No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Nyeri
kronis berhubungan dengan pertumbuhan/metastase tumor
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien mampu :
§ Menurunkan level nyaeri
§ Mengontrol nyeri
§ Meningkatkan rasa nyaman
Dengan KH klien mampu :
§
Mengukur
nyerinya dengan menggunakan skala nyeri, menetapkan tujuan untuk penurunan
nyeri yang diharapkan dan membuat rencana kegiatan untuk mengelola nyerinya
§
Mendiskripsikan
tentang rencana pengelolaan nyeri baik farmakologis maupun non farmakologis
termasuk mengenali keuntungan dan kerugian pengelolaan nyeri menggunakan obat
dan non obat
§
Mendemontrasikan
kemampuan untuk tenang, beristirahat
§
Menerima
keadaan yang sedang dialami dan mampu beraktifitas dengan minimal terjadinya
nyeri
|
§ Manajemen nyeri :
§ Administrasi analgetik :
Ø
Kaji
pengalaman klien ketika berhadapan dengan nyeri untuk pertama kali, jika
memungkinkan lakukan intervensi untuk menurunkan nyeri
Ø
Anjurkan
klien untuk menggambarkan pengalamam yang telah lalu mengenai nyeri dan
metode yang digunakan untuk menangani nyerinya, termasuk pengalaman tentang
efek samping, tipe koping respon, dan bagaimana ia mengekspresikan nyeri
Ø
Mendeskripsikan
tentang efek yang merugikan dari nyeri yang tidak tertahankan
Ø
Anjurkan
klien untuk melaporkan tentang lokasi, intensitas dan kualitas dari nyeri
ketika sedang mengalami nyeri
Ø
Minta
klien untuk melakukan pengelolaan tingkat nyeri, waktu, pencetus, pengobatan
dan perawatan dan tindakan yang lain yang dapat mengurangi nyeri
Ø
Tentukan
penggunaan obat yang dibutuhkan klien
|
-
Intensitas,
karakter, waktu terjadinya, durasi faktor yang memperberat dan yang
mengurangi nyeri harus dikaji dan di dokumentasikan pada saat setelah evaluasi awal
-
Perhatian
mungkin memberikan efek terhadap perasaan klien untuk melaporkan tentang
nyeri dan penggunaan analgetik
-
Intensitas
dari nyeri dan ketidak nyamanan harus dikaji dan didokumentasikan setelah
prosedur yang menyebabkan nyeri dengan beberapa hal baru tentang nyeri dan
interval dari nyeri
-
Untuk
menolong merencanakan perawatan nyeri, penggunakan obat-obatan yang lalu
|
2
|
Nyeri
akut berhubungan dengan aktual atau potensial kerusakan jaringan akibat
metastase tumor.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang dengan KH :
§
Skala
nyeri menurun 1-3
§
Klien
melaporkan nyeri berkurang/hilang
§
Klien
nampak rileks
§
Klien
mampu beristirahat
|
1. Manajemen nyeri
Ø Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif : lokasi, karek teristik, durasi, frekuensi, kuali tas dan
faktor predisposisi.
Ø Observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan.
Ø Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalama nyeri klien.
Ø Evaluasi pengalamam nyeri masa
lampau.
Ø Bantu klien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan.
Ø Kontrol faktor lingkungan yang
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
Ø Kurangi faktor presipitasi nyeri.
Ø Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologis/ non farmakologis).
Ø Ajarkan teknik relaksasi.
Ø Berikan analgetik sesuai program
Ø Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri.
Ø Tingkatkan istirahat.
Ø Kolaborasi dengan dokter jika ada
komplain dan tindakan nyeri tidak berhasil.
Ø Monitor penerimaan klien tentang
manajemen nyeri.
2. Administrasi analgetik :
Ø Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian obat.
Ø Cek intruksi dokter tentang jenis
obat, dosis dan frekuensi.
Ø Cek riwayat alergi.
Ø Pilih analgesik yang diperlukan.
Ø Tentukan pilihan analgesik
tergantung dari tipe dan beratnya nyeri.
Ø Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal.
Ø Pilih rute pemberian secara iv, im
untuk pengibatan nyeri secara teratur.
Ø Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgetik.
Ø Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat.
Ø Evaluasi keefektifan analgetik dan
efek samping.
|
-
Intensitas
dari nyeri dan ketidak nyamanan harus dikaji dan didokumentasikan setelah
prosedur yang menyebabkan nyeri dengan beberapa hal baru tentang nyeri dan
interval dari nyeri.
-
Pendekatan
dengan teknik komunikasi terapeutik akan meningkatkan kepercayaan klien.
-
Pengelamann
klien terhadap nyeri masa lampau dapat dijadikan bahan evaluasi awal untuk
penanganan nyeri saat ini.
-
Minimalisasi
pengaruh eksternal mampu membantu klien untuk mengatasi nyeri dan mencegah
timbulnya nyeri.
-
Dapat
memberikan ketenangan kepada klien dan membuat klien lebih relaks sehingga
nyeri dapat berkurang.
-
Analgetik
sangat diperlukan pada kondisi nyeri yang berat dan tidak tertahankan.
-
Respon
klien terhadap prosedur dapat dijadikan bahan evaluasi untuk penaganan nyeri
selanjutnya.
-
Intensitas
dari nyeri, lokasi dan kualitasnya merupakan dasar terhadap penentuan
intervensi yang akan dilakukan.
-
Ketelitian
dan ketepatan administrasi program pemberiann analgetik sangat diperlukan
dalam penanganan nyeri.
-
Pilihan
analgetik yang tepat dan rute yang mampu meminimalkan timbulnya nyeri pada
saat pemberian serta semakin cepat efek analgetiknya dirasakan oleh klien
sangat dibutuhkan dalam penanganan nyeri.
-
Evaluasi respon terhadap pemberian analgetik dapat
digunakan untuk menilai keefektifan analgetik yang diberikan
|
3
|
PK:
Perdarahan
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam perawat akan menangani dan mencegah
komplikasi perdarahan
|
1.
Monitor
tanda-tanda perdarahan pervaginam.
2.
Awasi
tanda-tanda vital : tensi, nadi, suhu tubuh/kulit perifer.
3.
Awasi
perubahan mental dan status kesadaran.
4.
Monitor
hasil pemeriksaan laboratorium terkait.
5.
Kolaborasi
dengan dokter bila tanda-tanda perdarahan muncul.
6.
Hindari VT yang terlalu sering.
|
-
Ca
serviks menyebabkan serviks mudah ruptur sehingga sangat berpotensi untuk
timbulnya perdarahan.
-
Apabila
terjadi perdarahan yang hebat/lama
maka akan berpengaruh terhadap status hemodinamik klien sehingga
terjadi perubahan abnormal seperti nadi cepat, tensi turun dan tingkat
kesadaran menurun.
|
4
|
Cemas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam klien, keluarga menunjukan
cemas yang berkurang dibuktikan dengan ; koping adaptif, mampu mengontrol
cemas.
|
1.
Kaji
tingkat kecemasan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya cemas.
2.
Yakinkan
klien bahwa perawat siap membantu masalah kesehatan yang dihadapi klien dan
dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi.
3.
Kaji
harapan klien terhadap pengobatan dan perawatan.
4.
Pahami
persepsi klien tentang situasi stress.
5.
Temani
klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi ketakutan.
6.
Berikan
informasi faktual tentang diagnosis, tindakan, dan prognosis.
7.
Dorong
keluarga untuk menemani klien.
8.
Bantu
klien untuk mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan.
9.
Ajarkan
teknik relaksasi untuk mereduksi kecemasan.
|
-
Data
awal dari kecemasan sangat diperlukan untuk menentukan tingkat kecemasan
klien dan faktor yang mempengaruhi dapat diketahui sehingga perawat dapat
meminimalkan/menghindarkan klien dari faktor yang berpengaruh.
-
Kehadiran
dan kesiapan perawat dalam menangani/ menemani klien dalam periode kecemasan
dapat membantu klien untuk pemenuhan rasa aman sehingga dapat menurunkan
kecemasan.
-
Kehadiran
keluarga dapat memberikan suport mental kepada klien.
-
Teknik
relaksasi dapat mereduksi stress yang timbul.
|
5
|
Mual
berhubungan dengan kemotherapi
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam mual klien akan berkurang
dengan KH :
Klien
akan merasa lebih nyaman, status cairan seimbang, intake nutrisi adekuat
|
1.
Kaji
penyebab mual dan muntah klien.
2.
Jaga
kebersihan klien setelah muntah dan letakan tissue pembersih pada likasi yang
mudah dijangkau oleh klien.
3.
Berikan
perawatan oral setelah klien muntah.
4.
Berikan/ajarkan
metose distraksi dari sensasi mual misalnya menggunakan musik dsb.
5.
Jaga
lingkungan yang bersih, tenang dan ventilasi yang baik.
6.
Hindarkan
pergerakan yang tiba-tiba, biarkan klien tetap terlentang.
7.
Kolaborasi
pemberian antiemetik.
8.
Berikan
antiemetik satu jam sebelum pemberian khemoterapi.
9.
Motifasi
klien untuk makan/minum sedikit-sedikit tetapi sering.
10.
Berikan
diit yang disukai dalam kondisi hangat dan sajikan dengan menarik.
|
-
Dengan
diketahui penyebab maka perawat dapat menentukan tindakan yang tepat untuk
menangani mual/muntah.
-
Kebersihan
dan perawatan mulut dapat menghilangkan aroma dan rasa dari muntahan, dan
mampu mereduksi stimulus terhadap mual/muntah.
-
Bau
dari dapur, kamar mani dapat merangsang mual/ muntah.
-
Pergerakan
dapat merangsang lebih jauh terhadap timbulnya mual/muntah.
-
Pemberian
antiemetik lebih efektif dalam mengurangi/ mencegah mual pada klien dengan
kemoterapi.
-
Makan/minum
sedikit-sedikit tapi sering dapat mengurangi sensasi muntah akibat lambung
yang penuh.
-
Diit
yang menarik dan disukai oleh klien dapat menimbulkan selera makan klien
sehingga kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
|
6
|
Ansietas
berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tak dikenal/ ketidakpastian
tentang hasil pengobatan kanker, perasan putus asa dan tak berdaya/ ketidak
cukupan pengetahuan tentang kanker dan pengobatan
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama…..x 24 jam klien akan mampu mengontrol
cemas, mengembangkan koping yang adaptif dengan KH klien mampu :
-
Mengidentifikasi
dan mengungkapkan kecemasan
-
Mengidentifikasi,
mengung kapkan dan mendemons trasikan teknik mengontrol ansietas
-
Mengungkapkan
terbebas/ penurunan distress yang dirasakan
-
TTV
memberi gambaran terbebas dari disstress
-
Ekspresi
tubuh, wajah, sikap terbebas dari disstres
-
Mampu
berkonsentrasi dan akurasi perhatian
-
Mengidentifikasi
dan mengungkapkan faktor-faktor yang menimbulkan kecemasan, konflik dan
penanganannya
-
Mendemonstrasikan
ketrampilan mengatasi masalah
|
1.
Berikan
kesempatan klien, keluarga untuk mengungkapkan perasaan (marah, rasa
bersalah, kehilangan, dan nyeri) :
-
Lakukan
kontak yang sering dan berikan suasana yang meningkatkan ketenagan dan rileks
-
Tunjukian
sikap tidak menilai dan mendengar dengan penuh perhatian
-
Gali
perasaan dan perilaku sendiri
2.
Dorong
untuk mendiskusikan secara terbuka tentang kanker, pengalaman orang lain, dan
potensial mengontrol dan penyembuhannya.
3.
Jelaskan
rutinitas rumah sakit dan pertegas penjelasan dokter tentang jadwal
pemeriksaan dan tujuan rencana pengobatan. Fokuskan pada apa yang diharapkan
klien
4.
Tunjukan
adanya harapan
5.
Tingkatkan
aktifitas dan latihan fisik
6.
Identifikasi
adanya ego yang buruk, kemampuan pemecahan masalah yang tidak efektif, kurang
motifasi, kesehatan secara umum memburuk, kurang sistem pendukung
|
-
Kontak
yang sering oleh pemberi perawatan menunjukan penerimaan dan menumbuhkan rasa
percaya klien. Klien mungkin menolak untuk didekati karena gangguan konsep
diri, peraweat t8idak boleh membuat asumsi tentang reaksi klien atau
keluarga; memvalidasi rasa takut dan beban tertentu klien membantu meningkatkan
kesadaran, perawat harus sadar tentang bagaimana klien dan keluarga bereaksi,
dan bagaimana reaksi mereka mempengaruhi perasaan dan perilaku perawat.
-
Diskusi
terbuka tentang hidup setelah terdiagnosis kanker dapat menumbuh kan harapan dan
dorongan.
-
Aktifitas
fisik memberikan pengalihan dan rasa normal, pasien yang melakukan aktifitas
fisik dapat memperbaiki kualitas hidup mereka.
|
7
|
PK
: Hiperkalsemia
PK
: Keseimbangan nitrogen negatif
PK
: Efusi malignan
|
Perawat
akan mendeteksi, mengatasi, meminimalkan komplikasi kanker
|
1.Pantau tanda dan
gejala hiperkalsemia :
a.
Perubahan
status mental
b.
Disritmia
c.
Kebas
atau kesemutan pada jari tangan dan jari kaki
d.
Kram
otot
e.
Kejang
f.
Mual,/muntah
g.
Aritmia
jantung
2.Pantau
tanda-tanda ke seimbangan nitrogen
negatif :
a. Penurunan berat badan
b. Keseimbangan nitrogen urine 24 jam
dibawah nol
c. Luka tekan
3.Pantau hasil
pemeriksaan laboratorium :
a. Kalsium serum
b. Kalsium terionisasi
c. Albumin serum
d. Nitrogen urea darah
e. Kreatinin
f. Elektrolit dan magnesium
g. Tes fungsi hepar
4.Pantau terhadap efusi
malignan (akumulasi cairan berlebihan dalam ruang pleural, rongga
peritoneal/asites, atau ruang perikardial) :
a. Efusi pleural :
§
Batuk
(kering)
§
Dispneu
variabel
§
Nyeri
pleuritik
§
Penurunan
dan keterlambatan gerak dada pada sisi yang sakit
§
Penonjolan
ruang interkosta (efusi ysng luas)
§
Penurunan
bunyi nafas yang terdengan diatas derah efusi
§
Penurunan
fremitus vokal dan taktil
§
Peningkatan
frekuensi dan kedalaman pernapasan
b. Asites
§
Distensi
abdominal
§
Peningkatan
lingkar abdomen
§
Sesak
nafas
§
Keletihan
§
Gelombang
cairan
§
Edema
paru
§
Edema
mata kaki
§
Indigesti
§
Cepat
kenyang
§
Penurunan
nilai albumin dan protein serum
§
Faktor
pembekuan dan nilai elektrolit abnormal
c. Efusi perikardial
§
Batuk,
dispnea,nyeri dada
§
Kelamahan
dan pusing
§
Postur
tegak dan condong kedepan
§
Bunyi
jantung muffed
§
Friction
rub
§
Ortopnea
§
Distensi
vena leher
§
Peningkatan
tekanan vena sentral
d. Pantau lingkar abdomen dan timbang
BB setiap hari.
|
-
Hiperkalsemia
(kalsium serum > 11 mg/dl) adalah komplikasi umum pada kanker stadium
akhir, terjadi karena gangguan reabsorbsi kalsium.
-
Klien
dengannkanker lanjut mengalami toleransi gula abnormal dengan tahanan atau
penurunan sensitivitas terhdap insulin, yang menghambat nourismen sel.
Kaheksia diakibatkan oleh peningkatan kebutuhan metabolisme tumor, perubahan
metabolisme lemak dan anoreksia. Kerusakan metabolisme karbohidrat
menyebabkan peningkatan metabolisme lemak dan protein yang terutama pada
adanya metabolik asidosis dapat menyebabkan keseimbangan nitrogen negatif.
Defisiensi nutrisi berkaitan dengan terjadinya luka tekan (Waltman,1991).
-
Pemeriksaan
laboratorium tertentu dilakukan untuk memantau status nutrisi dan mendeteksi
perubahan dini pada fungsi ginjal. Kehilangan kalium dan magnesium dapat
terjadi pada dehirasi dan pengobatan diuretik.
-
Efusi
menyebabkan nyeri da ketidaknyamanan dan menghambat fungsi :
|
8
|
PK:
Reaksi anafilaktik
|
Perawat
akan mengatasi dan meminimalkan komplikasi kemoterapi
|
1. Tanyakan tentang reaksi obat
sebelumnya dan catat TTV dan status mental sebelum memberikan kemoterapi ;
tes kulit atau tes dosis harus dilakukan sat memberikan obat yang diketahui
memiliki peningkataninsiden hipersensivitas.
2. Pantau terhadap gejala reaksi
anafilaktik ; urtikaria, pruritus, sensasi benjolan di tenggorok, napas
pendek/mengi.
3. Bila timbul gejala, hentikan
kemoterapi dan pasang torniquet proksimal terhadap tempat injeksi.berikan
obat-obatan emergensi sesuai program/prptap (epinefrin,difenhidramin,
hidrokortison dll)
4. Pantau TTV setiap 15 menit sampai
stabil.
|
-
Setiap
obat sitotoksik, termasuk cisplastin, teniposide, nitrogen mustrad,
doksorubicin, bleomisin, metotrekaset, L-asparaginase,merangsang pelepasan
histamin sehingga merangsang reaksi antigen antibodi dan mengakibatkan gejala
kutaneus (urtikaria, pruritus) dan gejala sistemik (edema laring, spasme
bronkus, dan dispnea).
-
Langkah
pengkajian ini membantu menentukan risiko komplikasi dan memberikan dasar
sebagai pembanding temuan selanjutnya.
-
Penghantian
segera mencegah kemungkinan respon yang lebih serius; penggunaan torniquet
menghambat absorbsi obat. Obat emergensi mengurangi pelepasan histamin,
menghilangkan edema, spasme, dan mencegah syok..
-
Pengawasan
cermat dapat mendeteksi tanda awal hipotensi dan syok.
|
9
|
PK
: Ekstravasasi Obat Vesicant
|
Perawat
akan mengatasi dan meminimalkan komplikasi kemoterapi
|
1. Ambil langkah untuk mengurangi
ektravasasi obat vesicant ( preparat yang menyebabkan nekrosis berat
bilamerembes dari pembuluh darah ke jaringan,contoh amasakrin, bisantren, daktinomisin,
dakarbisin, daunomisin,daunorubisin, estramustin,maitansin, mitramisin,
mitomisin, nitrogen mustrad, pirazofurin, vinblastin, vinkristin, dan
vindesin) sebagai berikut :
a. Hindari penggunaan fossa
antecubital pergelangan dan tangan sat memberikan vesicant (Onkology Nurse
Sosiety,1992)
b. Hindari tusukan multipel pada vena
yang sama dalam 24 jam.
c. Pemberian obat melalui kateter
vena jangka panjang.
d. Jangan memberikan obat bila ada
edema atau tidak terdapat aliran balik vena.
2. Pantau selama penginfusan obat :
a. Kaji patensi aliran infus IV.
b. Amati jaringan pada sisi IV setiap
30 menit terhadap kebocoran, rasa terbakar/nyeri, pembengkakan, inflamasi,
eritema, hiperpigmentasi, ulserasi, nekrosis.
3. Bila terjadi ekstravasasi lakukan
:
a. Hentikan pemberian obat
b. Tinggalkan jarum di tempatnya
c. Dengan perlahan aspirasi sisa obat
sisa dan darah dalam selang atau jarum
d. Berikan antidotum sesuai
program/protap :
Ø
Bila
dokosurbisin; tinggikan dan istirahatkan ektremitas, berikan pendinginan
topikal selama 24 jam, berikan hidrokortison sesuai program.
Ø
Bila
nitrogen mustrad ; berikan kompres dingin, berikan tiosulfat sesuai program.
Ø
Bila
alkaloid vinca (vinblastin,vinkristin, vendesin) ; berikan kompres hangat
(jangan es karena akan meningkatkan toksisitas kulit dari alkaloid vinca),
berikan hialuronidase (widase) sesuai program.
Ø
Bila
mitomisin; berikan kompres es, berikan dimetil sulfaksin (MDSO) sesuai
program (Albert dan Dorr, 1991)
|
-
Ekstravasasi
dapat terjadi sekunder terhadap penempatan tidak tepat, vena yang rusak, atau
obstruksi drainase vena sekunder terhadap sindrom vena kava superior, edema,
atau tumor.
-
Mendeteksi
tanda ekstravasasi dini memungkinkan intervensi segera untuk mencegah komplikasi serius termasuk
bnekrosis jaringan.
|
10
|
PK
: Depresi Sumsum Tulang
|
Perawat
akan mengatasi dan meminimalkan komplikasi kemoterapi
|
1. Pantau tanda-tanda depresi sumsum
tulang:
a. Penurunan SDP dan SDM
b. Penurunan trombosit
c. Penurunan granulosit
2. Jelaskan risiko perdarahan dan
infeksi
|
-
Kemoterapi
mengganggu pembelahan sel dari sel-sel batang sumsum tulang yang membentuk
sel darah merah. Granulosit terutama adalah neutrofil yang merupakan
pertahanan terdepan melawan infeksi (Burke,1991).
-
Penurunan
granulosit mengganggu pertahanan fagositik tubuh melawan mikroorganisme.
Trombosit membentuk plak sementara untuk perdarahan dan mengaktifkan faktor
pembekuan; penurunan trombosit dapat mempengaruhi proses pembekuan.
|
Diagnosa perawatan yang sering muncul pada pasien dengan Ca dan Kemoterapi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar