PENDAHULUAN
Kanker
adalah istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan maligna dalam setiap
bagian tubuh, pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit, dan berkembang
dengan mengorbankan manusia sebagai hospesnya (Hinchliff, 1999).
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada
serviks uteri, dan merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita oleh
wanita.
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel
neoplastik terdapat pada seluruh lapisan epitel serviks uteri (Price dan
Wilson, 1995).
Kanker serviks
merupakan keganasan tersering kedua dari traktus reproduksi wanita. Umumnya
paling banyak ditemukan pada usia 31-60 tahun. Penyebaran kanker ini dapat
secara perkontinuatum, melalui pembuluh limfe atau melalui pembuluh darah.
Epidemiologis :
·
Kanker
serviks uterus merupakan kanker ginekologi terbanyak (70%-75%)
·
Kanker
serviks kurang lebih 26% kanker pada wanita
·
Satu
dari 63 bayi wanita yang lahir akan menjadi kanker serviks
·
Sembilan
persen penderita kanker serviks berusia kurang dari 35 tahun
·
Hanya
53% kanker in situ terjadi pada usia kurang dari 35 tahun
·
Survival
rate akan lebih baik pada penderita kurang dari 45 tahun
ETIOLOGI
Penyebab
pasti kanker serviks belum diketahui, namun diduga karena :
·
Sperma yang mengandung komplemen
histone
·
Semen alkalis
·
Mikoplasma
·
Klamidia
·
Herpes simplex tipe 2
·
Human Papiloma Virus (HPV)
Faktor
resiko kanker serviks adalah :
·
Kawin pada usia kurang dari 20
tahun
·
Prostitusi (berganti-ganti
pasangan seksual)
·
Sosial ekonomi rendah
·
Multiparitas
·
Kehamilan usia muda
·
Tidak sirkumsisi
·
Laserasi post partum
·
Penyakit menular seksual
·
Penyakit kronik serviks yang tidak
diobati
·
Wanita perokok (4-13 kali lebih
besar dari yang bukan perokok)
PATOFISIOLOGI
Kanker serviks timbul di batas
antara epitel yang melapisi ektoservik (portio) dan endoserviks yang disebut
sebagai Squamo-Columnas Junction (SCJ). Pada wanita muda, SCJ berada di luar
osteum uteri eksterna sedang pada wanita berumur 35 tahun SCJ ini berada di
kanalis serviks. Tumor dapat tumbuh :
1.
Eksofilik
Mulai dari SCJ
ke arah lumen vagina sebagai masa poliferatif yang mengalami infeksii sekunder
dan nekrosis.
2.
Endofilik
Mulai dari SCJ
tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung untuk mengadakan infiltrasi
menjadi ulkus.
3.
Ulseratif
Mulai dari SCJ
daan cenderung merusak jaringan serviks dengan melibatkan awal pornises vagina
untuk menjadi ulkus yang luas.
Serviks yang normal secara
alamiah mengalami proses metaplasia. Dengan masuknya mutagen, proses tersebut
dapat berkembang ke arah displasia. Tingkatan displasia :
1.
Ringan (NIS
I) : kelainan
epitel terbatas pada lapisan basal
2. Sedang (NIS II) : lesi epitel
lebih dari setengah bagian
3. Berat (NIS III) : seluruh
lapisan epitel terkena
Perubahan
displasia dapat terjadi karena trauma mekanik atau kimiawi, infeksi
virus/bakteri, dan gangguan keseimbangan hormon.
Kanker
serviks dapat menyebar melalui tiga cara, yaitu :
1.
Perkontinuatum ke alat-alat tubuh sekitarnya
Dari
serviks ke ostium uteri internum kemudian ke segmen bawah uterus dan mengenai dinding fundus. Menyebar ke kandung
kemih, vagina, dan rektum.
2.
Limfogen
Ke kelenjar
paraservikalis, hipogastrika dan iliaka eksterna
3.
Hematogen
Tumor
metastasis ke alat-alat tubuh yang jauh, paru-paru, hati sumsum tulang dan lain-lain.
KLASIFIKASI
·
Stadium 0
Kanker in situ atau kanker epitelial, membrana basalis
masih utuh.
·
Stadium I
I :
proses terbatas pada serviks
I
a : membrana basalis sudah
rusak dan sel tumor ganas sudah memasuki stroma, tetapi tidak melebihi 1 mm dan
sel tumor tidak terdapat pada pembuluh limfe atau pembuluh darah
I
b occ : secara klinis tumor ini
belum tampak sebagai kanker tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata tumor
telah mengadakan invasi stroma melebihi stadium I a
I
b : secara klinis sudah
diduga adanya tumor ganas dan secara histologi terdapat invasi ke stroma
·
Stadium II
Proses sudah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 bagian
atas vagina dan atau ke paramentrium tetapi tidak sampai pada dinding panggul.
II a :
penyebaran ke vagina, paramentrium masih bebas dari proses
II b :
penyebaran ke paramentrium
·
Stadium III
Penyebaran telah terjadi ke 1/3 distal vagina atau ke
paramentrium sampai ke dinding panggul.
III
a : penyebaran ke vagina, proses
di paramentrium tidak menjadi persoalan asal tidak sampai ke dinding panggul
III
b : penyebaran ke paramentrium
sampai dinding panggul atau proses pada
stadium 1 dan 2 tetapi telah disertai gangguan fungsi ginjal.
·
Stadium IV
Tumor telah mencapai mukosa rektum atau kandung kencing
atau telah terjadi metastasis ke luar panggul kecil atau ke tempat jauh.
IV
a : proses sudah keluar dari
panggul kecil atau sudah sampai mukosa rektum atau kandung kencing.
IV b : telah terjadi penyebaran jauh seperti
tulang, paru, hepar
MANIFESTASI KLINIS
·
Perdarahan abnormal per vaginal
Terjadi perdarahan di antara dua masa haid, baik sesudah
koitus maupun tidak, perdarahan lebih dari satu tahun sesudah menopause dan
keluar lendir bercampur darah serta polymenorhea. Perdarahan awal bertambah
jumlah dan durasinya sejalan dengan progresivitas kanker dan merupakan indikasi
bahwa proses penyakit sudah menyerang limfe.
·
Vaginal discgarge
Keputihan yang tidak gatal dan berbau busuk.
·
Keluhan rasa nyeri
Umumnya merupakan gejala lanjut dan biasanya berupa rasa
nyeri samaran pada perut bagin bawah.
·
Gangguan defekasi, miksi, iritasi
bladder serta adanya fistula jika pengikisan maligna menembus dinding pembatas
organ
PEMERIKSAAN PENUNJANG
·
Pada pemeriksaan fisik ditemukan
adanya pembengkakan kelenjar limfe supraklavikuler dan pembesaran hepar
·
Pada pemeriksaan spekulum
didapatkan lapisan-lapisan besar selaput lendir mudah lepas dan mudah berdarah
waktu disuap spatel
·
Adanya warna kemerahan di sekitar
ostium eksternum servikalis uteri
·
Pap smear
·
Biopsi, ditemukan adanya
displasia, neoplasia intraepitel (CIN) atau lesi intra epitel skuamoa tingkat
tinggi (HGSIL)
PENATALAKSANAAN
·
Pada stadium 0 dilakukan
elektrokoagulasi, cryosurgery, konisasi portro atau penggunaan sinar laser,
jika penderita masih muda dan masih ingin menambah anak. Pada usia tua atau
penambahan anak tidak diinginkan lagi, sebaiknya dilakukan histerektomi total
untuk menghindari kekambuhan. Pada kasus tertentu (kontraindikasi untuk
melakukan operaasi) aplikasi radium dilakukan tanpa penyinaran luar.
·
Pada tingkat klinik I a dilakukan
histerektomi total yang diperluas
·
Pada tingkat I b occ, I b, II b awal dilakukan operasi
radikal (histerektomi raadikal dan limfaolenektomi kelenjar-kelenjar regional)
atau penyinaran
·
Pada stadium III dan IV, operasi
tidak mungkin lagi dilakukan. Pada stadium III dilakukan penyinaran luar
sebanyak 2000 rads ke seluruh panggul
selanjutnya dilakukan penyinaran luar lagi sebanyak 3000 rads ke
paramentrium.
·
Pada stadium IV a, penyinaran
bersifat paliatif dan dapat dilakukan kemoterapi.
·
Pada stadium IV b dilakukan
kemoterapi sedangkan penyinaran ke panggul dapat dipertimbangkan.
PROGNOSIS
Angka kelangsungan hidup
penderita selama lima
tahun adalah stadium 0 100%, stadium I 85-95%, stadium II 70-75%, stadium III
35%, stadium IV 10%.
Faktor-faktor yang menentukan
prognosis adalah :
·
Umur penderita
·
Keadaan umum penderita
·
Stadium penyakit
·
Ciri-ciri
histologik sel tumor
·
Kemampuan ahli atau tim ahli yang menanganinya
·
Sarana pengobatan yang tersedia
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
|||||||
Risiko Infeksi b.d imunosupresif,prosedur invasive
|
Setelah dilakuakan
asuhan keperawatan selama 5 X 24jam pasien dapat memperoleh
1.Pengetahuan:Kontrol infeksi
Indikator:
-
Menerangkan
cara-cara penyebaran infeksi
-
Menerangkan
factor-faktor yang berkontribusi dengan penyebaran
-
Menjelaskan
tanda-tanda dan gejala
- Menjelaskan
aktivitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap infeksi
Keterangan:
1 : tidak pernah
2 : terbatas
3 : sedang
4 : sering
5 : selalu
2.Status Nutrisi
- Asupan nutrisi
- Asupan makanan dan cairan
- Energi
- Masa tubuh
- Berat badan
Keterangan:
1 : sangat bermasalah
2 : bermasalah
3 : sedang
4 : sedikit bermasalah
5 : tidak bemasalah
|
Kontrol Infeksi
-
Bersikan lingkungan setelah digunakan oleh pasien
-
Ganti peralatan pasien setiap selesai tindakan
-
Batasi
jumlah pengunjung
-
Ajarkan cuci
tangan untuk menjaga kesehatan individu
-
Anjurkan
pasien untuk cuci tangan dengan tepat
-
Gunakan
sabun antimikrobial untuk cuci tangan
-
Anjurkan
pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah meninggalkan ruangan
pasien
-
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien
-
Lakukan
universal precautions
-
Gunakan
sarung tangan steril
-
Lakukan
perawatan aseptic pada semua jalur IV
-
Lakukan
teknik perawatan luka yang tepat
-
Ajarkan pasien
untuk pengambilan urin porsi tengah
-
Tingkatkan
asupan nutrisi
-
Anjurkan
asupan cairan yang cukup
-
Anjurkan
istirahat
-
Berikan
terapi antibiotik
-
Ajarkan
pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala dari infeksi
-
Ajarkan
pasien dan anggota keluarga bagaimana mencegah infeksi
|
|||||||
Kurang pengetahuan tentang program penggobatan dan tindakan preventif
|
1.
Pengetahuan : proses penyakit
-
Mengenal nama penyakit
-
Deskripsi proses penyakit
- Deskripsi faktor penyebab atau faktor
pencetus
-
Deskripsi tanda dan gejala
-
Deskripsi cara meminimalkan
perkembangan penyakit
-
Deskripsi komplikasi penyakit
-
Deskripsi tanda dan gejala
komplikasi penyakit
-
Deskripsi cara mencegah
komplikasi
Skala :
1 : tidak ada
2 : sedikit
3 : sedang
4 : luas
5 : lengkap
2.
Pengetahuan : prosedur perawatan
-
Deskripsi prosedur perawatan
-
Penjelasan tujuan perawatan
-
Deskripsi langkah-langkah
prosedur
- Deskripsi adanya pembatasan
sehubungan dengan prosedur
-
Deskripsi alat-alat perawatan
Skala :
1 : tidak ada
2 : sedikit
3 : sedang
4 : luas
5 : lengkap
|
1.
Pembelajaran : proses penyakit
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang
penyakit
-
Jelaskan patofisiologi penyakit
dan bagaimana kaitannya dengan anatomi dan fisiologi tubuh
- Deskripsikan tanda dan gejala umum
penyakit
-
Identifikasi kemingkinan
penyebab
-
Berikan informasi tentang
kondisi klien
-
Berikan informasi tentang hasil
pemeriksaan diagnostik
-
Diskusikan tentang pilihan
terapi
- Instruksikan klien untuk melaporkan
tanda dan gejala kepada petugas
2.
Pembelajaran :
prosedur/perawatan
-
Informasikan klien waktu
pelaksanaan prosedur/perawatan
-
Informasikan klien lama waktu
pelaksanaan prosedur/perawatan
- Kaji pengalaman klien dan tingkat
pengetahuan klien tentang prosedur yang akan dilakukan
-
Jelaskan tujuan
prosedur/perawatan
-
Instruksikan klien utnuk
berpartisipasi selama prosedur/perawatan
- Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan
setelah prosedur/perawatan
- Instruksikan klien menggunakan tehnik
koping untuk mengontrol beberapa aspek selama prosedur/perawatan (relaksasi
da imagery)
|
|||||||
Nyeri Akut
berhubungan dengan agen injuri fisik
|
NOC: Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 5X24jam pasien mampu untuk
Mengontrol nyeri
dengan indikator:
-
Mengenal factor-faktor penyebab
nyeri
-
Mengenal onset nyeri
-
Melakukan tindakan pertolongan
non-analgetik
-
Menggunakan analgetik
-
Melaporkan gejala-gejala kepada
tim kesehatan
-
Mengontrol nyeri
Keterangan:
1 = tidak pernah dilakukan
2 = jarang dilakukan
3 =kadang-kadang dilakukan
4 =sering dilakukan
5 = selalu dilakukan pasien
Menunjukan tingkat nyeri
Indikator:
-
Melaporkan nyeri
-
Melaporkan frekuensi nyeri
-
Melaporkan lamanya episode nyeri
-
Mengekspresi nyeri: wajah
-
Menunjukan posisi melindungi
tubuh
-
kegelisahan
-
perubahan respirasi rate
-
perubahan Heart Rate
-
Perubahan tekanan Darah
-
Perubahan ukuran Pupil
-
Perspirasi
-
Kehilangan nafsu makan
Keterangan:
1 : Berat
2 : Agak berat
3 : Sedang
4 : Sedikit
5 : Tidak ada
|
Manajemen Nyeri
-
Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi,
karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya
nyeri, dan faktor-faktor presipitasi
-
observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya
dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif
-
Berikan analgetik sesuai dengan
anjuran
-
Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan
nyeri
-
Kaji latar belakang budaya
pasien
-
Tentukan dampak dari ekspresi
nyeri terhadap kualitas hidup: pola tidur, nafsu makan, aktifitas kognisi,
mood, relationship, pekerjaan, tanggungjawab peran
-
Kaji
pengalaman individu terhadap nyeri,
keluarga dengan nyeri kronis
-
Evaluasi tentang keefektifan
dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan
-
Berikan
dukungan terhadap pasien dan keluarga
-
Berikan
informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan
-
kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
pasien terhadap ketidaknyamanan
(seperti: temperatur ruangan, penyinaran, dll)
-
Anjurkan pasien untuk memonitor
sendiri nyeri
-
Ajarkan penggunaan teknik
non-farmakologi (seperti: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi,
aplikasi panas-dingin, massase)
-
Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
-
Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon pasien
-
Tingkatkan tidur/istirahat yang
cukup
-
Anjurkan
pasien untuk berdiskusi tentang pengalaman nyeri secara tepat
-
Beritahu
dokter jika tindakan tidak berhasil atau terjadi keluhan
-
Informasikan
kepada tim kesehatan lainnya/anggota keluarga saat tindakan nonfarmakologi
dilakukan, untuk pendekatan preventif
-
Monitor
kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri
Pemberian Analgetik
-
Tentukan
lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,dan keparahan sebelum pengobatan
-
Berikan obat dengan prinsip 5
benar
-
Cek riwayat alergi obat
-
Libatkan
pasien dalam pemilhan analgetik yang akan digunakan
-
Pilih
analgetik secara tepat /kombinasi lebih dari satu analgetik jika telah
diresepkan
-
Tentukan
pilihan analgetik (narkotik, non narkotik, NSAID) berdasarkan tipe dan
keparahan nyeri
-
Monitor tanda-tanda vital,
sebelum dan sesuadah pemberian analgetik
-
Monitor reaksi obat dan
efeksamping obat
-
Dokumentasikan
respon setelah pemberian analgetik dan efek sampingnya
-
Lakukan
tindakan-tindakan untuk menurunkan efek analgetik (konstipasi/iritasi
lambung)
|
|||||||
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan dan perubahan
perkembangan penyakit
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 24 jam, klien mampu :
Meningkatkan citra tubuh, indikator :
-
Penerimaan
diri secara verbal
-
Mempertahankan
kontak mata
-
Komunikasi
terbuka
-
Perhatian
terhadap orang lain
-
Tingkat
kepercayaan diri
Skala :
1 : Tidak pernah berfikir positif
2 : Jarang berfikir positif
3 : Kadang berfikir positif
4 : Sering berfikir positif
5 : Selalu berfikir positif
|
Peningkatan
citra tubuh
-
Kaji
citra tubuh klien dengan cara menanyakan bagian tubuh yang disukai dan tidak
disukai
-
Bantu
klien untuk mendiskusikan perubahan tubuh akibta penyakit
-
Bantu
klien untuk mendiskusikan fungsi tubuh yang terganggu
-
Kaji
perasaan klien ketika berinteraksi dengan orang lain
-
Kaji
persepsi klien dan keluarga tentang perubahan tubuh yang terjadi
-
Identifikasi
strategi koping yang digunakan
-
Kaji
apakah perubahan gambaran diri mempengaruhi hubungan sosial klien
-
Bantu
klien mengidentifikasi bagian tubuh lain yang bernilai positif
-
Identifikasi
dukungan sosial yang dimiliki klien
|
|||||||
Cemas b.d krisis
situasional, ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan
|
NOC: Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 2X24 jam, pasien mampu mengontrol cemas dengan indikator:
-
Memonitor intensitas cemas
-
Menghilangkan penyebab cemas
-
Menurunkan stimulus lingkungan
ketika cemas
-
Mencari informasi untuk
menurunkan cemas
-
Menggunakan strategi koping yang
efektif
-
Melaporkan kepada perawat
penurunan lama cemas
-
Menggunakan teknik
relaksasi untuk menurunkan cemas
-
Mempertrahankan hubungan sosial
-
Mempertahankan konsentrasi
-
Melaporkan kepada perawat tidur
cukup
-
Melaporkan kepada perawat bahwa
cemas tidak mempengatruhi keadaan fisik
-
Tidak adanya tingkah laku yang
menunjukan cemas
Keterangan:
1 = tidak pernah
dilakukan
2 = jarang
3 = kadang-kadang
4 = sering
5 = selalu
dilkakukan
|
Menurunkan cemas:
-
Tenangkan pasien
-
Jelaskan seluruh prosedur
tindakan kepada pasien dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan
tindakan
-
Berusaha memahami keadaan pasien
- Berikan informasi tentang
diagnosa, prognosis dan tindakan
-
Mendampingi pasien untuk
mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan
- Dorong pasien untuk menyampaikan
tentang isi perasaannya
-
Kaji tingkat kecemasan
-
Dengarkan pasien dengan penuh
perhatian
-
Ciptakan hubungan saling percaya
- Bantu pasien menjelaskan keadaan
yang bisa menimbulkan kecemasan
-
Bantu pasien untuk mengungkapkan
hal hal yang membuat cemas
-
Ajarkan pasien teknik relaksasi
- Berikan obat obat yang mengurangi cemas
|
|||||||
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. 1998.
Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC. Jakarta
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Edisi 8. EGC. Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan
Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
Guyton. Hall. 1997. Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC. Jakarta
Hinchliff, S. 1999. Kamus
Keperawatan. Edisi 17. EGC. Jakarta
http://www. us elsevierhealth.
com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
Iowa Intervention Project, 1996, Nursing
Intervention Classification (NOC), Mosby-Year Book
Iowa Outcome Project, 2000, Nursing
Outcome Classification (NOC), Mosby-Year Book
Mansyoer, A., Dkk. 1999. Kapita SeleKta Kedokteran. Media
Aeskulapius FKUI. Jakarta
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, PenyakitKandungan dan
Keluarga Berencana. EGC. Jakarta
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification.
Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit
UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta
I. Identitas Klien
1.
Nama :
Ny. S
2.
Umur :
50 tahun
3.
Jenis kelamin : Perempuan
4.
Alamat : Planjon RT 2/14
5.
Status perkawinan : Menikah
6.
Agama : Islam
7.
Pendidikan : SD
8.
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
9.
Tanggal masuk RS : 25/09/2005
10. Tanggal pengkajian : 26/09/2005
11. Sumber informasi : Anak
12. Keluarga yang dapat
dihubungi : Anak
2. Status Kesehatan Saat Ini
1.
Alasan kunjungan / keluhan saat ini:
Klien mengatakan badannya terasa
lemah, nyeri pada perut bagian bawah.
2.
Faktor pencetus
Klien datang ke Rumah Sakit
karena mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak 3 bulan yang lalu.
3.
Lamanya keluhan
Di rasakan sudah 3 bulan.
4.
Timbulnya keluhan
Perdarahan terjadi tidak tentu waktunya.
5. Faktor yang memperberat
Perdarahan akan
semakin banyak jika klien melakukan aktivitas yang berat.
6.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
a.
Sendiri: Setelah mengetahui keadaannya klien istirahat
dari aktivitas yang berat.
b.
Oleh orang lain: Klien
sebelumnya di bawa ke rumah Sakit Fatimah untuk mendapat perawatan di sana.
7. Diagnosa medik
Ca Cervix III A dengan Anemi
II.
Riwayat Keluarga
Genogram
- Penyakit yang pernah dialami
a. Kanak-kanak
: Tidak ada
b. Kecelakaan : Tidak pernah
c. Pernah dirawat : Pernah di rawat sebelumnya
karena sakit typhoid, Klien juga pernah dilakukan curretage pada 20 Juli 2005.
d. Operasi : Belum pernah
- Alergi
Klien tidak mempunyai riwayat alergi
- Imunisasi
Klien mengatakan tidak pernah melakukan
imunisasi kecuali tetanus toxoid sewaktu hamil
- Kebiasaan merokok, kopi, obat, dan alcohol
Klien mengatakan tidak mempunyai
kebiasaan tersebut.
- Obat-obatan
Klien tidak mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dari dokter.
3. Pengkajian Fisik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan
darah : 120/80 mmHg
Nadi :
80 x/m
Temperatur : 36,5 oC
Respirasi rate : 20 x/m
Berat Badan : 51 kg , Tinggi Badan : 155 cm
Pemeriksaan Head to toe
- Kepala
Bentuk Bulat, keluhan yang dikemukakan akhir-akhir ini klien mengeluh
sering pusing, rambut cukup bersih.
- Mata
Pupil isokor diameter 2 mm,
reaksi terhadap cahaya baik, konjungtiva anemis, tanda-tanda radang tidak
ditemukan, tidak menggunakan kaca mata.
- Hidung
Tidak pernah mengalami reaksi
alergi, pernah mengalami flu tetapi tidak terlalu sering tergantung keadaan
iklim, perdarahan tidak ditemukan.
- Mulut dan Tenggorok
Gigi geligi baik , caries tidak
ada, kesulitan berbicara maupun menelan tidak ditemukan.
- Pernafasan
Suara paru vesikuler, pola nafas
teratur, batuk (-), sputum (-), nyeri
(- ).
- Sirkulasi
Nadi perifer kuat, Capillary
refill time < 2 detik, distensi vena jugularis (-), Suara jantung S1 dan S2
murni, edema tidak ditemukan, palpitasi (-), sianosis (-).
- Nutrisi
Berat badan 51 kg, Tinggi badan
155 cm, status gizi baik, jenis diet TKTP, nafsu makan kurang, hanya
menghabiskan 1/3 porsi yang diberikan rasa mual (+), muntah (-), intake cairan cukup dengan
minum 6 - 7 gelas perhari.
- Eliminasi
BAB :
Bab pola rutin setiap pagi 1 kali
dalam sehari, tidak menggunakan
pencahar, colostomi tidak ada, diare tidak ada, konstipasi tidak ada.
BAK :
Tidak ada kesulitan dalam BAK,
tidak terdapat hematuri dan infeksi, kateter tidak terpasang.
- Reproduksi
Kehamilan G8P7A1
No.
Anak
|
Gg.
Kehamilan
|
Proses
Persalinan
|
Lama
Persalinan
|
Tempat
Persalinan
|
Masalah Persalinan
|
Masalah
Nifas Dan
Laktasi
|
Masalah
bayi
|
Keadaan anak saat ini
|
1
2
3
4
5
6
7
|
-
-
-
-
-
-
-
|
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
|
-
-
-
-
-
-
-
|
RB
RB
RB
RB
RS
RS
RB
|
-
-
-
-
-
-
-
|
-
-
-
-
-
-
-
|
-
-
-
-
-
-
-
|
Hidup & Baik
Hidup & Baik
Hidup & Baik
Hidup & Baik
Hidup & Baik
Hidup & Baik
Hidup & Baik
|
Pemeriksaan payudara: tidak dilakukan, keluhan
payudara : Tidak ada
Pemeriksaan Genetalia : tidak dilakukan, keluhan
genetalia : Keputihan tidak ada
Usia menarche : 14 tahun
Siklus menstruasi 28,
Karakteristik menstruasi : teratur 5 – 7 hari
Menopause (-), keluhan yang
muncul selama ini (-)
Masalah yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi : Ada sejak 3 bulan
yang lalu yaitu perdarahan pervaginam, telah dilakukan curetage.
Pembedahan ginekologi : Tidak ada
riwayat pembedahan
- Neurosis :
Tingkat kesadaran compos mentis
GCS baik, disorientasi (-), tingkah laku baik kooperatif, riwayat epilepsi (-) reflex
+/+ kiri-kanan ekstremitas atas dan bawah, kekuatan mengenggam baik.
- Muskuloskeletal :
Kekuatan otot baik, pergerakan
ekstremitas tidak ada masalah, nyeri (-) kekakuan.
- Kulit : Sawo matang, integritas baik, turgor baik.
III. Riwayat Lingkungan:
Kebersihan rumah
Baik, bahaya (-), Polusi (-)
VII.
Aspek psikososial :
- Pola pikir dan persepsi:
Klien tidak
menggunakan alat bantu lihat maupun dengar, kesulitan yang dialami sering
pusing, penurunan sensitifitas terhadap sakit tidak ada, klien sering merasakan
sakit pada perut bagian bawah yang hilang timbul dengan skala 4-5, kesulitan
membaca dan menulis juga tidak ada.
- Persepsi diri
Hal yang sangat dipikirkan saat ini oleh pasien adalah
bagaimana penyakitnya bisa cepat sembuh, harapan setelah menjalani perawatan
agar penyakitnya bisa secepatnya sembuh.
- Suasana hati
Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya sekarang, tetapi
selalu tetap berusaha mendapatkan pelayanan dan perawatan tetap mengontrol dan
mengikuti anjuran yang diberikan dan meyakini bahwa Tuhan akan memberikan
kesembuhan.
- Hubungan/komunikasi
Bicara jelas,relevan,mampu mengekspresikan apa yang
dideritanya dan mempu mengerti orang lain, bahasa utama yang digunakan adalah
bahasa Jawa. Tempat tinggal bersama keluarga di Cilacap, Adat istiadat yang
dianut Adat Jawa, pembuatan keputusan dalam keluarga selalu didiskusikan, pola
komunikasi baik satu dengan yang lain dalam anggota keluarga, keuangan selama
ini cukup dibiayai sepenuhnya oleh suami, kesulitan dalam keluarga (-).
- Kebiasaan Seksual
Gangguan hubungan seksual tidak ada. Pemahaman
terhadap fungsi seksual : pasien mengerti dan memahami fungsi seksual dengan baik,
saat ini gangguan yang dirasakan hanya masalah perdarahan pada jalan lahirnya.
- Pertahanan koping
Pengambilan keputusan selama ini dilakukan oleh klien
sendiri dengan petunjuk / saran dari orang tua, pasien menikmati apa yang
dideritanya tanpa merasa rendah diri, terisolir dengan pergaulan lainnya, jika
stress pasien lebih memilih bergabung dengan teman-temannya dan mengemukakan
masalah yang dihadapi tanpa merasa rendah diri.
- Sistem Nilai dan kepercayaan
Klien meyakini bahwa penyakitnya bisa sembuh dengan
keyakinan bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan sebatas kemampuan yang
dimiliki klien, Klien beragam islam taat beribadah, dan sering mengikuti
pengajian dimesjid saat hari-hatri tertentu, sholat lima waktu selalu
dilakukan.
- Tingkat perkembangan
Usia 34 tahun. Karateristik : Dewasa muda lebih matang
dalam emosial serta psikologis, temperamen tenang.
Data
Laboratorium
Tanggal Dan Jenis Pemeriksaan
|
Hasil Pemeriksaan
|
Satuan
|
Nilai Normal
|
Interpretasi
|
25 Sept 2005: Kimia
TP
Alb
AST
ALT
BUN
CREA
Glu
Na
K
Cl
Darah rutin
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
BT
CT
|
7,91
3,49
23
28
10,9
0,77
159
135,6
3,06
98,6
17,3
3,17
8,8
26,2
82,7
27,8
33,6
415
2,5
7
|
g/dL
g/dL
U/L
U/L
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
H 103/UL
L 106//UL
L g/dL
L%
fL
PG
H g/dL
x 1013 uL
|
6,4 – 8,3
3,50 – 5,00
10.0-42.0
10,0-40,0
7,0 -18,9
0,60 -1,30
102
136 – 145
3,10 – 5,00
98 – 107
4,0-11,0
4,50 -6,50
13,0- 18,0
4,00 -54,0
76,0-96,0
27,0 -31,0
30,0-35,0
150-450
1 – 6
8
|
|
Terapi Medis yang diberikan
Tanggal
|
Jenis terapi
|
Rute terapi
|
Dosis
|
26 Sept 05
|
Amoxillin
Kalnex
|
Oral
Intra Vena
|
3 x 500
3 x 1
|
Persepsi Klien terhadap
penyakitnya :
Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya dan selalu menanyakan
kepada perawat apa tindakan yang akan dilakukan terhadapnya, klien yakin akan
kesembuhan penyakitnya
Kesan perawat terhadap klien :
Klien kooperatif dalam pelaksanaan perawatan.
Dengan keterbatasan pengetahuan tentang penyait dan rencana pengobatan,
semangat serta motivasi untuk lepas dari
penyakitnya sangat tinggi.
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Masalah
|
Kemungkinan Penyebab
|
1.
|
26 Sept 2005
DS :
Klien mengatakan sering mengatakan nyeri pada
perut bagian bawah, nyeri dirasakan hilang timbul, skala nyeri 4-5
DO :
Klien tampak memgangi perutnya ketika nyeri timbul
|
Nyeri akut
|
Agen injury fisik
|
2.
|
DS :
Klien mengatakan cemas setelah mendapat
informasi bahwa dia menderita tumor di mulut rahimnya.
DO :
Ekspresi muka tampak cemas
|
Cemas
|
Situasi Krisis
|
3.
|
DS :
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya, klien hanya
tau ia menderita tumor tetapi tidak apa itu kanker dan penatalaksanaannya.
Klien bertanya pada perawat apa tindakan yang akan dilakukan
DO :
|
Kurang pengetahuan
|
kurangnya sumber informasi
|
4.
|
Ds :
Pasien menyatakan lemes, mudah lelah dan cape.
DO :
Hb Tgl 25 Sept 8,8 gr %, perdarahan pervaginam +, konjungtiva anemis.
|
PK anemia
|
|
Diagnosa Keperawatan
:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
fisik
2. Cemas berhubungan dengan situasi krisis
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit
berhubungan dengan kurangnya sumber informasi
4. PK; Anemia
RENCANA KEPERAWATAN
NO |
Tanggal/ Jam
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
PERENCANAAN
|
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
|||
1.
|
26/9/05
|
Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik
|
NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3X24 jam pasien
mampu untuk
Mengontrol nyeri dengan indikator:
- Mengenal factor-faktor penyebab nyeri
- Mengenal onset nyeri
- Melakukan tindakan pertolongan non-analgetik
- Menggunakan analgetik
- Melaporkan gejala-gejala kepada tim
kesehatan
- Mengontrol nyeri
|
Manajemen Nyeri
-
Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi:
lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi
-
observasi isyarat-isyarat non verbal dari
ketidaknyamanan, khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara
efektif
-
Berikan
analgetik sesuai dengan anjuran
-
Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat
mengekspresikan nyeri
-
Kaji
latar belakang budaya pasien
-
Tentukan
dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup: pola tidur, nafsu makan,
aktifitas kognisi, mood, relationship, pekerjaan, tanggungjawab peran
-
Kaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga dengan nyeri kronis
-
Evaluasi
tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah
digunakan
-
Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga
-
Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab,
berapa lama terjadi, dan tindakan pencegahan
-
Anjurkan
pasien untuk memonitor sendiri nyeri
-
Ajarkan
penggunaan teknik non-farmakologi (seperti: relaksasi, guided imagery, terapi
musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massase)
-
Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
-
Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan
respon pasien
-
Tingkatkan
tidur/istirahat yang cukup
-
Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri
Pemberian Analgetik
-
Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,dan
keparahan sebelum pengobatan
-
Berikan
obat dengan prinsip 5 benar
-
Cek
riwayat alergi obat
-
Libatkan pasien dalam pemilhan analgetik yang akan
digunakan
-
Pilih analgetik secara tepat /kombinasi lebih dari satu
analgetik jika telah diresepkan
-
Tentukan pilihan analgetik (narkotik, non narkotik,
NSAID) berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
-
Monitor
tanda-tanda vital, sebelum dan sesuadah pemberian analgetik
-
Monitor
reaksi obat dan efeksamping obat
-
Dokumentasikan respon setelah pemberian analgetik dan
efek sampingnya
-
Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek
analgetik (konstipasi/iritasi lambung)
|
2.
|
26/9/05
|
Cemas b.d krisis situasional, ancaman terhadap konsep diri, perubahan
dalam status kesehatan
|
NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2X24 jam, pasien
mampu mengontrol cemas dengan indikator:
- Memonitor intensitas cemas
- Menghilangkan penyebab cemas
- Menurunkan stimulus lingkungan ketika cemas
- Mencari informasi untuk menurunkan cemas
- Menggunakan strategi koping yang efektif
- Melaporkan kepada perawat penurunan lama
cemas
- Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas
- Tidak adanya tingkah laku yang menunjukan
cemas
|
Menurunkan cemas:
- Tenangkan pasien
- Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada
pasien dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan
- Berusaha memahami keadaan pasien
-
Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan
tindakan
- Mendampingi pasien untuk mengurangi
kecemasan dan meningkatkan kenyamanan
-
Dorong pasien untuk menyampaikan tentang isi
perasaannya
- Kaji tingkat kecemasan
- Dengarkan pasien dengan penuh perhatian
- Ciptakan hubungan saling percaya
-
Bantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa
menimbulkan kecemasan
- Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal
yang membuat cemas
- Ajarkan pasien teknik relaksasi
-
Berikan obat obat yang mengurangi cemas
|
3.
|
26/9/05
|
Kurang pengetahuan tentang program penggobatan
dan tindakan preventif
|
NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2X24 jam, pasien
mampu mengetahui proses penyakit dan prosedur perawatan dengan indikator:
Pengetahuan : proses penyakit
-
Mengenal
nama penyakit
-
Deskripsi
proses penyakit
-
Deskripsi faktor penyebab atau faktor pencetus
-
Deskripsi
tanda dan gejala
-
Deskripsi
cara meminimalkan perkembangan penyakit
-
Deskripsi
komplikasi penyakit
-
Deskripsi
tanda dan gejala komplikasi penyakit
-
Deskripsi
cara mencegah komplikasi
Pengetahuan : prosedur
perawatan
-
Deskripsi
prosedur perawatan
-
Penjelasan
tujuan perawatan
-
Deskripsi
langkah-langkah prosedur
-
Deskripsi adanya pembatasan sehubungan dengan
prosedur
-
Deskripsi
alat-alat perawatan
|
Pembelajaran : proses penyakit
-
Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit
- Jelaskan patofisiologi penyakit dan
bagaimana kaitannya dengan anatomi dan fisiologi tubuh
-
Deskripsikan tanda dan gejala umum penyakit
- Identifikasi kemingkinan penyebab
- Berikan informasi tentang kondisi klien
- Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan
diagnostik
- Diskusikan tentang pilihan terapi
-
Instruksikan klien untuk melaporkan tanda dan gejala
kepada petugas
Pembelajaran : prosedur/perawatan
- Informasikan klien waktu pelaksanaan
prosedur/perawatan
- Informasikan klien lama waktu pelaksanaan
prosedur/perawatan
-
Kaji pengalaman klien dan tingkat pengetahuan klien
tentang prosedur yang akan dilakukan
- Jelaskan tujuan prosedur/perawatan
- Instruksikan klien utnuk berpartisipasi
selama prosedur/perawatan
-
Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan setelah
prosedur/perawatan
-
Instruksikan klien menggunakan tehnik koping untuk
mengontrol beberapa aspek selama prosedur/perawatan (relaksasi da imagery)
|
4.
|
26/9/05
|
PK Anemia
|
Setelah dila-kukan tindakan keperawatan
komplikasi anemia tidak terjadi dengan kriteria :
1. Pucat –
2. Konjungtiva anemis -
3. Aktivitas optimal
4. TTV dbn
5. Hb 11 – 16 gr %
|
-
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang anemia,
penyebab, tanda gejala dan rencana penatalaksanaan
-
Monitor tanda dan gejala anemia
-
Monitor perdarahan pervaginam
-
Bantu aktivitas pemenuhan kebutuhan perawatan diri
-
Kolaborasi pemberian tranfusi.
|
XVII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tanggal
|
Diagnosa
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Paraf
|
26/9/05
11.00
|
Diagnosa 1
|
-
Mengkaji secara komphrehensif nyeri klien.
-
Mengobservasi isyarat-isyarat non verbal adanya
nyeri
-
Menggunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat
mengekspresikan nyeri
-
Mengkaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga dengan nyeri kronis
-
Memberikan informasi
tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan
- Mengajarkan penggunaan teknik relaksasi
-
Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
- Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup
-
Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri
|
S:
Klien mengatakan
nyeri pada perut bagian bawah dengan skala 4-5
Nyeri dirasakan
hilang timbul
O:
Klien tampak
memegangi perutnya ketika nyeri datang
Klien dapat
mengikuti teknik relaksasi untuk mengontrol nyeri
A:
Masalah nyeri akut
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi manajemen nyeri
|
|
26/9/05
11.00
|
Diagnosa 2
|
- Menganjurkan pasien untuk tenang
- Mendampingi pasien untuk mengurangi
kecemasan dan meningkatkan kenyamanan
-
Mendorong pasien untuk menyampaikan tentang isi
perasaannya
- Mengkaji tingkat kecemasan
- Menciptakan hubungan saling percaya
- Membantu pasien
menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan kecemasan
- Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal
yang membuat cemas
|
S:
Klien mengatakan
cemas karena penyakitnya
Klien bertanya-tanya
mungkinkan ia bisa sembuh
Klien dan perawat
mampu membina hubungan saling percaya
O:
Klien masih tampak
cemas
Klien bercerita
dengan lancar tentang kecemasannya
Klien lebih tenang
didampingi perawat
A:
Masalah cemas
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
reduksi kecemasan
|
|
26/9/05
13.00
|
Diagnosa 3
|
-
Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit
- Menjelaskan patofisiologi penyakit
-
Menjelaskan tanda dan gejala umum penyakit
- Memberikan informasi tentang kondisi klien
- Memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan diagnostik
- Mendiskusikan tentang pilihan terapi yang
mungkin diberikan
|
S:
Klien mengatakan
mengerti dengan penjelasan yang diberikan perawat
O:
Klien sangat
tertarik dengan penjelasan yang diberikan
A:
Masalah defisit
pengetahuan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi untuk menjelaskan prosedur perawatan
|
|
26/9/05
13.00
|
Diagnosa 4
|
-
Monitor tanda dan gejala anemia
-
Monitor perdarahan pervaginam
-
Bantu aktivitas pemenuhan kebutuhan perawatan diri
-
Kolaborasi pemberian tranfusi.
|
S:
Klien merasa lemah
O:
Hb 8,8 gr%,
konjuctiva anemis
Perdarahan
pervaginam (+)
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi untuk kolaborasi pemberian transfusi
|
|
27/9/05
08.00
|
Diagnosa 1
|
-
Mengkaji secara komphrehensif nyeri klien.
-
Mengobservasi isyarat-isyarat non verbal adanya
nyeri
-
Menggunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat
mengekspresikan nyeri
- Menganjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
-
Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
- Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup
-
Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri
|
S:
Klien mengatakan
nyeri pada perut bagian bawah sudah berkurang
Nyeri masih
dirasakan hilang timbul
O:
Klien masih tampak
memegangi perutnya ketika nyeri datang
Klien dapat menggunakan
teknik relaksasi untuk mengontrol nyeri jika nyerinya timbul
A:
Masalah nyeri akut
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi manajemen nyeri
|
|
27/9/05
08.15
|
Diagnosa 2
|
- Menganjurkan pasien untuk tenang
- Mendampingi pasien untuk mengurangi
kecemasan dan meningkatkan kenyamanan
-
Mendorong pasien untuk menyampaikan tentang isi
perasaannya
- Mengkaji tingkat kecemasan
- Menciptakan hubungan saling percaya
- Membantu pasien
menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan kecemasan
- Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal
yang membuat cemas
|
S:
Klien mengatakan
cemas sudah berkurang
Klien dapat
beristirahat dengan nyaman
O:
Klien tampak tidak
cemas lagi
Klien lebih tenang
didampingi perawat
A:
Masalah cemas
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi
|
|
27/9/05
09.00
|
Diagnosa 3
|
- Menjelaskan prosedur perawatan
- Menjelaskan tujuan perawatan
- Menjelaskan langkah-langkah prosedur
-
Menjelaskan adanya pembatasan sehubungan dengan
prosedur
- Menjelaskan alat-alat perawatan yang
digunakan
|
S:
Klien mengatakan
mengerti dengan penjelasan yang diberikan perawat
O:
Klien sangat
tertarik dengan penjelasan yang diberikan
A:
Masalah defisit
pengetahuan
|
|
27/9/05
11.00
|
Diagnosa 4
|
-
Memonitor tanda vital
-
Monitor tanda dan gejala anemia
-
Monitor perdarahan pervaginam
-
Bantu aktivitas pemenuhan kebutuhan perawatan diri
-
Kolaborasi pemberian transfusi.
|
S:
Klien merasa lemah
O:
TD: 110/70, N: 84
RR: 24
Hb 8,8 gr%,
konjuctiva anemis
Perdarahan
pervaginam (+)
Transfusi terpasang
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi untuk kolaborasi pemberian transfusi
|
|
28/9/05
09.00
|
Diagnosa 1
|
-
Mengkaji secara komphrehensif nyeri klien.
-
Mengobservasi isyarat-isyarat non verbal adanya
nyeri
-
Menggunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat
mengekspresikan nyeri
- Menganjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
-
Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
- Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup
-
Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri
|
S:
Klien mengatakan
nyeri pada perut bagian bawah sudah berkurang
Nyeri masih
dirasakan hilang timbul
O:
Klien dapat
menggunakan teknik relaksasi untuk mengontrol nyeri jika nyerinya timbul
Klien sudah mampu
mengontrol nyerinya
A:
Masalah nyeri akut
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi manajemen nyeri
|
|
28/9/05
09.15
|
Diagnosa 2
|
- Menganjurkan pasien untuk tenang
- Mendampingi pasien untuk mengurangi
kecemasan dan meningkatkan kenyamanan
-
Mendorong pasien untuk menyampaikan tentang isi
perasaannya
- Mengkaji tingkat kecemasan
|
S:
Klien mengatakan
cemas sudah berkurang
Klien dapat
beristirahat dengan nyaman
O:
Klien tampak tidak
cemas lagi
Klien lebih tenang
didampingi perawat
A:
Masalah cemas
teratasi
|
|
28/9/05
11.00
|
Diagnosa 4
|
-
Memonitor tanda vital
-
Monitor tanda dan gejala anemia
-
Monitor perdarahan pervaginam
-
Bantu aktivitas pemenuhan kebutuhan perawatan diri
-
Kolaborasi pemberian transfusi.
|
S:
Klien merasa kondisinya
lebih baik
O:
TD: 120/80, N: 80
RR: 24
Hasil cek lab Hb 13,2
gr%,
konjunctiva ananemis
Perdarahan
pervaginam (-)
Transfusi terpasang
A:
Masalah teratasi
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar