A. Latar belakang
Nutrisi adalah
makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk perkembangan, dan
pemeliharaan kesehatan secara optimal.
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang
diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan
sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit
penyerta.
B. Tujuan
- Tujuan Umum
Peserta Ronde mampu menjelaskan diit pasca operasi
- Tujuan Khusus
a)
Peserta
ronde mampu menyebutkan definisi menjelaskan
diit pasca operasi
b)
Peserta
ronde mampu menyebutkan manfaat
diit pasca operasi
c)
Peserta
ronde mampu menyebutkan tujuan diit
pasca operasi
d)
Peserta
ronde mampu menyebutkan jenis
nutrisi pasca operasi
C.
Waktu
Topik : Diit Pasca Operasi
Sasaran : Klien
Waktu : 30 Menit
Hari/
Tanggal : Rabu, 13 Mei 2015
D. Metode
Diskusi dan
Demonstrasi
E. Media
· Lembar balik
· Leaflet
F.
Setting tempat
« ¥
Keterangan :
J J « : Karu
J J ¥ : pasien
J J J : Perawat Pelaksana
G.
Pengorganisasian
·
Kepala
Ruangan : Rizki Kurniadi, S.Kep
·
Ketua
Tim : Anneliese Satoko, S.Kep
Marlizayani, S.Kep
·
Perawat
pelaksana : Dewi Marlina, S.Kep
Nelvi Desmita, S.Kep
Freza Siska, S.Kep
Suci Asha Rahmadini, S.Kep
Yose Angri Yolla, S.Kep
Winda Susrianti, S. Kep
Frissy
Lestari , S. Kep
H.
Proses Kegiatan Ronde
No
|
Komunikator
|
Komunikan
|
waktu
|
1.
2.
|
Pre Interaksi
Memberi salam dan
memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan penyuluhan
dan tema penyuluhan
|
Menjawab
salam
Mendengarkan
|
5 menit
|
3.
4.
|
Isi
Menjelaskan materi penyuluhan
mengenai pengertian, manfaat, tujuan, jenis
nutrisi bagi pasien pasca operasi
Memberikan kesempatan kepada
komunikan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan
|
Mendengarkan
Mengajukan
pertanyaan
|
10 menit
|
5.
6.
7.
|
Penutup
Memberikan pertanyaan akhir
sebagai evaluasi
Menyimpulkan bersama-sama
hasil kegiatan penyuluhan
Menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam
|
Menjawab
Mendengarkan
Menjawab
salam
|
5 menit
|
7. Kriteria evaluasi
- Evaluasi struktur
-
Kegiatan
ronde terlaksana sesuai waktu
-
Peserta
ronde dapat hadir sesuai rencana
- Evaluasi proses
-
Peserta
ronde berperan aktif dalam kegiatan ronde
-
Selama
ronde berlangsung, semua peserta dapat mengikuti dengan penuh perhatian
- Evaluasi hasil
-
Pasien
puas dengan hasil kegiatan
-
Masalah
pasien teratasi
-
Perawat
dapat :
·
Berpikir
kritis
·
Tumbuh
pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah klien ataupun dari
perawat sendiri
·
Meningkatkan
pola pikir sistematis
·
Mengaplikasikan
latihan pembelajaran pada praktek klinik
MATERI
Pengertian
Nutrisi adalah makanan yang
mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk perkembangan, dan pemeliharaan
kesehatan secara optimal.
Diet Pasca-operasi adalah makanan
yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan
sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit
penyerta.
Alasan nutrisi dibutuhkan untuk
pasien pascaoperasi
Karena tujuan diet pasca-operasi
adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan
cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar
(cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein,
glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan
elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan
Tahapan diet pasca bedah
a. Diet
Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua
pasien pascabedah :
1. Pasca-bedah kecil : setelah
sadar dan rasa mual hilang
2. Pasca-bedah besar : setelah
sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai bekerja
Cara Memberikan Makanan
Selama 6 jam sesudah operasi,
makanan yang diberikan berupa air putih, the manis, atau cairan lain seperti
pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin,
karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral
sesuai kebutuhan.
b. Diet
Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan
kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet
Pasca Bedah I
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cair
kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata
8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan
tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan
parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin
karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet
pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
c. Diet
Pasca-Bedah III
Diet Pasca-Bedah III diberikan
kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet
pasca-bedah II.
Cara Memberikan Makanan
Makanan yang diberikan berupa
makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000
ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan parenteral bila diperlukan.
Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman
yang mengandung karbondioksida.
d. Diet
Pasca-Bedah IV
Diet Pasca-Bedah IV diberikan
kepada :
1. Pasien pasca bedah kecil,
setelah diet pasca-bedah
2. Pasien pascabedah besar, setelah
diet Pasca-Bedah III
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan berupa makanan
lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan.
Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka
Diantara makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air yang cukup, maka yang
paling penting untuk penyembuhan luka adalah protein dan vitamin C.
Alasannya: Protein dan vitamin C
sangat penting peranannya dalam proses penyembuhan luka. Selain itu vitamin C
punya peranan penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan perdarahan luka.
Contoh makanan yang perlu
diperhatikan untuk penyembuhan luka
1. Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani.
Contoh nabati yaitu tempe, tahu, kacang-kacangan dll. Contoh protein hewani,
hati, telur, ayam, udang dll.
2. Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu,
daun papaya, bayam, tomat, daun singkong dll
Tata cara
pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan untuk
penyembuhan luka
1. Tingkatkan konsumsi makanan yang
mengandung protein dan vitamin
2. Bila mual:
a. Makannlah
dengan porsi sedikit tapi sering
b. Sajikan
ketika masih hangat
c. Sebelum
makan, minum air hangat
d. Hindari
makanan dengan berbumbu tajam
Tips Perawatan Pascaoperasi
Secara umum, untuk mempercepat
proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien pasca operasi, perlu kita
perhatikan tips di bawah ini:
1. Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk
pauk, sayur, susu, buah.
2. Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi,
seperti: daging, ayam, ikan, telor dan sejenisnya.
3. Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
4. Usahakan cukup istirahat.
5. Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas
seperti biasa. Makin cepat makin bagus.
6. Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
7. Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka
operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.
8. Minum obat sesuai anjuran dokter.
Contoh Diet Pada Macam-Macam
Tindakan Pembedahan
a. Diet Untuk Bedah Kantung Empedu dan Kombinasi dengan
Abdomino-Perineal
Bedah pada kantung empedu yang dikombinasikan dengan Abdomino-Perineal, oral feeding biasanya diberikan di awal. Berikut adalah sebuah contoh jadwal diet yang sederhana:
Bedah pada kantung empedu yang dikombinasikan dengan Abdomino-Perineal, oral feeding biasanya diberikan di awal. Berikut adalah sebuah contoh jadwal diet yang sederhana:
Hari pertama (hari saat operasi):
dipenuhi kebutuhan transfusi dan formula infus yang cukup.
Hari kedua : ditambah sejumlah
kecil cairan (teh, gelatin, dan air jahe) tanpa susu atau jus buah.
Hari ketiga : cairan, termasuk susu
skim dan jus buah boleh diberikan. Pemberian makanan pembuluh darah melalui infus
dilanjutkan, kecuali glukosa dalam air, ditambah vitamin dapat digantikan dengan
bagian dari larutan garam.
Hari keempat : sejumlah kecil
campuran cairan yang mengandung tinggi protein boleh ditambahkan. Pada hari ini
1 liter protein hidrolisat dapat dihilangkan dari pemberian makanan bagi pembuluh
darah.
Hari kelima : jumlah makanan boleh
ditingkatkan, setidaknya 70-100 gram. Protein harus tersedia dalam oral
feeding. Pemberian vitamin secara oral sudah bisa diberikan. Pemberian makan
pembuluh darah melalui infus dapat dihentikan.
Hari keenam : Diet makanan biasa
sudah bisa diberikan kepada pasien.
Beberapa pasien yang kantung empedunya dioperasi, mungkin lebih merasa nyaman dengan diet rendah lemak untuk beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah operasi.
Beberapa pasien yang kantung empedunya dioperasi, mungkin lebih merasa nyaman dengan diet rendah lemak untuk beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah operasi.
b. Diet Pasca Operasi Anus/Dubur
Operasi dubur hampir sama dengan
hemorrhoidectomy, pemberian makan biasanya dilakukan dalam waktu 24 jam atau
sesegera mungkin, bergantung pada anastesi yang telah diatur. Pengaturan pasca
operasi beragam. Beberapa pembedah lebih suka memberi diet rendah serat, dengan
sisa yang terbatas untuk mengurangi pergerakan isi perut. Hal lain yang
diperbolehkan diet normal dan menambah defekasi yang dibantu dengan minyak
mineral. Penggunaan jangka panjang minyak mineral dapat mengurangi karena
menganggu penyerapan beberapa mineral dan vitamin.
c. Diet Pasca Operasi Umum
Diet yang ditentukan untuk pasien
yang mempunyai riwayat bedah tulang atau gigi, atau yang telah mengalami
kecelakaan kecil, dapat diberi lebih dulu program diet yang lebih cepat
dibandingkan dengan program diet pasca operasi gastrointestinal. Secara
bertahap, pasien dapat mengkonsumsi diet berupa cairan penuh pada hari kedua
setelah operasi, diet makanan lunak pada hari ketiga, dan diet makanan biasa
pada hari keempat. Kondisi pasien menentukan diet yang akan dikonsumsi. Yang
perlu diperhatikan adalah diet tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan kalori
dan protein. Vitamin secara bertahap diberikan sebagai suplemen.
d. Diet Pasca Operasi Mulut dan atau Esofagus
Setelah operasi mulut atau
esofagus, pemberian makanan secara parenteral yang biasanya diberikan pada
pasien di awal, dengan pemberian makan dengan menggunakan tabung. Sejak pasien
tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu yang cukup lama, yang paling utama
adalah formula diet yang akan diberikan harus memenuhi kebutuhan semua zat
gizi. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi secara oral, jenisnya dapat diperoleh
dengan mengencerkan makanan padat, seperti kentang, daging cincang, sayuran dan
buah dengan cara diblender atau disaring dan ditambahkan cairan.
e. Diet Pasca Patah Tulang dan Trauma Lainnya
Pasien yang patah tulang memerlukan
peningkatan pemecahan protein dalam pemberian asupan gizi yang baik bagi
individu, yang dapat diperburuk kondisinya hingga menjadi tidak dapat bergerak,
hanya mampu beraktivitas di atas kasur saja. Kehilangan protein (kehilangan
nitrogen) dibarengi dengan kehilangan kalium, fosfor dan sulfur. Perkembangan
osteoporosis bertepatan dengan kehilangan kalsium yang dapat menyebabkan si
penderita tidak dapat bergerak.
Pengaturan diet patah tulang: Protein, kalori dan semua zat gizi yang dibutuhkan diperoleh dalam jumlah bebas. Dibutuhkan sekitar 50 gram protein ditambah 3000 kalori kalori non protein. Pemindahan cairan dan elektrolit juga dibutuhkan. Jika pasien tidak mampu makan tetapi membutuhkan sejumlah makanan yang tinggi protein dan tinggi kalori, maka minuman bisa diberikan diantara waktu makan.
Penyembuhan patah tulang yang kurang baik ketika jaringan telah habis. Protein bebas dalam diet menyokong kalsium dalam tulang dan membentuk tulang yang baik.
Pengaturan diet patah tulang: Protein, kalori dan semua zat gizi yang dibutuhkan diperoleh dalam jumlah bebas. Dibutuhkan sekitar 50 gram protein ditambah 3000 kalori kalori non protein. Pemindahan cairan dan elektrolit juga dibutuhkan. Jika pasien tidak mampu makan tetapi membutuhkan sejumlah makanan yang tinggi protein dan tinggi kalori, maka minuman bisa diberikan diantara waktu makan.
Penyembuhan patah tulang yang kurang baik ketika jaringan telah habis. Protein bebas dalam diet menyokong kalsium dalam tulang dan membentuk tulang yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
MansyurArif .2000.Kapita
Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar