PENGKAJIAN KASUS
Ruang Perawatan : Cendrawasih
Tanggal Pengkajian : Selasa, 21 – 9 - 2004
Tgl Masuk/Dirawat : 24-8-2004
No. MR : 50627
I. Identitas Klien
Initial : Tn.
D
Umur : 20
tahun
Alamat : Desa
selamat Kec. Panti Pasaman Timur
Informan : Klien
dan status klien
II.
Alasan Masuk RS
Klien
masuk RSJ Dr. H.B. Sa’anin Padang dengan alasan/keluhan : dirumah sering
mengamuk di rumah, suka marah-marah, banyak merokok, memecahkan kaca, kurang
tidur, klien menolak minum obat.
Keluarga
sudah mencoba untuk membawanya berobat ke dukun kampung tapi tidak berhasil dan
malah tambah parah.
III.
Faktor Predisposisi
-
Klien waktu masih kecil sering
dimarahi ibunya, sering dipukuli.
-
Klien pernah mengalami penyakit
ini ± 2 tahun yang lalu, di rawat di RSJ
Puti Bungsu ± 2 tahun yang lalu selama 40 hari
karena sudah dinyatakan sembuh maka
keluarga membawanya pulang.
-
Sekitar
2,5 tahun yang lalu klien pernah jatuh dari kendaraan bermotor dengan cedera kepala, terdapat bekas luka pada pelipis kanan dan daerah
belakang kepala. Sejak kejadian
tersebut klien berdampak pada penyakit sekarang.
-
Saudara sepupu klien (anak
kakak dari bapak klien menderita penyakit
yang sama dengan klien, sekarang masih sakit di kampung dan dipasung).
Masalah Keperawatan :
-
Koping keluarga in efektif
-
Koping individu in efektif
-
Respon pasca trauma
-
Resti terjadi kekerasan : amuk
IV.
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital :
TD = 120/80 mmHg TB
: 160 cm
N = 84 x/menit BB
: 56 kg
Resp = 22 x/menit
S = 366 0C
Keluhan fisik :
Badannya terasa pegal-pegal dan tidak bertenaga.
V. Psikososial
1.
Genogram
Keterangan :
= Laki-laki hidup
= Laki-laki meninggal
= Klien
= Punya
riwayat yang sama dengan klien
|
= Perempuan hidup
= Perempuan meninggal
= Tinggal serumah
|
-
Klien merupakan anak ke 3 dari
6 orang bersaudara, dimana 3 orang saudara klien sudah meninggal dunia di waktu
masih kecil.
-
Keluarga klien merupakan
keluarga dengan tingkat perekonomian yang cukup sederhana.
-
Klien dari lahir tinggal
bersama orang tuanya, type keluarga yang kurang terbuka. Ibu yang otoriter
mendidik anak.
-
Waktu kecil klien sering di
marahi, dipukuli serta dicaci maki ibunya.
-
Dari faktor keluarga, yaitu
anak dari kakak bapak klien (saudara sepupu klien) punya penyakit yang sama
dengan klien.
-
Komunikasi dalam keluarga
kurang terbuka, pemberi keputusan adalah ibu klien.
Masalah Keperawatan :
-
Koping keluarga in efektif
2.
Konsep Diri
a.
Citra tubuh :
Klien tidak mengalami gangguan
dalam menilai tubuhnya dan klien sangat bangga dengan bentuk tubuh dan
bertenaga kuat.
b.
Identitas diri
-
Klien tidak mengalami kesalahan
dalam menilai identitas dirinya, dimana klien dapat menyebutkan dengan benar
tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat/tempat tinggalnya sesuai dengan yang
tertera pada status.
-
Klien mengatakan ingin menikah
setelah diizinkan pulang nanti.
c.
Peran
-
Sebelum masuk RS : klien
bekerja sebagai tukang ojek, kurang dilibatkan dalam kegiatan keluarga.
-
Di RS klien kurang dapat
berperan terutama dalam pergaulan sehari-hari dan kegiatan rutin ruangan.
d.
Ideal diri
-
Keinginan/cita-cita klien cukup
baik yaitu klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya, ingin kembali ke
rumahnya, minum obat dan kontrol secara teratur.
-
Setelah pulang nanti, klien
ingin kawin, bekerja sebagai petani dan berkebun
e.
Harga diri
-
Klien mengatakan merasa rendah
diri, selalu disalahkan oleh ibunya.
-
Klien tidak diperhatikan oleh
ibunya, sehingga sering merasakan dirinya tidak ada artinya, dan tidak berguna
lagi.
Masalah keperawatan :
Gangguan
konsep diri : harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
-
Orang terdekat dengan klien
adalah Bapak klien, karena orangnya selain penyayang sama anaknya juga penyabar
tidak pernah marah.
-
Bila ada masalah paling
dibicarakan sama bapak saja
-
Sebelum sakit klien cukup
pandai bergaul dengan teman-temannya.
-
Klien selalu terlibat dalam
setiap kegiatan pemuda di kampungnya.
-
Setelah di RS : Klien kurang
sekali bergaul dengan sesama klien lain, dimana waktu ditanya klien tidak dapat
menyebutkan nama-nama temannya satu kamar dengan benar.
Masalah keperawatan
Kerusakan interaksi sosial : menarik diri
Spiritual :
-
Pandangan dan keyakinan klien
terhadap penyakitnya adalah dikarenakan pernah jatuh dan tidak sadar.
-
Klien mengakui segala
sesuatunya ini adalah atas izin Allah
-
Sebelum sakit, klien jarang
melakukan sholat wajib dan ibadah puasa, setelah di RS klien ingin sekali melakukannya.
VI.
Status Mental
1.
Penampilan
-
Klien berpenampilan sederhana
sekali, pakai baju kaos lengan pendek berwarna krem, celana panjang warna
hitam, kondisi kurang bersih, kumal, kumis, jenggot, kuku panjang dan tidak
terurus, tercium bau yang tidak sedap dalam jarak 1 meter.
-
Klien mengatakan malas mandi,
gosok gigi dan ganti pakaian.
Masalah Keperawatan
Defisit perawatan diri : personal hygiene kurang.
2.
Pembicaraan
-
Selama interaksi intonasi
kalimat pelan, tidak berpindah-pindah dari satu topik ke topik lain.
-
Klien lebih banyak diam dan
menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang singkat seperti ya, tidak, tidak tau
dan entah. Alasan klien adalah “kesal saja perasaannya”
Masalah Keperawatan
Kerusakan komunikasi
3.
Aktivitas motorik
-
Klien kelihatan lesu, kurang bersemangat,
pergerakan lambat.
-
Klien lebih banyak tiduran di
atas tempat tidur dan duduk menyendiri di pojok sendirian.
-
Selama interaksi sering
menggerakkan tangan/jari tangan dan kakinya. Kepala selalu menunduk.
Masalah Keperawatan
-
Intoleransi aktifitas
4.
Alam perasaan
-
Klien sering kelihatan putus
asa, sering menarik nafas panjang dan mengoceh.
-
Klien ingin pulang tapi takut
tidak di terima ibunya.
Masalah Keperawatan
Ketakutan
5.
Afek
Afek klien cukup sesuai : dimana bila menceritakan
hal-hal yang menyedihkan klien menangis/meneteskan air mata, dan bila
menceritakan hal-hal yang menyenangkan klien terlihat gembira dan berusaha
untuk menghapus air matanya.
Masalah Keperawatan : -
6.
Interaksi selama wawancara
-
Selama interaksi klien sering
menundukkan kepala walau sudah sering diingatkan. Kontak mata kurang.
-
Klien menjawab pertanyaan
dengan kata-kata yang singkat
-
Klien mengatakan malu dan risih
bicara dengan bapak.
-
Klien mengatakan ibunya tidak
memerlukan dirinya lagi, buktinya dia tidak datang kemari.
-
Klien mengatakan dia sudah
putus asa dan tidak berdaya untuk bergaul, rasanya tidak penting, malas
bergaul.
-
Ibu klien sering memarahi dia
dengan kata-kata “awas kamu, nanti saya masukan kamu ke rumah sakit jiwa, baru
tau rasa”.
Masalah Keperawatan :-
Kerusakan interaksi sosial : menarik diri
7.
Persepsi
-
Klien mengatakan sejak 2 minggu
ini tak ada lagi mendengar suara-suara bisikan yang tidak jelas seperti angin
kencang di telinganya. Dulu suara itu sering didengar klien dan membuat klien
terganggu. Suara itu munculnya bila banyak bermenung/melamun, lagi sendiri.
-
Bila mendengar tersebut klien
berusaha tidur.
Masalah Keperawatan :
Resti terjadinya halusinasi dengar
8.
Proses pikir
-
Proses pikir klien cukup baik
dimana selama interaksi tidak ditemukan pembicaraan yang terputus-putus
(bloking) pembicaraan cukup wajar tidak berbelit-belit. Pembicaraan tidak
melompat-lompat.
Masalah Keperawatan : -
9.
Isi Pikir
Tidak ditemukan adanya gangguan isi pikir, dimana selama
interaksi klien cukup tenang, tidak curiga pada orang lain.
Masalah Keperawatan : -
10.
Tingkat kesadaran
Klien dapat mengenal realita dengan baik, orang, tempat,
waktu tanpa dibantu perawat.
Masalah Keperawatan : -
11.
Memori
Baik memori jangka panjang maupun jangka pendek cukup
baik, dimana klien dapat mengingat dan menyebutkan hal-hal yang sudah lama
waktu di rumah dan setelah di RS.
Masalah Keperawatan : -
12.
Tingkat konsentrasi
Tingkat konsentrasi cukup baik, dimana klien dapat
memfokuskan perhatian pada topik pembicaraan yang sedang dibicarakan. Walaupun
sambil memegang keningnya untuk mengingat peristiwa sesuai pertanyaan dan
kejadian.
Masalah Keperawatan : -
13.
Kemampuan penilaian
Klien tidak mengalami gangguan dalam penilaian, baik
dalam menilai dirinya sendiri, orang lain, lingkungan, serta klien dapat
menjumlahkan 100-5, 75 + 7 dst.
Masalah Keperawatan : -
14.
Daya tilik diri
Daya tilik diri klien cukup baik dimana klien menyadari
bahwa dirinya sedang sakit, gangguan jiwa, perlu berobat sampai sembuh di rumah
sakit ini dan perlu minum obat secara teratur.
Bila tidak minum obat penyakitnya tidak akan sembuh,
badannya terasa kaku, sulit untuk tidur.
Masalah keperawatan : -
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1.
Makan
-
Makan 3 x sehari sesuai dengan
jadwal makan dari ruangan.
-
Makanan yang diberikan
dihabiskan, klien cuci tangan sebelum makan dan berdoa
-
Klien tidak suka merebut
makanan temannya.
-
Makan selalu menyendiri,
terpisah dari teman-temannya.
2.
BAB
1 x sehari di WC, selalu disiram sehabis BAB dan cuci
tangan sehabis BAB.
BAK
4 – 5 kali sehari di kloset kamar mandi, dan disiram
setelah BAK.
3.
Mandi
-
Klien tidak mau mandi dan dia
mngatakan itu tidak terlalu penting, data status klien mandi bila disuruh baru
mau mandi.
-
Klien jarang gosok gigi,
terlihat gigi klien kotor, waktu ditanya kenapa tidak gosok gigi klien menjawab
tidak tahu.
4.
Berpakaian
Cara berpakaian klien cukup maik, klien mau mengenakan
pakian. Kondisi kebersihannya kurang, tercium bau badan.
5.
Istirahat – tidur
-
Tidur malam hari mulai jam
19.00 – 04.30 tanpa gangguan.
-
Istirahat siang hari ada,
waktunya tidak menentu.
6.
Penggunaan obat
Klien selalu minum obat yang diberikan petugas sesuai
jadwal dan tidak mau membuang dan menyimpannya.
7.
Pemeliharaan kesehatan
Klien tidak tahu kemana nanti berobat setelah pulang
dari rumah sakit, dan bagaimana perawatannya.
Klien tidak memahami sistem pendukung yang dimiliki
dalam keluarga, teman, institusi dan lembaga pelayanan kesehatan.
8.
Aktivitas didalam rumah
Klien tidak tahu bagaimana merencanakan, mengolah dan
menyajikan makanan.
Klien tidak tahu bagaimana merapikan rumah
Klien mampu mencuci pakaian karena sudah biasa dilakukan
katanya, namun waktu ditanya tentang bagaimana caranya klien belum dapat
menjelaskan dengan baik
Klien tidak dapat mengatur kebutuhan biaya sehari-hari
9.
Aktivitas diluar rumah :
Klien mengatakan malu bila disuruh belanja untuk
keperluan sehari-hari karena itu pekerjaan perempuan.
Klien mampu untuk melakukan perjalanan mandiri.
Klien kadang-kadang ada juga membayar listrik, tapi
kadang-kadang ada masalah dalam kembalian uang.
Klien setiap hari selalu menghabiskan waktu di luarrumah
untuk ngojek, dan bergaul dengan teman-temannya.
Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan
VIII. Mekanisme Koping
Koping klien kurang konstruktif, karena bila ada masalah lbih banyak
berdiam diri, kadang-kadang menceritakannya pada bapaknya.
Masalah
Keperawatan :
Koping individu in efektif.
IX. Masalah Psikososial – Lingkungan
-
Klien merasa dirinya tidak
berguna lagi oleh keluarganya sehingga dia tidak dihiraukan.
-
Klien bersekolah tidak tamat SD
(Kls V SD)
-
Sejak sakit I dulu, klien
merasakan teman-temannya dan lingkungan menjauhinya.
Masalah Keperawatan
Gangguan
hubungan sosial : Harga diri rendah
X. Kurang Pengetahuan Tentang
DS : - Klien mengatakan tidak tahu bagaimana perawatan dan pengobatan
penyakitnya.
DO : - Klien tampak bingung saat
ditanya tentang penyakitnya. Klien tidak mampu memberikan jawaban tentang
penyakitnya, penyebab, tanda-tanda, cara perawatan dan pengobatan
Masalah Keperawatan :
Kurang pengetahuan
XI. Aspek Medis
Diagnosa Medis :
-
Gangguan afektif Bipolar
episode depresi berat dengan gangguan Psikosa.
Terapi medis :
-
Trifluoperazine 3 x 5 mg
-
Chlorpromazin 1 x 100 mg
-
Trihexy penidil 3 x 2 mg
ANALISA DATA
No.
|
Tanggal
|
Data |
Masalah
|
1
|
|
DS :
-
Klien mengatakan malu dan
merasa risih dengan bapak ketika ditanya kenapa tidak mau bergaul atau
berteman dengan teman-temannya.
- Klien mengatakan malas bergaul sama
teman-teman karena merasa tidak mampu untuk bergaul.
-
Klien mengatakan dia sudah
putus asa dan tidaktahu harus berbuat apa lagi.
DO :
-
Klien terlihat sering tiduran
di tempat tidur.
-
Klien hanya terlihat keluar
kamarnya bila mau makan, ambil snack, dan ke WC
-
Klien selalu menundukkan
kepala dalam berinteraksi
-
Kontak mata kurang, bicara
dengan intonasi lambat
-
Klien tidak mampu
berinteraksi sesuai kontrak waktu yang disepakati 30 menit.
|
|
2
|
|
DS :
-
Klien mengatakan bila ada
masalah biasanya dipendam sendiri, kadang-kadang ada juga disampaikan sama
bapaknya
-
Klien lebih banyak diam dan
menangis
DO :
- Klien
terlihat ragu-ragu dan bingung
|
Koping
individu in efektif.
|
|
|
|
|
3
|
|
DS :
-
Klien mengatakan waktu kecil
sering kena pukul oleh ibunya
-
Klien mengatakan pernah
terjatuh dari kendaraan bermotor
DO :
-
Adanya tanda bekas luka pada
pelipis kanan dan belakang kepala
-
Ekspresi wajah tampak kesal
|
Respon pasca
trauma
|
4
|
|
DS :
-
Klien mengatakan bahwa dia
tidak dilibatkan dalam diskusi keluarga.
-
Klien mengatakan malu dan
risih bicara dengan orang lain.
DO :
-
Kepala selalu menunduk waktu
bicara.
-
Kontak mata (-)
-
Jawaban yang diberikan dengan
kata-kata yang pendek; ya, tidak dan tidak tahu.
|
Kerusakan
komunikasi
|
5
|
|
DS :
-
Klien mengatakan : dulu waktu
baru masuk mendengar suara-suara bisikan di telinganya tapi sekarang
suara-suara itu tidak ada lagi.
-
Klien mengatakan sangat
terganggu dengan suara-suara/bunyi-bunyian itu.
-
Data status klien waktu di
rawat I ada Riwayat halusinasi dengar.
|
Resti terhadap
gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar
|
6
|
|
DS :
-
Klien mengatakan tidak tahu
bagaimana cara merawat diri.
-
Klien mangatakan tidak perlu
mandi, gosok gigi, potong kuku dan gunting rambut.
DO :
-
Kumis, rambut, kuku panjang.
-
Baju kotor, tercium bau tidak
sedap.
-
Alat-alat seperti sabun, odol
gigi tersdia dikamar mandi.
|
Defisit
perawatan diri personal hygiene.
|
7
|
|
DS :
-
Klien mengatakan sering putus
asa dan merasa dirinya tidak berharga lagi.
-
Klien mengatakan malas
bergaul sama teman-temannya.
- Klien mengatakan lebih enak di kamar
saja daripada ngumpul sama teman-teman.
DO :
-
Klien sering tiduran dalam
kamarnya.
-
Klien
menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang singkat, ya, tidak atau tidak tidak tahu.
- Klien tidak mampu menatap mata
perawat.
-
Kontak mata (-)
-
Sering
memain-mainkan/menggerakkan jari tangan dan kakinya selama interaksi
|
Gangguan
konsep diri : harga diri rendah.
|
8
|
|
DS :
-
Klien mengatakan mau pulang
tapi takut tidak diterima oleh ibunya.
DO :
-
Klien kelihatan putus asa.
-
Sering menarik nafas dan
mengoceh.
|
Ketakutan
|
9
|
|
DS :
-
Klien mengatakan waktu kecil
sering dipukul ibunya.
-
Data status keluhan waktu
masuk dengan mengamuk di rumah, memecahkan kaca, suka marah-marah.
DO :
-
Ekspresi wajah tampak kesal
saat menceritakan permasalahan.
|
Resiko
kekerasan
|
10
|
|
DS :
-
Klien mengatakan ibunya
sangat bersifat otoriter
-
Klien mengatakan keputusan
selalu ditangan ibunya
-
Klien mengatakan sewaktu
kecil sering dimarahi dan dipukuli serta dicaci
DO :
-
Ekspresi wajah klien tampak
kesal saat bercerita tentang keluarganya
|
Koping
keluarga in efktif
|
11
|
|
DS :
-
Klien mengatakan tidak tahu
bagaimana perawatan dan pengobatan penyakitnya
DO :
-
Klien tampak bingung saat
ditanya tentang penyakitnya
-
Klien tidak mampu memberikan
jawaban tentang penyakitny, penyebab, tanda-tanda, cara perawatan dan
pengobatannya
|
Kurang
pengetahuan
|
Daftar Masalah
- Kerusakan interaksi sosial : menarik diri
- Koping individu in efektif.
- Koping keluarga in efektif.
- Kerusakan komunikasi
- Resti terhadap gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar
- Defisit perawatan diri personal hygiene.
- Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
- Ketakutan
- Resiko kekerasan
- Kurang pengetahuan
- Respon pasca trauma
XIV. Pohon
Masalah
XV. Diagnosa Keperawatan
1.
Kerusakan Interasi Sosial :
menarik dari B/D harga diri rendah
2.
Resti terhadap perubahan persepsi sensori : halusinasi
dengar B/D menarik diri
3.
Harga diri rendah B/D koping individu in efektif.
4.
Koping individu inefektif B/D
koping kelurga inefetik
5.
Koping individu inefektif B/D
respon pasca trauma .
6.
Ketakutan B/D koping individu
inefektif .
7.
Kerusakan komunikasi B/D hyarga diri rendah
8.
Defisit kperawatan diri B/D menarik diri .
9.
Resiko kekerasan B/D resti
halusinasi dengar.
10.
kurang pengetahuan B/D koping
keluarga inefektif.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No.
|
Dx Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Kerusakan interaksi sosial : menarik diri b/d harga
diri rendah
|
Tujuan Umum :
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain.
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling
percaya dengan perawat.
|
Klien mampu :
- Menjawab salam
- Menatap
- Dapat berpartisipasi aktif selama
interaksi dalam hubungan terapeutik antara perawat – klien.
|
Sapa klien dengan ramah.
Perkenalkan diri dengan sopan
Pertahankan kontak mata.
Tunjukkan sikap empati dan penuh
perhatian.
Jelaskan tujuan interaksi dan kontrak
yang jelas dengan klien.
Katakan pada klien bahwa dia adalah
seorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong diri
sendiri.
Perhatikan kebutuhan dasar klien.
Ciptakan suasana yang hangat dan
bersahabat.
|
Menimbulkan rasa percaya diri klien terhadap perawat
dan terciptanya hubungan yang dekat sehingga klien lebih terbuka dalam
mengungkapkan perasaannya.
Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan
harga diri dari klien yang dapat memfasilitasi rasa peraya pada orang lain.
|
|
|
2. Klien
dapat mengenal perasaan yang
menyebabkan harga diri rendah.
|
Klien mampu :
- Mengenal perasaannya sendiri.
- Mengungkapkan penyebab perasaan rendah
dirinya.
|
2.1. Kaji pengetahuan klien tentang harga diri
rendah.
2.2. Beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan penyebab perasaan rendah diri.
2.3. Diskusikan dengan klien harga diri rendah
serta penyebab dan akibat yang mungkin muncul.
2.4. Beri reinforcement positif atas kemampuan
klien mengungkapkan perasaannya.
2.5. Bantu klien mengidentifikasi aspek (+) tentang prestasinya.
|
Diharapkan klien dapat mengenal bahwa dirinya tetap
dapat disukai orang lain walaupun ia tidak sempurna, sehingga mendorong klien
untuk berinteraksi dengan orang lain. Saat harga diri meningkat klien merasa
kurang butuh memanipulasi orang lain untuk kepuasannya sendiri.
|
|
|
3. Klien
dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
|
Klien mampu :
- Menyebutkan kelebihan atau aspek positif
yang dimilikinya.
- Menyebutkan manfaat dari aspek positif.
|
3.1. Diskusikan kemampuan dan aspek (+) yang
dimiliki, dapat dinilai dari bagian tubuh yang berfungsi, kemampuan akademik,
keterampilan khusus.
3.2. Setiap pertemuan/bertemu klien hindari
memberikan penilaian negatif, utamakan memberikan pujian yang realistis.
|
Mengetahui kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
dapat membantu meningkatkan harga diri, sehingga klien dapat merasa sejajar
dengan orang lain.
|
|
|
4. Klien
dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap.
|
Klien mampu :
- Mengenal nama-nama dan menyebutkan kawan
sekamarnya.
|
4.1. Diskusikan tentang kerugian dalam prilaku
rendah diri dan menarik diri.
4.2. Motivasi klien untuk berhubungan dengan
orang lain secara bertahap.
4.3. Beri reinforcement positif atas
keberhasilan klien.
|
Hubungan sosial memfasilitasi untuk berkurang atau
hilangnya perasaan rendah diri sehingga klien mulai memahami dan menyadari
pentingnya terlibat dalam perubahan rendah diri yang menyebabkan menarik
diri.
|
|
|
5. Klien
dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.
|
Klien mampu
- Membuat jadwal kegiatanharian yang akan
dilaksanakan.
|
5.1. Rencanakan bersama tentang aktivitas yang
dapat dilaksanakan setiap hari sesuai kemampuan, kegiatan mandiri danekgiatan
bantuan sebagian dan total.
5.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi
klien.
5.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
yang boleh dilakukan klien.
|
Menetapkan rencana sesuai kemampuan, dapat membantu
menambah motivasi untuk pencapaian suatu rencana selain itu juga menunjukkan
keinginan klien mencoba melakukan sesuatu dalam hidupnya.
|
|
|
6. Klien
dapat pengobatan sesuai dengan program terapi misalnya :
- Chlorpromozim
- Haloperidol
- Amitriptilin
- Trihexy penidil
|
Klien mampu :
- Menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.
- Klien tahu efek samping dan tujuan minum
obat.
|
6.1. Bantu klien menggunakan obat dengan
prinsip 5 benar (obat, klien, dosis, cara, waktu).
6.2. Diskusikan dengan klien tentang tujuan
minum obat.
6.3. Anjurkan klien membicarakan efek samping
yang dirasakan.
|
- Chlorpromazim bekerja pada susunan saraf
pusat yang dapat menimbulkan efek psikotropik sedasi, digunakan pada klien
psiko.
- Haloperidol berkhasiat hampir sama dengan
chlorpromazim.Trihexypenidil merupakan penyerta dalam pemberian obat prikosa
yang berkhasiat merelaksasi otot polos.
- Amitriptilin adalah obat anti kecemasan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar