I.
Definisi
Cistoma Ovarii adalah suatu kantong tertutupberisi cairan/setengah padat
berlapis jaringan epitel yang terletak di dalam ovarium.
II. Etiologi
·
Pertumbuhan abnormal dari folikel ovarium,
korpus luteum maupun sel telur.
·
Faktor genetik
·
Faktor diet dengan nilai gizi rendah
·
Abses
III.
Patofisiologi
Ovarium sebagai tempat berkembangnya kista yang paling
sering terjadi. Hal ini terjadi karena adanya pembesaran secara patologis yang
sederhana dari unsur-unsur pokok ovarium yang normal, folikel degraaf/corpus
luteum, yang berasal dari pertumbuhan yang tidak normal pada efitel ovarium.
Secara klinis, kista dimanifestasikan oleh sesuatu
yang jelas seperti massa pada ovarium, mungkin ada nyeri pada abdominal bagian
bawah yang akut/kronis. Kista yang lebih besar bisa mengakibatkan pembengkakan
pada daerah abdominal dan menekan organ-organ lain yang berdekatan dengan
kista.
IV.
Macam-Macam Crista Ovarii
a.
Cistoma Ovarii Non Neoplastik
Kista ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses afresia
folliculi. Setiap bulan, sejumlah besar folikel manjadi mati disertai kematian
ovum, disusul dengan degenerasi dan epitel folikel, pada masa ini tampak
sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan folikel diisi dengan cairan
yang banyak, sehingga terbentuklahkista yang besar. Pada pemeriksaan klinis,
biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk.
·
Gejala-gejala
Kista ini tidak memberikan yang karakteristik, bahkan
kadang-kadang terjadi ruptur secara spontan.
·
Diagnosa Medis
Diagnosa hanya dapat ditentukan palpasi, tetapi dapat
ditentukan dengan hanya sekali pemeriksaan. Kecuali bila ukurannya sangat
besar. Sebaiknya dilakukan observasi beberapa minggu lagi dan tidak jarang
kista tersebut mengecil lagi.
·
Tatalaksana Therapi
Bila kista kecil bisa dilakukan dengan punksi/eksisi
dan bila besar sebaiknya dioperasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang
normal.
b.
Cistoma Ovarii Neoplastik
Jenis ini dapat mencapai ukuran besar
·
Gejala-gejala
Tidak ada yang bersifat khas, terhadap siklus haid
tidak ada pengaruh yang jelas. Kadang terjadi hypomenorhoe bila kedua ovarium
itu membesar. Hal ini disebabkan rusaknya kedua jaringan ovarium. Bila tumor
agak besar terasa perasaan berat dan sakit.
·
Diagnosa Medis
Walaupun pada umumnya diagnosa tumor ovarii mudah,
tetapi ada kasus-kasus yang sukar dibedakan dengan keadaan atau penyakit lain,
misalnya :
-
Kehamilan
Dapat dibedakan dengan reaksi biologis, rontgen, auskultasi.
-
Ascites
Pada tumor ovarium akan ditemukan daerah pekak didepan dan tympani
disamping, sedang pada ascites sebaliknya.
-
Myoma Uteri
Bila tumor masih kecil, kadang-kadang sukar dibedakan antara keduanya.
Perbedaannya jika pada tumor ovarium dapat dirasakan bahwa tumor tersebut dapat
dipisahkan dari uterus.
-
Perut Gemuk
Dapat dibedakan dengan perkusi dan pemeriksaan dalam.
·
Tatalaksana Therapi
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada
operasi tumor sudah cukup besar, sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang
normal. Biasanya dilakukan pengangkatan ovarium bersama tuba.
V.
Tanda dan Gejala
1.
Akibat pertumbuhan
§
Menimbulkan rasa berat di abdomen
§
Mengganggu miksi dan defekasi
§
Gangguan sirkulasi → oedema tungkai
§
Bila kista besar, sesak dan anoreksia
2.
Akibat perubahan hormonal
§
Aminorea
§
Oligominorea
§
Infertilities
3.
Akibat komplikasi pada tumor
§
Perdarahan intrakista
§
Hipertermi, dolor, fungsiolesa
§
Ascites
VI.
Penatalaksanaan
1.
Operasi
Pengangkatan kista dengan reaksi pada bagian ovarium yang mengandung
kista. Bila kista terlalu besar dilakukan salpingooforektomi. Operasi
konservatif bagi wanita yang masih ingin mempunyai keturunan dapat dilakukan
dengan syarat :
o
Kapsul utuh tidak ada perlekatan
o
Sistologi perineum negatif, biopsy ovarium sisi
lain negatif
o
Pelvis normal
2.
Kemoterapi
3.
Radiasi
VII.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1.
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (insisi
pembedahan).
2.
Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan
darah yang berlebihan selama tindakan pembedahan.
3.
Kerusakan mobilitas di tempat tidur berhubungan dengan
kelemahan fisik
4.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
fisik.
5.
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif,
insisi post pembedahan.
6.
PK Perdarahan
VIII. Rencana
Asuhan Keperawatan
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
1
|
Nyeri akut berhubungan
dengan agen injuri (insisi pembedahan)
|
NOC
:
· Pain Level
·
Pain control
· Comfort level
Kriteria
Hasil :
·
Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
· Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
· Wajah rileks
· Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
·
Tanda vital
dalam rentang normal
|
Managemen Nyeri
§
Kaji nyeri
secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
§
Observasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§
Ajarkan tentang
teknik non farmakologi, tehnik relaksasi
§
Berikan
analgetik untuk mengurangi nyeri
§
Tingkatkan
istirahat
§ Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
§ Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Managemen
lingkungan
§
Batasi
pengunjung
§
Sediakan tempat
tidur yang nyaman dan bersih
§
Perhatikan
hygiene pasien untuk menjaga kenyamanan
§Atur posisi pasien yang nyaman
|
2
|
Resiko defisit volume
cairan berhubungan dengan kehilangan darah yang berlebihan selama tindakan
pembedahan.
|
NOC:
· Fluid balance
· Hydration
· Nutritional Status :
Food and Fluid Intake
Kriteria
Hasil :
· Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan
BB, BJ urine normal, HT normal
· Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
· Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor
kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
|
Fluid management
§ Monitor status hidrasi
(kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika
diperlukan
§ Monitor hasil lab yang
sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolalitas urin)
§ Monitor vital sign
§ Monitor masukan
makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
§ Monitor status nutrisi
§ Berikan cairan
§ Berikan diuretik sesuai
interuksi
§ Dorong masukan oral
§ Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
§ Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih muncul meburuk
§ Atur kemungkinan
tranfusi
§
Persiapan untuk tranfusi
|
3
|
Kerusakan mobilitas di
tempat tidur berhubungan dengan kelemahan fisik
|
NOC :
· Mobility level
Kriteria Hasil :
· Melakukan rentang pergerakan penuh seluruh sendi
· Klien dapat miring kanan maupun miring kiri
· Berbalik sendiri di tempat tidur
·
Klien dapat
duduk
|
Tingkat Mobilitas
§ Kaji tingkat mobilitas klien secara terus menerus
§ Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi
§ Latih rentang pergerakan aktif/pasif untuk
memperbaiki kekuatan dan daya tahan otot
§ Latih tehnik membalik dan memperbaiki kesejajaran
tubuh
|
4
|
Defisit perawatan diri
berhubungan dengan kelemahan fisik.
|
NOC :
· Self care : Activity of Daily Living (ADLs)
Kriteria Hasil :
· Klien terbebas dari bau badan
· Menyatakan kenyamanan
terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs
· Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
|
Self Care assistane :
ADLs
§
Monitor
kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
§
Monitor kebutuhan
klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias,
toileting dan makan.
§
Sediakan
bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.
§
Dorong klien
untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang
dimiliki.
§
Dorong untuk
melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu
melakukannya.
§
Ajarkan klien/
keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk melakukannya.
§ Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai kemampuan.
§
Pertimbangkan
usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
|
5
|
Resiko infeksi berhubungan
dengan tindakan invasif, insisi post pembedahan.
|
NOC :
· Immune Status
· Knowledge : Infection control
· Risk control
Kriteria Hasil :
· Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
· Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor
yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,
· Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
infeksi
· Jumlah leukosit dalam batas normal
· Menunjukkan perilaku hidup sehat
|
Kontrol
infeksi
§ Bersihkan lingkungan
setelah dipakai pasien lain
§ Pertahankan teknik
isolasi
§ Batasi pengunjung bila
perlu
§ Instruksikan pada
pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
meninggalkan pasien
§ Gunakan sabun
antimikrobia untuk cuci tangan
§ Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
§ Gunakan sarung tangan
sebagai alat pelindung
§ Pertahankan lingkungan
aseptik selama perawatan
§ Tingkatkan intake
nutrisi
§ Berikan terapi
antibiotik bila perlu
Proteksi
terhadap infeksi
§ Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik dan lokal
§ Monitor kerentanan
terhadap infeksi
§ Batasi pengunjung
§ Pertahankan teknik
isolasi k/p
§ Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
§ Inspeksi kondisi luka /
insisi bedah
§ Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
§ Dorong istirahat
§ Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik sesuai resep
§ Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala infeksi
§ Ajarkan cara
menghindari infeksi
§ Laporkan kecurigaan
infeksi
§
Laporkan kultur positif
|
6
|
PK
Perdarahan
|
NOC:
Perdarahan berhenti
Kriteria hasil :
· Luka sembuh kering, bebas pus, tidak meluas
· HB tidak kurang dari 10 gr dl
|
Pencegahan sirkulasi
§
Lakukan
penilaian menyeluruh tentang sirkulasi
§
Lakukan
perawatan luka dengan hati-hati dengan menekan daerah luka dengan kassa
steril dan tutup dengan tehnik aseptik
§ Kelola terapi sesuai order |
Daftar
Pustaka
Arif, M (et al.), (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3,
Cet 1, Jakarta : Media Aesculapius
Johnson [et al.], (2000), Nursing Outcomes Classification, second
edition, By Mosby0Year book. Inc, New York
Manuaba, (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB,
Jakarta : EGC
Mc Closkey & Buleheck, (1996), Nursing Interventions
Classification, second edition, By Mosby0Year book. Inc, New York
Mochtar, R. (1998), Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Jakarta : EGC
Nanda, 2001-2002, Nursing Diagnosis : Definitions and
Classification, Philadelphia, USA
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. S DENGAN POST CISTOMA OVARII
I.
Identitas Klien
Nama :
Ny. S
Usia :
34 th
Alamat : Mojayan
Klaten Tengah
Pendidikan : Tamat
SD
Pekerjaan :
Ibu rumah tangga
Status perkawinan : Kawin
No RM : 545877
Tgl MRS : 3
Agustus 2007
Tgl pengkajian : 7-9 Agustus
2007
Diagnosa medis : Post
operasi cistoma ovarii IIIC
II.
Status kesehatan saat ini
Keluhan utama : klien masih merasa nyeri pada luka operasi, bergerak
sedikit terasa sakit, klien mengatakan tidak nafsu makan.
P : nyeri dikarenakan luka operasi
Q : nyeri seperti di iris-iris
R : di perut
S : skala nyeri 6-7 (1-10)
T : nyeri terus menerus
III.
Riwayat keluarga
Ny. S dan adik kandungnya tinggal bersama suaminya di rumah mertuanya
Genogram :
IV.
Riwayat kesehatan masa lalu
a.
Penyakit yang pernah dialami : tidak pernah
b.
Kecelakaan/operasi : tidak pernah, baru kali ini
dioperasi
c.
Alergi : tidak ada
d.
Imunisasi : Campak , TT
e.
Kebiasaan yang merugikan : tidak ada
V.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : baik
BB : 64 kg TB : 160 cm
Tanda vital : Nadi : 84 x/menit Suhu
badan : 36,5 0C
RR : 24 x/menit TD : 110/70 mmHg
-
Kepala : Bentuk normal, kebersihan baik, rambut hitam,
lurus, panjang
-
Leher : Tidak ditemui adanya pembesaran kelenjar tiroid
-
Mata : Konjungtiva tidak anemis, pupil reaksi baik
-
Telinga : Bentuk normal, pendengaran baik
-
Thorak : Tidak ditemui bunyi nafas tambahan, simetris
-
Abdomen : Bising usus (+), tampak ada luka post op
panjang ±15 cm vertical, terpasang draine
-
Ekstremitas : Tidak ditemui adanya oedema
-
Genetalia : Terpasang kateter
VI.
Kesehatan reproduksi
P0 A0
Gangguan hubungan seksual : tidak ada
Pemahaman terhadap fungsi seksual : bagus
Masalah kebiasaan seksual yang dialami : tidak ada masalah, frekuensi 4
x/mgg
Pemeriksaan dan masalah payudara : -
Pemeriksaan dan keluhan genitalia : -
Menarche : umur 12 th
Menstruasi : siklus 30 hari, lama 7 hari
Pembedahan ginekologi : -
Pengaruh pembedahan pada kehidupan seksual : -
Pemeriksaan papsmear terakhir (kapan,hasil) : -
Keputihan : -
VII.
Pemeriksaan penunjang
Hari/tgl/jam
|
Jenis pemeriksaan
|
Hasil
|
Interpretasi
|
Selasa, 31-7-2007
Selasa, 31-7-2007
Jum’at, 3-8-2007
10.30
Jum’at, 3-8-2007
09.54
Selasa, 7-8-2007
17.20
|
Radiologi
USG
Kimia
Laboratorium
Laboratorium
|
Pulmo dan besar cor dalam batas normal
Tampak cistoma ovarii kiri curiga perlengketan
Bun : 7,6 mg/dl
Crea : 0,76 mg/dl
AST : 22,2 Ò¹L
ALT : 10,4 Ò¹L
Glbu : 78,2 mg/dl
Ureum:10,26 mg/dl
HGB : 10,6 gr/dl
RBC : 4,15 juta/Ò¹
HCT : 33,4 %
WBC: 7,7 ribu/ Ò¹
PLT : 311 ribu/ Ò¹
HGB : 10,4 gr/dl
RBC : 3,94 juta/Ò¹
HCT : 32,1 %
WBC: 12,0 ribu/ Ò¹
PLT : 262.000/ Ò¹
|
Normal
Normal
Normal
Normal
Rendah
Rendah
Rendah
Normal
Rendah
Normal
Normal
Rendah
Normal
Rendah
Tinggi
Normal
|
VIII. Tindakan
Medis
Tanggal 6-8-2007 dilakukan operasi laparatomi debulking
Perdarahan ± 500 ml
IX.
Terapi yang diperoleh
Hari/tgl
|
Jenis terapi
|
Rute pemberian
|
Dosis
|
Senin,
6-8-2007
Selasa,
7-8-2007
Rabu,
8-8-2007
Kamis,
9-8-2007
Jum’at
10-8-2007
|
Cefotaxim
Alinamin
Tramal
Kalnek
Vit C
Metronidazole
Jalur I NaCl + petidin IA +
ketorolac
Darah kolf I
Jalur II NaCl
Jalur II RL
Alinamin
Tramal
Kalnek
Metronidazole
Jalur I NaCl
Jalur II RL
Darah kolf II
Cefotaxim
Alinamin
Tramal
Kalnek
Metronidazole
NaCl
Cefotaxim
Asam Mefenamat
Viliron
Cefadroxyl
Asam Mefenamat
Viliron
Fe
Metronidazole
RL
Cefotaxim
Cefadroxyl
Asam Mefenamat
Viliron
Fe
|
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Infus
Infus
Infus
Infus
Infus
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Infus
Infus
Infus
Infus
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Infus
Infus
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Infus
Infus
Injeksi
Oral
Oral
Oral
Oral
|
2x1gr
3x25mg
3x50mg
3x250mg
2x1
3x500mg
500 cc
250 cc
500 cc
500 cc
3x25mg
3x50mg
3x250mg
3x500mg
500 cc
500 cc
250 cc
2x1 gr
3x25mg
3x50mg
3x250mg
3x500mg
500 cc
2x1gr
3x500mg
3x1
2x500mg
3x500mg
3x1
3x1
3x500mg
500cc
2x1gr
2x500mg
3x500mg
3x1
3x1
|
X.
Analisa data
DATA
|
MASALAH
|
PENYEBAB
|
Ds : Ibu mengeluh masih merasa nyeri pada luka
operasi
Do : Pada abdomen tampak luka post operasi
dengan panjang kurang lebih 15 cm vertikal
|
Nyeri akut
|
Agen injuri fisik
(insisi pembedahan)
|
Ds : Klien mengatakan tidak nafsu makan
Do : Tangan kanan dan kiri terpasang infus,
terpasang transfusi darah, terpasang kateter, dan terpasang draine
|
Resiko defisit
volume cairan
|
Kehilangan darah
yang berlebihan selama tindakan pembedahan
|
Ds : Klien mengatakan kalau bergerak terasa
sakit
Do : Klien masih berbaring di tempat tidur
|
Kerusakan mobilitas
di tempat tidur
|
Kelemahan fisik
|
Ds : -
Do : Klien masih berbaring di tempat tidur,
tangan kanan dan kiri terpasang infus, terpasang transfusi darah, terpasang
kateter, dan terpasang draine
|
Defisit perawatan
diri
|
Kelemahan fisik
|
Ds : Ibu mengatakan
ada luka operasi diperutnya
Do : Pada abdomen tampak luka post operasi
dengan panjang kurang lebih 15 cm vertikal
|
Resiko infeksi
|
Tindakan
infasive, insisi post pembedahan
|
Ds : -
Do : Perdarahan ± 500 ml
|
PK Perdarahan
|
|
XI.
Prioritas masalah
1.
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (insisi
pembedahan).
2.
Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan
darah yang berlebihan selama tindakan pembedahan.
3.
Kerusakan mobilitas di tempat tidur berhubungan dengan
kelemahan fisik.
4.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
fisik.
5.
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif,
insisi post pembedahan.
6.
PK Perdarahan
XII. Asuhan Keperawatan
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
1
|
Nyeri akut berhubungan
dengan agen injuri (insisi pembedahan)
|
Setelah dilakukan perawatan selama 4x24 jam, nyeri
pasien berkurang dengan kriteria :
·
Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
· Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
· Wajah rileks
· Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
|
Managemen Nyeri
§
Kaji nyeri
secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
§
Observasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§
Ajarkan tentang
teknik non farmakologi, tehnik relaksasi
§
Berikan
analgetik untuk mengurangi nyeri
§
Tingkatkan
istirahat
§ Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
§ Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Managemen
lingkungan
§
Batasi
pengunjung
§
Sediakan tempat
tidur yang nyaman dan bersih
§
Perhatikan
hygiene pasien untuk menjaga kenyamanan
§Atur posisi pasien yang nyaman
|
2
|
Resiko defisit volume
cairan berhubungan dengan kehilangan darah yang berlebihan selama tindakan
pembedahan.
|
Setelah
dilakukan perawatan 4x24 jam, volume cairan dalam tubuh pasien terpenuhi
dengan kriteria :
· Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
· Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor
kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
|
Fluid management
§ Monitor status hidrasi
(kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika
diperlukan
§ Monitor vital sign
§ Monitor masukan
makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
§ Monitor infus
§ Monitor balance cairan
§ Berikan cairan
§ Berikan diuretik sesuai
interuksi
§ Dorong masukan oral
§ Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
§ Atur kemungkinan
tranfusi
§
Persiapan untuk tranfusi
|
3
|
Kerusakan mobilitas di
tempat tidur berhubungan dengan kelemahan fisik
|
Setelah
diberikan perawatan 4x24 jam, mobilitas di tempat tidur terpenuhi dengan
kriteria :
· Melakukan rentang pergerakan penuh seluruh sendi
· Klien dapat miring kanan maupun miring kiri
· Berbalik sendiri di tempat tidur
·
Klien dapat
duduk
|
Tingkat Mobilitas
§ Kaji tingkat mobilitas klien secara terus menerus
§ Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi
§ Latih rentang pergerakan aktif/pasif untuk
memperbaiki kekuatan dan daya tahan otot
§ Latih tehnik membalik dan memperbaiki kesejajaran
tubuh
|
4
|
Defisit perawatan diri
berhubungan dengan kelemahan fisik.
|
Setelah
diberikan perawatan 4x24 jam , aktivitas hidup sehari-hari terpenuhi dengan
kriteria :
· Klien terbebas dari bau badan
· Menyatakan kenyamanan
terhadap kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
· Dapat melakukan aktivitas hidup sehari-hari dengan
bantuan
· Kebutuhan eliminasi terpenuhi
|
Mandi :
§
Berikan suhi
air yang nyaman
§
Kaji kemampuan
mandi
§
Cuci rambut
jika ingin dan perlu
§
Monitor kondisi
kulit saat mandi
Bantuan
perawatan diri : mandi/ kebersihan diri :
§
Tempatkan alat
mandi sesuai kondisi klien
§
Sediakan alat
mandi pribadi
§
Dorong untuk
malakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu
melakukannya.
§
Ajarkan
keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika klien
tidak mampu untuk melakukannya.
Bantuan
perawatan diri : toileting
§
Monitor dan
jaga privasi klien selama eliminasi
§
Bantu kebutuhan
eliminasi klien
|
5
|
Resiko infeksi berhubungan
dengan tindakan invasif, insisi post pembedahan.
|
Setelah diberikan perawatan 4x24 jam, klien dapat
mengontrol resiko dengan kriteria :
· Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
· Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor
yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,
· Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
infeksi
· Menunjukkan perilaku hidup sehat
|
Kontrol
infeksi
§ Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
§ Gunakan sarung tangan
sebagai alat pelindung
§ Pertahankan lingkungan
aseptik selama perawatan
§ Berikan terapi
antibiotik bila perlu
Proteksi
terhadap infeksi
§ Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik dan lokal
§ Inspeksi kondisi luka /
insisi bedah
§ Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
|
6
|
PK
Perdarahan
|
Setelah diberikan perawatan
4x24 jam, perdarahan berhenti dengan kriteria :
· Luka sembuh kering, bebas pus, tidak meluas
· HB tidak kurang dari 10 gr dl
|
Pencegahan sirkulasi
§
Lakukan
penilaian menyeluruh tentang sirkulasi
§
Lakukan
perawatan luka dengan hati-hati dengan menekan daerah luka dengan kassa
steril dan tutup dengan tehnik aseptik
§ Kelola terapi sesuai order |
CATATAN
PERKEMBANGAN
Dx Keperawatan : Nyeri berhubungan
dengan agen injuri fisik (insisi pembedahan)
Tgl
|
Impelementasi
|
Evaluasi
|
7-8-2007
8-8-2007
9-8-2007
10-8-2007
|
§
Membersihkan
dan merapikan tempat tidur
§
Mengkaji nyeri
secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
§
Mengobservasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§
Mengajarkan
tentang teknik non farmakologi, tehnik relaksasi
§
Menganjurkan
untuk istirahat
§
Memberikan
analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Memberikan posisi yang nyaman
§
Mengkaji nyeri
secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
§
Mengobservasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§
Menganjurkan
untuk melakukan tehnik relaksasi
§
Memberikan
analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Memberikan posisi yang nyaman
§
Mengkaji nyeri
secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
§
Mengobservasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§
Menganjurkan
untuk melakukan tehnik relaksasi
§
Memberikan
analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Memberikan posisi yang nyaman
§
Mengkaji nyeri
secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
§
Mengobservasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§
Menganjurkan
untuk melakukan tehnik relaksasi
§
Memberikan
analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Memberikan posisi yang nyaman
|
S : Klien
mengatakan masih merasa nyeri, skala nyeri 6-7
O : Klien
tampak meringis
Nadi
: 80x/mnt
Suhu
: 36,3 0C
RR : 20x/mnt
TD : 120/80 mmHg
P : nyeri dikarenakan luka operasi
Q : nyeri seperti di iris-iris
R
: di perut
S
: skala nyeri 6-7 (1-10)
T
: nyeri terus menerus
A :
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-
Kaji nyeri
-
Observasi reaksi nonverbal
-
Anjurkan untuk melakukan tehnik relaksasi
-
Berikan posisi yang nyaman
-
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
S : Klien
mengatakan masih merasa nyeri, skala nyeri 5
O : Klien
tampak meringis
Nadi
: 80x/mnt
Suhu
: 360C
RR : 24x/mnt
TD : 130/70 mmHg
P : nyeri dikarenakan luka operasi
Q : nyeri seperti di iris-iris
R
: di perut
S
: skala nyeri 5 (1-10)
T
: nyeri terus menerus
A :
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-
Kaji nyeri
-
Observasi reaksi nonverbal
-
Anjurkan untuk melakukan tehnik relaksasi
-
Berikan posisi yang nyaman
-
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
S : Klien
mengatakan masih merasa nyeri, skala nyeri 3
O : Klien
tampak meringis
Nadi
: 84x/mnt
Suhu
: 36,5 0C
RR : 20x/mnt
TD : 130/80 mmHg
P : nyeri dikarenakan luka operasi
Q : nyeri seperti di iris-iris
R
: di perut
S
: skala nyeri 3 (1-10)
T
: nyeri bertahap
A :
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-
Kaji nyeri
-
Observasi reaksi nonverbal
-
Anjurkan untuk melakukan tehnik relaksasi
-
Berikan posisi yang nyaman
-
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
S : Klien
mengatakan masih merasa nyeri, skala nyeri 3
O : Klien
tampak meringis
Nadi
: 80x/mnt
Suhu
: 36,5 0C
RR : 20x/mnt
TD : 120/80 mmHg
P : nyeri dikarenakan luka operasi
Q : nyeri seperti di iris-iris
R
: di perut
S
: skala nyeri 3 (1-10)
T
: nyeri terus menerus
A :
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-
Kaji nyeri
-
Observasi reaksi nonverbal
-
Anjurkan untuk melakukan tehnik relaksasi
-
Berikan posisi yang nyaman
-
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
|
Dx Keperawatan : Resiko defisit volume cairan
berhubungan dengan kehilangan darah yang berlebihan selama tindakan pembedahan
Tgl
|
Impelementasi
|
Evaluasi
|
6-8-2007
7-8-2007
8-8-2007
9-8-2007
10-8-2007
|
§
Memonitor
status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik), jika diperlukan
§
Memonitor vital
sign
§
Memonitor infus
§
Memasang
transfusi kolf I
§ Memonitor balance cairan
§
Memonitor vital
sign
§
Memonitor infus
§
Memasang
transfusi kolf II
§ Memonitor masukan makanan/cairan
§ Mendorong masukan oral
§ Mendorong keluarga untuk membantu klien makan
§
Memonitor vital
sign
§
Af infus
§
Memonitor infus
§ Memonitor masukan makanan/cairan
§ Mendorong masukan oral
§ Mendorong keluarga untuk membantu klien makan
§
Memonitor vital
sign
§
Af infus
§ Memonitor masukan makanan/cairan
§ Mendorong masukan oral
§ Mendorong keluarga untuk membantu klien makan
§
Memonitor vital
sign
§
Af draine dan
kateter
§ Memonitor masukan makanan/cairan
§ Mendorong masukan oral
§ Mendorong keluarga untuk membantu klien makan
|
S : -
O : Tangan
kanan dan kiri terpasang infus, terpasang kateter dan draine,balance cairan =
0
Nadi
: 84x/mnt
Suhu
: 36,5 0C
RR : 24x/mnt
TD : 110/70 mmHg
A :
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-
Monitor vital sign
-
Monitor infus
-
Siapkan darah kolf II
-
Dorong masukan oral
-
Dorong keluarga untuk membantu klien makan
S : Klien
mengatakan tidak nafsu makan
O : Tangan
kanan dan kiri terpasang infus, terpasang kateter dan draine, makanan tidak
habis
Nadi
: 80x/mnt
Suhu
: 36 0C
RR : 24x/mnt
TD : 130/80 mmHg
A :
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-
Monitor vital sign
-
Af infus
-
Monitor infus
-
Siapkan darah kolf II
-
Monitor masukan makanan/cairan
-
Dorong masukan oral
-
Dorong keluarga untuk membantu klien makan
S : Klien
mengatakan masih tidak nafsu makan
O : Tangan
kanan terpasang infus, terpasang kateter dan draine, makanan tidak habis
Nadi
: 84x/mnt
Suhu
: 36,5 0C
RR : 24x/mnt
TD : 110/70 mmHg
A :
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-
Monitor vital sign
-
Af infus
-
Monitor infus
-
Monitor masukan makanan/cairan
-
Dorong masukan oral
-
Dorong keluarga untuk membantu klien makan
S : Klien mengatakan masih tidak nafsu makan
O : terpasang kateter dan draine, makanan habis
setengah
Nadi
: 84x/mnt
Suhu
: 36,5 0C
RR : 20x/mnt
TD : 130/80 mmHg
A :
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-
Monitor vital sign
-
Af draine dan kateter
-
Monitor masukan makanan/cairan
-
Dorong masukan oral
-
Dorong keluarga untuk membantu klien makan
S : Klien mengatakan sudah nafsu makan
O : Makanan
habis
Nadi
: 80x/mnt
Suhu
: 36,5 0C
RR : 20x/mnt
TD : 120/80 mmHg
A :
Masalah teratasi
P :
Hentikan intervensi
|
Dx Keperawatan : Kerusakan mobilitas di tempat tidur berhubungan dengan
kelemahan fisik
Tgl
|
Impelementasi
|
Evaluasi
|
7-8-2007
8-8-2007
9-8-2007
10-8-2007
|
§ Mengkaji tingkat mobilitas klien secara
terus-menerus
§ Mengkaji kekutan otot dan sendi
§ Melatih rentang pergerakan aktif/pasif untuk
memperbaiki kekuatan dan daya tahan otot
§ Melatih tehnik miring kanan dan kiri dan memperbaiki
kesejajaran tubuh
§ Mengkaji tingkat mobilitas klien secara
terus-menerus
§ Mengkaji kekutan otot dan sendi
§ Melatih rentang pergerakan aktif/pasif untuk
memperbaiki kekuatan dan daya tahan otot
§ Mengkaji tingkat mobilitas klien secara
terus-menerus
§ Mengkaji kekutan otot dan sendi
§ Melatih rentang pergerakan aktif/pasif untuk
memperbaiki kekuatan dan daya tahan otot
§ Mengkaji tingkat mobilitas klien secara
terus-menerus
§ Mengkaji kekutan otot dan sendi
§ Melatih rentang pergerakan aktif/pasif untuk
memperbaiki kekuatan dan daya tahan otot
|
S : Klien
mengatakan masih pusing
O : Klien
sudah bisa untuk miring
A :
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-
Kaji tingkat mobilitas klien
-
Kaji kekuatan otot dan sendi
-
Melatih rentang pergerakan aktif/pasif untuk memperbaiki kekuatan dan daya
tahan otot
-
Melatih duduk
S : Klien
mengatakan kalau duduk kepalanya pusing
O : Klien
bisa miring dan duduk
A :
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-
Kaji tingkat mobilitas klien
-
Kaji kekuatan otot dan sendi
-
Melatih rentang pergerakan aktif/pasif untuk memperbaiki kekuatan dan daya
tahan otot
-
Melatih duduk
S : Klien
mengatakan duduk cumin sebentar
O : Klien
sudah bisa duduk walaupun cumin sebentar
A :
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-
Kaji tingkat mobilitas klien
-
Kaji kekuatan otot dan sendi
-
Melatih rentang pergerakan aktif/pasif untuk memperbaiki kekuatan dan daya
tahan otot
S : Klien
mengatakan sudah bisa duduk di kursi
O : Klien
duduk di kursi
A :
Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
|
Dx Keperawatan : Defisit perawatan
diri berhubungan kelemahan fisik
Tgl
|
Impelementasi
|
Evaluasi
|
8-8-2007
9-8-2007
10-8-2007
|
Mandi :
§
Memberikan suhi
air yang nyaman
§
Memandikan
klien
§
Mencuci rambut
klien
§
Memonitor
kondisi kulit saat mandi
Bantuan
perawatan diri : mandi/ kebersihan diri :
§
Menempatkan
alat mandi sesuai kondisi klien
§
Menyediakan
alat mandi pribadi
§
Membantu untuk
gosok gigi
Mandi :
§
Memberikan suhi
air yang nyaman
§
Mengajarkan
keluarga cara memandikan klien di tempat tidur
§
Memonitor
kondisi kulit saat mandi
Bantuan
perawatan diri : mandi/ kebersihan diri :
§
Menyediakan
alat mandi pribadi
Mandi :
§
Memberikan suhi
air yang nyaman
Bantuan
perawatan diri : mandi/ kebersihan diri :
§
Mengajarkan
keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika
klien tidak mampu untuk melakukannya.
Bantuan
perawatan diri : toileting
§
Monitor dan
jaga privasi klien selama eliminasi
§ Bantu
kebutuhan eliminasi klien
|
S : Klien
mengatakan badannya terasa hangat
O : Klien
tampak segar
A :
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-
Monitor kondisi kulit saat mandi
-
Ajarkan keluarga cara memandikan klien di tempat tidur
S : Klien
mengatakan badannya terasa hangat dan segar
O : Klien
tampak segar
A :
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-
Mengajarkan kepada keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan
bantuan hanya jika klien tidak mampu untuk melakukannya
S : Klien
mengatakan dimandikan oleh suaminya
O : Klien
tampak senang
A :
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-
Dorong untuk malakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak
mampu melakukannya
|
Dx Keperawatan : Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif,
insisi post pembedahan
Tgl
|
Impelementasi
|
Evaluasi
|
9-8-2007
|
Kontrol
infeksi
§ Mencuci tangan setiap
sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
§ Menggunakan sarung
tangan sebagai alat pelindung
§ Mempertahankan
lingkungan aseptik selama perawatan
Proteksi
terhadap infeksi
§ Memonitor tanda dan
gejala infeksi sistemik dan lokal
§ Melakukan medikasi I
§ Menginspeksi kondisi
luka / insisi bedah
§ Mendorong masukkan
nutrisi yang cukup
|
S : -
O : Jahitan
baik, tidak ada pus
A :
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-
Cuci
tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
- Gunakan sarung tangan
sebagai alat pelindung
- Pertahankan lingkungan aseptik selama
perawatan
- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
- Lakukan medikasi II
- Inspeksi kondisi luka
/ insisi bedah
- Dorong masukkan nutrisi yang cukup
|
Dx Keperawatan : PK Perdarahan
Tgl
|
Impelementasi
|
Evaluasi
|
9-8-2007
|
§ Melakukan penilaian
menyuluruh tentang sirkulasi
§ Melakukan perawatan
luka dengan hati-hati dengan menekan daerah luka dengan kassa steril dan
tutup dengan tehnik aseptik
§ Mengelola terapi sesuai
order
|
S : -
O : Jahitan
baik, tidak ada pus
A :
Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-
Lakukan
perawatan luka/medikasi II
- Kelola terapi sesuai order
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar