A.
PENGERTIAN
Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul
sebagai reaksi terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman.
Kemarahan juga sebagai ungkapan/reaksi perasaan terhadap keadaan yang tidak
menyenangkan seperti : kekecewaan, ketidakpuasan dan tidak tercapainya
keinginan.
B.
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan dan
bermusuhan adalah sebagai berikut :
1.
Frustasi
Karena
tujuan/keinginan tidak tercapai/terlambat, maka individu tersebut merasa
terancam dan cemas. Jika tidak mampu menghadapi rasa frustasi dengan cara
belajar. Individu tersebut berusaha mengatasi dengan cara lain tanpa
mengindahkan orang lain dan sekitarnya, contoh dengan kekerasan.
2.
Hilangnya harga diri
Jika
kebutujhan tidak terpenuhi, maka seseorang akan meras rendah diri, tidak berani
bertindak, ekas marah dan cepat tersinggung.
3.
Kebutuhan akan status dan prestasi manusia ingin
aktualisasi diri, ingin diakui statusnya dan dihargai. Jika tidak tercapai maka
akan timbul ketegangan sehingga individu tersebut mudah tersinggung dan cepat
marah.
C.
MANIFESTASI KLINIS
Respon
kemarahan dapat berfluktusi dalam rentang adaptif-maladaptif.
Respon adaptif Respon maladaptif
Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk
Gambar
rentang respon kemarahan
(Stuart
dan Sundeen,1987)
Kemarahan atau rasa tidak setuju yang
dinyatakan/diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberikan kelegaan pada
individu dan tidak akan menimbulkan masalah. Kemarahan ini diungkapkan secara
asertif.
§
Asertif adalah mengemukakan pendapat atau
mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan
bicara.
§
Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal
mencapai tujuan, karena tujuan yang tidak realistik atau hambatan dalam proses
pencapaian tujuan/keinginan. Individu tersebut tidak cepat menerima/menunda
sementara sambil menunggu kesempatan yang memungkinkan. Selanjutnya individu
merasa tidak mampu mengungkapkan perasaannya dan terlihat pasif.
§
Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang
merasa tidak mampu untuk mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan
hak-haknya. Klien nampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa
kurang mampu, rendah diri atau kurang menghargai dirinya.
§
Agresif adalah suatu perilaku yang menyertai
rasa marah, merupakan dorongan mental untuk bertindak (dapat secara
konstruktif/destruktif) dan masih terkontrol.
a.
Pasif agresif (perilaku yang tampak dapat berupa
pendendam, bermuka masam, keras kepala, suka menghambat dan bermalas-malasan)
b.
Aktif agresif adalah sikap menentang, suka membantah,
bicara kasar, cenderung menuntut secara terus-menerus, bertingkah laku kasar
disertai kekerasan.
§
Amuk (violent) adalah rasa marah dan bermusuhan
yang kuat dan disertai kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri
sendiri, orang lain atau lingkungan.
D.
PROSES KEMARAHAN
Stress, cemas, marah merpakan bagian kehidupan
sehari-hari yang harus dihadapi oleh setiap individu stress dapat menyebabkan
kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam, kecemasan
dapat menimbulkan kemarahan. Respon kemarahan dapat diungkapkan melalui 3 cara,
yaitu :
1.
Mengungkapkan secara verbal
2.
Menekan
3.
Menantang
Dari ketiga cara tersebut, cara yang pertama adalah konstruktif,
sedangkan 2 cara yang lain adalah destruktif. Melarikan diri atau menantang
akan menimblkan rasa bermusuhan dan bila cara ini dipakai terus-menerus maka
kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan akan tampak
sebagai depresi dan psikosomatik atau agresi dan amuk.
Fungsi positif rasa marah :
1.
Energizing function/anger energizer behavior
Menambah
atau meningkatkan tenaga seseorang, misalnya orang yang mengamuk pada umumnya
tenaganya sangat kuat.
2.
Expressive function
Ekspresi
kemarahanyang terbuka menandakan hubungan yang sehat. Misalnya : ekspresi
perasaan kecewa/tidak puas akan diperlihatkan dengan kemarahan.
3.
Self promotion function
Kemarahan
dapat dipakai untuk memproyeksikan konsep diri yang positif/untuk meningkatkan
harga diri. Misalnya : orang akan marah karena merasa dihina.
4.
Defensive function
Kemarahan
merupakan pertahanan ego dalam menanggapi kecemasan yang meninggi, karena
konflik eksternal, misalnya : seseorang melampiaskan kemarahannya, kemudian
setelah terlampiaskan orang tersebut akan merasa lega.
5.
Potentiating function
Kemarahan
dapat meningkatkan kemampuan, misalnya : orang yang merasa dihina kemudian
berusaha meningkatkan kemampuannya dalam berbagai segi, misalnya : orang yang
bersaing tidak sehat.
6.
Discriminative function
Membedakan
seseorang dalam berbagai keadaan alam perasaan, misalnya : gembira, sedih,
jengkel dan sebagainya.
Tingkatan yang lebih kuat dari rasa marah adalah mengamuk (violent).
Mengamuk merupakan akibat dari :
1.
Keadaan psikotik
Klien
berbahaya bagi orang lain dan kadang-kadang mengalami halusinasi akuistik dan
visual, klien tidak mampu menguji realitas.
2.
Kondisi organik
Klien
yang menderita penyimpangan fikiran dan kegagalan uji realitasnya sehubungan
dengan keadaan organic yang toksik atau sindroma otak organic dapat bertingkah
laku violent sebagai usaha untuk melindungi dirinya.
3.
Depresi yang berhubungan dengan psikotik
Klien
menjadi violent dalam usahanya meredakan kemarahannya yang terpendam dan
mengurangi depresinya.
4.
Kekacauan pengontrolan impuls atau cara bertindak
(acting out) :
Tingkah
laku violent disebabkan oleh karena kemiskinan sosialisasi anak.
Perubahan-perubahan yang terjadi/ditemui pada klien pada kemarahan :
1.
Perubahan pada fisiologik
Tekanan
darah meningkat, denyut nadi meningkat, pernafasan meningkat, pupil dilatasi,
tonus otot meningkat, frekuensi buang air kecil meningkat.
2.
Perubahan pada emosional
Emosi
labil, tidak sabar, ekspresi muka tampak tegang.
3.
Perubahan pada perilaku
Agresif,
menarik diri, bermusuhan, sinis, curiga, psikomotor meningkat, nada bicara
keras dan kasar.
E.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Koping tidak efektif
3. Gangguan pola tidur
4. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang
lain
5. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri
sendiri
A.
PENGERTIAN
Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul
sebagai reaksi terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman.
Kemarahan juga sebagai ungkapan/reaksi perasaan terhadap keadaan yang tidak
menyenangkan seperti : kekecewaan, ketidakpuasan dan tidak tercapainya
keinginan.
B.
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan dan
bermusuhan adalah sebagai berikut :
1.
Frustasi
Karena
tujuan/keinginan tidak tercapai/terlambat, maka individu tersebut merasa
terancam dan cemas. Jika tidak mampu menghadapi rasa frustasi dengan cara
belajar. Individu tersebut berusaha mengatasi dengan cara lain tanpa
mengindahkan orang lain dan sekitarnya, contoh dengan kekerasan.
2.
Hilangnya harga diri
Jika
kebutujhan tidak terpenuhi, maka seseorang akan meras rendah diri, tidak berani
bertindak, ekas marah dan cepat tersinggung.
3.
Kebutuhan akan status dan prestasi manusia ingin
aktualisasi diri, ingin diakui statusnya dan dihargai. Jika tidak tercapai maka
akan timbul ketegangan sehingga individu tersebut mudah tersinggung dan cepat
marah.
C.
MANIFESTASI KLINIS
Respon
kemarahan dapat berfluktusi dalam rentang adaptif-maladaptif.
Respon adaptif Respon maladaptif
Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk
Gambar
rentang respon kemarahan
(Stuart
dan Sundeen,1987)
Kemarahan atau rasa tidak setuju yang
dinyatakan/diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberikan kelegaan pada
individu dan tidak akan menimbulkan masalah. Kemarahan ini diungkapkan secara
asertif.
§
Asertif adalah mengemukakan pendapat atau
mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan
bicara.
§
Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal
mencapai tujuan, karena tujuan yang tidak realistik atau hambatan dalam proses
pencapaian tujuan/keinginan. Individu tersebut tidak cepat menerima/menunda
sementara sambil menunggu kesempatan yang memungkinkan. Selanjutnya individu
merasa tidak mampu mengungkapkan perasaannya dan terlihat pasif.
§
Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang
merasa tidak mampu untuk mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan
hak-haknya. Klien nampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa
kurang mampu, rendah diri atau kurang menghargai dirinya.
§
Agresif adalah suatu perilaku yang menyertai
rasa marah, merupakan dorongan mental untuk bertindak (dapat secara
konstruktif/destruktif) dan masih terkontrol.
a.
Pasif agresif (perilaku yang tampak dapat berupa
pendendam, bermuka masam, keras kepala, suka menghambat dan bermalas-malasan)
b.
Aktif agresif adalah sikap menentang, suka membantah,
bicara kasar, cenderung menuntut secara terus-menerus, bertingkah laku kasar
disertai kekerasan.
§
Amuk (violent) adalah rasa marah dan bermusuhan
yang kuat dan disertai kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri
sendiri, orang lain atau lingkungan.
D.
PROSES KEMARAHAN
Stress, cemas, marah merpakan bagian kehidupan
sehari-hari yang harus dihadapi oleh setiap individu stress dapat menyebabkan
kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam, kecemasan
dapat menimbulkan kemarahan. Respon kemarahan dapat diungkapkan melalui 3 cara,
yaitu :
1.
Mengungkapkan secara verbal
2.
Menekan
3.
Menantang
Dari ketiga cara tersebut, cara yang pertama adalah konstruktif,
sedangkan 2 cara yang lain adalah destruktif. Melarikan diri atau menantang
akan menimblkan rasa bermusuhan dan bila cara ini dipakai terus-menerus maka
kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan akan tampak
sebagai depresi dan psikosomatik atau agresi dan amuk.
Fungsi positif rasa marah :
1.
Energizing function/anger energizer behavior
Menambah
atau meningkatkan tenaga seseorang, misalnya orang yang mengamuk pada umumnya
tenaganya sangat kuat.
2.
Expressive function
Ekspresi
kemarahanyang terbuka menandakan hubungan yang sehat. Misalnya : ekspresi
perasaan kecewa/tidak puas akan diperlihatkan dengan kemarahan.
3.
Self promotion function
Kemarahan
dapat dipakai untuk memproyeksikan konsep diri yang positif/untuk meningkatkan
harga diri. Misalnya : orang akan marah karena merasa dihina.
4.
Defensive function
Kemarahan
merupakan pertahanan ego dalam menanggapi kecemasan yang meninggi, karena
konflik eksternal, misalnya : seseorang melampiaskan kemarahannya, kemudian
setelah terlampiaskan orang tersebut akan merasa lega.
5.
Potentiating function
Kemarahan
dapat meningkatkan kemampuan, misalnya : orang yang merasa dihina kemudian
berusaha meningkatkan kemampuannya dalam berbagai segi, misalnya : orang yang
bersaing tidak sehat.
6.
Discriminative function
Membedakan
seseorang dalam berbagai keadaan alam perasaan, misalnya : gembira, sedih,
jengkel dan sebagainya.
Tingkatan yang lebih kuat dari rasa marah adalah mengamuk (violent).
Mengamuk merupakan akibat dari :
1.
Keadaan psikotik
Klien
berbahaya bagi orang lain dan kadang-kadang mengalami halusinasi akuistik dan
visual, klien tidak mampu menguji realitas.
2.
Kondisi organik
Klien
yang menderita penyimpangan fikiran dan kegagalan uji realitasnya sehubungan
dengan keadaan organic yang toksik atau sindroma otak organic dapat bertingkah
laku violent sebagai usaha untuk melindungi dirinya.
3.
Depresi yang berhubungan dengan psikotik
Klien
menjadi violent dalam usahanya meredakan kemarahannya yang terpendam dan
mengurangi depresinya.
4.
Kekacauan pengontrolan impuls atau cara bertindak
(acting out) :
Tingkah
laku violent disebabkan oleh karena kemiskinan sosialisasi anak.
Perubahan-perubahan yang terjadi/ditemui pada klien pada kemarahan :
1.
Perubahan pada fisiologik
Tekanan
darah meningkat, denyut nadi meningkat, pernafasan meningkat, pupil dilatasi,
tonus otot meningkat, frekuensi buang air kecil meningkat.
2.
Perubahan pada emosional
Emosi
labil, tidak sabar, ekspresi muka tampak tegang.
3.
Perubahan pada perilaku
Agresif,
menarik diri, bermusuhan, sinis, curiga, psikomotor meningkat, nada bicara
keras dan kasar.
E.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Koping tidak efektif
3. Gangguan pola tidur
4. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang
lain
5. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri
sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar