BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Asuhan keperawatan adalah suatu
rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga.
Untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan
menggunakan pendekatan proses perawatan.
Keluarga dengan anak usia sekolah
adalah tahapan keluarga yang dimulai sejak anak pertama berusia 6 tahun dan
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun yaitu awal masa remaja.
B. Tujuan
Tujuan umum : ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan secara mandiri.
Tujuan khusus :
- Mengenal masalah kesehatan keluarga.
- Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
- Melakukan tindakan keperawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fisik dan atau yang membutuhkan bantuan atau asuhan keperawatan.
- Memelihara lingkungan (fisik, psikis, sosial) sehingga dapat menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
- Memanfaatkan sumber daya yang ada dimasyarakat, misalnya puskesmas, pustu, kartu berobat orang miskin (KS) dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
C. Sasaran
Sasaran dari asuhan keperawatan
keluarga dengan anak sekolah adalah keluarga-keluarga dengan anak sekolah yang
rawan kesehatan, yang
mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap
timbulnya masalah kesehatan.
D. Persiapan Pemberian Askep
Persiapan dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga
adalah :
1.
Menetapkan keluarga sasaran
yang akan dikunjungi serta menentukan kasus-kasus yang perlu ditindak lanjuti.
2.
Menetapkan jadwal kunjungan :
a.
Membuat jadwal kunjungan
b.
Membuat kesepakatan dengan
keluarga tentang jadwal kunjungan.
3.
Menyiapkan perlengkapan
lapangan
Menyiapkan perlengkapan lapangan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kunjungan antara lain :
a.
Mempelajari riwayat penyakit
klien dari status / rekam kesehatan kelurga dan pencatatan lain yang ada dengan
klien tersebut.
b.
Membuat catatan singkat tentang
permasalahan klien dan keluarga sebagai dasar pengkajian lebih lanjut di
keluarga.
c.
Formulir atau catatan
pengkajian keluarga dan catatan lain yang diperlukan.
d.
Alat bantu penyuluhan
Dalam pelaksanaan kunjungan keluarga
sasaran kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
- Menciptakan suasana/hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga
- Menggunakan bahasa yang sederhana
- Memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
- Menginformasikan tujuan kunjungan serta meyakinkan keluarga bahwa kedatangan perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada dikeluarga.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Pada tahap
keluarga dengan anak sekolah umumnya keluarga mencapai jumlah anggota
keluarga yang maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di
sekolah, masing-masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Untuk itu
keluarga perlu bekerjasama untuk mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini
juga keluarga perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kasempatan pada anak
untuk bersosialisasi baik dengan aktivitas di sekolah maupun di rumah.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
menurut Friedman ,1998 adalah :
1.
Mensosialisasikan anak,
meningkatkan prestasi sekolah dan memupuk hubungan dengan teman sebaya.
2.
Memelihara hubungan perkawinan
yang memuaskan
3.
Memenuhi kebutuhan kesehatan
fisik anggota keluarga
Cara mencapai tugas perkembangan adalah :
1.
Beri motivasi belajar kepada
anak
2.
Meningkatkan komunikasi terbuka
dan mendukung hubungan suami istri
3.
Mengajarkan dan membiasakan
hidup sehat.
Penyimpangan-pemyimpangan yang lazim ditemukan pada
kelurga dengan anak usia sekolah ini diantaranya menurunnya prestasi sekolah,
kesulitan belajar pada 10-30 % anak, anak tidak mampu bersosialisasi, dapat
terjadi perceraian, munculnya masalah kesehatan seperti gangguan penglihatan,
pendengaran dan pernafasan dan terjadinya penyelesaian sekolah.
Masalah-masalah kesehatan yang sering muncul pada
keluarga dengan anak usia sekolah adalah :
1.
Kecelakaan
2.
Influenza
3.
Pneumonia
4.
Malnutrisi
5.
Gangguan gigi
Masalah yang sering terjadi yaitu:
1.
Sulit makan
2.
Tidur berjalan atau berbicara
3.
Motivasi belajar menurun
4.
Berbohong
5.
Mencuri
6.
Fobia sekolah
7.
Masturbasi
8.
Kebersihan kurang
9.
Enueresis/enkoporesis
TUMOR PAYUDARA
Definisi :
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari
sel normal dalam bentuk dan strukturnya. ( Syamsuhidayat , 1999)
Kanker payudara adalah suatu keganasan dari jaringan epitel payudara yang masih belum jelas etiologinya,
tetapi virus, faktor lingkungan, hormonal, familial semuanya berkaitan dengan
faktor resiko terjadinya tumor. (Sylvia Anderson.P, 1995 :1142)
Etiologi :
Tidak ada satupun
penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya serangkaian faktor hormanal,
genetik dan lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini.
Faktor Resiko kanker payudara mencangkup :
- Riwayat pribadi tentang kanker payudara
- Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita dengan kanker payudara.
- Menarche dini, sebelum usia 12 tahun.
- Nullipara (tidak punya anak) dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.
- Menopause pada usia lanjut
- Riwayat penyakit payudara jinak
- Pemajanan tehadap radio ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun.
- Obesitas
- Pengguna kontrasepsi oral
- Terapi pengganti hormon, seperti estrogen
- Masukan alkohol, angka kejadian meningkat jika dikonsumsi secara teratur.
Manifestasi Klinik
Tidak ada keluhan
spesifik yang menunjukkan adanya kanker dini selama beberapa tahun. Umumnya
penderita merasa sehat, tidak nyeri, dan tidak terganggu dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari. Juga dalam hal pemeriksaan darah dan pemeriksaan
penunjang lainnya.
Yayasan kanker
Amerika ( American Cancer Asociety) mengemukakan tanda dan gejala yang mungkin disebabkan oleh
kanker, namun tanda ini bukan merupakan tanda atau gejala dini dari kanker itu sendiri.
Tanda itu disebut “7 danger signals CAUTION
“ . Yayasan kanker Indonesia
menggunakan kata WASPADA untuk tanda yang perlu dicurigai.
C = change in bimel or bladder habit
A = a sore that does not heal
U = unusual bleeding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficulty in swallowing
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness
W = waktu buang air besar atau buang
air kecil, ada gangguan atau perubahan kebiasaan
A
= alat cerna terganggu atau sulit menelan
S = suara serak atau batuk yang
tidak sembuh-sembuh
P = payudara atau bagian lain
memperlihatkan benjolan
A = andeng-andeng yang berubah
sifat, makin besar dan gatal
D = darah atau lendir yang abnormal
keluar dari tubuh
A = adanya koreng atau borok yang
tidak mau sembuh
Kanker payudara dapat terjadi pada bagian mana saja
dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana
sebagian besar jaringan payudara terdapat. Kanker payudara pada umumnya terjadi
pada sebelah kiri, tidak menimbulkan rasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan
batas yang tidak teratur. Nyeri menyebar atau nyeri tekan pada waktu menstruasi
biasanya jinak, tapi nyeri yang dapat dilokalisasi berhubungan dengan kanker payudara
pada kasus yang lebih lanjut.
Peau d’ orange -kondisi yang disebabkan oleh
obstruksi sirkulasi limfatik dalam lapisan dermal- dapat terjadi pada keadaan
lanjut, begitu juga dengan retraksi putting susu, dan lesi terfiksasi pada
dinding dada.
Tahapan kanker payudara :
o
Tahapan I terdiri atas tumor
kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi adanya
metastasis.
o
Tahapan II terdiri dari tumor
yang lebih besar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, dengan nodus limfe tidak
terfisasi positif atau negatif dan tidak terdeksi adanya metastasis
o
Tahapan III terdiri atas tumor
yang lebih besar dari 5 cm atau dengan sembarang ukuran yang menginvaginasi
kulit, atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif pada area klavikula
dan tanpa adanya bukti metastasis.
o
Tahapan IV terdiri atas tumor
dalam sembarang ukuran,dengan nodus limfe normal atau kankreosa dan adanya
metastasis jauh.
Tipe Kanker
Payudara
o
Karsinoma dukta menginfiltrasi adalah tipe histologi yang sangat umum, 75%
dari semua jenis kanker payudara, sangat jelas karena keras saat dipalpasi, melibatkan
nodus aksila bermetastasis ke tulang,
paru, hepar atau otak dan prognosisnya
lebih buruk.
o
Karsinoma lobular menginfiltrasi, jarang
terjadi, biasa terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara.
Bersifat multisentris terjadi penebalan pada beberapa area pada salah satu atau
kedua payudara. Juga melibatkan nodus aksila dan bermetastasis ke permukaan
meningeal atau ke tempat-tempat tidak lazim.
o
Karsinoma medula, tumbuh dalam kapsul di
dalam duktus. Dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat, sehingga
prognosisnya lebih baik.
o
Kanker musinus, penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat.
o
Kanker dukta- tubular jarang sekali,
metastasis ke aksila tidak lazim, maka prognosisnya sangat baik.
o
Karsinoma inflamantori adalah tipe kanker payudara yang jarang dan
menimbulkan gejala yang berbeda dengan kanker payudara yang lain. Tumor
setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri sekali, payudara secara abnormal
keras dan membesar. Kulit diatas tumor ini merah dan agak hitam, sering terjadi
edema dan retraksi putting. Gejala-gejala ini cepat berkembang memburuk dan
mendorong penderita mencari bantuan medis. Penyakit dapat menyebar dengan cepat
pada bagian tubuh lain. Preparat kemoterapi berperan dalam pengendalian penyakit
ini disamping radiasi dan pembedahan.
Prognosa ditentukan oleh ukuran tumor, nadus limfe yang
terkena, bukti-bukti metastasis, tipe histologi, adanya reseptor protein
estrogen dan progesteron yang menandakan retensi kontrol pengatur epitelium mamaria,
tingkat diferensiasi dari tumor dan laju proleferasi.
Pengobatan Kanker
Payudara
o
Pengobatan lokal
-
Mastektomi
-
Terapi radiasi
-
Rekonstruksi
o
Pengobatan sistemik
-
Kemoterapi
-
Terapi hormonal
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan melalui metode wawancara,
observasi fasilitas rumah dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada :
Hari/tanggal : Sabtu / 24 April dan 1 Mei 2004
Waktu
: jam 10 – selesai
Tempat : Tabing- Padang
1. Data Umum
1. Nama Kepala
keluarga (KK) : Bpk S
2.
Alamat :Tabing, Padang
- Pekerjaan Kepala keluarga : PNS
- Pendidikan kepala kelurga :tamat SLTA
- Komposisi keluarga
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Hub dg KK
|
Umur (Thn)
|
Pendidikan
|
1
|
Ibu E
|
Pr
|
Istri
|
38
|
SLTA
|
2
|
An R
|
Lk
|
Anak
|
12
|
SLTP
|
3
|
An N
|
Pr
|
Anak
|
10
|
SD
|
|
6. Tipe keluarga : tradisional ; keluarga inti
7.
Suku bangsa : Bpk S dan Ibu E
keduanya berasal dari suku minang, dalam kebiasaan seharinya keluarga mengkonsumsi masakan bersantan,
sambal, disamping itu keluarga juga sering mengkonsumsi makanan instant. Baik
keluarga Bp S maupun keluarga Ibu E keduanya menggunakan bahasa minang untuk berkomunikasi.Bp S
dilahirkan di Padang , Ibu E di Pariaman sedangkan anak R dan N di lahirkan
Pekan Baru.
8. Agama :Keluarga Bp S dan Ibu E mempunyai latar
berlakang agama yang sama yaitu agama Islam. Rumah Bp S tidak terlalu jauh
dengan mesjid tapi Baik Bp S maupun Ibu
E jarang pergi sholat berjamaah. Anak N mengaji di mesjid tersebut, An R tidak.
9. Status Ekonomi keluarga
Ibu E mengatakan pendapatan keluarganya perbulan ± Rp
3.000.000. Perbulannya dengan pegeluaran ± Rp 2.600.000, Bp S dan Ibu E
sama-sama bekerja. Pendapatan itu selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga juga untuk membiayai orang tua perempuan mereka masing-masing sisanya
untuk keperluan tak terduga dan tabungan. Barang-barang yang dimiliki oleh
lekuarga adalah televisi , VCD, kompor gas, kipas angin, magic com, kulkas,
komputer, mobil, dan motor.
10.
Aktivitas rekreasi keluarga.
Ibu E mengatakan bahwa mereka sekeluarga menyediakan
waktu 1x seminggu untuk berlibur.Aktivitas makan bersama dan nonton TV bersama
dilakukan setiap hari tapi hanya pada malam hari sebab Ibu E dan Bp S bekerja.
Sedangkan Anak R dan E pada siang harinya sepulang sekolah berada dirumah orang
tua Bp S, sore hari baru dijemput oleh BP S.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
11.
Tahap perkembangan keluarga
saat ini
Bp S dan Ibu E menikah pada tahun 1990 dan mempunyai 2
orang anak, dengan tertua berusia 12 tahun dan anak kedua berusia 10 tahun,
oleh karena itu keluarga Bp S termasuk kepada keluarga dengan anak usia
sekolah.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
menurut Friedman ,1998 adalah :
1.
Mensosialisasikan anak, meningkatkan prestasi sekolah dan memupuk
hubungan dengan teman sebaya.
2.
Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan
3.
Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
12. Tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi
Ibu E mengatakan bahwa semua tahap perkembangan
keluarganya sudah terpenuhi.
13. Riwayat Keluarga Inti
Ibu E mengatakan bahwa Bp S dan dia menikah setelah
berpacaran selama I tahun. Selain itu ibu E dan Bp S tidak mempunyai riwayat
masalah kesehatan.
14. Riwayat keluar
sebelumnya
Baik keluarga Bp
S maunpu Ibu E masing-masingnya mempunyai riwayat penyakit dahulu, dimana orang
tua laki-laki Bp S meninggal karena
Liver dan ibunya mempunyai riwayat hipertensi. Dan orang tua laki-laki
ibu E meninggal karena penyakit jantung, tetapi ibunya tidak punya riwayat
penyakit.
III. Pengkajian Lingkungan
15. Karakteristik rumah
o
Status pemilikan : rumah sendiri
o
Luas rumah : 10 x 10 meter, permanen
o
Jumlah ruangan : 9 ( ruang tamu, 3 kamar tidur, ruang keluarga, dapur, ruang
makan, kamar mandi, garasi)
o
Jumlah jendela : 7 buah denga jeruji dan diatas jendela terdapat ventilasi
udara yang sudah cukup, sehingga pertukaran udara dapat berangsung baik.
o
Pemanfaatan ruangan : sangat baik dimana
beberapa ruangan telah digunakan sesuia dengan fungsinya dan perabotan rumah
tangga banyak dan semuanya tersusun rapi.
o
Jenis septik tank : permanen ( dibuat dengan jarak 8 meter dari sumber air )
o
sumber air yang digunakan : PDAM dan sumur
gali
o
Denah rumah
o
Dapur dilengkapi dengan fasilitas untuk
memasak seperti kompor gas, magic com, klukas, dispencer, dll. Sanitasi dapur
baik, namun jarang dipakai sebab kelurga ini sering belanja diluar. Apalagi
siang hari Anak R dan E berada di rumah neneknya.
o
Halaman rumah tidak begitu luas ,yang ada
hanya satu buah pohon saus dan bunga yang ditanam didalam pot.
o
Pasokan air untuk dapur dan kamar mandi
cukup, fasilitas kamar mandi seperti bak mandi, sabun, handuk, tersedia.
o
Masing-masing anak mempunyai kamar sendiri-sendiri.
16. Karakteristik Komunitas RW dan
Tetangga
Karakteristik keluarga disekitar
rumah heterogen. Tipe komunitasnya yaitu komunitas kota dimana bangunan rumah cukup padat dan
bersifat permanen. Kesibukkan setiap anggota masyarakat disitu menyebabkan
siang hari lingkungan itu sepi dan baru ramai pada sore hari. Sekali dalam
sebulan Ibu-ibu disitu mengadakan arisan RT yang dilakukan secara bergantian
dirumah penduduk.
17.
Mobilitas Geografi Keluarga
Keluarga Bp S sudah tinggal
dilingkungan itu sejak mereka baru menikah, tapi dalam tahun yang sama Bp S
dimutasikan ke Pekan Baru dan sejak itu mereka tinggal di Pekan baru. Tahun
2001 Bp S pindah lagi ke Padang
dan menempati lagi rumah mereka. Kedua anak Bp S lahir di Pekan Baru. Anak R
dan E mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya sekarang sehingga
ia bisa berinteraksi dengan anak-anak seusianya, walaupun hanya pada sore hari.
18.
Perkumpulan Keluarga dan Interaksi
dengan Masyarakat
Perkumpulan masyarakat di daerah itu
dilakukan sekali dalam sebulan yaitu berupa kegiatan arisan RT. Arisan itu
dilakukan secara bergiliran dirumah anggota arisan.
19.
Sistem Pendukung Keluarga
Ibu E mengatakan dirumahnya tersedia
kotak P3K dan beberapa obat-obatan yang
bisa digunakan bila anggota keluarga sakit ringan, namun bila sakit itu
tidak bisa diatasi mereka langsung pergi ketempat pratek Dokter. Mereka jarang
bahkan tidak pernah pergi berobat ke fasilitas kesekatan pemerintah/menggukan
kartu Askes yang mereka miliki. Keluarga juga mempunyai tabungan yang bisa digunakan
sewaktu-waktu jika salah satu anggota keluarga membutuhkannya untuk biaya
pengobatan/perawatan.
IV. Stuktur Keluarga
20.
Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga ini
bersifat terbuka dimana setiap masalah yang muncul selalu didiskusikan. Karena
masing-masing kelurga punya kesibukkan yang berbeda pada siang hari, maka
komunikasi dilakukan melalui handphone. Baik antara Bp S, Ibu E maupun dengan
anak R dan E.
21.
Struktur kekuatan keluarga
o
Finansial : Ibu E setiap bulannya
menganggarkan dana untuk masing-masing keperluan, seperti kebutuhan
pokok(sandang), biaya listrik, telephon,
biaya sekolah anak, biaya tidak terduga dan lain-lain.
o
Sosial : Untuk memutuskan kemana akan
pergi berekreasi biasanya dilakukan secara diskusi, dimana Bp S selalu menanyakan
keinginan anaknya dan kemudian ia pertimbangkan dan putuskan.
o
Keputusan : Bp S memegang kendali rumah
tangga dan mencari nafkah utama untuk keluarga disamping Ibu E. Bp S jika
menyuruh anaknya selalu dengan perintah halus.
22.
Struktur Peran (Formal dan
Informal)
Peran Bp S dikeluarganya sebagai
kepala keluarga dan suami sedangkan Ibu E sebagai istri dan Ibu dari
anak-anaknya. Sementara di masyarakat dia sebagai bendahara RT dan Ibu E
anggota arisan di lingkungan itu. Peran anak R dan N sebagai anak dalam
keluarga dan sebagai siswa/i disekolahnya. Tidak ada konflik pada peran
masing-masing.
23.
Nilai dan Norma Keluarga.
Keluarga menganut
nilai dan norma yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, contoh
mengajari anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua, minta izin dan
membaca salam jika akan meninggalkan rumah.
V. Fungsi Keluarga
24.
Fungsi Afektif
Ibu E mengatakan ia bahagia dengan pernikahannya saat ini. Ia
memandang dirinya sebagai istri dan berusaha memberikan kasih sayang kepada
anak dan suaminya. Sedangkan Bp S menurut Ibu S bahwa suaminya mampu
membahagiakannya dan anak-anaknya serta mampu memenuhi kebutuhan keluarga
mereka. Dalam mengatur anak R dan N dominasi Ibu E lebih besar dari pada Bp S
kendatipun keduanya sama-sama sibuk dengan aktivitas kantor. Bp S orangnya
humoris tetapi bila Bp sudah bicara dengan nada tinggi berarti ia sedang marah,
ada sesuatu yang tidak disukai ia sukai misalnya atas prilaku anak-anaknya. Anak
R dan S sangat mengerti dengan karakter bapaknya itu.
25.
Fungsi Sosialisasi
Ibu E mengatakan
bahwa interaksi antara keluarga cukup baik, mereka saling mengungkapkan apa
yang mereka inginkan. Anggota keluarga selalu berusaha untuk mematuhi norma
yang ada menerapkan disiplin dalam semua hal, memberikan asuhan maksimal terhadap
fungsi sosialisasi kepada anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Hanya saja
Bp S agak membatasi anaknya untuk pergi bermain ke tempat-tempat yang jauh dari
rumah, tapi ia tidak melarang bermain dengan siapa saja. Disamping itu An R dan
N biasanya diantar jemput ke sekolah oleh Bp S.
26.
Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Bp S mampu
menyediakan semua kebutuhan anggota keluarga, baik kebutuhan makan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga menyatakan
sakit bila terjadi gangguan pada tubuh sehingga tidak berfungsi sebagaimana
mestinya.
Ibu E mengatakan
bahwa ada benjolan pada payudaranya sebelah kiri , yang kadang-kadang terasa
nyeri, hal ini ia rasakan sejak 4 bulan yang lalu. Hal ini membuat Ibu E
menjadi cemas. Menurut ibu nyeri berada pada skala 4. Namun Ibu E belum mau
memeriksakan masalah yang satu ini ke pelayanan kesehatan. Kondisi ini kadang
mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Menurut Ibu E benjolan itu merupakan
semacam tumor dan bisa disebabkan oleh faktor keturunan dan makanan. Bp S sudah
mencoba mengajak untuk diperiksakan, tapi tetap saja belum diperiksakan.
Kendatipun
keluarga telah berusaha untuk menerapkan
disiplin dalam semua hal, tapi untuk masalah makan itu belum terlaksana, dimana
anak R bisa makan 5-6 kali sehari dengan porsi yang sudah tidak sesuai lagi
dengan kebutuhannya. Tinggi badannya 150 cm, berat 62 kg. Ibu E mengatakan anak
R sempat menangis dilarang makan ibu Bp S. Aktivitas anak R terbatas ia agak
pemalas, lebih senang tiduran sambil nonton TV baik itu dirumahnya sendiri
maupun di rumah neneknya.
Bekas-bekas luka lecet atau garukan banyak
ditemukan pada kaki dan tangan An N. Luka tersebut pada umumnya merupakan bekas
gigitan serangga. Ibu E sudah membawanya ke dokter namun setelah obat habis,
kejadiaan itu akan terulang lagi. Menurut Ibu E ini disebabkan karena reaksi
hipersensitif /alergi yang ada pada anaknya.
Bp S tidak mempunyai keluhan dengan
kesehatannya. Kalau sakit biasanya hanya berupa pilek dan itupun jarang.
Keluarga ini punya
kebiasaan menyimpan dan mengkonsumsi makanan instant seperti mie, makanan
kaleng. Ibu E jarang memasak mereka lebih sering beli makanan diluar.
Lingkungan dirumah
mereka terawat dengan baik, karena pekarangannya sangat sempit sekali hanya ada
tanaman saus untuk mengurangi polusi, dan sejumlah bunbga yang di taman dalam
pot bunga.
27.
Fungsi Reproduksi
Keluarga Bp S
memiliki 2 orang anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Mereka mengatakan sudah
merasa cukup dengan 2 orang anak, tetapi jika Allah memberi mereka anak lagi
mereka akan menerimanya. Saat ini Ibu E memakai alat kontrasepsi oral/pil dan
sudah dipakainya sejak kelahiran anak kedua.
28.
Fungsi Ekonomi
Keluarga mampu
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, Keluarga juga punya simpanan yang
bisa digunakan apabila ada keperluan yang mendesak.
VI. Stress dan Koping
Keluarga
29.
Stressor Jangka Pendek dan
Panjang
o
Stresor Jangka Pendek
Ibu E merasa cemas dengan benjolan yang
ada pada payudara kirinya, ia merasa takut untuk dioperasi.
o
Stressor Jangka Panjang
Keluarga Bp S tidak mempunyai stressor
jangka panjang.
30.
Kemampuan Keluarga Berespon
terhadap Stressor / situasi
Untuk mengatasi
cemasnya Ibu E biasanya melakukan kegiatan yang bisa membuat ia lupa, seperti
membaca majalah. Disamping itu ia juga menanyakannya kepada teman-temannya di kantor.
31.
Strategi Koping Yang Digunakan
Dalam menghadapi masalah, keluarga
selalu berusaha memecahkannnya secara bersama-sama melalui diskusi dan
mengambil keputusan dengan musyawarah.
32.
Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga tidak mempunyai adaptasi
disfungsional dimana masalah dan konflik diatasi segera melalui diskusi.
VII. Pemeriksaan Fisik
No
|
Aspek Yang Dinilai
|
KLIEN
|
|||
Bp S
|
Ibu E
|
Anak R
|
Anak N
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8.
|
Keadaan Umum
Kepala
-
Rambut
-
Mata
-
Telinga
-
Hidung
- Mulut
- Kulit
Leher
Payudara
Sistem
pernafasan
Sistem
kardiovaskuler
Sistem GIT
Sistem
genitourinaria
Sistem Muskulo
skeletal
-
|
TB : 170 cm
BB: 65 kg
Lurus, hitam, halus dan bersih
Konjungtiva tdk anemis, sklera tdk
ikhterik, penglihatan baik
Pendengaran baik, serumen (-)
Sekret (-),
Konka nasalis pink, sinusitis (-), polip
(-), penciuman baik
Mulut bersih, mukosa tidak kering, lidah
bersih, gigi cukup, caries dentis (-) ginbgivitis
(-)
bersih, turgor baik
kelenjer tiroid, bengkak (-)
Dada simetris tdk ada pembeng-kakan
Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 20 x
/mnt,Rh (-), Wh (-)
TD 130/76 mmHg, nadi 72x/ mnt, irama
teratur, bising (-)
Bising usus (+), BAB 2x shr, asites (-),
tdk ada pembesaran
Normal, BAK lancar
Ekstremitas atas dan bawah berfungsi
dengan baik
|
TB 158cm
BB : 53kg
Lurus,hitam
Halus dan bersih
Konjungtiva tdk anemis, sklera tdk
ikhterik, penglihatan normal
Pendengaran baik, serumen (-)
Sekret (-),
Konka nasalis pink, sinusitis (-), polip
(-) penciuman baik
Mulut bersih, mukosa tidak kering, lidah
bersih, gigi cukup, caries dentis (-) ginbgivitis (-)
bersih, turgor baik
kelenjer tiroid, bengkak (-)
Dada simetris, ada benjolan dengan
sebesar kelereng pada payudara kiri kuadran kiri atas,
Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 20 x
/mnt,Rh (-), Wh (-)
TD 126/80 mmHg , nadi 80x/ mnt,irama
teratur, bising (-)
Bising usus (+), BAB 1x shr, asites (-),
tdk ada pembesaran
Normal, BAK lancar
Ekstremitas atas dan bawah berfungsi
dengan baik
|
TB : 150 cm
BB : 65kg
Lurus, hitam,halus dan bersih
Konjungtiva tdk anemis, sklera tdk
ikterik, penglihatan normal
Pendengaran baik, serumen (-)
Sekret (-),
Konka nasalis pink, sinusitis (-), polip
(-) penciuman baik
Mulut bersih, mukosa tidak kering, lidah
bersih, gigi cukup, caries dentis (-) ginggivitis (-)
bersih, turgor baik
kelenjer tiroid, bengkak (-)
Dada simetris,tdk ada pembeng-kakan
Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 20 x
/mnt,Rh (-), Wh (-)
Nadi 80 x/ mnt, irama jtg teratur, bising
(-)
Bising usus (+), BAB 2x shr, asites (-),
tdk ada pembesaran
Normal, BAK lancar
Ekstremitas atas dan bawah berfungsi
dengan baik
|
TB:145 cm
BB 40 kg
Lurus, hitam,halus dan bersih
Konjungtiva tdk anemis, sklera tdk
ikterik, penglihatan normal
Pendengaran baik, serumen (-)
Sekret (-),
Konka nasalis pink, sinusitis (-), polip
(-) penciuman baik
Mulut bersih, mukosa tidak kering, lidah
bersih, gigi cukup, caries dentis (-) gingivitis (-)
bersih, turgor baik
kelenjer tiroid, bengkak (-)
Dada simetris, pembeng-
kakan (+)
Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 20 x
/mnt,Rh (-), Wh (-)
Nadi 80 x/ mnt, irama jtg teratur, bising
(-)
Bising usus (+), BAB 2x shr, asites (-),
tdk ada pembesaran
Normal, BAK lancar
Ekstremitas atas dan bawah berfungsi
dengan baik
|
VIII. Harapan Keluarga
Pada akhir pertemuan Ibu E berharap
dengan kedatangan mahasiswa ia mengetahui tentang Ca mammae sehingga bisa
memutuskan apa yang harus ia lakukan terhadap dirinya dan bisa menambah
pengetahuan baginya.
B. Analisa Data
No
|
Data
|
Masalah
|
Diagnosa
|
1
2.
3
|
DS:
Ibu E mengatakan
-
ada benjolan pada payudara
kirinya
-
kadang-kadang ia merasakan nyeri
-
memakai pil KB
-
ia cemas akan adanya benjolan
itu, tapi ia juga takut untuk menanyakan nya ke dokter
DO :
-
benjolan (+) pada payudara
kiri kuadran kiri atas
-
nyeri (+), skala 4
-
Ibu menggunakan pil KB
- Keluarga
sering mengkonsumsi makanan instant
- Ibu cemas
akan kondisinya
DO :
Ibu E mengatakan bahwa:
-
Anak R bisa menghabiskan
makanan 5 porsi perhari ditambah makanan cemilan yg lain.
-
Anak R tidak punya pantangan
dengan makanan,
-
Anak R lebih suka tidur
sambil nonton televisi baik dirumah sendiri maupun dirumah neneknya, ia
jarang bermain keluar rumah dengan alasan malas, tapi jika temannya menjemput
baru ia keluar.
DS :
-
TB 150 cm
-
BB: 65 kg
-
Anak R mengkonsumsi makanan 5
porsi perhari ditambah cemilan yang lain.
-
Anak R terlihat aktivitasnya
hanya nonton dan tiduran, ia jarang bermain keluar rumah.
-
Anak R merasa mudah lelah/
pemalas.
DS:
Ibu E mengatakan
bahwa:
-
kulit anak N mudah sekali
untuk terjadinya lecet, misalnya gigitan serangga
-
Dikaki dan tangannya banyak
ditemukan luka bekas garukan
-
Anak N merasa risih dengan
kondisi kakinya itu.
DO:
-
Pada kaki dan tangan An N
terdapat luka bekas garukan.
-
An N terlihat malu / risih
dengan kulitnya tersebut
|
Cemas
Resiko gangguan
konsep diri
Kerusakan
integritas kulit
|
Cemas pada Ibu E
keluarga Bp S berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan tumor
payudara
Resiko gangguan
konsep diri pada An R keluarga Bp S berhubungan
dengan KMK merawat anggota keluarga dengan perubahan nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh.
Kerusakan
integritas kulit pada An N keluarga Bp S berhubungan dengan KMK merawat
anggota keluarga dengan luka lecet.
|
Prioritas Masalah I
No
|
Kriteria
|
Nilai
|
Bobot
|
Pembenaran
|
1
2
3
4
|
Sifat masalah
- tidak / kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat dirubah
-
mudah
-
sebagian
-
tidak dapat
Potensial
masalah untuk di cegah
-
Tinggi
-
Cukup
-
Rendah
Menonjolnya
Masalah
-
Masalah ada, harus segara
ditangani
-
Ada masalah tetapi
tidak perlu segera ditangani
-
Masalah tidak dirasakan
|
3
2
1
2
1
0
3
2
1
2
1
0
|
1
2
1
1
|
Apabila tidak
diatasi segera akan menyebabkan
perubahan proses keluarga
Masalah ini
mudah untuk dirubah dengan memberikan penjelasan kepada Ibu E
Masalah
sebenarnya bisa dicegah tetapi Ibu E orangnya pencemas.
Keluarga menganggap masalah harus segera
diatasi karena dapat meyebabkan hal yang lebih fatal
|
1. Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3
2. Kemungkunan masalah dapat diubah :
2/2 x 2 = 2
3. Poternsial masalah untuk dicegah :
2/3 x 1 = 2/3
4. Menonjolnya Masalah :
2/2 x 1 = 1
Total =4 1/3
Prioritas Masalah II
No
|
Kriteria
|
Nilai
|
Bobot
|
Pembenaran
|
1
2
3
4
|
Sifat masalah
- tidak / kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat dirubah
-
mudah
-
sebagian
-
tidak dapat
Potensial
masalah untuk di cegah
-
Tinggi
-
Cukup
-
Rendah
Menonjolnya
Masalah
-
Masalah ada, harus segara
ditangani
-
Ada masalah tetapi
tidak perlu segera ditangani
-
Masalah tidak dirasakan
|
3
2
1
2
1
0
3
2
1
2
1
0
|
1
2
1
1
|
Apabila
perubahan nutrisi tidak ditangani akan terjadi keadaan yang lebih buruk
Kemungkinan masalah dapat diubah karena
adanya dukungan, motivasi serta sarana
dan prasarana yang memadai
Potensial
masalah untuk di cegah cukup karena An R suka makan.
Keluarga tidak
merasakan itu sebagai suatu masalah
|
1. Sifat masalah :
3/3 x 1 = 1
2. Kemungkunan masalah dapat diubah :
½ x 2 = 1
3. Poternsial masalah untuk dicegah :
2/3 x 1 = 2/3
4. Menonjolnya Masalah :
0/2 x 1 = 0
Total = 2
2/3
Prioritas
Masalah III
No
|
Kriteria
|
Nilai
|
Bobot
|
Pembenaran
|
1
2
3
4
|
Sifat masalah
- tidak / kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat dirubah
-
mudah
-
sebagian
-
tidak dapat
Potensial
masalah untuk di cegah
-
Tinggi
-
Cukup
-
Rendah
Menonjolnya
Masalah
-
Masalah ada, harus segara
ditangani
-
Ada masalah tetapi
tidak perlu segera ditangani
-
Masalah tidak dirasakan
|
3
2
1
2
1
0
3
2
1
2
1
0
|
1
2
1
1
|
Luka lecet yang terjadi sudah menyebabkan
terjadinya kerusakan integritas kulit pada An N
Kemungkinan untuk diubah sebagian, bila
dilakukan perawatan yang adekuat terhadap luka lecet yang dialami An N
Potensial masalah untuk diubah cukup
berhubungan dengan tahap tum-bang An N
Keluarga menganggap masalah ada dan harus
regera ditangani.
|
1. Sifat masalah :
3/3 x 1 = 1
2. Kemungkunan masalah dapat diubah :
½ x 2 = 1
3. Poternsial masalah untuk dicegah :
2/3 x 1 = 2/3
4. Menonjolnya Masalah :
2/2 x 1 = 1
Total =3 2/3
Dari prioritas masalah diperoleh
urutan masalah yang akan diintervensi adalah :
1.
Cemas pada Ibu E keluarga Bp S berhubungan
dengan KMK merawat anggota keluarga dengan tumor payudara.
2.
Kerusakan integritas kulit pada
An N keluarga Bp S berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan lika
lecet.
3.
Resiko gangguan konsep diri
pada An R keluarga Bp S berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan
perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.
BAB IV
KESIMPULAN
Keluarga Bp S adalah keluarga dengan tahap perkembangan
keluarga dengan anak sekolah. Tugas-tugas perkembangan keluarga saat ini sudah
terpenuhi seluruhnya. Keluarga asal Bp S mempunyai riwayat penyakit keturunan
yaitu hipertensi, sedangkan Ibu E riwayat penyakit jantung.
Karakteristik rumah dan lingkungan tempat tinggal
terawat dengan baik, keluarga BP S mempunyai interaksi dan hubungan yang baik
dengan tetangganya. Dalam menghadapi suatu masalah keluarga Bp S mengutamakan
penyelesaian secara diskusi, komunikasi dalam keluarga bersifat dua arah, dan
afektif power.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G.
Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Vol 2 .
Jakarata : EGC
Price, Sylvia Anderson & Lorraine McCarty Wilson,
1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Capernito, Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta EGC
Priscilla, Vetty, 2004. Catatan
kuliah Anak Usia sekolah.
Kumpulan makalah pelatihan Asuhan
keperawatan Keluarga, 2000. Jakarta:FIKUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar