Pemilihan dan penetapan rancangan yang dipakai untuk
penelitian perlu dilakukan setelah perumusan hipotesis penelitian. Hal ini
penting karena rancangan penelitian pada dasarnya merupakan strategi untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk
menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol atau
mengendalikan pelbagai variable yang berpengaruh dalam penelitian. Dengan
demikian desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian.
Unsur-unsur yang terpenting dalam menentukan desain
penelitian mencakup ada atau tidaknya pengobatan, jumlah sample dalam populasi,
jumlah dan waktu pengukuran, metode sampling, instrumen untuk pengumpulan data,
dan kontrol variable perancu atau tersembunyi. Pertanyaan-pertanyaan di bawah
ini penting dalam menyusun suatu desain penelitian:
1.
Apakah akan ada suatu intervensi
keperawatan yang perlu dilaksanakan kepada responden?
2.
Perbandingan tipe apakah yang akan
diprgunakan?
3.
prosedur apakah yang akan dipergunakan
untuk mengontrol variable?
4.
Kapan dan berapa kali data akan
dikumpulkan dari responden?
5.
Dalam situasi bagaimanakah riset akan
dilaksanakan, di klinik, di rumah atau di tempat yang lainnya?
6.
Berapakah jumlah responden untuk
setiap kelompok?
7.
Apakah setiap kelompok akan diseleksi
secara random?
8.
Apakah data dikumpulkan secara
cross-seksional dan cross-time?
Memilih Tipe
Desain Riset
Riset desain adalah
keseluruhan dari perencanaan untuk untuk menjawab riset question dan untuk
mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses riset.
Desain biasanya khusus pada beberapa tipe dari pendekatan riset yang akan
dipergunakan bagaimana perensenaan bisa diimplementasikan untuk mengontrol
scientific dalam meningkatkan interpretasi hasil riset
Klasifikasi
Jenis Penelitian
Klasifikasi penelitian secara garis
besar dibedakan menjadi 4, yaitu
1.
Deskriptif
2.
korelasional
3.
Quasi-Experimental
4.
Experimental
Penjelasan di bawah ini akan menguraikan mengenai empat
desain yang sering digunakan dalam penelitian keperawatan.
Ad.1 Rancangan
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan (
memaparkan ) pristiwa-peristiwa yang urgen terjadi pada masa kini. Deskripsi
peristiwa dilakukan secara sistemik dan lebih menekankan pada data faktual
daripada penyimpulan. Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa adanya
manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa
fenomena tersebut bisa terjadi, oleh karena itu penelitian jenis ini tidak
perlu adanya hipotesis. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan, atau
dilanjutkan dengan melakukan penelitian analitik.
Hubungan antar variabel diidentifikasi untuk menggambarkan
secara keseluruhan suatu peristiwa yang sedang diteliti, tetapi pengujian
mengenai tipe dan tingkat hubungan bukan merupakan tujuan utama dari suatu
penelitian deskriptif. Untuk menghindari bias dalam suatu penulisan dilakukan
dengan :
1.
Menghubungkan antara konsep dan
operasional definisi variabel
2.
Seleksi sampel dan besarnya sampel
3.
instrumen yang valid dan reliable
4.
Prosedur pengambilanm data dengan
adanya suatu kontrol lingkungan.
Desain Penelitian Deskriptif Typical
Desain ini digunakan untuk menguji
satu karakteristik dari sampel. Desain penelitian meliputi identifikasi suatu
peristiwa, variabel, mengembangkan teori dan operasionaldefinisi dari variabel.
Deskripsi variabel akan memungkinkan untuk dapat menginterpretasikan makna
suatu teori yang ditemukan dan populasiyang dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya.
Desain
Descriptif Comparatif
Desain ini digunakan untuk menguji
dan menjelaskan perbedaan variabel pada dua atau lebih group yang terjadi
secara alami pada suatu tempat. Analisa statistic deskriptif atau statistic
inferential bisa digunakan untuk menguji perbedaan antara atau diantara group.
Hasil dari analisa ini seringkali tidak
digeneralisasikan pada suatu populasi
Desain dimensi
waktu
Desain ini dikembangkan pada
disiplin epidemiologi, yang mempelajari terjadinya penyakit dan distribusinya
diantara populasi. Desain menguji rangkaian dan pola perubahan, pertumbuhan dan
trend sepanjang waktu. Dimensi waktu kemudian menjadi sebuah faktor penting.
Dalam bidang epidemiologi percobaan pada studi dimensi waktu dinamakan dengan
kohort. Hasil dari desain menuntun pada perkembangan hipotesa dan sering
menjadi awal dari desain experimental.
Desain ini terbagi lagi dalam
beberapa metode yaitu :
a.
Desain longitudinal
Desain-desain ini menguji pada subjek yang sama pada perioe
waktu tertentu Pola ini kadang-kadang disebut sebagai pola panel. Pola
longitudinal ini membutuhkan banyak biaya dan menuntut peneliti serta subjek yang komitmen selama
periode waktu tersebut sehingga sering terjadi bias. Area studi,
variabel-variabel pengukurannya harus di identifikasi dengan jelas sebelum
pengumpulan data dimulai. Pengukuran harus direncanakan dan diimplementasikan
secara hati-hati setiap mengulang pengukuran pada periode waktu tersebut.
b.
Rancangan Penelitian Cross Sectional
Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian
dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu)
pada suatu kelompok-kelompok subjek yang menjalani suatu proses kejadian
berdasarkan tahap dari proses tersebut.
c. Trend Desain
Desain ini menguji perubahan pada populasi umum dalam
hubungan fenomena khusus. Sampel subjek yang berbeda dipilih dari populasi yang
sama pada preset interval waktu dan pada setiap seleksi waktu. Peneliti
dituntut untuk mampu menyimpulkan sampel populasi selama studi. Analisa akan
menemukan strategi untuk memprediksi trend selanjutnya dari pengujian yang
lalu.
c.
Desain Event-partitioning
Adalah penggabungan dari desain longitudinal, desain trend
dan desain cross-sectional, yang digunakan pada beberapa kasus untuk
meningkatkan ukuran sampel dan pada desain ini dilibatkan pokok peristiwa yang
mempengaruhi setiap sampel yang diukur pada tiap waktu tertentu.
Desain Case
Study
Merupakan
rancangan penelitian yang mencakup pemgkajian satu unit penelitian secara
intensif, misalnya satu pasien, keluarga, kelompok, komunitas, atau instuisi.
Meskipun jumlah dari subjek cenderung sedikit, jumlah variabelyang diteliti
sangat luas. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui semua variabelyang
berhubungan dengan masalah penelitian. Desain dari studi kasus tergantung dari
keadaan kasus tetapi tetap mempertimbangkan waktu. Riwayat dan pola perilaku
sebelumnya biasanya dikaji secara rinci. Keuntungan yang paling besar desain
ini adalah pengkajian secara rinci meskipun jumlah dari responden sedikit,
sehingga akan didapatkan gambaran terhadap satu unit subjek secara jelas
misalnya, studi kasus tentang asuhan keperawatan pasien dengan Infarct Myocard
Acut pada hari pertama serangan di RS. Peneliti akan mengkaji variabel yang
sangat luas dari kasus diatas mulai dari menemukan masalah
bio-psiko-sosio-spiritual.
Rancangan
Penelitian Survey
Survey adalah suatu desain yang digunakan untuk
menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan
hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Pada survey, tidak ada
intervensi. Survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang, pengetahuan,
kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai. Ada tiga metode yang sering digunakan
dalam mengumpulkan data survey
1.
Interview melalui telepon
2.
Interview langsung- tatap muka
3.
Tanya jawab dengan penyebaran
questioner melalui surat.
Keuntungan dari survey ini adalah dapat menjaring responden
secara luas dan dapat dipergunakan untuk tujuan lainnya. Akan tetapi informasi
yang ada di survey sering cenderung superficial. Oleh karena itu penelitian
survey lebih baik dilaksanakan analisa secara bertahap
Ad.2 Rancangan
Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mengkaji
hubungan antara variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,
memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Sampel perlu mewakili
seluruh rentang nilai yang ada. Penelitian korelasional bertujuan mengumgkapkan
hubungan korelatif antar variabel. Hubungan korelatif mengacu pada
kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang
lain. Dengan demikian, dalam rancangan penelitian korelasional peneliti
melibatkan paling tidak dua variabel. Contoh penelitian deskriptif korelasional
dalam keperawatan dari Lindrgen’s (1990) yang meneliti tentang hubungan antara
“Burnout” dan dukungan sosial pada keluarga yang dirawat.
Tujuan penelitian ini untuk
menyelidiki hubungan antara dukungan sosial yang diterima oleh keluarga
“caregivers” dan “burnout” yang dialaminya. Tujuan tersebut mencakup penentuan
hubungan antar faktor “caregivers” situasi, meliputi: umur, lama merawat,
isolasi, dan derajat “burnout”. Burnout diukur dengan MBI: Modified Maslach
Burnout Inventory (Maslach & jackson, 1981)...Sosial support diukur dengan
Pertanyaan Norbeck Social Support (pp.473-475dikutip dari Burn&Grove. 1991)
Desain
korelasional Deskriptif
Penelitian korelasional biasanya dilakukan bila
variabel-variabel yang diteliti dapat diukur secara serentak dari suatu
kelompok subjek. Hubungan antar variabel ditujukan dengan koefisien korelasi
yang bergarak dari –1 sampai dengan +1. korelasi –1 berarti korelasi negatif
sempurna, sedangkan korelasi+1 berarti positif sempurna. Variabel dikatakan
adanya korelasi positip apabila korelasi
variasi suatu variabel diikuti sejajar oleh variabel yang lain. Pada contoh
kasus diatas, makin tua usia :caregivers” maka makin tinggi resiko :burnout”.
Bila variasi suatu variabel diikuti terbalik oleh variasi variabel lainnya, maka
kedua variabel tersebut berkorelasi negatif.
Desain
Korelasional Predictive
Model prediktif
dikembangkan untuk meramalkan nilai suatu variabel berdasarkan pada nilai yang
dihasilkan dari variabel lain. Prediktif merupakan suatu pendekatan untuk
pengujian suatu hubungan kausal antar variabel sejak fenomena kausal mulai
diuji ketentuan-ketentuan dependent dan independent digunakan untuk
menggambarkan variabel, satu variabel diklasifikasikan sebagai variabel
dependent dan yang lain sebagai variabel independent.
Tujuan dari desain ini adalah untuk
meramalkan tingkat variabel dependent dari variabel indepandent. Variabel
independent lebih efektif jika berhubungan dengan variabel dependent daripada
berhubungan dengan variabel independent lainnya yang digunakan dalam studi
tersebut.
Desain
Model-Testing
Beberapa studi didesain khusus untuk
menguji keakuratan model hipotesa sebab akibat. Desain ini menuntut semua
variabel relevan terhadap model pengukuran. Semua jalur menggambarkan hubungan
antara konsep yang diidentifikasi dengan gambaran konseptual yang dikembangkan.
Ad.3 Rancangan
Penelitian “ Quasi-Experimental” Atau Kausal Komparatif
Tujuan dari
penelitian Quasi-Experimental dan Experimental adalah untuk menguji hubungann
sebab akibat. Kekuatan dari desain tersebut adalah tergantung pada derajat
keaktualan dari perlakuan experimental (variabel bebas) dapat dideteksi dengan
pengukuran variabel terikat. Pemahaman akan kebenaran akibat dari perlakuan
experimen menuntut tindakan pengontrolan threat validitas penemuan. Threat ini
dikontrol melalui seleksi subjek, manipulasi perlakuan dan pengukuran variabel
bebas yang reliabel dan valid
Studi Quasi-Experimental digunakan
karena studi erxperimental tidak selalu dapat digunakan pada setiap kondisi,
terutama pada ilmu sosial yang melibatkan banyak respon.
Studi
Quasi-Experimental digunakan pada pengujian hubungan sebab akibat pada situasi
dimana kontrol yang ketat tidak memungkinkan. Desain ini dikembangkan untuk mengontrol berbagai threat sebisa
mungkin pada situasi dimana setidaknya satu dari tiga komponen kesejatian dari
desain experimental tidak dapat dipenuhi (random sampling, group kontrol dan
manipulasi perlakuan)
Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antar variabel tanpa
adanya manipulasi suatu variabel. Artinya, variabel-variabel yang akan diuji
hubungan kausalnya telah terjadi dalam kondisi yang wajar. Contoh rancangan
penelitian ini adalah Kohort, dimana pelaksaannya dengan cara melakukan
pengamatan terhadap variabel akibat terlebih dahulu baru kemudian melakukan
penelusuran secara prospektif selama periode tertentu terhadap
variabel-variabel yang diduga menyebabkannya. Misalnya dalam penelitian
keperawatan, pengamatan pada pasien pasca fraktur femur di rumah katakanlah 200
orang. Sebagian dari mereka : 50 orang secara alamiah dilakukan latihan-latihan
untuk mencegah kontraktur selama 1 bulan keluar dari RS, sebagian lagi:150
orang, tidak. Kedua kelompok tersebut kemudian diamati secara prospektif sampai
waktu tertentu, misalnya sampai waktu 5 bulan, dan ditentukan apakah ada
manifestasi kontraktur pada sendi sebelum 5 bulan. Bila dari 50 orang yang
dilakukan latihan-latihan dini 20 mengalami kontraktur ( insiden 20/50) dan
dari 150 orang yang tidak dilakukan latihan-latihan pergerakan 100 mengalami
kontraktur (insiden 100/150). Maka dapat dihitung resiko relatif tidak
dilakukan latihan, yakni (20/50 : 100/150 )
Penelitian Quasi-Experimental
bersifat ex-post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang
dipersoalkan telah selesai. Oleh karena itu, rancangan sangat tepat dipakai
dalam berbagai keadaan bila rancangan yang lebih kuat untuk mengungkapkan
hubungan sebab akibat, yaitu Experimental, tidak dapat dipakai. Kelemahan
penelitian ini adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas sihingga
hubungan sebab akibat yang ditemukan seringkali membawa penafsiran yang
bermacam-macam.
Ad.4 Rancangan
Penelitian Experimental
Penelitian Experimental adalah salah
satu rancangan penelitian yang dipergunakan untuk mencari hubungan sebab akibat
dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap
variabel bebas. Experimental merupakan rancangan penelitian yang memberikan
pengujian hipotesis yang paling tertata dan cermat, dimana pada penelitian
Kohort atau kasus kontrol hanya sampai pada tingkat dugaan kuat dengan landasan
teori atau telaah logis yang dilakukan peneliti. Akan tetapi studi ini pada
umumnya mahal dan pelaksanaannya rumit, sehingga penggunaannya terbatas.
Dilihat dari kemampuannya dalam melakukan kontrol terhadap variabel-variabel
penelitian, berdasarkan kemempuan melakukan kontrol terhadap variabel-variabel,
rancangan penelitian experimental dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
a.
Rancangan Pre-Post Experimental
Ciri dan tipe penelitian ini adalah
mengungkapkan hubungan sebsb akibat dengan
cara melibatkan satu kelompok subjek
Misalnya
rancangan pre-post test dalam satu kelompok
Subjek Pre Perlakuan Post Test
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
K O X O
Suatu kelompok sebelum dikenakan
perlakuan tertentu (X) diberi pretest, kemudian setelah perlakuan dilakukan
pengukursn lagi untuk mengetahui akibat dari perlakuan. Pengujian sebab akibat
denan cara membandingkan hasil pretest dengan post test. Namun tetap tanpa
melakukan perbandingan dengan pengaruh perlakuan yang dikenakan pada kelompok
lain. Penelitian ini dipandang masih sangat lemah karena tanpa melibatkan
kelompok kontrol, dan temuan penelitian sangat ditentukan oleh karakteristik
subjek. Apabila ditemukan atau tidak ditemukan perbedaan antara pretest dan
post test, maka tidak dapat dipastikan apakah ada/tidak adanya perbedaan itu
memeng disebabkan oleh perlakuan yang diberikan
b.
Rancangan Experimen Semu
Ciri rancangan ini adalah berupaya
untuk menungungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok
kontrol disamping kelompok experimental. Tapi pemilihan kedua kelompok ini
tidak menggunakan teknik acak. Dalam rancangan ini biasanya menggunakan
kelompok subjek yang telah terbentuk dengan wajar (teknik rumpun), sehingga
sejak awal bisa saja kedua kelompok subjek telah memiliki karakteristik yang
berbeda. Apabila pada post test ternyata kedua kelompok itu berbeda mungkin
perbedaannya bukan disebabkan oleh perlakuan tetapi karena sejak awal kelompok
awal sudah berbeda
.
Rancangan Penelitian Pre-Post tes
dengan Pemilihan
Subjek Pre Perlakuan Post test
K O X O
Dalam rancangan ini, kelompok
eksperimenal diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua
kelompok diawali dengan pretest dan setelah pemberian perlakuan diadakan
pengukuran kembali (post test).
c.
Rancangan Experimental Sungguhan
Ciri penelitian ini adalah
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol
disamping kelompok eksperimental yang dipilah dengan menggunakan teknik acak.
Oleh karena telah melibatkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimental dengan
pilihan acak, maka rancangan ini dapat dikatakan paling cermat dalam
mengungkapkan hubungan sebab akibat antar variabel. Ketidaksahihan internal
temuan penelitian yang bersumber dari karakteristik awal subjek dapat
dinetralkan. Ancaman kesahihan yang tersisa lebih banyak bersumber pada
kemampuan peneliti dalam mempertahankan kondisi agar tetap konstan selam
aksperimen berjalan
Ada
beberapa jenis rancangan penelitian eksperimental yang dapat dimasukan kedalam
kelompok ini
1.
Post test – only control group design
Pada rancangan ini, kelompok
eksperiment diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak diawali dengan
pretest. Pengukuran hanya dilakukan setelah pemberian perlakuan selesai.
Subjek Pre Perlakuan Post test
R - X O
R - - O
R = Random (acak)
2.
Pretest-Post test Control Group Design
Dalam rancangan ini, kelompok
eksperimental diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua
kelompok diawali dengan pretest, dan setelah pemberian perlakuan selesai
diadakan pengukuran kembali (post test). Rancangan penelitian ini mengikuti
urutan prosedural yang sama dengan rancangan
eksperimental semu sejenis. Perbadaan terletak pada pemilihan subjek
dengan menggunakan teknik acak.
Subjek Pre Perlakuan Pos test
R O X O
R O - O
R = Random (acak)
X = Variabel bebas atau perlakuan
O = Observasi
3.
Rancangan Salomon
Subjek Pre Perlakuan Post test
R - X O
R - _ O
R O X O
R O - O
R = Random
X = Variabel bebas atau perlakuan
O = Observasi
Rancangan ini pada dasarnya
menggabungkan 2 rancangan eksperimental
sebelumnya sehingga terbentuk rancangan yang melibatkan 4 kelompok. Dua
kelompok sebagai kelompok eksperimen dan
dua lainnya sebagai kelompok kontrol. Pada kedua kelompok eksperimen diberi
perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol tidak. Pada satu pasangan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diawali dengan pretest, sedangkan pada pada
pasangan yang lain tidak. Setelah pemberian perlakuan selesai diadakan pos test
pada keempat kelompok
Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental yang kuat dan cermat terhadap hasil
penelitian dibandingkan penelitian lainnya. Dan memungkinkan adanya suatu
perbandingan yang kompleks antara goup dan pengkajian efek dari pretest pada
nilai post test. Rancangan ini juga mampu menetralkan kelemahan-kelemahan rancangan
sebelumnya. Misalnya, untuk rancangan eksperimental sungguhan yang kedua,
dengan memasukkan langkah pemberian pretest dapat membuat subjek menjadi peka
dalam memberikan jawaban dalam post test.
Alur Pemilihan
Desain Penelitian
Apakah ada
intervensi?
Tidak ya
Apakah tujuan utama
mencari hubungan? Apakah
intervensi dikontrol ketat oleh peneliti
Tidak ya tidak ya
Desain apakah sampel akan Quasi Apakah scr random
Deskriptip diteliti sbg individu Experimental digunakan utk kontrol
Dlm kelompok? Kelompok?
Tidak Ya Tidak Ya
Desain Korelasi Apakah
original
Sampel
scr random
Seleksi
Tidak Ya
Studi
Experiment
Tidak ada komentar:
Posting Komentar