1.
Pengertian
Pengetahuan
Pengetahuan
adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over
behavior) (Notoatmodjo, 2003 : 121).
2.
Cara
memperoleh Pengetahuan
Cara
memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Cara
Tradisional atau Non Ilmiah
1) Cara
Coba - Salah ( Trial and Error )
Cara coba - salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
kemungkinan dalam metode memecahkan masalah,
dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.
Itulah sebabnya cara ini disebut trial (coba)
dan error (gagal atau salah) atau
metode coba salah.
2) Secara
kebetulan
Penemuan
kebenaran secara kebetulan karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
3) Cara
Kekuasaan atau Otoritas
Cara memperoleh
pengetahuan ini dapat diperoleh dari
pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, para pemuka
agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan
tersebut diperoleh berdasarkan pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai
wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuan.
4) Berdasarkan
Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi
dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi pada masa yang lalu.
5) Melalui
Jalan Pikiran
Manusia
mempunyai penalaran dalam memperoleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2003 : 11).
b. Cara
Modern dalam memperoleh ilmu pengetahuan
Cara
baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,
logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular
disebut dengan metode penelitian (Research
Methodology) (Notoatmodjo, 2010 :
18).
Adapun
pengetahuan ini diukur dengan kategori menurut Nursalam (2008), yaitu:
a. Baik : 76% - 100%
b. Cukup : 56% - 75 %
c. Kurang : <56%
3.
Faktor
yang mempengaruhi Pengetahuan
Ada 2 faktor utama yang mempengaruhi pengetahuan, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Faktor Instrinsik
1) Sifat Kepribadian
Tingkah laku manusia bersifat unik sesuai kepribadian yang dimiliki
karena dapat dipengaruhi oleh aspek kepribadian seperti pengalaman hidup,
perubahan usia, watak, temperamen, sistem nilai dan kepercayaan (Hendra, 2008).
2) Bakat Pembawaan
Bakat sangat berpengaruh dalam tingkah laku karena merupakan
interaksi dari faktor keturunan dan lingkungan (Hendra, 2008).
3) Intelegensi
Menurut Khayan (1997) dalam Hendra (2008), intelegensi diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan
diri secara mental dalam situasi baru.
4) Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kecendrungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu (Husada, 2009). Menurut Saifudin (2008) dalam Husada
(2009), motivasi merupakan kekuatan dari dalam dan dampak dari luar sebagai
gerak-gerik dalam menjalankan fungsinya. Motivasi berhubungan erat dengan pikiran
dan perasaan.
5) Usia dan Pengalaman
Menurut Nursalam (2001) yang dikutip oleh Husada (2009), usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan logis.
Menurut Singgih (1998) yang
dikutip dari Hendra (2008) bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu
bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika
belasan tahun. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur
seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya,
akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan
atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
Winanti
mengemukakan bahwa tahapan usia dibagi atas :
1)
Masa Remaja
Masa remaja atau masa puber merupakan penghubung
antara masa anak-anak dan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan masa remaja
sangat pesat baik fisik maupun psikologis. Masa remaja ini pada usia 14-20
tahun, pengetahuannya baik karena perkembangan otaknya baik, hanya saja pada
masa remaja ini lebih berfokus pada pergaulan.
2)
Masa Dewasa
Tubuh manusia mencapai puncak pertumbuhan dan perkembangan
sempurna. Masa dewasa ini pada usia 21-40 tahun. Pada usia dewasa ini otot-otot
dan otak mencapai kekuatan maksimal. Perkembangan cara berfikir telah matang
sehingga pengetahuan luas, dan reproduksi telah berkembang dengan sempurna.
3)
Masa Tua (Manula)
Masa tua ini memasuki usia diatas 40 tahun. Pada masa
organ-organ tubuh mengalami penurunan fungsi karena proses penuaan. Orang yang
sudah tua lebih cepat letih, reaksinya juga lambat demikian juga dengan
pengetahuannya mulai menurun karena daya ingatnya sudah kurang, alat indranya sudah peka terutama
pendengaran dan penglihatan (Husada, 2009).
Menurut Notoatmodjo (1997) dalam Hendra (2008), pengalaman
merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadipun dapat digunakan
sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi pada masa lalu. Seperti
yang dikatakan Hurlock (1998) dalam Hendra (2008) mengatakan bahwa pengalaman
dan kematangan jiwa seseorang disebabkan semakin cukupnya umur dan kedewasaan
dalam berfikir dan bekerja.
6) Pendidikan
Menurut Notoatmodjo (1997)
dalam Hendra (2008), pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran
untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran
pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut
Wied Hary A. (1996) dalam Hendra (2008), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan
turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan yang mereka peroleh. Koentjoroningrat (1997) dalam Husada (2009)
mengatakan bahwa pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh
sebab itu, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah
memperoleh dan menangkap informasi yang diberikan. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat pendidikan seseorang, maka kemungkinan sulit bagi mereka untuk
menangkap informasi maupun ide-ide baru. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang
yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
Tingkat
pendidikan itu sendiri dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
a)
Tingkat pendidikan dasar yaitu pendidikan dari kelas
1-6 (SD, Madrasah ibtidaiyah, Kelompok belajar Paket A) dan kelas 7-9 (Sekolah
Menengah Pertama, Madrasah Tsanawiyah, Kelompok belajar Paket B).
b)
Tingkat pendidikan menengah yaitu pendidikan SMA
atau Kejuruan, Madrasah Aliyah dan Kelompok belajar Paket C.
c)
Tingkat pendidikan tinggi yaitu jenjang pendidikan
setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor dan
spesialis yang diselenggarakan oleh Akademi, Institut, Politeknik, Perguruan
Tinggi/Universitas.
(Undang-Undang Sisdiknas No.
20 Tahun 2003).
Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa
semakin tinggi pendidikan maka semakin
tinggi tingkat pengetahuannya demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat
pendidikan maka semakin rendah pula tingkat pengetahuannya.
7) Pekerjaan
Menurut Markum (1991) dalam Husada (2009), manusia memerlukan suatu
pekerjaan untuk dapat berkembang dan berubah. Seseorang bekerja bertujuan untuk
mencapai suatu keadaan yang lebih daripada keadaan sebelumnya, dengan
bekerja seseorang dapat berbuat yang bernilai, bermanfaat dan memperoleh
berbagai pengalaman.
8) Informasi
Informasi adalah data yang
telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat
bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Informasi merupakan
kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti
bagi yang menerima. Informasi diartikan sebagai
transfer pengetahuan. Istilah informasi juga memiliki arti yang lain
sebagaimana diartikan oleh rancangan Undang-Undang (RUU) teknologi informasi
yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa dan menyebarkan informasi
dengan tujuan tertentu (Meliono, 2007).
Menurut Wied Hary A. (1996), yang dikutip oleh Hendra (2008),
informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun
seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi
yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu
akan dapat meningkatkan pengetahuan.
Em Zul Fajri (2005) dalam Husada (2009) pengetahuan diperoleh melalui informasi yaitu kenyataan (fakta)
dengan melihat dan mendengar sendiri, misalnya membaca surat kabar, mendengar
radio, menonton TV dan sebagainya.
b. Faktor Ekstrinsik
1) Lingkungan
Menurut Nasution (1999) dalam Hendra (2008), mengatakan bahwa
lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat
mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat
kelompoknya (Husada, 2009).
2) Agama
Agama menjadikan orang bertambah pengetahuan yang berkaitan dengan
kehidupan spiritual ( Husada, 2009 )
3) Kebudayaan
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, hubungan ini seseorang mengalami suatu proses
belajar dan memperoleh suatu pengetahuan (Hendra, 2008). Menurut Arimurti
(2002) yang dikutip oleh Husada (2009), kebudayaan yang berlaku disuatu wilayah
secara tidak langsung akan memberikan pengaruh yang besar kepada seseorang
dalam memperoleh pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Hendra, AW ( 2008 ). Konsep Pengetahuan.
Diakses 05 Desember 2010. http://ajangberkarya.wordpress.com/2008/06/07/konsep-pengetahuan/.
Husada Team Dian Mojokerto ( 2009 ). Konsep
Pengetahuan. Diakses 23 Desember 2010. http://ekoagoes.blogspot.com
Winanti (2009). Tahapan Usia Manusia tentang Pengetahuan. Diakses 5
Januari 2011. http://onlineassciate.2009.com.