BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Tinjauan
Pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review
of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka
berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan
penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan. Fungsi peninjauan
kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian,
seperti dinyatakan oleh Leedy (1997) bahwa semakin banyak seorang peneliti
mengetahui, mengenal dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya (yang berkaitan erat dengan topik penelitiannya), semakin
dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti permasalahan yang dihadapi.
Walaupun
demikian, sebagian penulis (usulan penelitian atau karya tulis) menganggap
tinjauan pustaka merupakan bagian yang tidak penting sehingga ditulis “asal
ada” saja atau hanya untuk sekedar membuktikan bahwa penelitian (yang
diusulkan) belum pernah dilakukan sebelumnya. Kelemahan lain yang sering pula
dijumpai adalah dalam penyusunan, penstrukturan atau pengorganisasian tinjauan
pustaka. Banyak penulisan tinjauan pustaka yang mirip resensi buku (dibahas
buku per buku, tanpa ada kaitan yang bersistem) atau mirip daftar pustaka
(hanya menyebutkan siapa penulisnya dan di pustaka mana ditulis, tanpa membahas
apa yang ditulis).
1.2 TUJUAN
Makalah
ini bertujuan agar pembaca mengetahui apa tinjauan pustaka beserta
tujuan, fungsi, manfaat, dan penjelasan lainnya mengenai tinjauan pustaka
agar hasil penelitian dapat terarah. Kemudian, sebelum melaksanakan
penelitian, kita juga harus mengetahui tentang etika penelitian agar penelitian
nantinya tidak menjadi cacat moral.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan
pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari,membaca dan menelaah
laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Secara sederhana tinjauan
pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review
of related literature).
2.2 TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan
umum tinjauan pustaka adalah mengembangkan pemahaman dan wawasan yang
menyeluruh tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dalam suatu
topik.
2. Tujuan khusus
·
Menjelaskan dasar
pemikiran atau dasar teori yang digunakan dalam penelitian
·
Membatasi masalah dan
ruang lingkup Penelitian
·
Menemukan
variabel-variabel penelitian yang penting dan menentukan hubungan anatara
variabel penelitian
·
Merangkum pengetahuan yang
berkaitan dengan topik penelitian
·
Menemukan penjelasan
yang dapat membawa dalam menafsirkan data penelitian
·
Mengetahui apakah
penelitian yang akan dilaksanakan pernah dilakukan orang lain sehingga tidak
terjadi duplikasi
·
Mengetahui hasil
penelitian orang lain dalam bidang yang sama sehingga dapat memperluas cara
pembahasan penelitian
·
Memepertajam
penguasaan teori yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan
2.3 KEGUNAAN/FUNGSI
TINJAUAN PUSTAKA
Secara
umum fungsi tinjauan pustaka adalah:
1.
Untuk dijadikan
variable dalam melakukan suatu riset atau penelitian.
2.
Memberikan penjelasan
kepada pembaca mengenai dasar pemikiran atau dasar teori dilakukannya
penelitian terutama mengenai masalah mengapa suatu masalah dipilih untuk
diteliti dan mengapa beberapa variabel tertentu dianggap memberi penjelasan
pada masalah yang diteliti.
3.
Sebagai
peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya)
tentang masalah yang berkaitan
(Santoso, Urip. “Pentingnya
Tinjauan Pustaka dalam Proposal Penelitian” http://www.docstoc.com/
diakses tanggal 28 September 2010.)
Leedy
(1997, hal. 71) menerangkan bahwa suatu tinjauan pustaka mempunyai kegunaan
untuk:
1.
Mengungkapkan
penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan.
Dalam hal ini, diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab
permasalahan dan merancang metode penelitiannya.
2.
Membantu memberi
gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai
permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi.
3.
Mengungkapkan
sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum
kita ketahui sebelumnya.
4.
Mengenal
peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi
(yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya -karya
tulisnya yang lain yang mungkin terkait).
5.
Memperlihatkan
kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan
konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada.
6.
Menungkapkan ide-ide
dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumnya.
7.
Membuktikan keaslian
penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda dengan
penelitian-penelitian sebelumnya)
8.
Mampu menambah percaya
diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang
sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan
tenaga, waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut.
Dalam
penjelasan yang hampir serupa, Castetter dan Heisler (1984, hal. 38-43)
menerangkan bahwa fungsi
tinjauan pustaka, yaitu:
1.
Mengkaji sejarah
permasalahan
2.
Membantu pemilihan
prosedur penelitian
3.
Mendalami landasan
teori yang berkaitan dengan permasalahan
4.
Mengkaji kelebihan dan
kekurangan hasil penelitian terdahulu
5.
Menghindari duplikasi
penelitian
6.
Menunjang perumusan
permasalahan.
Satu
persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam bagian
berikut ini:
Kegunaan 1: Mengkaji
sejarah permasalahan
Sejarah
permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian
atas permasalahan tersebut. Pengkajian terhadap perkembangan permasalahan
secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang
dilihat kini akan memberi gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan materi
permasalahan (tinjauan dari waktu ke waktu: berkurang atau bertambah parah; apa
penyebabnya). Mungkin saja, tinjauan seperti ini mirip dengan bagian “Latar
belakang permasalahan” yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan
penelitian. Bedanya: dalam tinjauan pustaka, kajian selalu mengacu pada pustaka
yang ada. Pengkajian kronologis atas penelitian–penelitian yang pernah
dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut. Gambaran
bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat.
Kegunaan 2: Membantu
pemilihan prosedur penelitian
Dalam
merancang prosedur penelitian (research design), banyak untungnya untuk
mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh
peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang hampir serupa.
Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai
dalam menjawab permasalahan. Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan
prosedur-prosedur tersebut, kemudian dapat dipilih, diadakan penyesuaian, dan
dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi.
Kegunaan 3: Mendalami
landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan
Salah
satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan haruslah berada
pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada. Pengkajian pustaka, dalam
hal ini, akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified
explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan permasalahan. Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau
area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan teori sebagai basis
perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan.
Kegunaan 4: Mengkaji
kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
Kegunaan
tinjauan pustaka yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian
(yang diusulkan) belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian
penelitian ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang
pernah dilakukan. Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum
pernah ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu, atau hasil
penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau
kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi.
Dalam
penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur dan
hasil penelitian yang pernah ada (lihat kegunaan 2). Kehati-hatian perlu ada
dalam pengacuan tersebut. Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta
kelebihan dan
kekurangan. Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut akan berguna terutama dalam
memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu. Perlu
dikaji dalam penelitian yang dievaluasi apakah temuan dan kesimpulan berada di
luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah.
Evaluasi ini menghasilkan
penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok:
1. Kelompok Pustaka Utama (Significant
literature); dan
2. Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral
Literature).
Kegunaan 5: Menghindari
duplikasi penelitian
Kegunaan
yang kelima ini, agar tidak terjadi duplikasi penelitian, sangat jelas
maksudnya. Masalahanya, tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara luas.
Dengan demikian,
publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian
sangat penting. Dalam hal ini, peneliti perlu mengetahui sumber-sumber
informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan sumber-sumber
tersebut. Tinjauan pustaka, berkaitan dengan hal ini, berguna untuk membeberkan
seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan dengan permasalahan yang
dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi).
Kegunaan 6: Menunjang
perumusan permasalahan
Kegunaan
yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan. Pengkajian
pustaka yang meluas (tapi tajam), komprehensif dan bersistem, pada akhirnya
harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang
tersisa, yang memerlukan penelitian; yang membedakan penelitian yang diusulkan
dengan penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam kesimpulan
tersebut, rumusan permasalahan ditunjang kemantapannya (justified). Pada
beberapa formulir usulan penelitian (seperti misalnya pada formulir Usulan
Penelitian DPP FT UGM), bagian kesimpulan ini sengaja dipisahkan tersendiri
(agar lebih jelas menonjol) dan ditempatkan sesudah tinjauan pustaka serta
diberi judul “Keaslian Penelitian”.
(Anonim. Penulisan Tinjauan
Pustaka. http://mpkd.ugm.ac.id/
)
2.4 MANFAAT TINJAUAN
PUSTAKA
Dengan
melakukan tinjauan pustaka maka diperoleh beberapa manfaat hal
penting berikut ini:
1.
Mengarahkan pemahaman
masalah penelitian, sehingga rumusan masalah penelitian dapat disusun dengan
baik.
2.
Membantu menentukan
rancangan penelitian yang tepat, sehingga penelitian valid dan bermakna.
3.
Menghindari pengutipan
pndapat orang lain yang tidak tepat.
4.
Membantu menyusun
kerangka kerja penelitian.
(Admin. Etika Penelitian
Keperawatan. http://askep-askeb-kita.blogspot.com/)
2.5 CARA/STRATEGI
MENDAPATKAN TINJAUAN PUSTAKA
Strategi
mencari sumber pustaka meliputi pengenalan terhadap:
1.
Jenis-jenis sumber
pustaka
2.
Langkah-langkah yang
perlu ditempuh dalam mencari sumber pustaka.
Jenis-jenis sumber
pustaka
Jenis-jenis
sumber pustaka ada yang berupa media cetak,sumber pustaka non media cetak,
termasuk electronic library yang diakses melalui internet.
1)
Media cetak.
Secara umum ada
3 sumber pustaka media cetak yaitu referensi umum (buku acuan ), sumber pustaka
primer,dan sumber pustaka sekunder
a. Buku acuan (General References)
Contoh buku acuan
1.
Buku acuan yang
memberikan informasi langsung.
Contoh:
kamus, ensiklopedi, direktori, almanak, biografi, atlas dan buku ststatistik.
2.
Buku acuan yang
memberikan petunjuk mengenai sumber informasi,yang digunakan untuk penelitian
Contoh:
·
Bibliografi
Bibliografi
memuat tentang data publikasi dari buku-buku ataupun artikel riset dalam suatu
topik tertentu.
·
Buku indeks
Buku
indeks dan buku abstrak diperlukan untuk menelusuri lokasi sebuah pustaka yang
berupa artikel,laporan penelitian maupun yang berupa makalah seminar. Buku
indeks memuat daftar pengarang,judul,dan penerbit.
·
Buku abstrak.
Buku
sama dengan buku indeks selain itu juga memuat ringkasan dari artikel atau
makalahnya.
Contoh buku acuan yang diterbitkan
di Indonesia adalah:
-
Hasil-hasil penelitian
perguruan tinggi atas biaya SPP/DPP
-
Daftar kumulasi
disertasi,tesis dan laporan penelitian dari 13 perguruan tinggi negeri di
Indonesia
-
Indeks makalah
konferensi,lokakarya,seminar dan sejenisnya di Indonesia
-
Indonesian Agricultural
Bibliografi
b. Sumber pustaka
primer
Sumber
pustaka primer adalah pustaka yang merupakan penjelasan langsung dari seorang
peneliti mengenai kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Sumber pustaka
primer umumnya berupa artikel penelitian yang dimuat dalam suatu jurnal. Jurnal
adalah sebuah media cetak yang diterbitkan secara berkala misalnya sebulan
sekali, empat bulan sekali, atau enam bulan sekali.
Contoh jurnal yang terbit di
Indonesia maupun luar negeri:
-
Buletin Balai
Peneletian Kelapa
-
Buletin Penelitian
Hortikultura
-
Jurnal Biologi
Indonesia
-
Jurnal of Distance
Education
-
Jurnal of Woman Studies
Contoh lain sumber pustka primer
adalah tesis, desertasi, dan laporan penelitian.
c. Sumber pustaka
sekunder
Sumber
pustaka sekunder adalah setiap publikasi yang disusun oleh seseorang penulis
yang bukan pengamat langsung atau partisipasi dalam kegiatan yang digambarkan
dalam pustaka tersebut. Sumber pustaka sekunder dapat berupa buku teks,artikel
yang merupakan penafsiran penulis dari suatu topik ( modul ),artikel yang
membahas hasil penelitian orang lain.Contoh sumber pustaka sekunder adalah :
buku teks,dan artikel teladan.
2. Media
noncetak.
Media
non cetak berupa jaringan elektronik atau jaringan komputer karena media
tersebut banyak menyimpan dan mengkomunikasikan sumber informasi yang dapat
dijadikan referensi penelitian. Sumber pustaka media noncetak yang sedang
digunakan saat ini adalah artikel ataupun informasi lainyang diperoleh melalui
forum komunikasi dalam internet.
(Anonim. Penulisan Tinjauan
Pustaka. http://mpkd.ugm.ac.id/)
Langkah-langkah dalam
mencari sumber pustaka
Secara umum, tahapan tinjauan
pustaka adalah sebagai berikut:
1. Penelusuran
Awal
Melakukan
pemeriksaan sepintas terhadap sumber pustaka yang tersedia dan dikaitkan dengan
masalah penelitian yang akan diteliti. Dengan penelusuran awal ini, diperoleh
banyak sumber pusataka yang relevan dan mendukung penelitian.
2. Penelusuran
Sekunder
Penelusuran
dilakukan terhadap sumber pustaka secara lebih mendalam, kritis dan relevan
dengan masalah penelitian. Sumber pustaka yang diperoleh diharapkan yang
terbaru dan komprehensif baik berupa buku bacaan rujukan maupun laporan riset.
3. Penelusuran
komputer dan manual
Tinjauan
pustaka teori dapat telusuri dan disusun dan berbagai sumber lain yang dapat
diakses melalui:
a.
Komputer, yaitu sumber
pustaka yang berasal dari data base perpustakaan maupun dari website yang
menyediakan jurnal-jurnal penelitian.
b.
Cara manual, yaitu
menelusuri pustaka dengan menggunakan indeks dan abstrak penelitian serta
katalog buku perpustakaan.
(Admin. Etika Penelitian
Keperawatan. http://askep-askeb-kita.blogspot.com/)
v Mencari
sumber pustaka yang berupa media cetak.
Langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam mencari sumber pustaka yang berupa media cetak
berbeda dengan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencari sumber pustaka
melalui jaringan komputer.
Langkah-langkah yang harus
ditempuh:
a.
Mentukan masalah
penelitian secepat mungkin.
b.
Mencari dan mempelajari
sunber pustaka skunder.
c.
Memilih buku acuan yang
tepat.
d.
Menentukan kata-kata
kunci yang relavan.
e.
Mencari sumbar pustaka
primer yang relevan.
v Mencari
sumber pustaka berupa media elektronik/on-line
Sumber
pustaka juga dapat kita peroleh melalui akses internet dengan mesin
pencari ( browser ). Pada saat ini, banyak informasi ilmiah
yang tersedia untuk diakses secara elektronis atau on-line. Informasi ilmiah
tersebut tersedia dari media seperti: CD-ROM (yang dibaca lewat komputer), pita
rekaman suara, pita rekaman video, dan lewat internet. Untuk mencari alamat
situs/website atau juga bisa bergabung dengan salah satu group dengan mailing
list atau facebook, dan twitter.
Contoh kelompok diskusi dengan
mailing list
·
Distance education
research bulletin ( colicde-equest@umixg.ubc.ca )
·
Distance education
research list ( listserv@ryerson.binet )
Leedy
(1997:hal. 73) menjelaskan beberapa keuntungan mencari informasi ilmiah secara
on-line, yaitu antara lain:
1.
Tersedia jutaan
informasi dalam bentuk elektronis yang dipasarkan mendunia,
2.
Publikasi elektronis
biasanya lebih baru karena prosesnya lebih cepat daripada publikasi cetak,
3.
Pencarian informasi
berkecepatan tinggi (karena menggunakan komputer).
(Anonim. Penulisan Tinjauan
Pustaka. http://mpkd.ugm.ac.id/)
2.6 ETIKA PENELITIAN
1.
Sejarah
Secara histori, etika penelitian belum muncul ketika para
filsuf awal mengembangkan metode ilmiah yang melahirkan metodologi penelitian.
Sebab, penelitian di bidang apa saja pada hakikatnya menyangkut hajat dan hidup
orang lain. Pembicaraan tentang etika penelitian secara serius dimulai ketika
para sosiolog Amerika berkumpul dan membicarakannya sebagai bagian tak
terpisahkan dari penelitian baru pada awal 1960-an dengan menerbitkan prinsip
dan aturan etika penelitian dalam bentuk naskah akademik berjudul “ Code of
Ethics”. Di Jerman etika penelitian baru muncul pada awal 1990-an di kalangan
para sosiolog Jerman. Hasilnya, meraka menerbitkan naskah berjudul “
Ethik-Kodex 1993”. Malah disepakati bahwa etika penelitian sangat penting
dibahas dan secara simultan menjadi bagian dari pengajaran metodologi
penelitian. Diharapkan, seorang peneliiti tidak saja cakap dan menguasai
metodologi penelirian, tetapi juga wajib memiliki pengetahuan etis yang
menyertainya.
Etika
berasal dari bahasan Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek
etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam
masyarakat. Etika juga merupakan sopan santun atau tatakrama yang mengatur
hubungan-hubungan dan prilaku di dalam masyarakat. Menurut pandangan Sastrapratedja
(2004), etika dalam konteks filsafat merupakan refleksi filsafati atas
moralitas masyarakat sehingga etika disebut pula sebagai filsafat moral.
Etika
membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati
masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih
adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang
dinamis dalam tata kehidupan masyarakat. Sedangkan etika dalam ranah penelitian
lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan
penelitian.Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus
memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip
etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak
memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun
peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004)
Bagi
masyarakat modern, kita berfikir secara sistematis dalam prinsip moral dari
temuan penelitian yang telah terjadi pada abad-abad yang lalu. Menurut
percobaan bagian medis (NAZI) tahun 1930-1940 yang paling terpopuler yaitu
sikap yang tidak peduli terhadap etika, pada program nazi tersebut lebih
mengutamakan kekerasan dalam peperangan dan prisip rasisme “ musuh
“ serta ketahanan seseorang terhadap penyakit tanpa adanya pengobatan.
Pada
tahun 1974 congres mendirikan komisi perlindungan nasiomnal perlindungan
manusia dalam penelitian medis dan tingkah laku komisi ini menyelidiki etika
yang mendasar tentang manusia dalam penelitian dan mengidentifikasi
prinsip-prinsip yang membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian
etis.
Karena
para perawat lebih banyak terliat dalampenelitian, isu perlindungan subjek
manusia menjadi hal yang kritis. Profesi bertanggungjawab menetapkan untuk
menerapkan etika dalam penelitian keperawatan.
2.
Pengertian
Etika adalah
serangkaian tingkah laku, prinsip-prinsip dan aturan-aturan moral yang
menentukan tindakan mana yang benar dan mana yang salah. Keputusan etika adalah
keputusan yang diambil oleh seseorang pada apaah suatu tindakan khusus benar
atau salah.
Etika berasal
dari bahasan Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek etimologis
memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Di dalam bahasa Latin etika berasal dari kata mos
(tunggal) atau mores (jamak), yang artinya kebiasaan,adat, norma etis yang berlaku. Dalam perkembangan selanjutnya etika adalah
ilmu/penegtahuan tentang apa yang dilakukan (pola perilaku) orang, atau
pengetahuan tentang adat kebiasaan orang. Menurut
pandangan Sastrapratedja (2004), etika dalam konteks filsafat merupakan
refleksi filsafati atas moralitas masyarakat sehingga etika disebut pula
sebagai filsafat moral. Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis
moralitas yang dihayati masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan
pedoman etis yang lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena
adanya perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat. (yurisa, wella. 2008. “Etika Penelitian Kesehatan”.
Dari
pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu atau
pengetahuan yang membahas manusia, terkait dengan prilakunya terhadap manusia,
terkait dengan prilakunya terhadap manusia lain atau sesama manusia. Sedangkan,
Penelitian adalah upaya mencari kebenaran terhadap semua fenomena kehidupan
manusia, baik yang menyangkut fenomena alam maupun sosial, budaya pendidikan,
kesehatan, ekonomi, politik atau sebagainya, guna pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk kesejahteraan umat manusia.
Jadi,
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak penelitian, pihak yang
diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil
penelitian tersebut. Etik penelitian ini mencakup juga prilaku peneliti atau
perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan
oleh peneliti bagi masyarakat.
3.
Prinsip-Prinsip
Etika Penelitian
Dalam
melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian adalah
manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki
kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan
benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian
pada manusia yang harus dipahami antara lain :
a.
Prinsip manfaat
Dengan prinsip
pada aspek manfaat, maka segala bentk penelitian yang dilakukan diharapkan
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.prinsip ini dapat ditegakkan
dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia,
tidak menjadikan manusia untuk di exploitasi.
b.
Prinsip menghormati manusia
Manusia memiliki
hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus di hormati, karena manusia
berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk diikut sertakan
menjadi subjek penelitian.
c.
Prinsip keadilan
Prinsip ini
dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak atau
membrikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia, dan tidak
berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.
4.
Hak dan Kewajiban
Secara rinci
hak-hak dan kewajiban peneliti dan yang diteliti (informant) adalah sebagai
berikut :
1)
Hak dan Kewajiban
responden
Hak-hak responden :
a.
Hak untuk dihargai
privacy-nya
Privacy adalah
hak setiap orang. Semua orang mempunyai hak untuk memperoleh privacy atau
kebebasan pribadinya. Demikian pila responden sebagai objek peneliti di tempat
kediamannya masing-masing.
b.
Hak untuk
merahasiakan informasi yang diberikan
Informasi yang
akan diberikan oleh responden adalah miliknya sendiri. Tetapi karna diperlukan
dan diberikan kepada peneliti atau pewancara, maka kerahasiaan informasi
tersebut perlu dijamin oleh peneliti. Apabila informasi tersebut kemudian
diberikan kepada peneliti dan kemudian diolahnya maka bentuknya bukan informasi
individual dari orang per orang dengan nama tertentu, tetapi dalam bentuk
agregat atau kelompok responden. Oleh karena itu realisasi hak responden untuk
merahasiakan informasi dari masing-masing responden maka nama responden pun
tidak perlu di cantukan, cukup dengan kode-kode tertentu.
c.
Hak memperoleh
jaminan keamanan atau keselamatan akibat dari informasi yang diberikan
Apabila
informasi yang diberikan itu membawa dampak terhadap keamanan atau keselamatan
bagi dirinya atau keluarganya maka peneliti harus bertanggung jawab terhadap
akibat tersebut.
d.
Hak memperoleh
imbalan atau kompensasi
Apabila semua
kewajiban telah dilakukan, dalam arti telah memberikan informasi yang
diperlukan oleh peneliti atau pewawancara, respondenberhak menerima imbalan
atau kompensasi dari pihak pengambilan data atau informasi.
Kewajiban
respoden:
Setelah adanya
inform consent dari responden atau informan, artinya responden sudah mempunyai
keterikatan dengan peneliti atau pewawancara berupa kewajiban responden untuk
memberikan informasi yang diperlukan peneliti. Tetapi selama belum ada inform
consent, responden tidak ada kewajiban apapun terhadap peneliti atau
pewawancara.
2)
Hak dan Kewajiban
eneliti atau Pewawancara
Hak peneliti :
Bila responden bersedia diminta informasinya (menyetujui
inform consent), peneliti mempunyai hak memperoleh informasi yang diperlukan
sejujur-jujurnya dan selengkapnya dari responden atau informan. Apabila hak ini
tidak diterima dari responden, dalam arti responden menyembunyikan informasi
yang diperlukan, maka responden perlu diingatkan kembali terhadap kewajiban
inform consent yang telah diberikan.
Kewajiban peneliti :
a.
Menjaga privasi
responden
Dalam
melakukan wawancara atau memperoleh informasi dari responden harus menjaga
privacy mereka dan peneliti harus menyesuaikan diri dengan responden tentang
waktu dan tempat dilakukannya wawancara atau pengambilan data, sehingga
responden tidak merasa diganggu privacy nya.
b.
Menjaga kerahasiaan
responden
Hal-hal yang
terkait dengan responden harus dijaga kerahasiaannya. Peneliti atau pewawancara
tidak dibenarkan untuk menyampaikan kepada orang lain tentang apapun yang
diketahui oleh peneliti.
c.
Memberikan
kompensasi
Apabila
informasi yang diperlukan telah diperoleh dari responden maka peneliti juga
memenuhi kewajibannya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tinjauan
pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari,membaca dan menelaah
laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Secara sederhana tinjauan
pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review
of related terature).
Secara
umum tinjauan pustaka bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan wawasan
yang menyeluruh tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dalam suatu
topik. Selain itu, tinjauan pustaka juga bertujuan untuk memberikan penjelasan
kepada pembaca mengenai dasar pemikiran atau dasar teori dilakukannya
penelitian terutama mengenai masalah mengapa suatu masalah dipilih untuk
diteliti dan mengapa beberapa variabel tertentu dianggap memberi penjelasan
pada masalah yang diteliti.
Untuk mencari sumber tinjauan
pustaka dapat melalui media cetak seperti Koran, majalah, buku, dan sumber
lainnya. Selain itu juga dapat melalui media noncetak seperti media elektronik
seperti dari situs di internet.
Selain
tinjauan pustaka, hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penelitian
adalah etika penelitian. Jika dalam penelitian tidak memiliki etika, maka
penelitian tertentu akan bisa merugikan orang lain. Sehingga seorang peneliti
harus bisa menerapkan etika penelitian tersebut.
3.2
Saran
Ketika
akan melakukan suatu penelitian, hendaknya para peneliti benar-benar memahami
konsep tinjauan pustaka. Selain itu, peneliti juga harus memegang teguh etika
dalam melaksanakan penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Brink,
Pamela J & Marilynn J. Wood. 1998. Langkah Dasar Dalam Perencanaan Riset
Keperawatan edisi 4. Jakarta:EGC.
Hidayat,
Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta:Salemba Medika
Nasution. 2004. Metode research
(penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara
Silalahi. 2003. Metodologi
Penelitian dan Studi Kasus. Sidoarjo: Citramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar