu dan Biaya

1.      Faktor waktu
Peneliti sering tidak adekuat dalam memperkirakan waktu penelitian. Dalam merencanakan waktu terdapat 5 dimensi :
1)      Mengembangkan proposal penelitian
Membutuhkan waktu 1 bulan – 1 tahun, tergantung kepada kemampuan dan keahlian peneliti dalam menulis.
2)      Mendapatkan izin untuk melaksanakan penelitian
Berkisar 1-2 bulan, tergantung pada jumlah agen, jika agennya banyak bisa membutuhkan waktu 4-6 bulan.
3)      Implementasi proses pengumpulan data
Tergantung pada kerumitan design studi.
4)      Mengadakan analisis data
Tergantung pada kerumitan design studi.
5)      Menulis laporan penelitian
Membutuhkan waktu 2-6 bulan tergantung kepada keahlian peneliti.
Ada 3 faktor utama yang dapat menganggu rencana waktu :
1)      Peneliti mempunyai kontrol yang sedikit terhadap aspek-aspek penelitian. Contoh : peneliti memperkirakan mendapatkan izin mudah dalam waktu 2 minggu, namun pada kenyataannya dapat menjadi 2 bulan.
2)      Peneliti mempunyai kontrol yang rendah dalam pengumpulan data. Contoh : hilangnya sejumlah subjek yang potensial dalam suatu periode.
3)      Penundaan dalam pengembangan proposal dan penulisan laporan penelitian karena penulisan harus sesuai dengan format penulisan formal yang telah diidentifikasi.
2.      Faktor biaya
Hal-hal yang perlu direncanakan dalam pembiayaan penelitian :
a)      Biaya langsung
-          Biaya menyewa alat-alat pengukuran, seperti monitor holter, spirometer, termometer infrared, nadi oxiometri atau glukometer.
-          Biaya untuk memperbanyak format pengumpulan data.
-          Biaya konsultasi dengan ahli statistik dalam coding data untuk memasukkan kedalam komputer dan menganalisanya.
b)      Biaya tidak langsung
-          Biaya traveling selama penelitian
-          Biaya makanan selama penelitian
-          Biaya menampilkan penemuan pada konfren

Memilih Metode Pengukuran

Memilih instrumen untuk mengukur variabel penelitian adalah suatu bagian penting dalam proses perencanaan. Tipe instrumen yang dipilih tergantung tujuan penelitian, variabel atau konsep yang diukur dan ketersediaan instrumen. Syarat dari instrumen yang digunakan adalah harus validity dan reliability.
Metode instrumen yang digunakan antara lain :
1.      Observasi
Observasi atau pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan.
Mula-mula rangsangan dari luar mengenai indera, dan terjadilah pengideraan, kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan.
Keuntungan metode observasi :
a.       Merupakan cara pengumpulan data yang murah, mudah dan langsung guna mengadakan penelitian terhadap macam-macam gejala.
b.      Tidak mengganggu, sekurang-kurangnya tidak terlalu mengganggu pada sasaran pengamatan.
c.       Banyak gejala-gejala psychis yang penting yang tidak atau sukar diperoleh dengan teknik kuisioner ataupun wawancara tetapi dengan metode ini mudah diperoleh.
d.      Dimungkinkan mengadakan pencatatan secara serempak kepada sasaran pengamatan yang lebih banyak.
Kekurangan metode observasi :
a.       Banyak peristiwa seperti harapan, keinginan dan masalah-masalah yang sifatnya sangat pribadi tidak dapat diamati.
b.      Sering memerlukan waktu yang lama, sehingga membosankan, karena tingkah laku atau gejala yang dikehendaki tidak muncul-muncul.
c.       Apabila sasaran pengamatan mengetahui bahwa mereka sedang diamati, mereka akan dengan sengaja menimbulkan kesan-kesan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Jadi sifatnya dibuat-buat.
d.      Sering subjektifitas dari observer tidak dapat dihindari.
2.      Interview (wawancara)
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti dapat keterangan secara lisan dan responden, atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut.
Wawancara sebagai pembantu utama dari metode observasi. Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat digali dari wawancara.
Wawancara bukanlah sekedar angka lisan saja, sebab dengan waancara peneliti akan dapat :
­          Memperoleh kesan langsung dari responden.
­          Menilai kebenaran yang dikatakan responden.
­          Membaca air muka (mimik) dari responden.
­          Memberikan penjelasan bila pertanyaan tidak dimengerti responden.
­          Memancing jawaban bila jawaban macet.
Keuntungan metode wawancara :
a.       Metode ini tidak akan menemui kesulitan meskipun respondennya buta huruf sekalipun, atau pada lapisan masyarakat manapun, karena alat utamanya adalah bahasa verbal. Dengan pengertian, bahwa interviewer harus dapat menyesuaikan bahasa dan cara dengan latar belakang responden.
b.      Karena keluwesan dan fleksibilitasnya ini, maka metode wawancara dapat dipakai sebagai verifikasi data terhadap data yang diperoleh dengan cara observasi ataupun wawancara.
c.       Kecuali untuk menggali informasi, sekaligus dipakai untuk mengadakan observasi terhadap perilaku pribadi.
d.      Merupakan suatu teknik  yang efektif untuk menggali gejala-gejala psychis, terutama yang berada di bawah sadar.
e.       Dari pengalaman para peneliti, metode ini sangat cocok untuk dipergunakan di dalam pengumpulan data-data sosial.
Kekurangan metode wawancara
a.       Kurang efisien, karena memboroskan waktu, tenaga, pikiran, dan biaya.
b.      Diperlukan adanya keahlian/penguasaan bahasa dari interviewer.
c.       Memberi kemungkinan interviewer dengan sengaja memutarbalikkan jawaban. Bahkan memberikan kemungkinan iterviewer untuk memalsu jawaban yang dicatat di dalam catatan wawancara (tidak jujur).
d.      Apabila interviewer dan interviewee mempunyai perbedaan  yang sangat mencolok, sulit untuk mengadakan rapport sehingga data yang diperoleh kurang akurat.
e.       Jalannya interview sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sekitar, sehingga akan menghambat dan mempengaruhi jawaban dan data yang diperoleh.
3.      Kuisioner
Kuisioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Kuisioner ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya. Metode ini lebih cocok dipakai untuk memperoleh data yang cukup luas, dari kelompok atau masyarakat yang berpopulasi besar, dan bertebaran tempatnya.
Keuntungan metode kuisioner :
  1. Dalam waktu singkat (serentak) dapat diperoleh data yang banyak.
  2. Menghemat tenaga dan mungkin biaya.
  3. Responden dapat memilih waktu senggang untuk mengisinya, sehingga tidak terlalu terganggu bila dibandingkan dengan wawancara.
d.      Secara psikologis responden tidak merasa terpaksa dan dapat menjawab lebih terbuka.
Kekurangan metode wawancara :
  1. Jawaban akan lebih banyak dibumbui dengan sikap dan harapan-harapan pribadi, sehingga lebih bersifat subjektif.
  2. Dengan adanya bentuk (susunan) pertanyaan yang sama untuk responden yang sangat heterogen, maka penafsiran pertanyaan akan berbeda-beda sesuai dengan latar belakang sosial, pendidikan dan sebagainya dari responden.
  3. Tidak dapat dilakukan untuk golongan masyarakat yang buta huruf.
  4. Apabila responden tidak dapat memahami pertanyaan/ tidak dapat menjawab, akan terjadi kemacetan, dan mungkin responden tidak akan menjawab seluruh kuisioner.
e.       Sangat sulit untuk memutuskan pertanyaan-pertanyaan secara cepat dengan menggunakan bahasa yang jelas atau bahasa yang sederhana.

Mengembangkan Format Pengumpulan Data

Sebelum mulai pengumpulan data, peneliti harus mengembangkan format yang menjadi record data dan menentukan metode coding data. Dalam mengembangkan format penting untuk menentukan data apa yang dikumpulkan. Data yang biasanya dikumpulkan antara lain data demografi, seperti : umur, jenis kelamin, ras, pendidikan, pendapatan, atau status sosial ekonomi, status pekerjaan, diagnosis dan status perkawinan. Data yang lain yang perlu dikumpulkan antara lain dokter yang memberikan pengobatan terhadap subjek, lama rawatan, komplikasi, tanggal dan waktu pengumpulan data.

Rencana Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses yang komplek yang membutuhkan rencana yang matang untuk mengurangi masalah yang potensial.
Kualitas data sangat ditentukan oleh kualitas alat pengumpul datanya. Kalau alat pengumpul datanya (instrumennya) cukup valid, reliable dan objektif, maka datanya juga akan valid, reliable dan objektif.
Data yang valid, reliable dan objektif akan menjamin kesimpulan penelitian yang meyakinkan jika menggunakan teknik analisis yang tepat pula. Kecuali alat pengumpulnya valid dan reliable dalam pengumpulan data juga memperhatikan teknik mana yang paling tepat untuk mengambil data tertentu yang diharapkan.

Rencana Pengorganisasian Data

Ketika pengumpulan data dimulai, peneliti akan menangani sejumlah data. Nomor kode subjek ditulis pada masing-masing formulir dan dicek untuk menjamin kelengkapannya. Dalam coding, memberi warna sangat bermanfaat. Contohnya untuk multiple formulir, dalam lembaran data demografi diberi warna yang berbeda dengan lembaran data lainnya.

Rencana Analisa Data

Pada perencanaan analisa data, peneliti mempertimbangkan sejumlah pertanyaan penting :
à Analisa statistik apa yang cocok dengan data ?
à Apakah analisa data dilakukan secara manual atau komputer ?
à Apakah ada bantuan statistik yang diperlukan selama analisa data ?
à Apakah cara yang terbaik untuk menampilkan hasil : ilustrasi, tabel, fotografi, atau deskripsi naratif ?

Rencana Interpretasi dan Komunikasi Penelitan

Sebelum penelitian dimulai peneliti sebaiknya memprediksikan penemuan dan arti dari penemuan tersebut. Peneliti perlu mempertimbangkan sejumlah pertanyaan penting, anatara lain :
à Apakah penemuan konsisten dengan penemuan sebelumnya ?
à Apakah manfaat dari penemuan ?
à Rencana interpretasi data dari penemuan memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi kesalahan dalam pengukuran dan pengumpulan data untuk mengkomunikasikan penemuan ?
Dalam rencana mengkomunikasikan penemuan, pertanyaan tertentu yang perlu diperhatikan :
à Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan laporan penelitian ?
à Untuk siapa laporan didistribusikan ?
à Apakah audiens perlu diberitahu tentang temuan penelitian ?
à Apakah presentasi perlu direncanakan untuk mencapai audiens yang tepat ?
à Dimanakah penemuan akan dipublikasikan ?

Evaluasi Rencana

Setelah rencana selesai, peneliti kemudian mereview dan mengevaluasi rencana tersebut.
à Perlakuan apa yang tidak dikontrol dalam rencana ?
à Perlakuan apa yang harus difokuskan dalam studi ?
à Dengan apa rencana akan dimodifikasikan untuk mengurangi ancaman ?
à Setelah melalui review oleh peneliti, peneliti perlu mendapatkan kritik dari rekannya?
à Peneliti sering berpikir penelitiannya sangat menarik sehingga mereka sering tidak berpikir objektif ?
à Kritik dari teman-teman kadang membuat peneliti frustasi ?

Tidak ada komentar: