DX. Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Gangguan proses pikir
|
TUPAN
Klien tidak menglami gangguan
proses piker dan berfungsi optimal dilingkungan sosialnya
TUPEN
1. Setelah dilkukan interaksi
…X, klien mampu mengingat kejadian/masalah-masalah dimasa lalu dengan
criteria:
a. Klien
mampu mengingat kembali kejadian/masalah-masalah jangka pendek
b. Klien
dapat mengingat kembali informasi/masalah-masalah jangka menengah.
c. Klien
dapat mengingat kembali informasi/masalah-masalah jangka panjang.
2. klien mampu meingkatkan
kesadaran terhadap lingkungan sekitar, setelah dilakukan interaksi selama ……X
dengan indicator/criteria hasil:
a. klien mampu mengidentifikasi lingkunagn sekitar sesuai
realita/kenyataan.
b. klien mampu mengungkapkan perasaannya setelah mengidentifikasi
lingkungan sekitar.
c. klien mengungkapkan keuntungan mengidetifikasi lingkungan
3. setelah dilakukan iteraksi
selama …….X, klien mengenal wahamnya dengan indicator/criteria hasil :
a. klien mampu mengenal terjadinya waham.
b. klien mampu mengungkapkan isi waham.
c. klien mengungkapkan frekuensi waham
d. mampu memngungkapkan perasaannya terkait dengan waham.
4. setelah dilakukan interaksi
selama….X, kesadaran klien terhadap identitas personal, waktu, dan tempat
meningkat/baik, dengan indicator/criteria hasil :
a. klien mampu mengenal identitas dirinya dengan baik.
b. klien mengenal identitas orang didekitrnya dengan tepat/baik.
c. klien mampu mengidentifikasi tempat dengan benar.
d. klien mampu mengidentifikasi waktu (jam, hari, bulan, tahu)
dengan benar.
|
1. Latihan Mengingat (Memory
Training)
a. Monitor daya ingat klien
b. Kaji kemampuan klien dalam mengingat sesuatu
c. Diskusikan dengan klien dan keluarga beberapa masalah memori yang
dialami.
d. Ingatkan kembali pengalaman masa lalu klien dengan cara yang
tepat.
e. Stimulasi pikiran dengan mengulangi pikiran yang diekspresikan
klien secara tepat (ingatkan klien tentang kejadian/peristiwa yang baru saja
dialami klien).
f. Implementasikan teknik mengingat dengan cara yang tepat seperti
dengan gambar visual, membuat daftar/jadwal, menulis nama pada kartu,dsb.
g. Bantu dalam tugas pembelajaran yang berkaitan, missal mengingat
kembali verbal dan informasi yang telah disampaikan dengan cara yang tepat.
h. Latih orientasi klien, missal dengan mengingat hari, tanggal,
jam, musim, informasi yang bersifat pribadi dsb.
i. Beri kesempatan kepada klien untuk melatih konsentrasinya, missal
dengan permainan mencocokan kartu, halma, catur,dsb.
2. Stimulasi Kognitf (Cognitive
Stimulation)
a. monitor linkungan terpretasi klien terhadap lingkungan (misalnya
: tempat, orang disekitar, dsb).
b. tempatkan obyek/hal-hal yang familiar dilingkungan/dikamar klien
(missal ;jam dinding, gambar, foto dsb).
c. buat jadwal aktifitas/kegiatan harian bersama klien.
d. dorong klien untuk melakukan aktifitas sesuai jadwal yang telah
dibuat tersebut.
e. berikan terapi kognitif
f. libatkan klien dalamTAK orientasi realita
3. Manajemen Delusi (Delusi Management)
a. BHSP (prinsip komunikasi terapetik dan pertahankan konsistensi)
b. beri kesempatan klien untuk mendiskusikan wahamnya dengan
petugas/perawat.
c. hindari mendebat atau mendukung waham.
d. fokuskan diskusi pada perasaan klien (takut,
marah, terganggu dsb), bukan isi wahamnya.
e. dorong klien untuk mengungkapkan perasaan
terkait dengan wahamnya.
f. hindarkan stimulasi yang berlebihan yang dapat
menyebabkan unculnya waham
g. libatkan klien dalam TAK orientasi realita
4. Orientasi Realita (Reality
Orientation)
a. Monitor orientasi klien terhadap realita.
b. Sapa klien dengan namanya pada saat interaksi.
c. Berikan informasi pada klien terhadap orang, tempat, waktu,
sesuai kebutuhan.
d. Tanyakan satu pertanyaan pada satu waktu.
e. Beri satu perintah pada satu waktu.
f. Berikan/libatkan klien dalam aktifitas yang kongkret /nyata.
g. Gunakan tanda/gambar/symbol untuk menstimulasi memoei dan
meningkatkan orientasi.
h. Hindari stimulasi yang berlebihan yang dapat meningkatkan
disorientasi.
i. Fasilitasi kunjungan keluarga dan orang-orang yang familiar
dengan klien.
j. Libatkan klien dalam TAK orientasi realita
|
Defisit Perawatan Diri (mandi,
makan, berpakaian-berhias, toileting-eliminasi
|
TUPAN
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, klien mampu melakukan perawatan diri/memenuhi kebutuhan personal
hygiene.
TUPEN
Setelah berinteraksi dengan
klien ….X, klien dapat melakukan perawatan/kebersihan diri/personal hygiene
dengan indicator/criteria hasil:
TUPAN
Klien mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi/makannya secara mandiri.
TUPEN:
Setelah berinteraksi dengan
klien selama….X, kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan indikator/kriteria
hasil:
1.
Klien menvebutkan fungsi makanan bagi kesehatan
tubuh.
2.
Klien meyebutkan akibat yang dapat terjadi bila tidak
ada intake yang adekuat.
3.
Klien memutuskan untuk makan, menghabiskan porsi
makan secara berthap.
4.
Klien makan(dengan atau tanpa bantuan)
TUPAN
Klien mempertahankan penampilan
dan mampu memenuhi kebutuhan berpakaian dan berhias secara mandiri.
TUPEN:
Setelah berinteraksi dengan
klien selama….X, klien mampu berpakaian dan berhias secara tepat dengan
indikator/kriteria hasil:
TUPAN
Klien mampu memenuhi kebutuhan
eliminasinya secara benar dan mandiri.
TUPEN:
Setelah berinteraksi dengan
klien selama….X, klien mampu melakukan toileting-eliminasi dengan benar,
dengan indikator/kriteria hasil:
1.Klien menyebutkan keuntungan
BSB/BAK di kamar mandi/toilet.
2.Klien menyebutkan akibat yang
ditimbulkan bila BAB/BAK disembarang tempat.
3.Klien memutuskan untuk BAB/BAK di
kamar mandi/toilet.
4.Klien BAB/BAK di kamar
mandi/toilet.
5.Klien mampu
menggunakan/memanfaatkan alat Bantu (pispot, urinal, dsb) dengan tepat saat
berada di kamar.
6.Klien mengungkapkan perasaannya.
|
Bantu Perawatan Diri: Mandi (Self Care Assistance: Bathing)
1.
Monitor kemampuan klien melakukan perawatan diri
secara mandiri.
2.
Identifikasi bersama klien hambatan yang dialami
klien dalam perawatan diri.
3.
Diskusikan bersama klien keuntungan/menfaat
kebersihan diri.
4.
Bantu kien menentukan tindakan untuk mandi/kebersihan
diri.
5.
Sediakan peralatan mandi : sabun, shampoo, handuk,
sikat gigi, pasta gigi, air yang cukup.
6.
Berikan bantuan sampai klien dapat mandiri dalam
perawatan dirinya.
7.
Evaluasi perasaan klien setelah mandi.
8.
Berikan reinforcement terhadap kemajuan klien dalam
melakukan kebersihan diri.
.
Bantu Perewatan Diri : Makan (Self Care Assistence : Feeding)
1.
Monitor kemampuan klien makan.
2.
Identifikasi bersama klien faktor-faktor penyebab
klien tidak mau makan
3.
Identifikasi adanya hambatan makan
4.
Diskusikan dengan klien fungsi makanan kesehatan.
5.
Diskusikan dengan klien akibat kurang/ tidak mau
makan.
6.
Bantu klien memutuskan untuk makan.
7.
Ajak klien makan bersama di ruang makan.
8.
Berikan bantuan makan sesuai kondisi klien.
9.
Evaluasi perasaan klien setelah makan.
10
Berikan feinforcement terhadap kemajuan klien
(missal: peningkatan porsi makan).
Bntu Prawatan Dri: Brpakaian dan Brhias (Self Cre Asistance : Grooming)
1.
Monitor kemampuan klien dalam berpakaian dan berhias.
2.Monitor/identifikasi adanya
kemunduran sensori, kognitif, dan psikomotor yang menyebabkan klien mempunyai
kesulitan dalam berpakaian dan berhias.
3.Diskusikan dengan klien
kemungkinan adanya hambatan dalam berpakaian da berhias.
4.Gunakan komunikasi/instruksi yang
mudah dimengerti klien untuk mengakomodasi keterbatasan kognitif klien.
5.Sediakan baju bersih dan
sisir,jika mungkin bedak, parfum, dsb.
6.dorong klien untuk mengenakan baju
sendiri dan memasang kancing dengan benar.
7.Berikan bantuan kepada klien jika
perlu.
8.Evaluasi perasaan klien setelah
mampu berpakaian dan berhias.
9.Berikan reinforcement atas
keberhasilan klien berpakaian dan berhias.
Bantu perawatan diri : Toileting-Eliminasi (Self care assistance :
Toileting)
1.Monitor kemampuan klien dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi.
2.Kaji adanya kemunduran kemampuan
klien ke kamar mandi/toilet.
3.Kaji keterbatasan klien dalam
pemenuhan eliminasi.
4.Diskusikan dengan klien keuntungan
BAB/BAK di kamar mandi/toilet.
5.Diskusikan masalah yang
ditimbulkan bila BAB/BAK di sembarang tempat.
6.berikan instruksi yang singkat,
jelas, dan mudah dimengerti oleh klien.
7.Bantu klien untuk
memutuskan/mengambil alat Bantu yang diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan
eliminasinya.
8.Sediakan alat Bantu (pispot,
urinal,dsb) di kamar klien.
9.Evaluasi perasaan klien.
10.Berikan reinforcement terhadap keberhasilan klien menentukan
pilihan yang tepat dalam pemenuhan eliminasinya.
|
Kerusakan komunikasi verbal
|
TUPAN
Klien tidak mengalami kerusakan komunikasi verbal dan
menunjukkan kemampuan melakukan komunikasi verbal dengan orang lain dengan
cara yang sesuai dan dapat diterima.
TUPEN:
1. Setelah berinteraksi selama…..X, klien mampu bertahan
pada satu topik pembicaraan dengan indikator/kriteria hasil:
a.
Kata-kata/kalimat-kalimat yang digunakan tepat/sesuai dengan topik
pembicaraan.
b. kontak
mata baik, mau menatap lawan bicara.
2. Setelah
dilakukan interaksi selama……X, klien mampu menerima pesan komunikasi dengan
indikator/kriteria hasil:
a. Klien
dapat menginterpretasikan pembicaraaan orang lain.
b.
Klien dapat menginterpretasikan bahasa non verbal
(isyarat tubuh/ gesture, senyuman, kontak mata,dsb)
c.
Klien bias menjelaskan maksud dari gambar,
symbol-simbol, atau tulisan-tulisan.
d. Klien
dapat meninterpretasikan/menilai pesan yang diterma dengan tepat.
3. Setelah dilakukan interaksi selama…X, klien mampu
mengekspresikan informasi/pesan dengan jelas dan tepat, dengan
indikator/kriteria hasil:
a. Klien
mampu mengungkapkan perasaannya secara verbal.
b.Klien mampu menggunakan bahasa non
verbal dengan tepat (gerak tubuh/gesture, senyum, kontak mata)
c. Klien
mampu mengekpresikan perasaaannya lewat tulisan, gambar, atau simbol.
|
1. Mendengar aktif
(Active Listening)
a. BHSP
ü
Prinsip komunikasi terapetik
ü
Pertahankan konsistensi sikap (terbuka, tepati
janji, hindari kesan negatif)
ü
Gunakan tahap-tahap interaksi dengan tepat.
b. Buat
tujuan interaksi yang jelas.
c. Buat
suasana tenang, jauhkan dari gangguan-gangguan yang akan menghambat proses
interaksi.
d.
Hindari hal-hal yang negatif selama interaksi (mis:
memotong pembicaraan, bicara tentang dirisendiri, dsb).
e. Dengarkan
pembcaraan klien lalu identifikasi tema/topic yang dominant.
f. Gunakan
teknik validasi dan klarifikasi untuk mengetahui pola komunikasi klien (mis:
“Apa yang anda maksud?”, atau “Saya tidak mengerti yang anda maksudkan,
bisakah anda..?????????
g. Gunakan
teknik “MENGATAKAN TIDAK LANGSUNG”(“Sepertinya sangat sulit bagi anda untuk
mengungkapkan perasaan…..”, dst) Untuk klien-klien yang AUTISTIK.
h. Fokuskan
pembicaraan pada satu topik atau satu tema.
i.
Anjurkan untuk berbicara pelan-pelan, tenang dan
jelas.
j.
Gunakan bahasa yang konsisten pada saat berinteraksi
(satu bahasa).
k. Anjurkan
atau dorong klien untuk mempertahankan kontak mata saat brinteraksi.
2. Stimulasi
Kognisi + Restrukturisasi Kognisi (Cognitive Stimulation + Cognitive
Restructuring)
a. Kaji
kemampuan klien
menginterpretasikan/menilai pesan/pembicaraan orang lain.
b.Kali
kemampuan klien menangkap dan menerima isyarat non verbal dari orang lain
atau lawan bicara.
c. Batu klien
mengidentifikasi pesan/informasi yang diterima.
d. Bantu
klien mengidentifikasi interpretasi yang salah terhadap pasan/informasi yang
diterimanya.
e. Bantu klien
memperbaiki interpretasi yang salah.
f. Berikan
informasi yang tepat, singkat, dan berurutan, dari yang sederhana sampai
dengan yang kompleks.
g.Kuatkan
dan ulangi informasi/pesan yang diberikan.
h.Minta
klien untuk mengulangi pesan/informasi yang diterimanya tersebut.
i. Gunakan
alat bantu untuk menstimulasi memori klien, misalnya cek list, jadwal
aktivitas, gambar, simbol, acara TV, minta klien untuk menjelaskan maksud
dari gambar, simbol, acara TV tersebut, dst:
j. Beri
reinforcement kepada klien.
k.Libatkan
klien dalam TAK SS.
3. Latih Daya Ingat
(Memory Training)
a. Uji kemampuan
klien memberikan pesan/informasi dengan cara meminta klien mengungkapkan
perasaannya secara verbal atau melalui tulisan, gambar, simbol secara singkat
dan jelas.
b.Bantu
klien mengingat kembali pesan/informasi yang sudak disampaikan kepada orang
lain.
c. Beri klien
kesempatan untuk berkonsentrasi.
d. Anjurkan
klien untuk menerapkan teknik mengingat yang tept melalui gambar, tulisan,
simbol,dsb.
e. Dorong klien
untuk mempertahankan postur terbuka (kontak mata, posisi sejajar, berhadapan,
dsb.
f. Berikan
reinforcement atas keberhasilan/kemajuan klien.
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Ny. “SA”
Ruang : P2 RSJ Grhasia
Hari, tgl, jam
|
No. Dx
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
TTD
|
Senin, 12/11/07,
09. 30 wib
Selasa, 13/11/07,
09. 00 wib
Rabu, 14/11/07,
09. 00 wib
Kamis, 15/11/07,
09. 00 wib
Senin, 12/11/07,
09. 30 wib
Selasa, 13/11/07,
09. 00 wib
Rabu, 14/11/07,
09. 00 wib
Kamis, 15/11/07,
09. 00 wib
Senin, 12/11/07,
10. 30 wib
Selasa, 13/11/07,
10. 00 wib
Rabu, 14/11/07,
10. 00 wib
Kamis, 15/11/07,
10. 00 wib
|
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
|
a. BHSP
b. Memonitor
daya ingat klien
c. Melatih
orientasi klien, missal dengan mengingat hari, tempat, orang.
d. Memberi
kesempatan klien untuk mendiskusikan wahamnya dengan petugas/perawat.
e. Memfokuskan
diskusi pada perasaan klien
f. Menghindari stimulasi yang berlebihan yang dapat menyebabkan munculnya
waham
g. Menghindari untuk mendebat atau mendukung waham.
a.
BHSP
b.
Memonitor daya ingat klien
c.
Melatih orientasi klien, missal dengan mengingat
hari, tempat, orang.
d.
Ingatkan kembali pengalaman masa lalu klien
e.
Memberi kesempatan klien untuk mendiskusikan wahamnya
dengan petugas/perawat.
f.
Memfokuskan diskusi pada perasaan klien
g.
Menghindari stimulasi yang berlebihan yang dapat
menyebabkan munculnya waham
h.
Menghindari untuk mendebat atau mendukung waham.
a.
BHSP
b.
Memonitor daya ingat klien
c.
ingatkan klien tentang kejadian/peristiwa yang baru
saja dialami klien
d.
Melatih orientasi klien, missal dengan mengingat
hari, tempat, orang.
e.
Memberi kesempatan klien untuk mendiskusikan wahamnya
dengan petugas/perawat.
f.
Memfokuskan diskusi pada perasaan klien
g.
Menghindari stimulasi yang berlebihan yang dapat
menyebabkan munculnya waham
h.
Menghindari untuk mendebat atau mendukung waham.
a.
BHSP
b.
Memonitor daya ingat klien
c.
ingatkan klien tentang kejadian/peristiwa yang baru
saja dialami klien
d.
Melatih orientasi klien, missal dengan mengingat
hari, tempat, orang.
e.
Memfokuskan diskusi pada perasaan klien
f.
Menghindari stimulasi yang berlebihan yang dapat
menyebabkan munculnya waham
g.
Menghindari untuk mendebat atau mendukung waham.
1.
Memonitor kemampuan klien melakukan perawatan diri
secara mandiri.
2.
Mendiskusikan bersama klien keuntungan/menfaat
kebersihan diri.
3.
Membantu klien menentukan tindakan untuk
mandi/kebersihan diri.
4.
Memotong kuku klien.
5.
Mendiskusikan dengan klien akibat kurang/ tidak mau
makan.
6.
Membantu klien memutuskan untuk makan
7.
Memonitor kemampuan klien dalam berpakaian dan
berhias.
8.
Membantu pasien memakai pakaian.
9.
Memonitor kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan
eliminasi.
10.
Membantu klien untuk memutuskan/mengambil alat Bantu
yang diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasinya
11.
Memberikan reinforcement
1.
Memonitor kemampuan klien melakukan perawatan diri
secara mandiri.
2.
Mendiskusikan bersama klien keuntungan/menfaat
kebersihan diri.
3.
Membantu klien menentukan tindakan untuk
mandi/kebersihan diri.
4.
Memotong rambut klien.
5.
Mendiskusikan dengan klien akibat kurang/ tidak mau
makan.
6.
Membantu klien memutuskan untuk makan
7.
Menyuapi klien
8.
Memonitor kemampuan klien dalam berpakaian dan
berhias.
9.
Membantu pasien memakai pakaian.
10. Memonitor
kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi.
11. Membantu
klien untuk memutuskan/mengambil alat Bantu yang diperlukan dalam pemenuhan
kebutuhan eliminasinya
12. Memberikan
reinforcement
1.
Memonitor kemampuan klien melakukan perawatan diri
secara mandiri.
2.
Mendiskusikan bersama klien keuntungan/menfaat
kebersihan diri.
3.
Membantu klien menentukan tindakan untuk
mandi/kebersihan diri.
4.
Mendiskusikan dengan klien akibat kurang/ tidak mau
makan.
5.
Membantu klien memutuskan untuk makan
6.
Menyuapi klien
7.
Memonitor kemampuan klien dalam berpakaian dan
berhias.
8.
Membantu pasien memakai pakaian.
9.
Memonitor kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan
eliminasi.
10. Membantu
klien untuk memutuskan/mengambil alat Bantu yang diperlukan dalam pemenuhan
kebutuhan eliminasinya
11. Memberikan
reinforcement
1.
Memonitor kemampuan klien melakukan perawatan diri
secara mandiri.
2.
Mendiskusikan bersama klien keuntungan/menfaat
kebersihan diri.
3.
Membantu klien menentukan tindakan untuk
mandi/kebersihan diri.
4.
Mendiskusikan dengan klien akibat kurang/ tidak mau
makan.
5.
Membantu klien memutuskan untuk makan
6.
Menyuapi klien
7.
Memonitor kemampuan klien dalam berpakaian dan
berhias.
8.
Membantu pasien memakai pakaian.
9.
Memonitor kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan
eliminasi.
10.
Membantu klien untuk memutuskan dalam pemenuhan
kebutuhan eliminasinya
11.
Memberikan reinforcement
a.
BHSP
b.
Membuat tujuan interaksi yang jelas.
c.
Menghindari hal-hal yang negatif selama interaksi
(mis: memotong pembicaraan, bicara tentang diri sendiri, dsb).
d.
Mendengarkan pembicaraan klien lalu identifikasi
tema/topic yang dominant.
e.
Menggunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk
mengetahui pola komunikasi klien
f.
Memfokuskan pembicaraan pada satu topik atau satu
tema.
g.
Menggunakan bahasa yang konsisten pada saat
berinteraksi (satu bahasa).
h.
Menganjurkan atau mendorong klien untuk mempertahankan
kontak mata saat brinteraksi.
1.
BHSP
2.
Membuat tujuan interaksi yang jelas.
3.
Menghindari hal-hal yang negatif selama interaksi
(mis: memotong pembicaraan, bicara tentang diri sendiri, dsb).
4.
Mendengarkan pembicaraan klien lalu identifikasi
tema/topic yang dominant.
5.
Menggunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk
mengetahui pola komunikasi klien
6.
Memfokuskan pembicaraan pada satu topik atau satu
tema.
7.
Menggunakan bahasa yang konsisten pada saat
berinteraksi (satu bahasa).
8.
Menganjurkan atau mendorong klien untuk
mempertahankan kontak mata saat brinteraksi.
1.
BHSP
2.
Membuat tujuan interaksi yang jelas.
3.
Menghindari hal-hal yang negatif selama interaksi
(mis: memotong pembicaraan, bicara tentang diri sendiri, dsb).
4.
Mendengarkan pembicaraan klien lalu identifikasi tema/topic
yang dominant.
5.
Menggunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk
mengetahui pola komunikasi klien
6.
Memfokuskan pembicaraan pada satu topik atau satu
tema.
7.
Menggunakan bahasa yang konsisten pada saat
berinteraksi (satu bahasa).
8.
Menganjurkan atau mendorong klien untuk
mempertahankan kontak mata saat brinteraksi.
1. BHSP
2.
Membuat tujuan interaksi yang jelas.
3.
Menghindari hal-hal yang negatif selama interaksi
(mis: memotong pembicaraan, bicara tentang diri sendiri, dsb).
4.
Mendengarkan pembicaraan klien lalu identifikasi
tema/topic yang dominant.
5.
Memfokuskan pembicaraan pada satu topik atau satu
tema.
6.
Menggunakan bahasa yang konsisten pada saat
berinteraksi (satu bahasa).
7.
Menganjurkan atau mendorong klien untuk
mempertahankan kontak mata saat brinteraksi.
8.
Kaji kemampuan klien menangkap dan menerima isyarat
non verbal dari orang lain atau lawan bicara.
9.
Berikan informasi yang tepat
10.
Minta klien untuk mengulangi pesan/informasi yang
diterimanya.
|
S :- Klien mengatakan saya
tidak sakit
- Klien mengatakan bahwa
dirinya istri Rosul dan pintar dalam bidang agama
O : Bisa menyebutkan namanya, Logore, waham kebesaran dan agama,
sulit konsentrasi, disorientasi (WTO), flight of idea, bicara tidak nyambung,
inkoheren, bicara kacau.
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
S :- Klien mengatakan saya tidak sakit
O : klien belum mampu mengingat sebagian masa lalunya, Logore, waham
kebesaran dan agama, sulit konsentrasi, disorientasi (WTO), flight of idea,
bicara tidak nyambung, inkoheren, bicara kacau.
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
S :-klien menyatakan tidak sakit
O : klien belum mampu mengingat peristiwa yang baru terjadi, Logore,
waham kebesaran dan agama, sulit konsentrasi, disorientasi (WTO), flight of
idea, bicara tidak nyambung, inkoheren, bicara kacau.
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
S :- klien menyatakan tidak sakit
O : Bisa menyebutkan nama dan alamat rumah, klien mampu mengingat
peristiwa yang baru terjadi, bisa menyebutkan tempat dia berada dan hari,
Logore, waham kebesaran dan agama, flight of idea, bicara tidak nyambung,
inkoheren, bicara kacau.
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi
S :-
O : Klien
tidak mau mandi, tidak mau sisiran, makan dihabiskan, pasien telanjang dan
tidak mau berpakaian, toileting di tempat tidur.
A: Tujuan
tercapai sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
S :-
O : Klien
tidak mau mandi, tidak mau sisiran, makan dihabiskan, berpakaian dibantu,
toileting di tempat tidur.
A: Tujuan tercapai sebagian
P: Lanjutkan intervensi
S :-
O : Klien
tidak mau mandi, tidak mau sisiran, makan dihabiskan, berpakaian dibantu,
toileting di tempat tidur.
A: Tujuan tercapai sebagian
P: Lanjutkan intervensi
S :-
O : Klien
tidak mau mandi, tidak mau sisiran, makan dihabiskan dengan dibantu,
berpakaian mandiri, toileting di kamar mandi.
A: Tujuan tercapai sebagian
P: Lanjutkan intervensi
S: Klien
mengatakan istri rosul dan pintar dalam beragama.
O :
Bicara logore, flight of idea, bicara tidak nyambung, inkoheren, bicara
kacau, kontak mata kadang-kadang.
A :
Tujuan tercapai sebagian
P :
Lanjutkan intervensi
S: Klien mengatakan baik-baik saja dan tidak sakit
O :
Bicara logore, flight of idea, bicara tidak nyambung, inkoheren, bicara
kacau, kontak mata kadang-kadang.
A :
Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi
S: Klien
mengatakan baik-baik saja
O :
Bicara logore, flight of idea, bicara tidak nyambung, inkoheren, bicara
kacau, kontak mata kadang-kadang.
A : Tujuan
tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi
S: Klien
mengatakan baik-baik saja
O : Bisa
menyebutkan nama dan alamat rumah, klien mampu mengingat peristiwa yang baru
terjadi, bicara logore, flight of idea, inkoheren, bicara kacau, kontak mata kadang-kadang.
A :
Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar