ABSTRAK
Hipertensi
Dalam Kehamilan adalah
salah satu trias penyebab utama kematian ibu disamping perdarahan dan infeksi
(Hasan.H, 2010). Hipertensi selama kehamilan tidak seperti hipertensi pada umumnya, tetapi
mempunyai kaitan erat dengan angka kesakitan dan kematian baik pada janin maupun
ibunya
(Dina S, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
antara hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD
Indrasari Pematang Reba Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2010. Rancangan yang digunakan adalah deskriptik korelasional
dengan pendekatan retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
bersalin yang dirawat dan melahirkan di RSUD Indrasari berjumlah 411 orang.
Alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar isian data. Analisa yang
digunakan adalah analisa univariat dan bivariat menggunakan Chi-Square. Hasil
penelitian
prevalensi
Ibu bersalin dengan Hipertensi Dalam Kehamilan sebesar 15,12% dan Asfiksia Neonatorum 31,63%. Preeklampsi 9,98% dan eklampsia 3,16%. Asfiksia
neonatorum pada preeklampsia 33,33% dan asfiksia neonatorum pada eklampsia
(18,51%). Hasil analisis bivariat terdapat hubungan antara Ibu dengan HDK
dengan kejadian Asfiksia Neonatorum secara statistik bermakna (p<0,05),
dan hubungan antara pre eklampsia dan eklampsia dengan kejadian Asfiksia Neonatorum secara statistik
bermakna (p<0,05), maka saran yang
diberikan peneliti adalah setiap tenaga kesehatan lebih intensif dalam usaha
pencegahan dan penanganan pada hipertensi dalam kehamilan serta komplikasi yang
terjadi yaitu asfiksia neonatorum sesuai dengan prosedur di setiap unit
pelayanan kesehatan.
ABSTRACT
Hypertension in Pregnancy is one of the triad of the major causes of maternal mortality in addition o bleeding and infection. Hiperention during pregnancy is not it in general, but has close links both morbility and mortality in he foetus and mother. This research to look of the relationship between hypertension in pregnancy with the incidence of neonatal asphyxia in district general hospital Indrasari Pematang Reba Indragiri Hulu Regency in 2010. The design used was deskriptik correlation with the retrospective approach. The sample in this study are all mothers maternity care and childbirth in district general hospital Indrasari totaled 411 people. Tool of collection data using of the data sheet. The analysis used was univariate and bivariate analysis using Chi-Square. Mother maternity prevalence study results with Hypertension in Pregnancy at 15.12% and 31.63% Neonatorum asphyxia. Preeklampsi 9.98% and 3.16% eclampsia. Asphyxia neonatorum 33.33% in preeclampsia and asphyxia neonatorum on eclampsia (18.51%). Results of bivariate analysis there is a relationship between mother by hypertension in pregnancy with asphyxia incidence Neonatorum statistically significant (p <0.05), and the relationship between pre-eclampsia and eclampsia with the incidence of asphyxia Neonatorum statistically significant (p <0.05), the advice given Researchers are any more intensive health personnel in prevention and treatment of hypertension in pregnancy and complications of asphyxia neonatorum in accordance with the procedures in each unit of health care.
Key word:
Hypertension in Pregnancy, Neonatal Asphixia
PENDAHULUAN
Penyakit Hipertensi Dalam Kehamilan ( Preeklampsia
dan Eklampsia) merupakan masalah
kebidanan yang belum dapat dipecahkan dengan tuntas. Hipertensi Dalam Kehamilan adalah
salah satu trias penyebab utama kematian ibu disamping perdarahan dan infeksi
(Hasan.H, 2010). Hipertensi selama kehamilan tidak seperti hipertensi pada
umumnya, tetapi mempunyai kaitan erat dengan angka kesakitan dan kematian baik
pada janin maupun ibunya. Penyebab kematian ibu
di propinsi Riau yaitu perdarahan post partum (35,63%), Eklampsi (20,12%),
komplikasi abortus (2,84%), infeksi jalan lahir (2,7) dan penyebab terbesar
karena penyakit lain sebesar 36,56%.
Di Indonesia, pre-eklampsi dan eklampsi merupakan
penyebab kematian ibu yang berkisar 15% - 25% sedangkan kematian bayi antara
45% - 50% yang disebabkan oleh asfiksia intrauterin dan persalinan prematur . Salah satu penyebab kematian bayi baru lahir terutama
dipengaruhi oleh kondisi yang berkaitan erat dengan kondisi kehamilan ibu.
Tingginya insiden HDK mempunyai kaitan erat dengan angka kesakitan dan
kematian pada janin, dan masih banyaknya faktor risiko serta belum
sempurnanya pengelolaan menyebabkan prognosa yang buruk baik ibu maupun
janinnya. Prognosa pada janin antara lain Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
asfiksia neonatorum, kematian janin, dan kelahiran prematur. Menurut SKRT
2001, 27% kematian neonatal diakibatkan oleh asfiksia dan angka kematian
sekitar 41,94 % di RS pusat rujukan propinsi. Asfiksia selain menyebabkan
kematian, juga dapat menyebabkan kecacatan, sehingga asfiksia perlu penanganan yang benar, agar tidak menimbulkan
kecacatan bayi dan gangguan pada tumbuh kembangnya di kemudian hari. Asfiksia
adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak segera menangis, tidak bernapas
spontan sehingga oksigenasi terganggu ke organ vital yakni otak yang
menyebabkan hipoksia otak.
TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
Hipertensi dalam kehamilan (Preeklampsia dan
Eklampsia) dengan
kejadian Asfiksia
Neonatorum di RSUD
Indrasari Pematang Reba Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2010.
METODE
Penelitian ini
adalah analitik
korelasional
dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh ibu yang
melahirkan di RSUD Indrasari tahun 2010. Sampel dalam
penelitian ini diambil secara total
sampling yaitu pada 54 ibu hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia dan
eklampsia) dijadikan sampel.
Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan dari bulan
Januari - Maret 2011.
Alat
pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar isian data
yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari data register rawat inap instalasi kebidanan RSUD Indrasari
Pematang Reba Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2010.
HASIL
Dalam
table menunjukan bahwa angka kejadian hipertensi dalam
kehamilam sebanyak 54 orang
(15,12%) dan yang tidak hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 357 orang (84,88) dari 411 ibu bersalin dan jenis hipertensi dalam
kehamilan (HDK) mayoritas preeklampsia sebanyak 41 orang (9,98%) dan 13 orang
(3,16%) eklampsia dari 411 orang ibu bersalin.
Dalam tabel diketahui bahwa
kejadian bayi lahir dengan asfiksia neonatorum sebanyak 130 orang (31,63%) dan
yang tidak asfiksia sebanyak 281 orang (68,36%) dari 411 orang ibu bersalin . Dari tabel dapat diketahui bahwa kejadian bayi lahir
dengan asfiksia neonatorum sebanyak 28 bayi (51,86%) dari 54 orang ibu bersalin
dengan HDK (preeklampsia dan eklampsia) dan yang tidak asfiksia sebanyak 26
bayi (48,14%) .
kejadian bayi
lahir dengan asfiksia neonatorum dari ibu dengan preeklampsia sebanyak 23 bayi
(55,09%) dari 41 orang ibu bersalin dengan preeklampsia dan yang tidak asfiksia
sebanyak 18 bayi (43,91%). Kejadian
bayi lahir dengan asfiksia neonatorum dari ibu dengan eklampsia sebanyak 10
bayi (76,92%) dari 13 orang ibu bersalin dengan eklampsia dan yang tidak
asfiksia sebanyak 3 bayi (23,08%) .
Terdapat 54 (15,12%) ibu bersalin mengalami
hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia dan eklampsia) dari 411 orang ibu
bersalin dan melahirkan bayi dengan
asfiksia neonatorum sebanyak 28 orang (51,85%). Dari hasil uji statistik di peroleh p < 0,05 (p = 0,001), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara ibu
hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD
Indrasari Pematang Reba Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2010.
Terdapat
kejadian asfiksia neonatorum pada ibu bersalin yang mengalami preeklampsia dan
eklampsia sebanyak 28 bayi (51,85%) dari 54 ibu bersalin dengan preeklampsia
dan eklampsia. Sedangkan kejadian bayi tidak dengan asfiksia neonatorum pada
ibu preeklampsia dan eklampsia sebanyak 26 bayi (48,14%) . Dari
hasil uji statistik di peroleh p <
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kejadian asfiksia
neonatorum dengan ibu preeklampsia dan eklampsia di RSUD Indrasari Pematang
Reba Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2010. Dari hasil analisa diperoleh nilai Odd Ratio dengan Confidence
Interval (CI) sebesar 95% adalah 4,259 artinya kejadian asfiksia neonatorum
peluangnya 4,259 kali lebih besar terjadi pada ibu dengan preeklampsia dan
eklampsia dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami preeklampsia dan
eklampsia.
PEMBAHASAN
Kejadian
hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia dan eklampsia) di RSUD Indrasari
Pematang Reba Kabupaten Indragiri Hulu dengan persentasi yang cukup tinggi.
Terjadi peningkatan kasus hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia dan
eklampsia) di RSUD Indrasari Pematang Reba Kabupaten Indragiri Hulu jika
dibandingkan hasil penelitian Ermawati (2009) 13,66% prevalensi hipertensi
dalam kehamilan (preeklampsia dan eklampsia).
Keadaan ini
disebabkan karena RSUD Indrasari Pematang Reba merupakan pusat rujukan
pemerintah satu-satunya di Kabupaten Indragiri Hulu. Menerima rujukan dari
seluruh puskesmas yang ada diwilayah kabupaten Indragiri Hulu termasuk
daerah-daerah terpelosok, selain letak geografis yang berbatasan dengan
kabupaten Indragiri Hilir, sehingga banyak menerima rujukan dari kabupaten
tersebut.
Tingginya
kejadian preeklampsia dan eklampsia di negara-negara berkembang khususnya di
kabupaten Indragiri Hulu dihubungkan dengan rendahnya status ekonomi dan
tingkat pendidikan, hal ini di lihat dari daerah mana pasien berasal dan dari surat keterangan
tidak mampu yang dibawa sewaktu pasien akan dirawat di RSUD Indrasari Pematang
Reba, keadaan ini pula yang menyebabkan masyarakat kurang memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan dalam antenatal
care.
Tingginya angka
kejadian asfiksia tersebut diatas selain hipertensi dalam kehamilan, disebabkan
pula oleh gangguan lain pada ibu bersalin diantaranya adalah ketuban pecah
sebelum waktunya (KPSW), plasenta previa
, solusio placenta, partus lama/ macet serta pertolongan persalinan dengan
bantuan alat.
Keadaan ini ditambah dengan kondisi pasien pada saat masuk ke rumah sakit
dengan keadaan yang sudah dalam keadaan lemah karena jarak dan waktu tempuh ke RSUD
Indrasari Pematang Reba sebagai RS pusat rujukan di kabupaten Indragiri Hulu
yang jauh. Proses persalinan yang sebagian besar dilakukan sectio caesaria berpengaruh besar terhadap komplikasi asfiksia
neonatorum, pemakaian anasthesia pada
saat pembedahan menyebabkan gangguan
pernafasan pada bayi, selain hipertensi itu sendiri menyebabkan aliran darah uteroplasenter terganggu sehingga bayi
mengalami hipoksia dan menyebabkan
asfiksia pada saat bayi lahir.
Ada hubungan antara hipertensi dalam
kehamilan melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum dikarenakan kondisi
tersebut diatas, yang mengatakan bahwa hipertensi menyebabkan aliran darah uteroplasenter terganggu sehingga bayi
mengalami hipoksia dan menyebab asfiksia pada saat persalinan.
Ada hubungan antara preeklampsia dan eklampsia dengan kejadian asfiksia
neonatorum di RSUD Indrasari Pematang Reba Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2010.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum di RSUD Indrasari
Pematang Reba karena preeklampsia dan eklampsia, selain karena faktor penyakit
ibu juga karena kondisi ibu pada saat masuk rumah sakit dan proses persalinan
yang terjadi mayoritas dilakukan sectio
caesaria disebabkan pengaruh anesthesia.
KESIMPULAN
Dari hasil
penelitian tentang hubungan antara ibu hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia
dan eklampsia) dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Indrasari pematang
reba tahun 2010 dapat disimpulkan bahwa
dari hasil analisa uji chi square
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara ibu hipertensi dalam kehamilan
(preeklamsia dan eklampsia) dengan kejadian asfiksia neonatorum (p < 0,05) dan nilai peluang kejadian
asfiksia neonatorum adalah 2,674 kali lebih besar terjadi pada ibu dengan
Hipertensi dalam kehamilan dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami
Hipertensi Dalam Kehamilan. Dari hasil analisa uji chi square didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara kejadian
asfiksia neonatorum dengan ibu preeklampsia dan eklampsia di RSUD Indrasari
Pematang Reba Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2010 (p < 0,05) dan nilai peluang kejadian asfiksia neonatorum adalah
4,259 kali lebih besar terjadi pada ibu dengan preeklampsia dan eklampsia
dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami preeklampsia dan eklampsia.
Untuk
itu perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat mengatasi hipertensi dalam
kehamilan, dan kejadian asfiksia neonatorum pada saat bayi lahir, sehingga
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi, khususnya di
RSUD Indrasari Pemaang Reba Kabupaten Indragiri Hulu.
Lampiran Tabel
Table
1
Distribusi frekwensi Hipertensi Dalam Kehamilan (preeklampsia dan eklampsia) di
RSUD Indrasari Pematang Reba tahun 2010.
No
|
Karakteristik
|
Frekwensi
|
Persentase (%)
|
1.
2.
|
HDK
Tidak HDK
|
54
357
|
15,12
84,88
|
|
Jumlah
|
411
|
100
|
Tabel 2 Distribusi
frekwensi Preeklampsia dan Eklampsia
di RSUD Indrasari Pematang Reba tahun 2010
No
|
Karakteristik
|
Frekwensi
|
Persentase (%)
|
1.
2
|
Preeklampsia
Eklampsia
Tidak HDK
|
41
13
357
|
9,98%
3,16%
84,88
|
|
Jumlah
|
411
|
100
|
Table 3 Distribusi
frekwensi kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Indrasari Pematang Reba tahun
2010
No
|
Karakteristik
|
Frekwensi
|
Persentase (%)
|
1.
2.
|
Asfiksia Ringan/normal
Asfiksia Sedang-Berat
|
281
130
|
68,36
31,63
|
|
Jumlah
|
411
|
100
|
Table 4 Distribusi Frekwensi Kejadian Asfiksia
Neonatorum Pada Ibu Dengan Preeklampsia dan eklampsia di RSUD Indrasari
Pematang Reba Tahun 2010.
No
|
Karakteristik
|
Frekwensi
|
Persentase (%)
|
1.
2.
|
Asfiksia Ringan/normal
Asfiksia Sedang-Berat
|
26
28
|
48,14
51,86
|
|
Jumlah
|
54
|
100
|
Table 5 Distribusi Frekwensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Pada Ibu Dengan Preeklampsia di RSUD Indrasari
Pematang Reba Tahun 2010.
No
|
Karakteristik
|
Frekwensi
|
Persentase (%)
|
1.
2.
|
Asfiksia Ringan/normal
Asfiksia Sedang-Berat
|
23
18
|
56,09
43,91
|
|
Jumlah
|
41
|
100
|
Table 6 Distribusi
Frekwensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Pada Ibu Dengan Eklampsia di RSUD
Indrasari Pematang Reba Tahun 2010.
No
|
Karakteristik
|
Frekwensi
|
Persentase (%)
|
1.
2.
|
Asfiksia Ringan/normal
Asfiksia Sedang-Berat
|
3
10
|
23,08
76,92
|
|
Jumlah
|
13
|
100
|
Tabel
7 Hubungan Ibu Hipertensi dalam kehamilan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum
di RSUD Indrasari Pematang Reba
Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2010
NO
|
STATUS IBU
|
STATUS BAYI
|
TOTAL
|
OR
CI 95%
|
P
v
|
|||
Asfiksia
|
Tidak Asfiksia
|
|||||||
N
|
%
|
N
|
%
|
|||||
1
2
|
HDK
Tidak HDK
|
28
102
|
51,8
28,6
|
26
281
|
48,14
71,70
|
54
357
|
2,674
|
0,001
|
Jumlah
|
130
|
31,60
|
282
|
68,61
|
411
|
|
|
Tabel
8 Hubungan Kejadian Bayi Asfiksia Neonatorum dengan Ibu preeklampsia dan
eklampsia di RSUD Indrasari Pematang Reba Kabupaten Indragiri
Hulu Tahun 2010.
NO
|
STATUS BAYI
|
HDK
|
TOTAL
|
OR
CI 95%
|
P
v
|
|||
Preeklampsia
|
Eklampsia
|
|||||||
N
|
%
|
|
%
|
|||||
1
2
|
Asfiksia
Tidak
asfiksia
|
18
23
|
64,28
88,46
|
10
3
|
35,7
11,5
|
28
26
|
4,259
|
0,038
|
Jumlah
|
41
|
75,95
|
13
|
24,1
|
54
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Admin, Angka
Kematian Maternal di Propinsi Riau, http:/riau surveillance-respon.org (10
Desember 2008)
Alhadi, Tingkat
Kematian Ibu Melahirkan Masih Tinggi, http:/www.metroriau (21 April 2009)
Akuindonesiana, Indonesia
Sehat, http//wordpress.com (Di akses 1 Desember 2010)
Amirudin R (2007). Issu
mutakhir tentang komplikasi kehamilan (preeklampsia dan eklampsia) Bagian Epidemiologi FKM
Universitas Hasanuddin Makassar
Anonim (2010). KTI-Bayi
Asfiksia. Diperoleh tanggal 2 Desember 2010. www.docstoc.com/docs/63828856.
(Diakses tanggal)
Anonim, Preeklampsia
(Keracunan Kehamilan). Diperoleh tanggal 2 Desember
2010http//www.zuhrinas.com
Bobak, , Lowdermik, Jensen. (2004). Buku
Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC
Dina S. (2009)
Preeklampsia berat. Diperoleh tanggal
2 Desember 2010 Booksbloghq.com/post
Dinkes (2010). Angka
kematian Ibu dan Bayi Kab. Indragiri Hulu.
Dinkes (2010). Angka
kematian Ibu dan Bayi propinsi Riau.
Dewi
VNL.( 2010). Asuhan Neonatus Bayi dan
Anak Balita, Jakarta : Salemba
Ermawati
(2009). KTI Hubungan antara hipertensi dalam kehamilan dengan BBLR. Rengat.
Fibriana AI (2010). Angka Kematian Maternal di Indonesia. Diperoleh tanggal 6 November
2010. E. Print.ac.id/4421/1/Arulita.pdf
Hasan H. Hipertensi
dalam kehamilan/preeklampsia dan eklampsia (Gestosis). http//www.
Universitas Sumatera Utara. Com (diakses tgl 1 Desember 2010)
Jumiarni, Mulyati S, Nurlina (1994). Asuhan Keperawatan Perinatal, Edisi I, Jakarta
: EGC,
Llewellyn D, Jones (2001) Dasar-dasar Obstetri Dan Ginekologi, Edisi 6, Jakarta: Penerbit
Hipokrates,
Manuaba (2008). Buku
Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan, Jakarta : EGC
Mochtar R (1998). Sinopsis Obstetri, Edisi I, Jakarta, EGC
Notoatmodjo S (2005). Metodelogi penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Rachmawati E. Tinggi,
angka kematian Ibu. http//www. KOMPASCYBER MEDIA.com (di akses tgl 6
November 2010)
Tjiptono D (2007). Angka
Kematian Bayi Akibat Asfiksia Masih Tinggi , - detikNews (di
akses 2 Desember 2010)
Saifuddin AB (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi 1, Jakarta: Penerbit Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Sudhaberata K. Profil
penderita preeklampsia-eklampsi di RSUD Tarakan, kaltim. http//www.RSUD
Tarakan.com(diakses tanggal 2 Desember 2010)
Wati DR (2009). Skripsi
Hubungan antara preeclampsia berat dengan kejadian asfiksia neonatorum.
Surakarta. (diakses tanggal 10 april 2011)
Widjanarko B (2010). Hipertensi Dalam Kehamilan, file:///e:/users/dell/14-html
(diakses tgl 1 Desember 2010)