A. TUJUAN
- Tujuan Instruksional Umum
Setelah
dilakukan penyuluhan pada klien
kelolahan diharapkan dapat mengerti dan mampu menjelaskan kembali
mengenai pencegahan dan penangan penyakit jantung koroner (PJK)
- Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, klien diharapkan mampu:
·
Menjelaskan kembali pengertian penyakit jantung
koroner.
·
Menjelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit
jantung koroner.
·
Menjelaskan manifestasi klinis penyakit jantung
koroner.
·
Menjelaskan penatalaksanaan pada penyakit
jantung koroner.
·
Menjelaskan kembali tentang prosedur PTCA
·
Menjelaskan kembali tentang prosedur CABG
B. POKOK BAHASAN
Penyakit jantung koroner (PJK)
C. SUB POKOK BAHASAN
1.
Pengertian penyakit jantung koroner.
2.
Penyebab dan faktor resiko penyakit jantung koroner.
3.
Manifestasi klinis penyakit jantung koroner.
4.
Penatalaksanaan pada penyakit jantung koroner.
5.
Prosedur PTCA
6.
Prosedur CABG
D. SASARAN
Klien
kelolahan dengan penyakit jantung koroner yang rawat inap di ruang CVCU RSUP H.
Adam Malik Medan
E. METODE
Ceramah dan tanya jawab
F. MEDIA
Leaflet/ brosur
I. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN
Pertemuan : Pertama (I)
Hari/ Tanggal : Kamis, 13
Juli 2006
Waktu : 10.00 –
10.25 WIB
Tempat :
Ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan
J. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
|
Kegiatan Perawat |
Kegiatan
Klien
|
Waktu
|
Pembukaan
|
·
Memberi salam
·
Memperkenalkan diri
·
Menjelaskan tujuan, manfaat dan cakupan materi
|
·
Menjawab salam
·
Mendengarkan dan memperhatikan
·
Mendengarkan dan memperhatikan
|
3 Menit
|
Kegiatan inti
|
·
Menjelaskan pengertian penyakit jantung
koroner.
·
Menjelaskan penyebab dan faktor resiko
penyakit jantung koroner.
·
Menjelaskan manifestasi klinis penyakit
jantung koroner.
·
Menjelaskan penatalaksanaan pada penyakit
jantung koroner.
·
Menjelaskan kembali tentang prosedur PTCA
·
Menjelaskan kembali tentang prosedur CABG
|
·
Mendengarkan dan memperhatikan
·
Mendengarkan dan memperhatikan
·
Mendengarkan dan memperhatikan
·
Mendengarkan dan memperhatikan
·
Mendengarkan dan memperhatikan
·
Mendengarkan dan memperhatikan
|
15 menit
|
Penutup
|
·
Melakukan tanya jawab
·
Menyimpulkan materi penyuluhan
·
Memberikan reinforcement
·
Menutup pertemuan dan memberi salam
|
·
Bertanya dan menjawab
·
Mendengarkan dan memperhatikan
·
Merasa bahagia dan memperhatikan
·
Menjawab salam
|
7 Menit
|
G. EVALUASI
1.
Evaluasi Struktur
-
Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan
-
Media dan alat memadai
-
Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana
kegiatan
2.
Evaluasi Proses
-
Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan alokasi waktu
-
Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif
-
Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang
diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi
3.
Evaluasi Hasil
- Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh perawat saat evaluasi.
H. REFERENSI
1. Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal
Bedah, edisi 8, volume 2, Jakarta:
EGC
2. Mansjoer A, dkk., 1999, Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1, Jakarta:
Media Aesculapius FK UI
3. Noer M.S., 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid I, edisi ketiga, Jakarta Penerbit Balai penerbit FKUI
4. Rokhaeni H., dkk, 2001, Buku Ajar: Keperawatan
Kardiovaskuler, Edisi Pertama, Jakarta:
Diklat Pusat Kesehatan Jantung & Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita”
5. Sylvia A.P, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis
Proses–Proses Penyakit, Edisi 4, buku II,
Jakarta:
EGC
MATERI
PENYULUHAN
PENYAKIT
JANTUNG KORONER
A. PENGERTIAN
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kondisi
patologis yang menghambat aliran darah dalam arteri yang mensuplai jantung dan
merupakan kelainan degeneratif dengan penyebab utama proses arterosklerosis.
B. PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO
Manifestasi PJK disebabkan ketidakseimbangan antara
kebutuhan O2 miokardium dengan masukannya. Hal ini akibat adanya
iskemik yang disebabkan kelainan arteri koronaria oleh proses arterosklerosis.
Penyakit ini mungkin disebabkan akibat kelainan metabolikme lemak/lipid,
koagulasi darah dan keadaan biofisika serta biokimia dinding arteri.
Ada beberapa faktor resiko yang dapat
menyebabkan penyakit jantung koroner, yaitu:
- Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
·
Riwayat keluarga positif.
·
Peningkatan usia.
·
Jenis kelamin.
·
Ras.
- Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
·
Kolesterol darah yang tinggi.
·
Tekanan darah yang tinggi.
·
Merokok.
·
Diabetes melitus.
·
Obesitas.
·
Inaktivitas fisik.
·
Stress.
·
Keperibadian; seperti sangat kompresif, agresif
atau ambisius.
·
Geografi; insidental lebih tinggi pada daerah
industri..
·
Pemakaian kontrasepsi oral.
C. MANIFESTASI KLINIS
Arteriosklerosis koroner menimbulkan gejala klinis
sebagai akibat penyempitan lumen arteri dan penyempitan aliran darah kejantung.
Gejala/ manifestasi klinis yang sering timbul adalah:
1.
Palpitasi
2.
Sesak nafas mulai dengan sesak nafas yang terasa pendek
sewaktu melakukan aktivitas yang cukup berat.
3.
Angina fektoris yang spesifik merupakan gejala utama
dan khas bagi PJK, yaitu: nyeri dada yang hilang timbul.
4.
Perubahan pola EKG
5.
Aneurisma ventrikel.
6.
Disritmia
7.
Mati mendadak.
D. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan PJK dibagi atas 2 macam yaitu:
1.
Umum
Yang dimaksud disini adalah:
a.
Penjelasan mengenai penyakitnya.
b.
Hal yang mempengaruhi keseimbangan O2
miokardium.
Seperti pengaturan kembali keseimbangan O2, dalam hal ini dari
segi konsumsinya. Hal-hal yang menimbulkan iskemik harus dicegah seperti;
emosi, hipertensi, hipertiroidisme, obat-obatan sehingga pasien diarahkan untuk
menyesuaikan aktivitas fisik dan psikis dengan ekadaan dan gaya hidup (style)
c.
Pengendalian faktor resiko
d.
Pencegahan
Pencegahan yang dimaksut adalah obat-obatan yang dapat memperberat
arterosklerosis seprti aspirin dan memberikan antikoagulan oral (OAK)
e.
Penunjang
Penunjang yang dimaksud adalah mengatasi iskemik yang akut agar tidak
terjadi iskemik yang berat, seperti; diberikan O2, bedrest.
Antikoagulan dan parenteral untuk mencegah pecahnya plaks arterosklerosis seperti
heparin dan antikoagulan oral (OAK)
2.
Mengatasi iskemik, terdiri dari:
a.
Medikametosa
Obat-obatan yang dipakai adalah:
·
Nitrat (N) seperti preparat gliserin trinitrat
(GTN), isosorbit dinitrat (ISDN).
·
Berbagai jenis penyekat beta (BB) guna
mengurangi kebutuhan oksigen seperti pindolol dan propanolol.
·
Antagonis calsium, yang bertujuan untuk mengurangi kebutuhan
oksigen dan menambah masukan oksigen.
b.
Rekontruksi
Hal ini dilaksanakan dengan cara:
·
Pemakaian trombolik, biasanya pada PJK akut.
·
Prosedur invasif non operasi.
Prosedur tersebut adalah PTCA (Perairancus Transuminal Coronary
angioplasty) yaitu melakukan pelebaran arteri coronari dengan balon.
·
Operasi (Coronari Anteri Surgeri {CAS})
Yakni tindakan yang mengusahakan agar pembuluh darahnya tetap paten cukup
lama dan menemukan alternatif untuk kasus-kasus yang sukar dilakukan prosedur
invasif dan fungsi jantung yang amat rendah.
Beberapa macam operasi yang biasa dilakukan, adalah:
Ø
Operasi pintas coroner (CABG)
Arteri vena saphena (Saphenous arteri), arteri mamana interna, arteri
radialis, arteri gastroepiploika
Ø
Transmiocardial TMR
Ø
Transplantasi jantung
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
diganostik yang biasa dilakukan adalah:
1.
Pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan data yang sesuai dengan adanya
faktor-faktor resiko PJK seprti hipertensi, hiperlipidemia, diabetes melitus
dan lain-lain sampai dengan penemuan kelainan jantung seperti kardiomegali,
gallop dan lain sebagainya.
2.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan EKG yang dikerjakan waktu
istirahat, waktu aktifitas sehari-hari 24 jam (holter) ataupun waktu stres
(latiha atau obat-obatan). Pemeriksaan laboratorium terutama untuk menemukan
faktor resiko, pemeriksaan ekokardiolohi dan Radio Nuclid Myocardial Imaging (RNMI)
waktu istirahat, stress fisik atauupun obat-obatan sampai dengan arteriografi
koroner dan angiografi ventrikel kiri (AK & LVG)
Pemeriksaan
penunjang pada berbagai fase iskemik miokardium
Iskemik miokardim
|
Pemeriksaan penunjang
|
Keterangan
|
Kelainan biokimia
Kelainan fungsi drast
Kelainan fungsi sistolik
Kelaianan EKG
Angina fectoris
Total iskemik
|
Pemeriksaan asam laktat dalam ruang jantung
Ekokardiografi RNMI
Ekokardiografi RNMI
EKG istirahat, stress dan
obat-obatan
Holter
|
-/+ stess atau obat-obatan
-/+ stess atau obat-obatan
Dengan catatan keluhan pasien
|
TINDAKAN PEMEBEDAHAN JANTUNG
A.
Percutanseous Translumitral Coronary Angioplasty
(PTCA)
1.
Pengertian
PTCA adalah usaha untuk memperbaiki aliran darah arteri coroner dengan
memecah plak atau arteroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah ke jantung
2.
Cara kerja PTCA
PTCA dilakukan dengan kateter dengan ujung berbentuk balon dimasukan ke
arteri koroner yang mengalami gangguan dan dilakukan diantara sarea
arterosklerosis. Balon kemudian dikembangkan dan dikompresikan dengan cepat
untuk mencegah plak, balok yang sebelumnya diisi zat kontras bertekanan ± 30 –
60 detik.
3.
Indikasi PTCA
PTCA memiliki indikasi untuk;
·
Memperlebar pembuluh darah arteri coroner
sehingga meningkatkan aliran darah kejantung.
·
Mengurangi resiko iskemik pada pembuluh darah
sehingga PTCA dilakukan pada penyumbatan paling tidak 70% lumen internal arteri
koroner besar dan tidak bersepon pada terapi medis.
4.
Kontra Indikasi PTCA
Kontra indikasi pelaksanaan PTCA adalah:
·
Oklusi arteri koroner kiri utama yang tidak
menunjukkan aliran kolateral ke arteri sirkumfleksa dan desenden arterior.
·
Yang mengalami stenosis didaerah arteri koroner
kanan dan aorta.
·
Yang arteri koronernya menunjukkan aneurisma
proximal dan distal stenosis.
·
Yang mengalami tenur safena magma lebih dari 5
tahun.
·
Fungsi ventrikel kiri sudah tidak jelas.
5.
Komplikasi PTCA
Komplikasi yang sering terjadiselama prosedur PTCA atau selama pemulihan
meliputi:
·
Sobekan arteri
·
Penyempitan arteri secara mendadak.
·
Spasme arteri koroner.
B.
Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
1.
Pengertian
CABG adalah tindakan operasi yang mengusahakan agar pembuluh darah tetap
paten cukup lama.
2.
Prosedur CABG
CABG dilakukan di bawah anastesi umum yang kemudian dibuat insusu
strenotomi medianan dan di bawah kontro jantung dan paru, yaitu dengan
melakukan kateter pintasan dibagian tubuh lain seperti vena safena, areteri
mamari internal ditandur lesiarteri koroner yang memintas sumbatan. Pintasan
jantung dan paru dihentikan kemudian irisan ditutup.
3.
Indikasi tindakan CABG
CABG dilakukan pada:
·
Angina yang tidak dapat dikontrol dengan terapi
medis.
·
Angina yang tidak stabil.
·
Uji toleransi latihan positif atau sumbatan yang
tidak bisa ditangani dengan PTCA.
·
Lesi arteri koroner utama kiri datau penymbatan
lebih dari 60%.
·
Yang mengalami kegagalan PTCA.
4.
Kontra indikasi tindakan CABG
Sumbatan arteri yang kurang dari
70%, hal ini karena jika aliran darah melalui arteri tersebut masih cukup
banyak dan mencegah aliran darah yang adekuat pada perasat sehingga berakibat
pada bekuan pada CABG.
5.
Komplikasi bedah pintas atau CABG
Bedah pintas arteri koroner dengan tandur bisa menimbulkan komplikasi
seperti:
·
Infark miokardium.
·
Disritmia dan perdarahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar