POKOK BAHASAN : SKIZOFRENIA
SUP POKOK BAHASAN : HALUSINASI
SASARAN :
KELARGA KLIEN
WAKTU :
45 MENIT
A.
MASALAH
NN. SM di
bawa ke rumah sakit jiwa karena menurut keluarga, saat dirumah klien suka
merusak alat-alat rumah tangga dan marah-marah sendiri. Pada tahun 2005 klien
mencoba untuk bunuh diri dengan masuk kedalam sumur dan saat dirawat di rumah
sakit jiwa klien mencoba untuk bunuh diri kembali dengan memanjat tembok
tinggi. Saat ini klien mengalami gangguan persepsi (halusinasi),
klien sering terlihat bicara dan senyum-senyum sendiri. Berdasarkan riwayat dan perkembangan
kesehatan jiwa klien tersebut keluarga klien perlu diberikan penjelasan tentang
cara perawatan pada keluarga yang mengalami ganguan jiwa agar klien mendapatkan
dukungan dari keluarganya.
B.
TUJUAN
1.
TUJUAN
INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah
dilakukan penyuluhan tentang kesehatan jiwa (halusinasi) selama 45 menit diharapkan
keluarga mampu memahami tentang gangguan persepsi (halusinasi).
2.
TUJUAN
INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah
mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 45 menit diharapkan keluarga klien
mampu :
a.
Menjelaskan pengertian ganguan persepsi (halusinasi)
b.
Menyebutkan
tingkatan halusinasi
c.
Menyebutkan
penyebab-penyebab halusinasi
d.
Menyebutkan
jenis-jenis halusinasi
e.
Menyebutkan
tanda-tanda penderita halusinasi
f.
Menjelaskan
cara perawatan penderita halusinasi
C.
MATERI
Terlampir
D.
SASARAN
PENYULUHAN
Kelarga klien dengan
diagnosa
E.
STRATEGI
PENYULUHAN
Dengan
memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada keluarga pasien.
F.
METODE
Metode
yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan tanya jawab.
G.
PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Jum’at, 14 September 2007
Pukul : 14.00 WIB
Tempat : Rumah keluarga NN. SM
H.
MEDIA
DAN SUMBER BAHAN
- Media : Leaflet
- Sumber Bahan
I.
RENCANA
PENYULUHAN
No.
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Waktu
|
Kegiatan Audiens
|
1.
2.
3.
|
Pembukaan
a. Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
Isi
a.
Menjelaskan
materi tentang :
1. Pengertian
ganguan persepsi (halusinasi)
2. Tingkatan halusinasi
3. Penyebab-penyebab halusinasi
4. Jenis-jenis halusinasi
5. Tanda-tanda penderita halusinasi
6. ara perawatan penderita halusinasi
b.
Memberi kesempatan keluarga untuk beranya
c.
Menjawaban
pertanyaan
Penutup
a.
Memberikan
kesimpulan
b.
Mengevaluasi
hasil penuluhan
c.
Salam
|
5 menit
25 menit
15 menit
|
Menjawab
salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Mendengarkan
dan memperhatikan
Bertanya
Mendengarkan
dan memperhatikan
Mendengarkan
Menjawab
|
J. RENCANA EVALUASI
Evaluasi penyuluhan akan dilakukan dengan memberikan 5
pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan keluarga.
K.
PENILAIAN
KEBERHASILAN
Penilaian
keberhasilan dari penyuluhan adalah dengan memberikan 4 pertanyaan kepada
keluarga dengan kriteria penyuluhan berhasil apabila keluarga mampu menjawab
4-5 pertanyaan dengan benar. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil apabila
keluarga mampu menjawab 2-3 pertanyaan dengan benar. Sedangkan penyuluhan
dikatakan tidak berhasil apabila keluarga hanya mampu menjawab 1 pertanyaan
dengan benar.
Lampiran : Materi
HALUSINASI
A.
Pengertian
Halusinasi adalah
pengalaman sensori yang terjadi tanpa stimulus dari luar
B.
Tingkatan
Halusinasi
Menurut Moller dan Murphy
dalam Stuart dan Sudden (1997), tingkatan halusinasi dibagi menjadi 4 tingkatan
yaitu :
1.
Tahap
I : Comforting
Tingkat
cemas sedang, halusinasi secara umum adalah sesuatu yang menyenangkan.
Pengalaman halusinasi karena emosi yang meningkat seperti cemas, kesepian, rasa
bersalah, takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang nyaman untuk
melepaskan cemas. Individu mengenal bahwa pikiran dan pengalaman sensori dalam
control kesadaran jika cemas dapat dikelola. Nonpsykotik. Tingkah laku yang
dapat diobservasi :
a)
Meringis
atau tertawa pada tempat yang tidak tepat.
b)
Menggerakkan
bibir tanpa mengeluarkan suara.
c)
Pergerakan
mata yang cepat.
d)
Respon
verbal pelan seperti jika sedang asyik.
e)
Diam
dan tampak asyik.
2.
Tahap
II
Pengalaman
sensori dari beberapa identifikasi indera terhadap hal yang menjijikkan dan
menakutkan. Halusinator mulai kehilangan control dan ada usaha untuk menjauhkan
diri dari sumber stimulus yang diterima . Individu mungkin merasa malu dengan
adanya pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain. Non psychotic.
Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a)
Meningkatnya
system syaraf otonom, tanda dan gejala dari cemas seperti meningkatnya nadi,
pernafasan dan tekanan darah.
b)
Lapang
perhatian menjadi sempit
c)
Asyik
dengan pengalaman sensori dan mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan
halusinasi atau realitas.
3.
Tahap
III
Controlling
tingkat kecemasan berat, pengalaman sensori menjadi hal yang menguasai.
Halusinator mencoba memberi perintah , isi halusinasi mungkin menjadi sangat
menarik bagi individu. Individu mungkin mengalami kesepian , jika sensori yang
diberikan berhenti. Psychotic. Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a)
Perintah
langsung oleh halusinasi dapat diikuti.
b)
Kesulitan
berhubungan dengan orang lain.
c)
Lapang
perhatian hanya beberapa detik aau menit.
d)
Gejala
fisik dan cemas berat seperti berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti
perintah.
4.
Tahap
IV
Conquering,
tingkat cemas, panik, umumnya halusinasi menjadi terperinci dan khayalan tampak
seperti kenyataan. Pengalaman sensori mungkin mengancam jika individu tidak
mengikuti perintah. Halusinasi mungkin memburuk dalam 4 jam atau sehari atau
sehari jika tidak ada intervensi terapeutik.
Tingkah laku yang dapat
diobservasi :
a)
Teror
keras pada tingkah laku seperti panic.
b)
Potensial
kuat untuk bunuh diri.
c)
Aktivitas
fisik yang menggambarkan isi dai halusinasi seperti kekerasan, agitasi, menarik
diri atau katatonia.
d)
Tidak
dapat berespon pada perintah yang kompleks.
e)
Tidak
dapat berespon pada lebih satu orang.
C.
Penyebab
1.
Keturunan 4. Tekanan jiwa
2.
Pola asuh 5.
Penyakit fisik
3.
Maladapsi
D.
Jenis-jenis halusinasi
-
Halusinasi lihat
-
Halusinasi dengar
-
Halsinasi penciuman
-
Halusinasi citarasa
-
Halsinasi
singgungan
E.
Tanda-tanda
halusinasi:
-
Suka
bicara sendiri
-
Tertawa
sendiri
-
Komunikasi
lambat
-
Mengamuk,
gelisah, suka menyendiri
-
Mengatakan mendengarkan bisikan atau melihat hal-hal aneh
-
Berkeringat, gemetar, suka melawan
-
Potensial untuk perilaku bunuh diri
F.
Cara perawatan pasien dengan halsinasi
-
Menunjukkan bahwa anda tidak mengalami stimulus yang sama
-
Hindari mendebat
klien tentang halusinasinya
-
Dianjurkan untuk tidak merespon halusinasi
-
Memberikan aktivitas yang terjadwal
-
Jika halusinasi datang, usahakan cerita dengan anggot
keluarga atau teman
-
Terapi obat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar