MENGAPA
HARUS NANDA, NOC DAN NIC?
NANDA
The
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) didirikan sebagai badan
formal untuk meningkatkan, mengkaji kembali dengan mengesahkan daftar terbaru
dari diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat praktisi. Ketika daftar
diagnosis keperawatan diperluas, NANDA mengembangkan sebuah sistem klasifikasi
atau taksonomi untuk mengatur label diagnostik.
Berdasarkan
hasil konferensi NANDA ke 9 tahun 1990 cit Doenges 2000, istilah diagnosa
keperawatan digunakan sebagai verba dan nomina. Istilah Nomina dalam kaitan
dengan karya NANDA, yaitu sebuah label yang disetujui oleh NANDA yang
mengidentifikasi masalah atau kebutuhan pasien yang spesifik, merupakan masalah
yang menggambarkan masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat dapat
berupa masalah fisik, sosiologis dan
psikologis.
Untuk
memfasilitasi penggunaan bahasa keperawatan dan rekam medik pasien
terkomputerisasi yang seragam, masing-masing diagnosis keperawatan terdiri dari
hasil yang disarankan yang berdasarkan pada riset yang dilakukan oleh IOWA
Outcomes Project (Nursing Outcomes Classification 1997). Hasil yang disarankan
ini sensitif terhadap kebutuhan perawat yaitu dapat mempengaruhi asuhan
keperawatan yang diberikan untuk suatu diagnosis keperawatan yang diakui oleh
NANDA. (Wilkinson, 2006).
N
O C
Nursing Outcome Classification (NOC) adalah proses memberitahukan status klien
setelah dilakukan intervensi keperawatan. Standar kriteria hasil dikembangkan
untuk mengukur hasil dari tindakan keperawatan yang digunakan pada semua area
keperawatan dan semua klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat). Nursing
Outcome Classification mempunyai tujuh domain yaitu fungsi
kesehatan, fisiologi kesehatan, kesehatan psikososial, pengetahuan dan perilaku
kesehatan, persepsi kesehatan, kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat.
Nursing outcome
classification (NOC) menggambarkan respon pasien terhadap tindakan
keperawatan. NOC mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan. Standar kriteria hasil pasien sebagai dasar untuk menjamin
keperawatan sebagai partisipan penuh dalam evaluasi klinik bersama dengan
disiplin ilmu kesehatan lain. Klasifikasi berisi 190 kriteria hasil yang diberi
label, definisi dan indikator atau ukuran untuk menentukan kriteria hasil yang
diterima (Johnson dan Mass, 1997).
Manfaat NOC dalam keperawatan
adalah sebagai berikut:
1.
Memberikan label dan ukuran-ukuran untuk kriteria hasil
yang komprehensif.
2.
Sebagai hasil dari intervensi keperawatan.
3.
Mendefinisikan kriteria hasil yang berfokus pada pasien
dan dapat digunakan perawat-perawat dan disiplin ilmu lain.
4.
Memberikan informasi kriteria hasil yang lebih spesifik
dari status kesehatan yang umum.
5.
Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan
informasi kuantitatif (Bulecheck dan McClokey, 1996)
N I C
Nursing
Interventions Classification (NIC)
diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun 1987 dan menyusul Nursing
Outcomes Classification (NOC) pada tahun 1991. Nursing
Intervention Classification digunakan disemua area keperawatan dan
spesialis. Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi
klinik dan pengetahuan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai
hasil yang diharapkan. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah yang terbaru
mengapa tindakan itu yang diberikan. Alasan ilmiah dapat merupakan pengetahuan
berdasarkan literature, hasil penelitian atau pengalaman praktik. Rencana
tindakan berupa: tindakan konseling atau psikoterapiutik, pendidikan kesehatan,
perawatan mandiri dan aktivitas hidup sehari-hari, terapi modalitas
keperawatan, perawatan berkelanjutan (continuity care), tindakan kolaborasi
(terapi somatic dan psikofarmaka).
NIC (Nursing
Intervention Classification )
adalah suatu daftar lis intervensi diagnosa keperawatan yang menyeluruh dan
dikelompokkan berdasarkan label yang mengurai pada aktifitas yang dibagi
menjadi 7 bagian dan 30 kelas. Sistim yang digunakan dalam berbagai diagnosa
keperawatan dan mengatur pelayanan kesehatan. NIC digunakan perawat pada semua
spesialis dan semua area keperawatan (McClokey and Bulecheck, 1996).
Bulecheck dan McClokey
(1996) menyatakan bahwa keuntungan NIC adalah sebagai berikut:
1.
Membantu
menunjukkan aksi perawat dalam sistem pelayanan kesehatan.
2.
Menstandarisasi
dan mendefinisikan dasar pengetahuan untuk kurikulum dan praktik keperawatan.
3.
Memudahkan
memilih intervensi keperawatan yang tepat.
4.
Memudahkan
komunikasi tentang perawat kepada perawat lain dan penyedia layanan kesehatan
lain.
5.
Memperbolehkan
peneliti untuk menguji keefektifan dan biaya perawatan.
6.
Memudahkan
pengajaran pengambilan keputusan klinis bagi perawat baru.
7.
Membantu tenaga
administrasi dalam perencanaan staf dan peralatan yang dibutuhkan lebih
efektif.
8.
Memudahkan
perkembangan dan penggunaan sistem informasi perawat.
9.
Mengkomunikasikan
kealamiahan perawat kepada publik.
Adapun kelebihan NIC adalah
:
1.
Komprehensif.
2.
Berdasarkan
riset.
3.
Dikembangkan
lebih didasarkan pada praktek yang ada.
4.
Mempunyai
kemudahan untuk menggunakan struktur organisasi (Domain, kelas, intervensi,
aktivitas).
5.
Bahasa jelas
dan penuh arti klinik.
6.
Dikembangkan
oleh tim riset yang besar dan bermacam-macam tim.
7.
Menjadi dasar
pengujian.
8.
Dapat diakses
melalui beberapa publikasi
9.
Dapat
dihubungkan Diagnosa Keperawatan NANDA
10. Dapat dikembangkan bersama NOC.
11. Dapat diakui dan diterima secara nasional.
(Bulecheck dan McClokey, 1996).
CONTOH DIAGNOSA NANDA
ANTISIPASI BERDUKA (1980, 1996)
Definisi : Respon emosional, intelektual dan perilaku
individu, keluarga, komunitas dalam melalui/melewati proses modifikasi konsep
diri berdasarkan pada persepsi terhadap kehilangan potensial,
Batasan
Karakteristik :
§ Kehilangan potensial terhadap obyek signifikan (contoh; orang,
kepemilikan, pekerjaan, status, rumah, ideal, bagian dan proses dalam tubuh)
§ Ekspresi terhadap distress pada kehilangan yang
potensial
§ Kesedihan
§ Rasa bersalah
§ Pengingkaran terhadap kehilangan yang potensial
§ Marah
§ Perubahan pola komunikasi
§ Penolakan terhadap kehilangan yang berarti
§ Tawar menawar
§ Perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur,
tingkat aktivitas, libido
§ Kesulitan mengambil peran yang berbeda atau peran
baru
§ Resolusi terhadap kesedihan mengawali pada
kehilangan yang nyata
Faktor-faktor
berhubungan :
To be developed
TIDAK
BERFUNGSINYA BERDUKA (1980, 1996)
Definisi : memperpanjang , ketidaksuksessan menggunakan respon pemikiran dan emosional dimana
individu, keluarga, komunitas berusaha untuk bekerja melalui proses modifikasi
konsep diri berdasarkan pada persepsi akan kehilangan.
Batasan
Karakteristik:
§ Penggunaan yang berulang terhadap perilaku tidak
efektif berhubungan dengan usaha mengembalikan hubungan
§ Meninggalkan pengalaman yang lalu dengan sedikit
atau tanpa penurunan intensitas dukacita
§ Perpanjangan intervensi pada fungsi kehidupan
§ Serangan atau kekambuhan somatik atau respon
psikomatik
§ Penampakan variabel terhadap distress kehilangan
§ Menyangkal kehilangan
§ Menampakan rasa bersalah
§ Marah
§ Kesedihan
§ Menangis
§ Kesulitan menampakkan/ekspresi kehilangan
§ Perubahan kebiasaan makan, pola tidur, kebiasaan
mimpi, tingkat aktivitas, libido, konsentrasi dan atau pengejaran tugas
§ Idealisasi terhadap kehilangan objek (contoh : orang, kepemilikan,
pekerjaan, status, rumah, ideal, bagian dan proses dalam tubuh)
§ Intervensi perkembangan
§ Afek yang labil
Faktor-faktor yang berhubungan:
Secara nyata atau merasakan kehilangan objek (semisal:
orang, pekerjaan, status, rumah, harapan, bagian atau proses dalam tubuh)
KEBINGUNGAN AKUT (1994)
Definisi : Permulaan yang tiba-tiba dari sekelompok
perubahan sementara dan gangguan dalam perhatian, pengetahuan, aktivitas
psychomotor, tingkat kesedaran dan/ atau pola tidur.
Batasan karakteristik :
- Kurang
motivasi untuk berinisiatif dan/ atau mengikuti petunjuk atau tindakan
yang mempunyai maksud tertentu
- Aktivitas psikomotor yang fluktuatif
- Persepsi yang salah
- Pemikiran yang fluktuatif
- Peningkatan agitasi atau kelelahan
- Tingkat kesadaran yang fluktuatif
- Pola tidur yang fluktuatif
- Halusinasi
Faktor-faktor yang berhubungan:
Umur lebih dari 60 tahun
Penyalahgunaan alkohol
Delirium
Demensia
Penyalahgunaan obat
KEBINGUNGAN KRONIK (1994)
Definisi : tidak dapat kembali, menetap, dan/ atau
kemunduran yang progresif dari pemikiran dan kepribadian dan digolongkan dengan
penurunan kemampuan untuk menginterpretasikan rangsangan dari lingkungan;
penurunan kapasitas dari proses pikir; dan dimanifestasikan dengan terganggunya
ingatan, orientasi dan kebiasaan.
Batasan karateristik:
§ Perubahan interpretasi/ respon terhadap
stimulus
§ Fakta-fakta klinik atas
kerusakan organik
§ Kerusakan pikiran yang
progresif atau menetap
§ Perubahan kepribadian
§ Gangguan ingatan ( jangka
pendek dan panjang)
§ Gangguan sosialisasi
§ Tidak ada perubahan dalam
tingkat kesadaran
Faktor-faktor yang berhubungan :
Dimensia multi-infarct
Korsakoff’s psychosis
Cedera kepala
Penyakit Alzheimer
Kecelakaan cerebral vaskulerr
RISIKO BUNUH DIRI (2000)
Definisi : Risiko untuk menyakiti diri sendiri, perlakuan /
tindakan merugikan hidup.
Faktor-faktor risiko :
Berhubungan dengan tingkah laku:
§
Riwayat percobaan bunuh diri sebelumnya
§
Desakan hati
§
Membeli pistol
§
Menyimpan/menimbun obat
§
Membuat atau merubah tujuan
§
Memberikan barang miliknya
§ Perasaan senang tiba-tiba, setelah sembuh dari
depresi berat
§
Tanda-tanda kepribadian, sikap, performa
Berhubungan dengan ungkapan verbal :
- Membicarakan orang yang bunuh diri
- Ingin mati/mengakhiri semuanya
Berhubungan dengan situasi :
- Hidup sendiri
- Pensiun
- Tempat penampungan, asrama
- Ketidakstabilan ekonomi
- Kehilangan otonomi/kemandirian
- Ada/keberadaan senjata di rumah
- Kehidupan remaja dalam
lingkungan/suasana, non tradisional (misal : pusat rehabilitasi anak-anak,
sel/penjara, situasi rumah yang kurang mendukung, kelompok dalam rumah)
Psikologis :
- Riwayat bunuh diri pada keluarga
- Penggunaan/penyalahgunaan
alkohol/yang mengandung alkohol
- Sakit psikis/kacau (misal
: depresi, skizofren, kekacauan bipolar)
- Siksaan pada masa kanak-kanak
- Kesalahan/merasa bersalah
- Kaum Gay atau Lesbian
Demografi :
- Umur : orang lanjut usia,
laki-laki dewasa muda, remaja
- Ras : bangsa kulit putih,
penduduk asli AS
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Perceraian/ janda
Fisik :
Penyakit fisik
Penyakit terminal
Sakit kronis
Sosial :
Kehilangan relasi yang penting
Kehidupan keluarga yang kacau
Kesedihan, kehilangan
Support sistem yang kurang
Kesepian
Putus asa
Tidak berdaya
Isolasi sosial
Masalah disiplin atau hukum
Bunuh diri masal
CEMAS (1973,1982,1998)
Definisi : Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan
yang disertai respon autonom (sumber tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang
akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui
terhadap tindakan.
Batasan Karakteristik
Perilaku
§ Produktivitas berkurang
§ Scanning dan kewaspadaan
§ Kontak mata yang buruk
§ Gelisah
§ Pandangan sekilas
§ Pergerakan yang tidak berhubungan, (misal: berjalan
dengan menyeret kaki, pergerakan tangan/lengan)
§ Menunjukkan perhatian seharusnya dalam kejadian
hidup
§ Insomnia
§ Resah
Affektive
§ Penyesalan
§ Irritable
§ Kesedihan yang mendalam
§ Ketakutan
§ Gelisah, gugup
§ Mudah tersinggung
§ Rasa nyeri hebat dan menetap
§ Ketidakberdayaan meningkat
§ Membingungkan
§ Ketidaktentuan
§ Peningkatan kewaspadaan
§ Fokus pada diri
§ Perasaan tidak adekuat
§ Ketakutan
§ Distress
§ Kekhawatiran, prihatin
§ Cemas
Fisiologis
§ Suara gemetar
§ Gemetar, tangan tremor
§ Goyah
§ Respirasi meningkat (simpatis)
§ Keinginan kencing (Parasimpatis)
§ Nadi Meningkat (simpatis)
§ Pupil dilatasi ( simpatis )
§ Refleks meningkat ( simpatis )
§ Nyeri abdomen ( parasimpatis )
§ Gangguan tidur ( parasimpatis )
§ Perasaan geli pada ekstremitas ( Parasimpatis )
§ Peningkatan aktivitas kardiovaskuler
( simpatis )
§ Berkeringat banyak
§ Wajah t egang
§ Anorexia ( simpatis )
§ Jantung berdetak kuat ( simpatis )
§ Diare ( parasimpatis )
§ Keragu-raguan dalam berkemih (parasimpatis)
§ Kelelahan ( parasimpatis )
§ Mulut kering ( Simpatis )
§ Kelemahan ( Simpatis )
§ Pulsasi menurun ( Parasimpatis )
§ Wajah kemerahan (simpatis)
§ Vasocontriksi superficial (
simpatis )
§ Twiching (simpatis)
§ Penurunan tekanan darah (parasimpatis)
§ Mual ( parasimpatis )
§ Sering kencing (Parasimpatis)
§ Pusing (parasimpatis)
§ Kesulitan bernafas (Simpatis)
§ Meningkatnya tekanan darah (Simpatis)
Kognitif
§ Bloking isi pikir
§ Bingung
§ Keasikan
§ Pelupa
§ Merenung
§ Kerusakan perhatian
§ Lapang Persepsi menurun
§ Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas
§ Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain
§ Sulit berkonsentrasi
§ Menurunnya kemampuan belajar, menyelesaikan masalah
§ Simptom kewaspadaan fisiologis
Faktor – Faktor yang berhubungan
Terpapar
racun
Konflik yang tidak disadari
tentang nilai-nilai utama /tujuan hidup
Berhubungan dengan keturunan/herediter
Kebutuhan tidak terpenuhi
Transmisi interpersonal
Krisis situasional/maturasional
Ancaman Kematian
Ancaman terhadap konsep diri
Stress
Substance abuse
Perubahan dalam:
Status Peran - Ststus kesehatan
Pola interaksi - Fungsi peran
Lingkungan - Status Ekonomi
GANGGUAN CITRA TUBUH (1973, 1998)
Definisi: Gangguan pada cara seseorang
menerima gambaran tubuhnya.
Batasan Karakteristik:
§ Mengungkapkan perasaaan bahwa perubahan kecil dari
seseorang dalam rupa, struktur artau fungsi
§ Mengungkapkan persepsi bahwa perubahan kecil dari
seseorang dalam rupa, struktur atau fungsi
§ Respon non verbal aktual atau merasakan perubahan
dalam struktur dan/atau fungsi
§ Perilaku menghindar, monitor atau pengakuan dari
sesorang
Objektif:
§
Kehilangan bagian tubuh
§ Trauma terhadap bagian tubuh yang tidak berfungsi
§
Tidak menyentuh bagian tubuh
§ Menyembunyikan atau memperlihatkan bagain tubuh
secara berlebihan (disengaja atau tidak disengaja)
§ Perubahan struktur dan/atau fungsi aktual
§
Perubahan dalam keterlibatan sosial
§ Perubahan dalam kemampuan mengestimasi lingkup
hubungan dari tubuh ke lingkungan
§ Memperluas batasan tubuh untuk menggabungkan
objek-objek lingkungan
§
Tidak melihat pada bagian tubuh
Subjektif:
§
Penolakan terhadap berbagai perubahan aktual
§
Terbuai dengan perubahan atau kehilangan
§
Menamakan bagian tubuh atau bagain tubuh yang
hilang
§
Mengabaikan bagian tubuh atau bagian tubuh yang
hilang
§ Memperluas batasan tubuh untuk menggabungkan
objek-objek lingkungan
§ Perasaan negatif tentang tubuh (perasaan tidak
berdaya, keputusasaan atau tidak ada kekuatan)
§
Mengatakan perubahan dalam kehidupan
§ Berfokus pada kekuatan masa lalu, fungsi atau rupa
§
Penekanan pada sisa kekuatan
Faktor-faktor yang berhubungan:
§ Psikososial
§ Biofisik
§ Persepsi/kognitif
§ Budaya/spiritual
§ Perubahan perkembangan Penyakit
§ Trauma atau cedera
§ Pembedahan
§ Pengobatan penyakit
HARGA DIRI RENDAH KRONIS (1988, 1996)
Definisi : Keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
negatif yang mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama
Batasan Karakteristik :
§ Menjauhi rasionalisasi/menolak umpan balik positif
dan membesarkan umpan balik negatif mengenai diri (terjadi lama atau kronis)
§ Pengungkapan diri yang negatif (terjadi lama atau
kronis)
§ Ragu untuk mencoba hal-hal/situasi (terjadi lama
atau kronis)
§ Evaluasi diri karena tidak dapat menangani kejadian
(terjadi lama atau kronis)
§
Kurang kontak
§
Tidak asertif/pasif
§ Sering kurang berhasil dalam kerja atau kejadiann
hidup lainnya
§
Terlalu mencari penentramana jiwa
§ Penyesuaian diri berlebihan tergantung pada
pendapat orang lain
§
Bimbang/ragu-ragu
Faktor yang berhubungan :
To be developed
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
(1988,1996, 2000)
Definisi : Berkembangnya persepsi negatif terhadap harga diri
berespons untuk situasi sekrang ini (penentuan)
Batasan karakteristik :
§ Tantangan laporan situasi sekarang tentang
pengungkapan untuk harga diri
§
Pengungkapan diri yang negatif
§
Bimbang/perilaku tidak asertif
§ Evaluasi diri sebagai tidak mampu menangani
situasi/situasi/kejadian
§
Ekspresi dari ketidakberdayaan dan ketidakgunaan
Faktor yang berhubungan :
§
Perubahan perkembangan (menetapkan)
§
Gangguan gambaran diri
§
Kerusakan/gangguan fungsi (penentuan)
§
Kehilangan (penentuan)
§
Perubahan peran sosial
§
Kurangnya pengakuan/penghargaan
§ Perilaku yang tidak konsisten dengan nilai
§
Kegagalan/penolakan
RISIKO HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL (2000)
Definisi : Risiko untuk berkembang persepsi negatif terhadap
harga diri berespons untuk suatu situasi sekarang ini (penentuan)
Faktor-faktor
risiko :
- Perubahan perkembangan (penentuan)
- Gangguan gambaran diri
- Kerusakan/gangguan fungsi (penentuan)
- Kehilangan (penentuan)
- Perubahan peran sosial (penentuan)
- Sejarah belajar dari ketidakberdayaan
- Sejarah penyalahgunaan, kelalaian atau keadaan tertinggal
- Harapan diri tidak realistis
- Perilaku tidak konsisten dengan nilai
- Kurangnya pengakuan/penghargaan
- Kegagalan/penolakan
- Penurunan kekuatan/kontrol atas lingkungan
- Sakit fisik (penentuannya)
RISIKO UNTUK KEKERASAN TERHADAP ORANG LAIN (1980,
1996)
Definisi : Tingkah laku individu dimana dia beresiko memperlihatkan secara psikologis,
emosional dan atau seskual melukai orang lain
Faktor-faktor
resiko :
§ Bahasa tubuh : Postur kaku, mengepalkan tinju dan
mengatupkan rahang, hiperaktivitas, pacing, sulit bernafas, sikapmengancam.
§ Riwayat melawan kekerasan orang lain (seperti
memukul orang lain, menendang orang lain, meludahi orang lain, melempar sesuatu
obyek pada orang lain, menggigit orang
lain, mencoba merampas/mencuri, penganiayaan seksual, membuang urine/tinja pada
orang lain)
§ Riwayat ancaman kekerasan (seperti secara verbal
perlakuan dengan maksud perlawanan, secara verbal perlakuan perlawanan orang,
perlakuan sosial, mengutuk, catatan/surat perlakuan, perlakuan seksual)
§ Riwayat kekerasan tingkah laku anti sosial (seperti
merampok, meminjam secara paksa, desakan permintaan untuk kebebasan, desakan
penghentian dalam pertemuan, penolakan makan, penolakan terhadap pengobatan,
tidak mau menerima instruksi-instruksi)
§ Riwayat kekerasan secara langsung (seperti menyobek
baju, mencoret-coret tembok, menulis pada dinding, kencing di lantai, beol di
lantai, menumbuhkan kaki, tabiat menjengkelkan, berlari di ruangan, berteriak,
melempar obyek, memecahkan kaca, membanting pintu, kenaikan seksual)
§ Kelemahan neurologis (seperti EEG positif, CAT,
MRI, temuan neurologis, trauma kepala; tahanan yang tidak sesuai)
§ Kelemahan kognitif (seperti keterbatasan belajar,
kekurangan perhatian, penurunan fungsi intelektual)
§ Riwayat kekerasan masa kanak-kanak
§ Riwayat menyaksikan kekerasan keluarga
§ Kekejaman pada binatang
§ Membakar
§ Komplikasi/abnormalitas pre/perinatal
§ Riwayat penggunaan obat/alcohol
§ Keracunan patologis
§ Tanda-tanda psikotik (seperti pendengaran, pandangan,
halusinasi; delusi, paranoid, kehilangan, panjang lebar, proses-proses tak
logis)
§ Mengendara motor ngebut (seperti sering melanggar
lalu lintas, mengedarakan motor secara marah)
§ Tingkah laku bunuh diri
§ Impulsive
§ Ketidakgunaan/penggunaan senjata
RISIKO UNTUK KEKERASAN
TERHADAP DIRI (1994)
Definisi : Tingkah laku individu dimana dia beresiko
memperlihatkan secara psikologis, emosional dan atau seksual melukai dirinya.
Faktor resiko :
§ Ide bunuh diri (frekuensi sering, lama dan
terus-menerus)
§ Rencana bunuh diri (jelas dan penyebab kematian
dengan cara khusus; metode dan adanya pemikiran yang merusak)
§ Riwayat berulang berusaha untuk bunuh diri
§ Tingkah laku terselubung (seperti menulis catatan
untuk orang yang ditinggalkan, langsung marah dengan pesa-pesan mendukung lain
yang ditolak orang, memberikan pilihan-pilihan kepada orang, keluar diri dari
kehidupan luas tidak sesuai kebijakan)
§ Verbal terselebung (seperti berbicara tentang
kematian-kematian “lebih baik tanpa aku”, meminta pertanyaan tentang obat-obat
dosis kematian)
§ Status emosional (harapan, penolakan, cemas
meningkat, panik, marah, keasingan)
§ Kesehatan mental (klinis depresi, psikosis,
kepribadian keras tidak sesuai, penyalahgunaan alcohol atau obat-obatan)
§ Kesehatan fisik (hipokondrik, sakit kronis atau
penyakit terminal)
§ Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan
pekerjaan/kegagalan)
§ Umur 15 – 19 tahun
§ Umur lebih 45 tahun
§ Status perkawinan (single, kematian suami, perceraian)
§ Okupasi (executive, administrator/bisnis pribadi, professional, kematian
pekerja)
§ Konflik interpersonal
§ Latar belakang keluarga (perpecahan atau konflik,
riwayat bunuh diri)
§ Orientasi seksual (biseksual/aktif, homoseksual/inaktif)
§ Sumber-sumber personal (miskin hubungan, miskin,
pengaruh ketidak mampuan dan miskin kontrol)
§ Sumber-sumber sosial (rendah hasil, isolasi sosial, tidak ada respon
keluarga)
§ Orang yang mengajak
tindakan erotis seksual
KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL
(1983,1996,1998)
Definisi: Penurunan, keterlambatan,
atau ketidakmampuan untuk menerima, memproses, transmisi, dan menggunakan
sistem simbol-simbol.
Batasan Karakteristik
§ Dengan sengaja menolak untuk berbicara
§ Disorientasi waktu, tempat dan oreang
§ Ketidakmampuan untuk
berbicara dengan bahasa yang dominan
§ Tidak melakukan atau
tidak dapat bicara
§ Kesulitan berbicara atau mengutarakan
§ Tidak tepat dalam mengungkapkan maksud
§ Kesulitan membentuk kata atau kalimat (
contoh;aphonia/ tidak ada suara, dyslalia,dysarthria)
§ Kesulitan dalam m engekspresikan secara verbal
(contoh; aphasia, dysphasia, apraxia, dyslexia)
§ Bicara gagap
§ Slurring
§ Dyspnea
§ Tidak ada kontak mata
atau kesulitan dalam mengikuti pilihan
§ Kesulitan dalam memehami
dan menggali pola komuinikasi yang biasanya.
§ Penurunan penglihatan sebagian atau total
§ Ketidakmampuan atau
kesulitan dalam menggunakan ekspresi wajah dan tubuh
Faktor-faktor yang berhubungan:
§ Penurunan sirkulasi ke otak
§ Perbedaan kebudayaan
§ Hambatan psikologi
(contoh,psikosis, kurang stimulasi)
§ Hambatan fisik (contoh, tracheostomy,
intubasi)
§ Kelainan anatomi (contoh,celah
palatum,perubahan sistem syaraf penglihatan, sistim pendengaran, phonatory
apparatus)
§ Tumor otak
§ Perbedaan berhubungan dengan perkembangan umur
§ Efek samping obat
§ Keterbatasan lingkungan
§ Ketidakhadiran orang terdekat
§ Perubahan persepsi
§ Kurang informasi
§ Stress
§ Perubahan harga diri atau
konsep diri
§ Kondisi fisiologis
§ Perubahan sistim syaraf pusat
§ Kelemahan sisitim muskuloskeletal
§ Kindisi emosional
Definisi: Ketidakmapuan untuk
membentuk penilaian yang benar dari stressor, pemilihan respon tidak adekuat,
dan/atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber-sumber yang tersedia
Batasan Karakteristik:
§ Gangguan tidur
§ Penyalahgunaan bahan kimia
§ Penurunan penggunaan dukungan sosial
§ Konsentrasi yang buruk
§ Kelelahan
§ Problem solving tidak adekuat
§ Mengeluhkan ketidakmampuan koping atau
ketidakmampuan untuk meminta bantuan
§ Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan dasar
§ Perilaku merusak terhadap
diri atau orang lain
§ Ketidakmampuan memnuhi harapan peran
§ Tingkat kesakitan/penyakit yang tinggi
§ Perubahan dalam pola komunikasi
§ Risk taking
§ Menggunakan bentuk koping
yang meghalangi/mengganggu perilaku
adaptif
§ Kurangnya perilaku yang
bertujuan langsung/resolusi masalah, termasuk ketidakmampuan untuk merawat, dan
kesulitan mengorganisasikan informasi
Faktor-faktor yang berhubungan:
§ Perbedaan gender dalam strategi koping
§ Tingkat percaya diri
tidak adekuat dalam kemampuan koping
§ Ketidakpastian
§ Support sosial tidak
adekuat yang dibentuk dari karakteristik atau hubungan
§ Tingkat kontrol persepsi tidak adekuat
§ Sumber-sumber yang menungkinkan
tidak adekuat
§ Dserajat pengobatan tingkat tinggi
§ Krisis situasional atau maturasional
§ Gangguan dalam pola penurunan ketegangan
§ Kesempatan untuk
mengantisipasi stressor tidak adekuat
§ Ketidakmampuan untuk menyimpan energi yang
adaptif
§
Gangguan dalam pola penilaian terhada
KOPING DEFENSIF (1998)
Definisi : Penonjolan berulang-ulang atas evaluasi diri
positif yang palsu berdasar pada pola pertahanan diri yang dipertahankan
melawan perlakuan yang dirasa mendasari harga diri yang positif.
Batasan
Karakteristik:
§ Grandiositas
§ Rasionalisasi atas kegagalan
§ Terlalu sensitif
pada sikap yang meremehkan/mengkritik
§ Menyangkal masalah-masalah/kelemahan yang nyata.
§ Memproyeksikan atas kesalahan/tanggung jawab
§ Kekurangan partisipasi dalam perawatan atau terapi
§ Sikap sombong terhadap orang lain
§ Sikap bermusuhan, gelak tawa atau ejekan pada orang
lain
§ Kesulitan di dalam mempersepsikan kenyataan/menguji
kenyataan
§ Kesulitan dalam menentukan/memelihara suatu
hubungan
Faktor yang berhubungan :
To be developed
MENGEMBARA (2000)
Definisi :Gerakan tidak bermakna, tidak bertujuan atau
diulang-ulang gerakan yang diperlihatkan untuk melukai, sering tidak sesuai
dengan batasan, batas atau rintangan.
Batasan
Karakteristik :
§ Sering atau kesinambungan gerakan dari tempat ke
tempat, sering mengunjungi tempat yang sama
§ Gerakan menetap untuk menemukan sesuatu yang hilang
atau orang yang tidak dikenal atau tempat
§ Gerakan serampangan
§ Gerakan tidak dapat dikendalikan
§ Hasil gerakan tidak teridentifikasi
§ Gerakan dalam periode panjang tanpa bukti nyata
§ Gerakan meninggalkan atau melangkah
§ Ketidakmampuan menempatkan sesuatu pada tempatnya
§ Gerakan yang tidak dapat dilakukan dengan mudah
§ Mengikuti gerakan pemberi perawatan bayangan
§ Pelanggaran
§ Hiperaktivitas
§ Memandang, mencoba atau mencari tingkah laku
§ Periode gerakan yang ditunjukkan dengan tidak
adanya gerakan seperti duduk, berdiri,tidur
§ Kehilangan pendapatan
Faktor yang
berhubungan :
§ Kelemahan kognitif, khususnya memori dan kelemahan
ingatan, disorientasi, miskin pandangan, (atau pandangan ruang), kemampuan,
bahasa terutama yang diperlihatkan
§ Atropi cortical
§ Tingkah laku murung (seperti kehilangan,
kepribadian sosial, dimensia, pemurung)
§ Terpisah dari orang yang dikenal/tempat
§ Sedasi
§ Status emosional, khususnya frustasi, cemas,
boredom, atau depresi (agitasi)
§ Kelebihan/di bawah stimulasi sosial atau lingkungan
fisik
§ Status psikologis atau kebutuhan (seperti lapar,
haus, nyeri, kencing, konstipasi)
§ Waktu harian
KERUSAKAN MEMORI (1994)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengingat atau menimbulkan kembali informasi atau
keterampilan perilaku
Batasan Karakteristik:
§ Ketidakmampuan mengingat informasi faktual
§ Ketidakmampuan mengingat kembali peristiwa yang baru atau yang telah
lalu
§ Ketidakmampuan untuk belajar atau menyimpan keterampilan atau informasi
baru
§ Ketidakmampuan untuk menentukan perilaku apakah suatu perilaku pernah
dilakukan
§ Terobservasi atau dilaporkan adanya pengalaman lupa
§ Ketidakmampuan untuk menampilkan keterampilan yang pernah dipelajari
sebelumnya
§ Lupa menampilkan perilaku pada jadwal yang telah ditentukan
Faktor yang berhubungan:
§ Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
§ Gangguan Neurologis
§ Lingkungan yang sangat mengganggu
§ Anemia
§ Hipoksia kronis/akut
§ Penurunan kardiak output
NONCOMPLIANCE (1973, 1996, 1998)
Definisi: Tingkah laku sesorang dan atau pemberi perawatan yang gagal menepati
janji terhadap peningkatan/promosi kesehatan atau rencana terapi yang telah
disetujui (disepakati) dengan seseorang, keluarga atau masyarakat dan perawatan
kesehatan professional. Adanya kesepakatan/ persetujuan, promosi kesehatan atau
rencanaterapi, Tingkah laku seseorang atau pemberi pelayanan harus sepenuh
hati, atau tidak setengah-setengah. Karena hal ini menyebabkan hasil klinis yang tidak efektif ( efektif
sebagain)
Batasan Karakteristik
§ Tingkah laku yang mengindikasikan kegagalan untuk
setia/mengikuti (dengan observasi langsung atau pernyataan pasien atau orang
yang berarti )
§ Adanya fakta peningkatan komplikasi
§ Munculnya faklta-fakta simptom yang semakin
memburuk
§ Gagal menepati janji
§ Gagal untuk bertambah / bergerak maju
§ Tes obyektif (misal: pengukuran fisiologis, deteksi
penanda fisiologis)
Faktor-faktor yang
berhubungan:
Rencana Perawatan kesehatan.
§ Durasi
§ Orang lain yang berarti
§ Biaya
§ Intensitas
§ Kompleksitas
Faktor Individual
§ Kemampuan personal dan perkembangan
§ Pengaruh budaya, spiritual, nilai
§ Sistem nilai individu, Pengetahuan dan keterampilan
yang relevan untuk mengarahkan tingkah laku
§ Kekuatan motivasi
Sistem Kesehatan
§ Kepuasan dengan pelayanan
§ Kredibilitas Pemberi pelayanan
§ Akses dan alat perawatan
§ Rencana fleksibilitas keuangan
§ Hubungan klien –Pemberi pelayanan
§ Memberikan penggantian biaya dari pengajaran dan follow-up.
§ Pemberi pelayanan secara terus menerus dan teratur
melakukan follow-up
§ Meliputi kesehatan individu
§ Komunikasi dan keahlian mengahajar dari pemberi
pelayanan
Jaringan
Melibatkan anggota dalam rencana kesehatan
Diselipkan nilai-nilai sosial dalam perencanaan
Persepsi yang dipercaya oleh orang lain yang
berarti
DEFISIT PENGETAHUAN
(SPESIFIK) (1980)
Definisi: Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif tentang hal yang
spesifik ( khusus )
Batasan karakteristik:
§ Mengungkapkan masalah
§ Tidak tepat mengikuti perintah
§ Penampilan tidak tepat selama mengikuti tes
§ Tingkah laku yang berlebihan (
misalnya histeris, sikap bermusuhan, agitasi, apatis)
Faktor-faktor yang berhubungan:
§ Kurang paparan
§ Mudah lupa
§ Misinterpretasi informasi
§ Keterbatasan kognitif
§ Kurang interes dalam belajar
§ Tidak mengenal (familiar) dengan sumber informasi
DEFISIT PERAWATAN DIRI:
MANDI/KEBERSIHAN (1980, 1998)
Definisi : Gangguan kemampuan melakukan aktivitas kebersihan
atau menyelesaikan mandi dengan sendiri
Batasan karakteristik :
Ketidakmampuan untuk :
§ Membersihkan badan atau bagian badan
§ Mendapatkan atau memperoleh sumber air
§ Mengatur temperatur atau aliran air di kamar mandi
§ Memperoleh persediaan mandi
§ Badan kering
§ Masuk dan keluar dari kamar mandi
Faktor-faktor yang menghubungkan :
§ Penurunan atau kurangnya motivasi
§ Kelemahan dan kelelahan
§ Keparahan cemas
§ Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh atau
hubungan yang renggang
§ Gangguan kognitif atau persepsi
§ Nyeri
§ Gangguan saraf
§ Gangguan musculoskeletal
§ Rintangan/halangan lingkungan
Catatan : Menganjurkan lihatlah tingkatan klasifikasi
fungsional di bawah gangguan mobilitas fisik (hal 118).
DEFISIT PERAWATAN DIRI:
BERPAKAIAN/BERHIAS (1980, 1998)
Definisi : Kerusakan kemampuan untuk melakukan mengenakan
pakaian dan aktivitas berhias lengkap untuk diri sendiri.
Batasan Karakteristik :
Kerusakan kemampuan untuk :
§ Mengenakan atau melepaskan yang perlu dalam
berpakaian
§
Kecepatan berpakaian
§
Menghasilkan atau mengganti baju
Ketidakmampuan untuk :
§ Mengenakan pakaian atas atau di badan
§
Mengenakan pakaian bawah di badan
§
Memilih pakaian
§
Menggunakan alat Bantu
§
Menggunakan menutup kancing/resleting
§
Membuka pakaian
§
Mengenakan kaos kaki
§
Mempertahankan tingkatan kelihatan memuaskan
§
Mengambil pakaian
§
Mengenakan sepatu
Faktor-faktor yang berhubungan :
§
penurunan atau kurangnya motivasi
§
kerusakan/gangguan kognitif atau persepsi
§
kelemahan atau kelelahan
§
Gangguanneuromuskuler
§
gangguan muskuloskeletal
§
Ketidaknyamanan
§
Hambatan lingkungan
§
Nyeri
§
Cemas berat
Catatan : Menganjurkan lihatlah tingkatan klasifikasi fungsi
di bawah gangguan mobilitas fisik
DEFISIT PERAWATAN DIRI: MAKAN
(1980, 1998)
Definisi : Gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas makan
secara lengkap.
Batasan karakteristik :
Ketidakmampuan untuk :
§
menelan makanan
§ menyiapkan makanan untuk kegiatan pencernaan di
luar ke dalam perut
§
memegang alat makan
§
mengunyah makanan
§
menggunakan alat bantuan makan
§
mendapatkan makanan dengan alat
§
membuka stoples/kaleng
§ kegiatan intake makanan dari luar sampai ke dalam
perut dengan aman
§
memainkan makanan dalam mulut
§ membawa makanan dari tempatnya ke mulut
§
makanan pelengkap
§
mengambil cangkir atau gelas
§ kegiatan makanan dari luar ke dalam (pencernaan
makanan cukup)
Faktor yang berhubungan :
§
Kelemahan atau kelelahan Keparahan kecemasan
§
Kerusakan neuromuscular Nyeri
§
Kerusakan persepsi kognitif Tidak nyaman
§
Hambatan lingkungan
§
Penurunan atau kurangnya motivasi
§
Kerusakan muskuloskeletal
Catatan : Menganjurkan melihat tingkatan klasifikasi
fungsional di bawah kerusakan mobilitas fisik
DEFISIT PERAWATAN DIRI:
TOILETING (1980, 1998)
Definisi : Gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
toileting sendiri secara lengkap.
Batasan karakteristik :
Ketidakmampuan untuk :
§ Mendapatkan/pergi ke toilet atau pispot
§ Duduk atau bangun dari toilet/WC atau pispot
§
Mengenakan pakaian untuk toileting
§
Mengangkat/melaksanakan kebersihan yang sesuai
§
Menyiram toilet atau pispot
Faktor yang berhubungan :
§
Hambatan lingkungan, kelemahan atau kelelahan
§
Menurunnya atau berkurangnya motivasi
§
Keparahan kecemasan
§
Kerusakan status mobilitas
§
Gangguan kemampuan memindahkan
§
Kerusakan/gangguan muskuloskeletal
§
Kerusakan/gangguan nueromuskular
§
Nyeri
§
Gangguan persepsi kognitif
Catatan :
Menganjurkan melihat tingkatan
klasifikasi fungsional di bawah/dalam kerusakan mobilitas fisik
GANGGUAN PERSEPSI SENSORY
(Khusunya : Penglihatan, Pendengaran, Kinestetik,
Pengecapan, Perabaan, Penciuman) (1978,
1980, 1998)
Definisi : Perubahan
jumlah atau pola dari rangsangan yang masuk yang disertai dengan pengurangan,
membencinya, mengubah, atau kerusakan respon dari beberapa rangsangan
Batasan karakteristik :
§
Konsentrasi kurang
§
Penyimpangan pendengaran
§
Selalu berubah responnya dari rangsang
§
Kegelisahan
§ Laporan atau ukuran perubahan sensori akut
§
Mudah tersinggung
§ Disorientasi waktu, tempat, atau dengan orang
§
Perubahan kemampuan memecahkan masalah
§
Perubahan pola perilaku
§
Perubahan pola komunikasi
§
Halusinasi
§
Penyimpangan penglihatan
Faktor yang berhubungan :
§
Perubahan persepsi sensory
§
Rangsangan lingkungan berlebihan
§
Stress, psikis
§ Perubahan penangkapan sensori, transmisi dan atau
integrasi
§
Kurangnya rangsangan lingkungan
§ Ketidakseimbangan biokimia untuk penyimpangan
sensori (misalnya : ilusi, halusinasi)
§
Ketidakseimbangan muatan listrik
§
Ketidakseimbangan biokimia
GANGGUAN PROSES PIKIR (1973, 1996)
Definisi : Perpecahan (disrupsi) dalamoperasional aktivitas kognitif.
Batasan Karakteristik:
§
Dessonansi (perbedaan) kognitif
§
Defisit ingatan/masalah-masalah
§
Interpretasi linkungan tidak akurat
§
Hipovigilansi (jaga-jaga rendah)
§
Hipervigilansi
§
Kemampuan membingungkan (distraktibilitas)
§
Egosentris
§
Mengekspresikan non realitas – berpikir dasar
Faktor yan gberhubungan:
To be developed
PUTUS ASA (1986)
Definisi : Pernyataan subjektif dimana
seseorang memiliki keterbatasan atau tidak mempunyai alternatif atau tidak
memiliki pilihan sendiri dan tidak mampu untuk menggerakkan tenaga atas kemauan
diri sendiri.
Batasan
Karakteristik:
§ Pasif, penurunan verbalisasi
§ Penurunan Afek
§ Berbicara menggunakan isyarat (contoh : perasaan
sangat sedih dapat dilihat dari keluhan “saya tidak bisa..”!)
§ Mata terpejam
§ Penurunan nafsu makan
§ Penurunan respon stimulus
§ Tidur berkurang/bertambah
§ Kurang inisiatif
§ Kurang terlibat dalam perawatan/pasif dalam
pemenuhan perawatan
§ Masa bodoh (tidak menghiraukan) dalam merespon
pembicaraan
Faktor-faktor yang berhubungan :
§ Tertinggal
§ Pembatasan aktivitas yang terlalu lama sehingga
menimbulkan isolasi
§ Kehilangan kepercayaan terhadap nilai yang sangat penting/Tuhan
§ Stress berkepanjangan
§ Kegagalan/terjadi kemerosotan kondisi psikologi
SEDIH KRONIS (1998)
Definisi : Berulang/berseri, kambuh dan potensial mengarah
pada kesedihan yang dalam (karena orang tua, pemberi pelayanan, individu dengan
sakit kronis, atau ketidakmampuan), dalam respon kehilangan yang berkelanjutan,
seluruhnya menuju pada kesakitan dan ketidakmampuan.
Batasan Karakteristik :
§
Secara berulang-ulang mengekspresikan kesedihan
§
Perasaan sedih yang sangat hebat, berulang, semakin
lama makin hebat dan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menjangkau level
personal tertinggi dan keadaan sehat secara sosial
§
Muncul satu atau lebih perasaan tambahan : marah,
kesalahpahaman, bingung, depresi, kekecewaan, merasa sendiri, harga diri
rendah, kehilangan yang berulang, gembira yang berlebihan
Faktor yang berhubungan :
§
Putus cinta
§
Pengalaman sakit fisik dan mental kronis atau
ketidakmampuan (misal : Retardasi mental, Multiple Sklerosis, prematur, Spina
bifida, atau gangguan kelahiran lainnya, penyakit mental kronis, Carsinoma,
penyakit parkinson, infertility)
§ Ada satu atau lebih pemicu (misal : krisis dalam
mengatasi sakit, krisis yang berhubungan dengan tahap perkembangan, kehilangan
kesempatan yang dibandingkan dengan perkembangan, sosial dan nilai diri)
§ Ketergantungan tiada henti pada pelayanan kesehatan
dengan mengingat-ingat kehilangan
DISFUNGSI SEXUAL (1980)
Definisi : Perubahan fungsi seksual yang diperlihatkan dengan
ketidakpuasan, tidak ada penghargaan, tidak adekuat.
Batasan Karakteristik :
§ Perubahan ketertarikan diri atau yang lainnya
§
Konflik melibatkan nilai
§
Ketidakmampuan mencapai hasrat kepuasan
§
Masalah yang diungkapkan
§ Perubahan hubungan dengan orang yang penting
§
Perubahan mencapai kepuasan seksual
§ Aktual atau batasan merasa berada dalam sakit atau
terapi
§
Menegaskan merasa mempunyai sifat disukai
§
Perubahan mencapai perasaan peran seksual
Faktor yang berhubungan :
§
Kesalahan informasi atau kurangnya pengetahuan
§
Sifat mudah kena serang/luka
§
Konflik nilai
§ Penyimpangan psikis (misalnya hubungan berbahaya)
§
Penyimpangan fisik
§
Kurangnya privacy
§ Tidak efektif atau tidak ada peran model
§ Perubahan fungsi dan struktur tubuh (misalnya :
kehamilan, kelahiran bayi yang baru, pengobatan, pembedahan, kelainan, proses
penyakit trauma, radiasi/penyinaran)
§ Kurangnya hubungan dengan orang yang
berarti/penting
§
Perubahan biopsikososial dari seksual
POLA SEKSUALITAS TIDAK EFEKTIF
(1986)
Definisi : Mngekspresikan keprihatinan penghargaan
seksualitas
Batasan karakteristik :
Dilaporkan kesulitan,
keterbatasan atau perubahan dalam aktivitas atau perilaku /kebiasaan seksual.
Faktor yang berhubungan :
§
Ketiadaan orang yang berarti
§ Konflik dengan orientasi seksual atau pilihan lewat
seksual
§ Khawatir terhadap kehamilan atau penyakit yang
ditularkan secara seksual
§ Kerusakan hubungan dengan orang penting/berarti
§ Tidak efektifnya atau peran tidak adanya model
seksual
§ Kurangnya pengetahuan/keterampilan tentang pilihan
respon untuk pergantian yang berhubungan dengan kesehatan, merubah fungsi atau
struktur tubuh, sakit atau penatalaksanaan pengobatan
§
Kurangnya privacy
KERUSAKAN
INTERAKSI SOSIAL (1986)
Definisi : Ketidakcukupan atau kuantitas berlebih atau tidak
efektifnya kualitas pertukaran sosial
Batasan Karakteristik :
§
Ungkapan atau observasi ketidakmampuan untuk
menerima atau mengkomunikasikan kepuasan rasa memiliki/menyayangi, tertarik
atau pengalaman terbagi
§ Mengungkapkan atau mengobservasi ketidaknyamanan
situasi sosial
§ Mengamati kegagalan dalam perilaku interaksi sosial
§ Keluarga melaporkan perubahan gaya atau pola
interaksi
Faktor yang berhubungan :
Kurang pengetahuan/keterampilan tentang cara untuk
meningkatkan hubungan yang menguntungkan
Isolasi terapeutik
Ketidakcocokan sosial budaya
Kurangnya mobilitas fisik
Barier lingkungan (rintangan lingkungan)
Barier komunikasi
Perubahan proses berfikir
Kurang dapat berhubungan dengan orang lain atau
teman sebaya
Gangguan konsep diri
ISOLASI SOSIAL (1992)
Definisi : Pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan
segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang
mengancam.
Batasan Karakteristik :
Objective :
§ Tidak ada dukungan dari orang yang penting
(keluarga, teman, kelompok)
§
Perilaku bermusuhan/pertengkaran
§
Menarik diri/mundur
§
Tidak komunikatif
§ Menunjukkan perilaku tidak menerima terhadap kultur
yang dominan dalam kelompok
§ Mencoba menyendiri atau merasa diakui dalam sub
kultur
§ Mengulang aktivitas/tidak ada aktivitas baru/kurang
aktif
§
Mengasyikkan diri dan pikirannya
§
Tidak ada kontak mata
§ Aktivitas tidak sesuai dengan usia/tahap/tingkat
perkembangannya
§ Terjadi kerusakan fisik/mental atau berhubungan
dengan keadaan kesejahteraan
§
Sedih, afek tumpul
Subjective :
§ Mengekspresikan perasaan menyendiri/segan dengan
orang lain
§
Mengekspresikan perasaan penolakan
§ Minat tidak sesuai dengan tingkat/usia perkembangan
§ Tidak adekuat/tidak ada sama sekali harapan hidup
yang adekuat dalam hidup
§ Ketidakmampuan menemukan harapan dengan orang lain
§ Ekspresi nilai yang dapat diterima di subcultur
tetapi tidak dapat diterima di kultur yang dominan dalam kelompok
§ Mengekspresikan minat/perhatian yang tidak sesuai
dengan tingkat/usia perkembangan
§ Menunjukkan perasaan berbeda dari orang lain
§
Merasa tidak aman dalam masyarakat
Faktor yang berhubungan :
§
Berhubungan dengan status mental
§ Ketidakmampuan untuk menciptkan kepuasan dalam
hubungan pribadi
§
Tidak menerima nilai-nilai sosial
§
Tidak menerima perilaku sosial
§
Tidak adekuatnya sumber-sumber pribadi
§ Minat yang tidak sesuai/sempurna/matang
§ Faktor-faktor yang membuat tidak adanya kepuasan
hubungan pribadi (misal : lambat dalam menyelesaikan tugas perkembangan)
§
Berhubungan dengan penampilan fisik
§
Berhubungan dengan keadaan kesejahteraan
MANAJEMEN REGIMEN TERAPEUTIK
TIDAK EFEKTIF (1992)
Definisi : Pola pengaturan dan integrasi ke dalam program
latihan aktivitas sehari-hari bagi orang sakit dan latihan berkelanjutan yang
menimbulkan ketidakpuasan untuk menemukan tujuan kesehatan spesifik.
Batasan Karakteristik:
§ Pemilihan aktivitas harian yang tidak efektif untuk
menemukan tujuan dari latihan atau program pencegahan
§ Secara verbal mengungkapkan tidak melakukan
tindakan untuk mengurangi faktor resiko bagi kemajuan sakit dan akibatnya
§ Keinginan secara verbal untuk mengatur latihan bagi
sakitnya dan pencegahan akibat lanjutannya
§ Secara verbal menyatakan kesulitan dengan
pengaturan atau integrasi dari satu atau lebih perintah resimen untuk mencegah
komplikasi dan latihan atau sakit atau akibatnya
§ Secara verbal menyatakan tidak melakukan tindakan
untuk mengikuti resimen latihan dalam rutinitas harian
Faktor yang berhubungan :
§ Hambatan untuk menerima
§ Defisit dukungan sosial
§ Penerimaan
mudah terpengaruh,Keuntungan dari penerimaan
§ Tidak percaya pada resimen dan atau personil
perawatan kesehatan
§
Pola perawatan kesehatan keluarga
§ Permintaan pelanggaran yang dibuat oleh individu
atau keluarga
§
Defisit pengetahuan
§
Ketidakberdayaan
§
Konflik keluarga
§
Kesulitan ekonomi
§ Konflik keputusan
§ Penerimaan yang serius
§
Kompleksitas regimen terapeutik
§
Kompleksitas sistem perawatan kesehatan
§ Inadekuat gejala dan tipe isyarat untuk melakukan
tindakan
KURANG TIDUR (1998)
Definisi : Dalam periode waktu yang lama tanpa tidur (secara
alami terus menerus, dalam periode yang singkat yang secara relatif sadar).
Batasan karakteristik :
§ Mengantuk pada siang hari
§ Malaise enak badan
§
Kelelahan/keletihan
§
Kelesuan
§
Keresahan/kegelisahan
§
Lekas marah
§
Lesu, tidak bergairah
§
Apatis
§
Reaksi lambat
§
Sulit berkonsentrasi
§
Halusinasi
§
Kebingungan yang tiba-tiba
§
Paranoid sesaat
§
Gelisah/mengacau/menyerang
§
Cemas, gelisah, khawatir
§
Ringan,
fleeting nystagmus
§
Tangan tremor
§
Penurunan kemampuan fungsi tubuh
§
Sensitivitas yang tinggi terhadap nyeri
§ Gangguan persepsi (gangguan sensasi tubuh, delusi,
perasaan mengambang)
Faktor yang berhubungan :
§
Ketidaknyamanan fisik yang lama
§
Ketidaknyamanan psikologis yang lama
§
Mempertahankan tidur yang tidak sehat
§ Lama menggunakan obat tertentu atau obat yang
membuat tidak mengantuk
§ Perubahan usia yang berhubungan dengan perubahan
waktu tidur
§ Irama sirkadian tidak sinkron yang terus menerus
§
Tidak adekuatnya aktivitas sehari-hari
§ Stimulasi suasana hati yang terus menerus
§ Ketidakakraban atau ketidaknyamanan lingkungan
tidur yang terus menerus
§ Latihan inti/kebiasaan yang menyebabkan tidak dapat
tidur
§
Sesak nafas saat tidur
§ Gerakan tungkai dan lengan yang periodik (restless
leg sindrom, kejang otot pada malam hari)
§
Sindrom sundowner’s
§ Narcolepsi dan hipersomnolen karena kerusakan SSP
idiopatik
§
Tidur berjalan
§
Teror tidur
§
Ngompol saat tidur
§
Mimpi buruk
§
Riwayat keluarga sulit tidur
§ Rasa sakit yang dirasakan saat tidur
§
Dimensia
GANGGUAN POLA TIDUR
(1980,1998)
Definisi : Keterbatasan waktu tidur (alami, dalam periode
singkat yang secara relatifsadar) meliputi jumlah dan kualitas.
Batasan karakteristik :
§
Terbangun dalam waktu yang lama
§
Insomnia dalam waktu yang lama
§ Kerusakan pola normal yang disebabkan diri sendiri
§
Permulaan tidur > 30 menit
§ Sulit tidur/insomnia pada pagi hari
§
Terbangun lebih awal atau terlambat bangun
§
Mengeluh kesulitan untuk tidur
§ Mengeluh tidak bisa merasa nyaman beristirahat
§
Peningkatan proporsi tahap 1 tidur
§ Total waktu tidur tidak sesuai dengan usia
§ Ketidakpuasan tidur karena terbangun, karena mimpi
buruk 3 kali atau lebih
§ Penurunan proporsi tidur tahap 3 dan 4 (misal :
hiporesponsi, kelebihan tidur, penurunan motivasi)
§ Penurunan proporsi tidur dari REM (misal : REM yang
kembali, hiperaktif, emosi yang labil, agitasi dan impulsivity, gambaran poli
somnografi atipical )
§
Menurunnya kemampuan fungsi
Faktor yang berhubungan :
Psikologi :
§
Keinginan makan sebelum tidur
§
Pola aktivitas sehari-hari
§
Berpikir tentang rumah
§
Suhu tubuh
§
Temperamen
§
Diit
§
Permulaan masa anak-anak
§
Tidak adekuatnya, tidur yang sehat
§ Penggunaan obat/zat anti tidur yang terus menerus
§
Irama sirkadian tidak sinkron
§
Perubahan frekuensi tidur.. daftar perjalanan
§
Depresi
§
Kesepian
§
Frekuensi bepergian yang lama
§ Pencahayaan yang terlalu terang atau gelap
§
Berduka cita
§
Antisipasi
§
Kerja shiff
§ Tidur terlalu lambat atau terlalu cepat
§
Kehilangan teman tidur; perubahan hidup
§
Keasikan dengan percobaan tidur
§ Jenis kelamin tertentu yang berhubungan dengan
pergantian hormonal
§
Zat biomecanical
§
Ketakutan
§
Perpisahan dengan orang lain
§
Tidak konsistennya jadwal kegiatan sosial
§ Pergantian tidur yang berhubungan dengan usia
§
Kecemasan
§
Obat-obatan
§
Takut akan insomnia
§
Kondisi mal adaptif saat terjaga
§
Kelemahan
§
Kebosanan/rasa jemu
Lingkungan :
§
Suara
§
Pencahayaan
§
Perubahan temperatur, kelembaban
§
Hal-hal yang menyebabkan terjaga
§
Stimulasi yang berlebihan
§
Pengekangan fisik
§
Tidak adanya privacy/kontrol tidur
§ Terhentinya pengobatan, pengawasan, dan test
laborat
§
Teman tidur
§
Bau busuk
Orang tua
§
Pola bangun tidur
§
Interaksi orangtua-bayi
§
Support emosi ibu
Fisiologi
§
Kegawatan perkemihan, incontinensia
§
Panas
§
Mual
§
Sekresi yang statis
§
Nafas yang pendek
§
Posisi
§
Refluk/muntahan gastroesophagus