A. Pengertian
Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (
kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 –
42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
B. Etiologi
Penyebab pasti partus masih
merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor hormonal, pengaruh
prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi,
perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan progesteron
C. Bentuk-bentuk
persalinan
v
Persalinan
spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri
v
Persalinan
Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
v
Persalinan
anjuran
Bila kekuatan
yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan rangsangan
D.
Istilah
yang berkaitan dengan umur kehamilan & berat janin yang dilahirkan :
1.
Abortus
g
Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum
mampu hidup diluar kandungan
g
Umur hamil sebelum 28 minggu
g
Berat janin kurang dari 1000 gram
2.
Persalinan prematuritas
g Persalinan sebelum umur hamil
28 sampai 36 minggu
g Berat janin kurang dari 2.449
gram
3. Persalinan Aterm
g Persalinan antara umur hamil 37
sampai 42 minggu
g Berat janin diatas 2500 gram
4. Persalinan Serotinus
g Persalinan melampaui umur 42
minggu
g Pada janin terdapat tanda
postmaturitas
5. Persalinan Presipitatus
g
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
E. Tanda-Tanda
Persalinan
1.
Tanda
persalinan sudah dekat
a.
Terjadi
lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada
primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk
pintu atas panggul yang disebabkan :
g Kontraksi Braxton hicks
g Ketegangan dinding perut
g Ketegangan ligamentum rotandum
g Gaya berat janin dimana kepala
kearah bawah
b.
Masuknya
kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
g Terasa ringan dibagian atas,
rasa sesaknya berkurang
g Dibagian bawah terasa sesak
g Terjadi kesulitan saat berjalan
g Sering miksi ( beser kencing )
c.
Terjadinya
His permulaan
Pada saat hamil muda sering
terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan sebagi keluhan karena dirasakan sakit
dan mengganggu terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone,
dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil,
pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
Sifat his permulaan (palsu)
g Rasa nyeri ringan di bagian
bawah
g Datangnya tidak teratur
g Tidak ada perubahan pada
serviks atau pembawa tanda
g Durasinya pendek
g Tidak bertambah bila
beraktifitas
2. Tanda Persalinan
Ø Terjadinya His persalinan , His
persalinan mempunyai sifat :
J Pinggang terasa sakit yang
menjalar ke bagian depan
J Sifatnya teratur,interval
makin pendek, dan kekuatannya makin
besar
J Mempunyai pengaruh terhadap
perubahan serviks
J Makin beraktifitas ( jalan )
kekuatan makin bertambah
Ø
Pengeluaran
Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi perubahan
pada serviks yang menimbulkan :
J Pendataran dan pembukaan
J Pembukaan
menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
J Terjadi
perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
Ø Pengeluaran
Cairan
Pada
beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan .
Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban
diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
F.
Tahap-Tahap
Persalinan
Persalinan
dibagi dalam 4 tahap/Kala yaitu :
v Kala
I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap ( 10 cm )
proses ini terbgi dalam dua fase yeitu :
§ Fase
laten ( 8 jam ) serviks membuka sampai 3 cm
§ Fase
aktif ( 7 jam ) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan
sering selama fase aktif
v Kala
II : dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm ) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi
v Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir
sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
v
Kala
IV : dimulai saat lahirnya plasenta sampai
dua jam pertama postpartum.
G. Langkah-
Langkah Pertolongan persalinan Normal
1) Saat kepala didasar panggul dan
membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi
atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi
median,mediolateral atau lateral
2) Episotomi dilakukan pada saat
his dan ,mengejan untuk mengurangi sakit,tujuan episiotomi adalah untuk
menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi
3) Persiapan kelahiran
kepala,tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan baru
sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
4) Stelah kepala lahir dengan
suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari lender kepala
dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah
punggung
5) Kepala dipegang sedemikian rupa
dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk melahirtkan bahu depan,ditarik
keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr
untuk melahirkan sisa badan bayi
6) Setelah bayi lahir seluruhnya
jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lender sehingga bayi dapat bernafas
dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan
7) Pemotongan tali pusat dapat
dilakukan :
Ø
Setelah
bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang dengan
sempurna
Ø
Setelah
tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm
sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
Ø
Pada
bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk
ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus
hemolitik dan kern ikterus
8). Bayi diserahkan kepada
petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
9). Sementara menunggu
pelepasan plasenta dapat dilakukan
Ø
Kateterisasi
kandung kemih
Ø
Menjahit
luka spontan atau luka episiotomi
H. Diagnosis
dan Penanganan Persalinan
1.
Kala
I
v
Diagnosis
Ibu
sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan
kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
v Penanganan
o
Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah
,ketakutan dan kesakitan
o
Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat
diberikan; lakukan perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
o
Penolong
tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
o
Menjelaskan
kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
o
Membolehkan
ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air
besar/.kecil.
o
Ibu
bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara : gunakan
kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
o
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
berikan cukup minum
o
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
v Pemeriksaan
Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya
dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan dan setelah selaput
ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam
catatlah hal-hal sebagai berikut :
·
Warna
cairan amnion
·
Dilatasi
serviks
·
Penurunan kepala ( yang dapat dicocokkan dengan
pemeriksaan luar )
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin
diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang
menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada
serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita
tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya
adalah persalinan palsu.
Kemajuan
Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada
persalinan Kala I :
·
Kontraksi teratur
yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
·
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam
selama persalinan
·
Serviks
tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang
kurang baik pada persalinan kala I :
·
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah
fase laten
·
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif
·
Serviks
tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
v Kamajuan pada kondisi janin
·
Jika
didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih dari
180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
·
Posisi
atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna
digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
·
Jika
didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani penyebab
tersebut.
v Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan
penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
·
Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V.
dan berikan anlgesia secukupnya.
·
Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
·
Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan
nutrisi yang kurang segera berikan dektrose I.V.
2.
Kala II
v Diagnosis
Persalinan
kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter
5 – 6 cm.
v Penanganan
o
Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan :
mendampingi ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
o
Menjaga kebersihan diri
o
Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
o
Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan
atau ketakutan ibu
o
Mengatur posisi ibu
o
Menjaga kandung kemih tetap kosong
o
Memberikan cukup minum
v Posisi
saat meneran
o
Bantu
ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
o
Ibu
dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambik nafas
o
Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap
kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
v Kemajuan
persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang
cukup baik pada persalinan kala II:
·
Penurunan
yang teratur dari janin di jalan lahir
·
Dimulainya
fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang
baik pada saat persalinan tahap kedua
·
Tidak
turunnya janin dijalan lahir
·
Gagalnya
pengeluaran pada fase akhir
v
Kelahiran
kepala Bayi
·
Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir
·
Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak
terlalu cepat
·
Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika
diperlukan
·
Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran
lendir/darah
·
Periksa tali pusat:
o
Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat
longgar selipkan tali pusat melalui kepala bayi
o
Jika
lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian
digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
v
Kelahiran
Bahu dan anggota seluruhnya
·
Biarkan
kepala bayi berputar dengan sendirinya
·
Tempatkan
kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
·
Lakukan tarikan lembut
ke bawah untuk melahirkan bahu depan
·
Lakukan tarikan lembut
ke atas untuk melahirkan bahu belakang
·
Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian
belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke
punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
·
Letakkan
bayi tsb diatas perut ibunya
·
Secara
menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
·
Jika
bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling sedikit
30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
·
Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik
mintalah bantuan dan segera mulai resusitasi bayi
·
Klem
dan pototng tali pusat
·
Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak
kulit dengan kulit dada siibu.
·
Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan
selimut dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari
hilangnya panas tubuh.
3.
Kala III
v Manajemen
Aktif Kala III
·
Pemberian oksitosin dengan segera
·
Pengendalian tarikan tali pusat
·
Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
v Penanganan
Memberikan
oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan
plasenta :
·
Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah
kelahiran bayi
·
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara
ibu atau susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan
ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan
penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
·
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas
simpisis pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan
dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
·
Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm
didepan vulva.
·
Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya
kontraksi kuat ( 2-3 menit ).
·
Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali
pusat yang terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
·
PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
·
Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan
menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas,
keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua
tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam
untuk mengeluarkan selaput ketuban.
·
Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya
dikeluarkan masase fundus agar menimbulkan kontraksi.
·
Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15
menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari
pemberian oksitosin dosis pertama.
·
Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan
pada serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.
4.
Kala IV
v Diagnosis
Dua
jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam
perut ibu ke dunia luar.
v Penanganan
·
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan
setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit
pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
·
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
·
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi.
Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya.
·
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang
bersih dan kering
·
Biarkan ibu beristirahat
·
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan
ibu dan bayi
·
Bayi
sangat siap segera setelah kelahiran
·
Jika
ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena masih
dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
·
Ajari ibu atau keluarga tentang :
g
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
g
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
I.
Diagnosa Keperawatan yang
mungkin muncul :
Kala I :
1.
Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian
presentasi,dilatasi/regangan, tegangan emosional
2.
Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan
prosedur invasif, pemeriksaan vagina berulang
Kala II :
1.
Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada
presentasi, dialatasi/peregangan
jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif
2.
Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan
dengan pencetusan persalinan, pola kontraksi hipertonik,janin besar,pemakaian
forcep.
3.
Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan
malpresentasi/posisi,pencetusan kelahiran disproporsi, sefalopelvik ( CPD ).
Kala III :
1.
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uteri,laserasi
jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta
2.
Nyeri ( akut ) berhubungan trauma jaringan , respons
fisiologis setelah melahirkan
3. Risiko perubahan proses
keluarga berhubungan dengan terjadinya transisi, krisis situasi
Kala IV :
1.
Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek2 obat-obatan ,
trauma mekanis/ jaringan, edema jaringan, kelemahan fisik dan psikologis,
ansietas.
2.
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
transisi/peningkatan perkembangan anggota keluarga
SUMBER PUSTAKA
Abdul Bari
Saifuddin,, 2002 , Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Sarwono, 1989, Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Sarwono,
Jakarta.
Hacher/Moore,
2001, Esensial Obstetric Dan Ginekologi,
Hypokrates , Jakarta
Abdul Bari
Saifuddin,, 2001 , Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana, EGC,
Jakarta
Marlyn Doenges,
Dkk, 2001, Rencana Perawatan
Maternal/Bayi, EGC , Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar