Pengukuran adalah
suatu proses untuk memberikan nomor pada suatu objek (Kaplan, 1963, P. 177).
Komponen dari suatu pengkuran adalah instrumen. Instrumen adalah untuk menguji
variabel spesifik dalam suatu riset. Tujuan instrumen adalah untuk menghasilkan
bukti terpercaya yang dapat digunakan mengevaluasi hasil riset.
Objek, keadaan dan
karakteristik dikuantifikasi dengan pengukuran dengan merujuk pada suatu aturan
baku yang
dinyatakan dalam unit pengkuran. Ketentuan-ketentuan pengkuran yang ditetapkan
dalam riset sama dan digunakan dalam praktek keperawatan, sebagai contoh ketika
pengambilan temperatur pasien; pasien bukanlah orang yang baru saja minum-minuman
keras, minum air es atau baru saja merokok, termometer harus diletakan pada
tempatnya dan panjang waktunya ditentukan.
·
Kesalahan Pengukuran
Tidak ada ukuran yang sempurna. Kesalahan tidak bisa
dipisahkan dari strategi pengukuran manapun. Kesalahan pengkuran adalah
perbedaan antara apa yang ada pada kenyataanya dan apa yang terukur oleh suatu
alat riset.
-
Ukuran langsung
Dianggap sebagai yang sangat akurat adalah tunduk kepada
kesalahan, sebagai contoh, data tidak mungkin akurat, alat mungkin dapat dengan
tepat dikalibrasi tetapi mungkin berubah dengan penggunaan.
-
Ukuran tidak langsung
Upaya untuk mengukur konsep yang pada umumnya
mengakibatkan hanya mengukur bagian dari konsep atau ukuran yang
mengindentifikasi suatu aspek tetapi juga meliputi unsur-unsur lain yang bukan
bagian dari konsep itu.
·
Jensi Kesalahan Pengukuran
- Kesalahan Random
Random error menyebabkan skor yang diamati bertukar
secara semberono sebagai contoh dengan random error satu skor subjek yang
diamati mungkin lebih tinggi dibandingkan skor sebenarnya, sedangkan skor
subjek yang lain mungkin lebih rendah dari skor sebelumnya, menurut teori pengukuran penjumlahan random error
diharapkan menjadi nol dan kesalahan (E) tidak ada sehingga sama dengan skor
benar (0 = T)
- Kesalahan sistimatis
Kesalahan sistimatis disebabkan
a.
Faktor alat : tidak valid dan
reliabel
b.
Pengukuran : pengukur sendiri,suasana
Cara menghindari kesalahan sistimatis
a.
Faktor alat
-
Pilih alat yang baku
-
Uji coba untuk mengatahui
validitas dan reliabilitas
b.
Pengukuran
-
Pelatihan
-
Beberapa kali pengkuran
-
Pencatatan dengan cermat
-
Kendalikan suasana
·
Tingkat Pengukuran
Tingkat pengukuran telah digunakan untuk waktu yang lama
yang mana penggolongan sistem telah dipertimbangkan hukum absolutnya. Sistem ini
telah dikembangkan oleh Steven tahun 1946. Ia mengorganisasikan aturan itu
sedemikian rupa sehingga suasana hirarki di dalam pengukuran telah mapan.
Tingkatan ukuran dari lebih rendah ke lebih tinggi nominal, ordinal, interval
dan ratio.
- Skala pengukuran nominal
Pengukuran skala nominal adalah yang paling rendah yaitu
4 kategori pengukuran. Pengkuran ini digunakan ketika data dapat diorganisir
kedalam suatu kategori tetapi tidak bisa dibandingkan. Misalnya seseorang tidak
bisa mengatakan bahwa suatu kategori lebih tinggi dari yang lain sebagai contoh
jenis kelamin dapat digolongkan
1 = laki-laki
2 = wanita
Angka – angka itu dalam kategori pengkuran nominal
digunakan hanya sebagai label dan tidak bisa digunakan untuk penghitungan
secara matematis
- Skala pengukuran ordinal
Ordinal adalah himpunan yang beranggotakan pangkat
jabatan rangkin atau order (Rafi’I, 1993 ; Polit dan Hungler, 1993 ; Burns
& Grove, 1991 ; Ndrahia, 1985). Dalam pengkuran ini peneliti tidak hanya
dikategorikan pada persamaan, tapi bisa dinyatakan lebih besar dari atau lebih
kecil dari, misalnya dalam aktivitas pasien dengan DM
0 = tidak pernah beraktivitas
1 = moderate aktivitas
2 = aktivitas sampai berkeringat
3 = aktivitas lebih keras dan berkeringat misalnya 30
menit
4 = aktivitas lebih keras diartikan keringat minimal 1
jam setiap hari
- Skala pengukuran interval
Interval dapat memberikan nilai interval antara ukuran kelas.
Dalam pengukuran ini tiap anggota dalam kelas mempunyai persamaan nilai
interval, demikian juga terkandung nilai lebih besar atau lebih kecil dari.
Misal, pengukuran suhu badan, dapat membentuk variabel interval jika tiga buah
objek A, B dan C berturut-turut memberikan variabel suhu dengan skala interval
10 C, 20 C, dan 30 C. Maka dapat dikatakan perbedaan suhu A, B adalah sama
dengan perbedaan suhu B, C yaitu 10 C. Akan tetapi temperatur 0 tidak berarti
tidak ada suhu.
- Skala pengkuran ratio
Ratio adalah skala pengukuran tertinggi dari ketiga
pengukuran diatas dan memenuhi syarat pengukuran yang baku, pada pengukuran ini nilai 0 mutlak
digunakan dan menandakan adanya suatu absent variabel yang sedang diukur.
Angka-angka ini dipergunakan untuk menyatakan jarak dari asal murninya.
Misalnya : panjang, lebar dan volume umumnya digunakan pada penguran ratio
·
Reliability (Keandalan)
Keandalan mempunyai kaitan dengan bagaimana secara
konsisten teknik pengkuran konsep. Contohnya jika seseorang sedang menggunakan
skala untuk memperoleh berat badan, orang akan mengharapkan skala yang itu
tetap sama jika diukur berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Dan jika skala
itu tidak menunjukkan berat badan yang sama maka akan bersifat tidak dapat
dipercaya. Perlu diperhatikan bahwa reliable belum tentu akurat. Dalam
penelitian non sosial reliabilitas suatu pengukuran ataupun pengamatan klien
mudah dikendalikan daripada penelitian sosial. Biasanya dalam penelitian
non-sosial sudah ada standar masimal untuk pengukuran atau pengamatan. Misalnya
perlu alat yang reliebel untuk mengukur berat badan. Secara international sudah
ditentukan merek-merek timbangan yang mana sudah distandarisasi secara
internasional Sedangkan dalam penelitian social, walaupun sudah ada pertanyaan (kuesioner)
yang sudah ditandai secara internasional, peneliti perlu menyaring pertanyaan-pertanyaan
itu dengan mempertimbangkan keadaan sosial budaya area penelitian.
Reliability yang menguji fokus pada tiga aspek
reliability
a.
Stabilitas
Diukur dengan memberikan individu-individu yang sama
suatu instrumen pada 2 kesempatan dalam periode waktu yang relatif pendek
(disarankan selang 2 sampai 3 minggu) dan kemudian mempelajari respon-respon
mereka. Metode ini untuk menentukan reliabilias yang disebut test retest. Koefisien
korelasi dihitung untuk menentukan bagaimana kedekatan respon-respon dari
peserta pada kesempatan kedua dengan respon-respon mereka pada kesempatan
pertama. Masalah-masalah dengan gagasan test retest sebagai suatu pengukuran
reliabilitas meliputi kenyataan bahwa beberapa orang mungkin berespon pada
instrumen kedua kali dengan dasar ingatan mereka pada pengalaman pertama mereka
terhadap instrumen tersebut, para peserta dapat berubah sebagai akibat resepon
terhadap instrumen pada waktu pertama kali dan mengetahui bahwa mereka telah
berespon terhadap instrumen tersebut, para peseta mungkin tidak menjawab
petanyaan dengan seksama. Selain itu suatu pengkajian reliabilitas tes retest
tidak berguna untuk konstruk yang kita ketahui berubah setiap waktu seperti
nyeri, cemas dan marah.
b.
Ekuivalensi
Seringkali menjadi suatu perhatian pada waktu pengamatan
yang berbeda menggunakan isntrumen yang sama untuk mengumpulkan data pada waktu
yang sama. Sebagai contoh, tiga pengamat mungkin menggunakan suatu daftar
pemeriksaan (checklist) untuk mengindentifikasi keadaan mood anak-anak pra
sekolah. Setiap pengamat perlu mengerti apa yang dimaksud karakteristik ;
senang, sedih, marah dan sebagainya.
Dalam contoh ini, reliabilitas /keandalan antara penilai
dihitung pada informasi yang dikumpulkan oleh berbagai pengamat. Bila tepat, koefisien
dapat diperhitungkan atau prosedur statisitk lainnya dapat dipergunakan.
Suatu urutan praktis yang penting mengenai pengkajian
reliabilitas adalah pengkajian suatu instrumen dilakukan sebelum studi dimulai
dan pada individu yang tidak berpartisipasi dalam studi. Jika beberapa individu
berpartisipasi dalam suatu test retest instrumen dan kemudian terlibat dalam
studi, mereka berespons terhadap instrumen pada tiga kesempatan dan peserta
lainnya akan mengalami hanya satu kesempatan untuk berprestasi
c.
Homogeneity
Menguji homogenitas dari semua materi dalam instrumen
telah dilihat lebih baik untuk menentukan walaupun prosedur matematika adalah
komplek dan logika adalah sederhana. Prosedur ini menguji tingkat semua materi
dalam pengukuran instrumen yang sama-sama membangun. Ini merupakan suatu test
tentang konsisten internal.
·
Validitas
Yang dimaksud validitas pengukuran adalah relevan
tidaknya pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada penelitian. Misalnya ;
bila kita akan mengamati tinggi badan balita maka tidak mungkin kita
mengukurnya dengan timbangan dacin. Jadi validitas disini pertama-tama lebih
menekankan pada alat pengukur /pengamat, baru setelah itu memikirkan validatas
cara pengukuran.
- Bukti kebenaran terkait dengan isi
Bukti kebenaran terkait dengan isi menguji tingkat
pedoman pengukuran meliputi semua unsur-unsur yang utama relevan kepada
pengukuran. Bukti ini terdiri dari 3 sumber ; literatur, contoh populasi
relevan dan pendapat tenaga ahli. Peneliti harus menentukan bagaimana daerah
tersebut diharapkan terukur. Jenis format, jenis isi dan prosedur yang
mendukung materi perlu secara hati-hati diuraikan kemudian materi yang
mendukung untuk masing-masng sel dalam acuan atau metode penelitian yang
ditunjuk untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan suatu sel spesifik.
Peneliti diharapkan menguraikan spesifikasi dan menggunakannya untuk membangun
materi atau memilih pengamatan. Daftar pustaka perlu didokumentasikan, materi
kemudian dikumpulkan dan disusun sebagai bentuk yang komplit dan kemudian diberikan
kepada tenaga ahli untuk dievaluasi. Peneliti harus menentukan banyaknya tenaga
ahli yang harus bermufakat, materi yang tidak mencapai persetujuan minimum oleh
panel yang ahli dihapuskan dari instrumen dan perlu ditinjau kembali
- Bukti kebenaran dari analisis faktor
Analisis faktor penyelidikan dapat dilakukan untuk
menguji hubungan diantara berbagai materi instrumen. Analisa boleh menandai
kehadiran beberapa faktor yang dapat menunjukkan bahwa instrumen itu mencerminkan
beberapa bangun bukan satu bangunan. Materi yang tidak masuk kedalam salah satu
faktor dan tidak berhubungan dengan materi yang lain mungkin dihapuskan.
- Bukti kebenaran dari membandingkan kelompok
Kebenaran isntrumen dapat diuji dengan mengidentifikasi
kelompok yang diharapkan untuk mempunyai skor tertentu pada instrumen tersebut.
Hipotesis dihasilkan tentang tanggapan yang diharapkan dari berbagai kelompok.
Contohnya, sedikitnya 2 kelompok diharapkan mempunyai jawaban yang berbeda
terhadap materi dalam instrumen tersebut, jika tanggapan kelompok dengan mantap
berbeda arah yang diharapkan ini mendukung kebenaran instrumen tersebut.
- Bukti kebenaran dengan menguji pemusatan
Banyak banyak kesempatan instrumen lain tersedia untuk
pengukuran yang sama. Memilih instrumen dan memilih berbagai strategi pengkuran
memperkuat test kebenaran, semua instrumen yang terpilih diatur sabagai suatu
contoh. Hasil diuji dengan penggunaan analisa korelasional, jika ukuran sangat
berhubungan secara positif, kebenaran dari setiap instrumen diperkuat.
- Bukti kebenaran dari menguji penyimpangan
Kadang-kadang dapat ditempatkan untuk mengukur suatu
bangunan yang berlawanan yang diukur oleh instrumen yang baru sajat
dikembangkan, jika instrumen yang baru saja dikembangkan adalah suatu ukuran
harapan suatu pencarian bisa dibuat untuk suatu instrumen yang mengukur
kehilangan jika mungkin instrumen ini diatur pada waktu yang sama dan ketika
instrumen ditest terlebih dahulu, jika ukuran yang menyimpang dihubungkan
dengan alat ukur yang lain kebenaran untuk masing-masing instrumen diperkuat.
- Bukti kebenaran dari deskriminan analisa
Kebenaran dua instrumen dapat diperkuat dengan tingkat
pengujian yang mana kedua instrumen dapat dengan sempurna membedakan konsep
yang terkait. Untuk menguji diskriminasi ini, dua instrumen diteliti secara
serentak.
- Bukti kebenaran ramalan tentang pertistiwa masa depan
Kemampuan untuk meramal sikap atau pencapaian masa depan
berdasarkan pada skor instrumen menambah kebenaran dari suatu skor instrumen,
sebagai contoh perawat peneliti dapat menentukan kemampuan suatu skala yang
mengukur kesehatan perilaku yang terkait untuk meramalkan kesehatan individu
pada masa depan. Ketelitian tentang kebenaran bersifat prediksi dan ditentukan
dengan analisa korelasional.
- Bukti kebenaran dari penggambaran kesimpulan peristiwa
Kebenaran dapat diuji dengan pengujian terhadap
kemampuan untuk meramalkan nilai yang sekarang dari suatu pengukuran
berdasarkan pada nilai termasuk pengukuran dari konsep lain.
- Verifikasi kebenaran yang berurutan
Setelah pengembangan instrumen awal peneliti lain mulai
mennggunakan instrumen itu dalam studi yang lain. Masing-masing studi ini
menambah informasi kebenaran pada instrumen itu
Reliabilitas dan Validitas Pengukuran Fisiologi
Keandalan dan kebenaran dalam ukuran biokimia dan
fisiologi tidak dilaporkan dalam pengembangan studi. Asumsi itu membuat ukuran
fisiologi rutin dapat dipecaya dan sah, dan bukan merupakan suatu asumsi yang
selalu benar. Ukuran fisiologi yang paling umum yang digunakan dalam studi
keperawatan adalah tekanan darah, denyut nadi, berat badan dan temperatur.
Gift dan Soeken (1988) membagi 5 terminologi tentang
ukuran fisiologi
a)
Ketelitian
Ketelitian menuntun kepada kebenaran dimana bukti
tentang kebenaran yang terkait dengan isi menunjukkan tingkat instrumen yang
mengukur daerah tersebut. Ketelitian menuntut peneliti untuk memprediksi,
sebagai contohnya perubahan laju pernafasan bisa memprediksikan penyakit asma
b)
Kepandaian memilih
Kepandaian memilih suatu penelitian, merupakan kemampuan
untuk mengindentifikasi dengan tepat isyarat dan mentelaah ciri-ciri dan
isyarat lainnya (Gift dan Soeken, 1988, P : 129) karena badan sistem saling
berhubungan instrumen perlu dipilih yang tepat untuk dimensi belajar.
c)
Ketepatan
Ketepatan adalah derajat tingkat konsisten atau
pengukuran yang menggunakan instrumen fisiologis ketepatan dapat
diperbandingkan dengan reliabilitas. Keandalan tentang instrumen yang paling
fisiologi ditentukan oleh banyaknya faktor yang menjadi bagian dari
pengendalian mutu yang diuji.
d)
Sensitivity
Kepekaan ukuran fisiologi dihubungkan dengan jumlah
perubahan suatu parameter yang dapat diukur dengan tepat.
Jika perubahan diharapkan sangat kecil, instrumen harus
sangat peka untuk mendeteksi perubahan. Stabilitas instrumen juga dihubungkan
dengan kepekaan. Ini dialami dalam kaitan dengan kemampuan sistem untuk memulai
lagi dalam suatu posisi yang lebih baik setelah gangguan sebelumnya
e)
Kesalahan /Error
- Faktor lingkungan
Meliputi temperatur, tekanan udara
- Kesalahan pemakai
Disebabkan oleh orang yang menggunakan instrumen dan
mungkin dihubungkan dengan variasi oleh pemakai yang sama, para pemakai
berbeda, perubahan prosedur yang digunakan untuk operasi peralatan itu
- Kesalahan subjek
Terjadi ketika subjek materi mengubah alat atau alat yang
mengubah pokok materi
- Kesalahan alat
Dalam beberapa hal, alat tidak mungkin digunakan untuk
kapasitas maksimal.Kesalahan alat mungkin dihubungkan dengan kalibrasi atau
kepada stabilitas alat
- Kesalahan penafsiran
Isyarat yang dipancarkan dari alat juga dapat menjadi suatu
sumber kesalahan dan dapat mengakibatkan kesalahan penafsiran.
DAFTAR PUSTAKA
Burns,N. & Grove, S.K. (1991). The Practice of Nursing Research : Conduct,
Critiques and Utilisation. 2 nd. End., W.B Saunders CO., Philadelphia.
Nursalam. (2001). Pendekatan
Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Infomedika Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar