BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebagaimana
proses keperawatan yang memiliki beberapa langkah yaitu pengkajian, diagnosa,
perencanaan, intervensi, dan evaluasi. Tahap-tahap tersebut perlu dilakukan
oleh perawat agar dapat menangani klien dengan baik dan penyembuhan klien pun
akan lebih efektif.
Asuhan
keperawatan klien dapat dilakukan sesuai dengan pengkajian 11 pola fungsional
Gordon, Nanda, NIC, NOC. Apabila tahap pengkajian ini telah dilakukan, maka
penyembuhan klien akan lebih efektif
2. Rumusan Masalah
1. Penyebab dan
patofisiologi penyakit yang diderita?
2. Pengetahuan
teoritis lain yang terkait dengan penyakit?
3. Asuhan
Keperawatan
3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Perawat
dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan pengkajian 11 pola fungsinal Gordon,
Nanda, NIC, NOC
2. Tujuan Khusus
Perawat
mengetahui penyakit yang diderita klien sesuai dengan kasus yang telah
disediakan dan dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan konsep
pengkajian 11 pola fungsional Gordon, Nanda, NIC, dan NOC.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KASUS I
Tuan
D (45 tahun) dirawat di ruang paru-paru RS X dengan keluhan sesak nafas,
berkeringat dingin sejak dua hari yang lalu. Tuan D masuk ke IGD tadi pagi dan
baru dipindahkan ke ruang perawatan 15 menit yang lalu. Hasil pemeriksaan tanda
vital menunjukkan TD: 125/75 mmHg, N: 106x/menit dan S: 36,2oC.
Hasil
pengkajian lebih lanjut pada Tuan D menunjukkan bahwa:
1. Pekerjaan Tuan
B adalah sebagai kuli bangunan
2. Tuan B
mengalami penurunan berat badan sebanyak 6 kg dalam satu bulan terakhir
3. Tiga tahun yang
lalu Tuan B pernah mengonsumsi obat selama 6 bulan, tapi tidak tahu jenis dan
karera penyakit apa beliau harus mengonsumsi obat tersebut. Yang dia ingat
bahwa dokter yang memeriksanya telah menyatakan bahwa dia tidak perlu
melanjutkan kembali mengonsumsi obat tersebut
4. Saat ini Tuan B
tidak merasa demam dan tidak batuk serta tidak ada secret
5. Sebelum sesak,
Tuan B tidak ada melakukan kegiatan yang berat
6.
Sesak nafasnya
saat ini terjadi tanpa diketahui penyebabnya.
B.
Etiologi
Penyakit
Penyakit yang diderita:
Emfisema
Emfisema
merupakan suatu kelainan anatomi paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara
distal dari bronkiolus terminal berupa;
Pelebaran alveoli
Pelebaran ductus bronkiolus
Kerusakan/destruksi dinding alveoli
Terjadinya obstruksi pada emfisema
adalah obstruksi relatif karena terjadinya pelebaran dari distal bronkus
terminal sehingga akan terjadi turbulensi.
Penyebab
Emfisema disebabkan karena
hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung
yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih
besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang
seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan
kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada
paru-paru ini.
Gejala penyakit Emfisema
(akper-askep.blogspot.com/2010/01/asuhan-keperawatan-emfisema.html)
Sesak napas dalam waktu lama dan
tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak
napas. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami
penderita emfisema.
Pencegahan dan Solusi
Menghindari asap rokok adalah
langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat
penting.
Terdapat tiga tipe dari emfisema
a. Emfisema
Centriolobular
Merupakan
tipe yang sering muncul, menghasilkan kerusakan bronchiolus, biasanya pada
region paru atas. Inflamasi berkembang pada bronchiolus tetapi biasanya kantung
alveolar tetap bersisa.
b. Emfisema
Panlobular (Panacinar)
Merusak
ruang udara pada seluruh asinus dan biasanya termasuk pada paru bagian bawah.
Bentuk ini bersama disebut centriacinar emfisema, timbul sangat sering pada
seorang perokok.
c. Emfisema
Paraseptal
Merusak
alveoli pada lobus bagian bawah yang mengakibatkan isolasi dari blebs sepanjang
perifer paru. Paraseptal emfisema dipercaya sebagai sebab dari pneumothorax
spontan. Panacinar timbul pada orang tua dan klien dengan defisiensi enzim
alpha-antitripsin.
Manifestasi
Klinik
1)
Penampilan Umum
ü Kurus, warna kulit pucat, flattened hemidiafragma
ü Tidak ada tanda CHF kanan dengan edema dependen pada
stadium akhir.
2) Usia 65 – 75
tahun.
3) Pengkajian
fisik:
ü Nafas pendek persisten dengan
peningkatan dyspnea
ü Infeksi sistem respirasi
ü Pada auskultasi terdapat penurunan
suara nafas meskipun dengan nafas dalam.
ü Wheezing ekspirasi tidak ditemukan
dengan jelas.
ü Produksi sputum dan batuk jarang.
4) Pemeriksaan
jantung
ü Tidak terjadi pembesaran jantung. Cor
Pulmonal timbul pada stadium akhir.
ü Hematokrit < 60%
5) Riwayat merokok
Biasanya didapatkan, tapi tidak
selalu ada riwayat merokok.
C.
Asuhan
Keperawatan
Pengkajian 11 Pola fungsional Gordon
1. Pola Persepsi
dan Penanganan Kesehatan
Bagaimana
pendapat tn.B tentang penyakit yang diderita
3 tahun lalu
pernah mengkonsumsi obat selama 6 bulan dan tidak tahu jenis dan karena
penyakit apa beliau mengkonsumsi obat tsb.
2. Pola Nutrisme/Metabolisme
Bagaimana
diet yang dilakukan oleh tn. B
Apa saja
yang dikonsumsi tn. B setiap harinya
3.
Pola Eliminasi
Bagaimana pengeluaran urine dan feses tn. B setiap harinya
4.
Pola Aktivitas
Bagaimana tn. B melakukan pekerjaan
sebagai kuli bangunan
Sebelum sesak kegiatan apa saja yang
dilakukan tn. B setiap harinya
5.
Pola Istirahat Tidur
Apakah tidur tn. B setiap harinya
cukup
Apakah sesak nafas yang diderita tn
B mengganggu pola tidurnya
6.
Pola Kognitif-Persepsi
Apakah tn. B mengalami gangguan
dengan fungsi indra
7.
Pola Peran Hubungan
Bagaimana pola dan peran tn. B dalam
keluarga dan masyarakat disekitarnya
Apakah sesak nafas yang dideritanya
mengganggu pola dan peran tersebut
8.
Pola Seksualitas/Reproduksi
Bagaimana respon seksualitas tn. B
9.
Pola Koping Toleransi Stress
Apakah tn.
B menkonsumsi obat untuk menghilangkan stres
Bagaimana
keadaan emosi tn. B sehari-hari
10.
Pola Keyakinan Nilai
Apa dan bagaimana keyakinan tn. B
11.
Pola Konsep diri
Bagaimana tn. B menilai dirinya sendiri
NANDA, NIC, NOC
Diagnosa
1. Ketidakefektifan Pola Nafas
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
Kebutuhan tubuh.
3. Kurang pengetahuan
Diagnosa/NANDA 1
Ketidakefektifan Pola Nafas
·
Defenisi
Inspirasi dan ekspirasi tidak
menyediakan cukup ventilasi
·
Batasan
karakteristik
-
Perubahan
kedalaman pernafasan
- Takipnea
-
Penurunan
ventilasi per menit
NOC Bab IV
Ketidakefektifan Pola Nafas
·
Hasil yang
diharapkan
Status Pernafasan : Kepatenan
pernafasan
Status pernafasan : Ventilasi
Tanda-tanda vital
·
Hasil
tambahan yang berhubungan
Pengontrolan asma
Tingkat kenyamanan
Noc bab III
Status Pernafasan : Kepatenan
bernafasan
Domain - Kesehatan psikologik
Kelas - Jantung paru
Skala - tingkat ekstrem yang
disetujui ke tidak disetujui
Definisi : luas sisa jalan lintas
trakeobronkial terbuka
Status respirasi :
Kepatenan
pernafasan
|
Ekstrem
disetujui
|
Hakekatnya
disetujui
|
Sedang
disetujui
|
Sedikit
disetujui
|
Tidak
disetujui
|
Tingkat respirasi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Irama pernafasan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Status respirasi : Ventilasi
Domain- Kesehatan psikologik
Kelas-jantung paru
Skala- ekstrem yang disetujui ke
yang tidak disetujui
Definisi : Pergerakan udara masuk
dan keluar paru-paru
Status respirasi : ventilasi
Kepatenan pernafasan
|
Ekstrem
disetujui
|
Hakekatnya
disetujui
|
Sedang
disetujui
|
Sedikit
disetujui
|
Tidak
disetujui
|
Tingkat respirasi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Irama pernafasan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Kedalaman inspirasi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Kemudahan bernafas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Tes fungsi paru-paru
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Tanda tanda vital
Domain- kesehatan psikologik
Kelas- perrgerakan metabolic
Skala- penyimpangan ekstrem
dari cakupan yang diharapakan ke tidak menyimpang dari cakupan yang diharapkan
Defenisi : suhu, tekanan
darah, pernafasan, denyut nadi.
Tanda-tanda vital
|
Ekstrem
menyimpang
|
Hakekatnya
menyimpang
|
Sedang
menyimpang
|
Sedikit
menyimpang
|
Tidak
menyimpang
|
Suhu
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
nadi apical
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
nadi radial
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Pernafasan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Sistoli
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Diastolik
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
NIC
·
Memonitor
respirasi
-Memonitor tingkat,irama,kedalaman,
dan usaha pernafasan
-Memonitor pola nafas seperti
takipnea, bradipnea,hyperventilasi.
-Mendengarkan bunyi nafas tidak ada
daerah yang absen ventilasi.
·
Memonitor
tanda-tanda vital
-Memonitor tekanan darah, nadi,
suhu, status pernafasan yang sesuia normalnya.
-Memonitor tekanan darah saat di
terbaring,duduk,dan berdiri sesuai normalnya
-Memonitor tingkat dan irama
pernafasan
-Memonitor gejala tidak normal pada
pola pernafasan.
Diagnosa/NANDA 2
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan: efek samping pengobatan
Data: Penurunan berat badan
NOC/Tujuan
1) Status Nutrisi:
Intake cairan dan makanan # dengan skala ……. (1– 5) setelah diberikan perawatan
selama…….Hari dengan kriteria :
§ Asupan makanan skala (1 – 5) (adekuat)
§ Intake cairan peroral (1 – 5) (adekuat)
§ Intake cairan (1 – 5) (adekuat)
2) Status Nutrisi
: asupan nutrisi # dengan skala ……. (1 – 5) setelah diberikan perawatan
selama…….Hari dengan kriteria :
§ Asupan kalori (1 – 5)
(adekuat)
§ Asupan protein,
karbohidrat, dan lemak (1 –
5) (adekuat)
3) Kontrol Berat
Badan gas # dengan skala ……. (1 – 5) setelah diberikan perawatan selama……. Hari
dengan kriteria :
§ Mampu memeliharan asupan kalori secara optimal (1 – 5)
(menunjukkan)
§ Mampu memelihara keseimbangan cairan (1
– 5)(menunjukkan)
§ Mampu mengontrol asupan makanan secara
adekuat (1 –5) (menunjukkan)
NIC/intervensi
a. Manajemen
cairan
b. Monitoring
cairan
c. Status diet
d. Manajemen
gangguan makan
e. Manajemen
nutrisi
f. Terapi nutrisi
g. Konseling
nutrisi
h. Kontroling
nutrisi
i. Terapi menelan
j. Monitoring
tanda vital
k. Bantuan untuk
peningkatan BB
l.
Manajemen berat
badan
Diagnosa/NANDA 3
Defisit
pengetahuan tentang prosedur perawatan diri yang akan dilakukan di rumah.
Tujuan
Kepatuhan
dengan program terapeutik dan perawatan di rumah.
Intervensi
1) Bantu pasien
mengerti tentang tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
2)
Diskusikan
keperluan untuk berhenti merokok.
Rasional
1) Pasien harus
mengetahui bahwa ada metoda dan rencana dimana ia memainkan peranan yang besar.
2)
Asap tembakau
menyebabkan kerusakan pasti pada paru dan menghilangkan mekanisme proteksi
paru-paru. Aliran udara terhambat dan kapasitas paru menurun.
Evaluasi
§ Mengerti tentang penyakitnya dan apa yang mempengarukinya.
§ Berhenti merokok.
Pemeriksaan diagnostik
· Rontgen dada. Menunjukkan hiperinflasi, pendataran
diafragama, pelebaran margin intercosta, dan jantung normal.
· Spirometri. Pemeriksaan fungsi pulmonary, biasanya
menunjukkan peningkatan kapasitas paru total dan volume residual, penurunan
dalam kapsitas vital dan volume ekspirasi kuat. Pemeriksaan gas-gas darah
arteri Dapat menunjukkan hipoksia ringan dengan hiperkapnia. Hitung darah
lengkap (HDL).
Penatalaksanaan Medis.
· BronkodilatorA.
Adrenergik dan
metilxantin, yang menghasilkan dilatasi bronchial melalui mekanisme yang
berbeda.bUntuk mendilatasi jalan nafas. Mencakup agonis.
· Terapi AerosolA.
Aerosolisasi
dari bronkodilator salin dan mukolitik sering kali digunakan untuk membantu
dalam bronkodilatasi.
·
Aerosol yang
dinebuliser menghilangkan brokospasme, menurunkan edema mukosa, dan
mengencerkan sekresi bronchial. Hal ini memudahkan proses pembersihan
bronkiolus, membantu mengendalikan proses inflamasi, dan memperbaiki fungsi
ventilasi.
· Pengobatan
InfeksiA. Pasien dengan emfisema rentan terjadap infeksi paru dan
harus diobati pada saat awal timbulnya tanda-tanda infeksi. Terapi antimikroba
dengan tetrasiklin, ampisilin, amoksisilin, atau trimetroprim-sulfametoxazol
biasanya diresepkan.
· KortikosteroidA.
Digunakan
setelah tindakan lain untuk melebarkan bronkiolus dan membuang sekresi.
Prednison biasanya diresepkan.
· OksigenasiA
Terapi oksigen dapat meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien dengan emfisema berat.
Terapi oksigen dapat meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien dengan emfisema berat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kasus 1 penderita mengalami
penyakit emfisema, merupakan suatu kelainan anatomi paru yang ditandai oleh
pelebaran rongga udara distal dari bronkiolus terminal. Sesak napas dalam waktu
lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan
penderita sesak napas. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun
juga biasa dialami penderita emfisema.
Berdasarkan
kasus satu, dapat kita lihat bahwa dalam melakukan studi kasus kita membutuhkan
lebih dari satu diagnosa untuk satu penyakit. Dalam membuat asuhan keperawatan
kita tidak hanya menggunakan pengkajian pola fungsional Gordon tetapi juga
menggunakan Nanda, NIC, dan NOC. Dengan kombinasi kedua cara pengkajian
tersebut, tindakan yang dilakukan untuk klien akan lebih efektif.
B. Saran
Berdasarkan
kasus diatas, maka seorang perawat dianjurkan untuk biasa melakukan pengkajian
berdasarkan pola fungsional Gordon beserta pengkajian berdasarkan Nanda, NIC,
NOC. Agar tindakan yang dilakukan terhadap klien lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, carol vestas. 1994. Memahami proses keperawatan
dengan pendekatan latihan. EGC:Jakarta.
Askep-askeb.cz.cc/2010/08/diagnosa-keperawatan.html
F:\WELCOME
TO NURSING STUDENTS BLOG.htm
Lim Awim,
Rabu, 17 Oktober 2007. Teori dan Model Konseptual dalam Keperawatan,
Johnson,
Marion, dkk. 2000. Nursing Outcome Classification. Amerika: Mosby
McCloskey,Joanne
dan Gloria M. Bulecheck. 1996. Nursing Intervention Classification. Amerika:
Mosby
NANDA
International.(2005). Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2005 –
2006. Philadelphia: NANDA International.
Potter.
PA; Perry,A.G. (1993). Fundamental of Nursing : Concepts, Process and
Practical. 3 rded. St. Louis: Mosby Year Book
www.rajawana
.com/artikel/kesehatan/264-tubercolosis-paru-tb-paru.html