DEFINISI
Sirosis hati adalah penyakit hati
kronik yang dicirikan oleh distorsi arsitektur hati yang normal oleh lembar –
lembar jaringan ikat dan nodula – nodula regenerasi sel hati, yang tidak
berkaitan dengan vaskulatur normal. Nodula – nodula regenerasi ini dapat
kecil (mikronodular) atau besar
(makronodular). Sirosis dapat mengganggu sirkulasi darah intrahepatic, dan pada
kasus yang sangat lanjut, menyebabkan kegagalan fungsi hati secara bertingkat.
Ada 3 tipe sirosis :
- Sirosis portal Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portal. Sirosis ini paling sering diakibatkan oleh alkoholisme kronis.
- Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
- Sirosis bilier, dimana jaringan parut terjadi di dalam hati di sekitar empedu. Tipe ini biasanya terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis).
PATOFISIOLOGI
1.
Sirosis Laennec
Perubahan pertama yang ditimbulkan alcohol adalah akumulasi lemak secara
gradual di dalam sel – sel hati (infiltrasi lemak). Akumulasi lemak
mencerminkan adanya sejumlah gangguan metabolic, termasuk pembentukan
trigliserida secara berlebihan, pemakaiannya yang berkurang dalam pembentukan
lipoprotein dan penurunan oksidasi asam lemak. Mungkin pula individu yang
mengkonsumsialkohol dalam jumlah berlebihan . tidak makan secara layak dan
gagal mengkonsumsi protein dalam jumlah yang cukup (kolin dan metionin),
diketahui diet rendah protein akan menekan aktivitas dari dehidrogenase
alcohol, yaitu enzim utama dalam metabolisme alcohol. Namun demikian , sebab
utama kerusakan pada hati diduga merupakan efek langsung alcohol terhadap sel –
sel hati, yang akan diperberat oleh keadaan malnutrisi. Pada kasus sirosis
Laennec yang lanjut , lembaran – lembaran jaringan ikat yang tebal terbentuk
pada pinggir – pinggir lobulus, membagi parenkim menjadi nodula – nodula halus.
Nodula – nodula inidapat membesar akibat aktifitas regenerasi sebagai usaha
hati untuk mengganti sel – sel hati yang rusak. Hati tampak terdiri dari sarang
– sarang sel – sel degenerasi dan
regenerasi yang dikemas padat dalam kapsula fibrosayang tebal. Pada keadaan
ini, sirosis sering disebut sebagai sirosis nodular halus,. Hati akan menciut,
keras dan hampir tidak memeiliki parenkim normal pada akhir stadium sirosis ,
dengan akibat hipertensi portal dan gagal hati.
2.
Sirosis postnekrotik
Sirosis postnekrotik terjadi menyusul nekrosis berbercak pada jaringan
hati, menimbulkan nodula – nodula degeneratif besar dan kecil yang dikelilingi
dan dipisah – pisahkan oleh jaringan parut, berselang – seling dengan jaringan
parenkim normal. Banyaknya pasien denga hasil tes HBsAg positif menunjukan
bahwa hepatitis kronik aktif agaknya merupakan peristiwa yang besar peranannya.
3.
Sirosis biliaris
Penyebab sirosis biliaris yang paling umum adalah obstruksi biliaris
posthepatik. Stasis empedu menyebabkan penumpukan empedu di dalam massa hati
dengan akibat kerusakan sel – sel hati. Terbentuk lembar – lembar fibrosa di
tepi lobulus, namun jarang memotong lobulus seperti pada sirosis Laennec. Hati
membesar, keras, bergranula halus dan berwarna kehijauan. Ikterus selalu
menjadi bagian awal dan primer dari sindrom, demkian pula pruritus, malabsorbsi
dan steatorea.
TANDA DAN GEJALA
Gejala dini adalah samar dan non
spesifik, berupa kelelahan, anoreksia, dyspepsia, flatulen, perubahan kebiasaan
defekasi (konstipasi atau diare), berat badan sedikit berkurang. Nausea dan
muntah, khususnya di pagi hari. Nyeri tumpul atau perasaan berat pada
epigastrium atau kuadran kanan atas tedapat pada separuh dari semua penderita.
Pada kebanyakan kasus, hati keras dan mudah teraba tanpa memandang apakah hati
membesar atau mengalami atrofi. Manifestasi utama dan lanjut dari sirosis
merupakan akibat dari dua tipe gangguan fisiologis ; gagal sel hati dan
hipertensi portal. Manifestasi gagal hepatoselular adalah ikterus, edema
perifer, kecenderungan peradarahan, eritema palmaris (telapak tangan merah),
angioma laba – laba, fetor hepatikum dan ensefalopati hepatic.
KEMUNGKINAN
KOMPLIKASI
1.
Perdarahan pada saluran cerna
Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berbahaya pada
sirosis adalah perdarahan perdarahan pada varises esofagus. Penyebab lain dari
perdarahan adalah tukak lambung dan duodenum, erosi lambung akut dan
kecenderungan untuk berdarah (sebagai akibat masa protrombin yang memanjang dan
trombositopenia). Penderita dating dengan melena atau hematemesis. Kadang –
kadang tanda pertama perdarahan adalah ensefalopati hepatic. Tergantung dari
jumlah dan kecepatan kehilangan darah, dapat terjadi hipovolemia dan hipotensi.
2.
Asites
Faktor utama patognesis asites adalah peningkatan tekanan hidrostatik
pada kapiler usus (hipertensi porta) dan penurunan tekanan osmotic koloid
akibat hipoalbuminemia. Faktor lain yang berperanan adalah retensi natrium dan
air dan peningkatan sintesis san aliran limfe hati.
3.
Ensefalopati hepatic
Ensefalopati terjadi jika amonia dan zat – zat toksik lainmasuk dalam
sirkulasi sistemik. Sumber amonia adalah pemecahan protein oleh bakteri saluran
cerna. Ensefalopati hepatic akan terjadi jika darah tidak dikeluarkan melalui
aspirasi lambung, pemberian pencahar dan enma, dan bila pemecahan protein darah
oleh bakteri tidak dicegahdengan pemberian neomisin atau antibiotik sejenis.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pada disfungsi parenkimal, kadar
albumin serum cenderung menurun sementara kadar globulin serum meningkat.
Pemerikasaan enzim menunjukan kerusakan sel hati aitu : kadar alakai fosfatase,
AST (SGOT) serta ALT (SGPT) meningkat dan kadar kolinesterase serum dapat
menurun. Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mengukur ekskresi empedu atau
retensi empedu. Laparoskopi yang dikerjakan bersama biopsy memungkinkan
pemeriksa melihat hati secara langsung. Pemeriksaan USG akan mengukur perbedaan
densitas antara sel – sel parenkim hati dan jaringan parut. Pemeriksaan
pemindai CT , MRI dan pemindai radioisotop hati akan memberikan informasi
tentang besar hati dan aliran darah hepatic serta obstruksi aliran tersebut.
Analisis gas darah arterial dapat mengungkapkan gangguan keseimbangan ventilasi
perfusi dan hipoksia pada sirosis hati.
TERAPI
Terapi diberikan berdasarkan gejala
yang ada, misalnya antasid diberikan untuk mengurangi distress lambungdan
meminimalkan kemungknan perdarahan gastrointestinal. Vitamin dan suplemen
nutrisi akan meningkatkan proses kesembuhan pada sel – sel hati yang rusak dan
memperbaiki status gizi klien. Pemberian preparat diuretic yang mempertahankan
kalium (spironolakton) mungkin diperlukan untuk mengurangi asites jika gejala
ini ada. Masukan kalori dan protein yang adekuat merupakan bagian esensial dalam penanganan
sirosis bersama – sama menghindari
konsumsi alcohol. Colchicines merupakan preparat anti – inflamasi untuk
mengobati gejala gout, dapat memperpanjang kelangsungan hidup penderita sirosis
ringan hingga sedang.
RENCANA KEPERAWATAN Klien dengan Sirtosis Hepatis
No.
|
Diagnosa
|
Rencana
Keperawatan
|
||||||||||||||||
Tujuan |
Intervensi
|
|||||||||||||||||
1
|
Kelebihan
volume cairan b.d perubahan mekanisme regulasi
|
Nursing
Outcome Classification (NOC)
-
Electroliyte and Acid-Base Balance
Definisi:
-
Fluid Balance
Definisi: ketidakseimbangan cairan di
intraseluler dan ekstraseluler yang merupakan bagian dari tubuh
-
Hydration
Definisi: jumlah cairan di intraseluler dan ekstraseluler yang merupakan
bagian dari tubuh
Kriteria
hasil
-
Mempertahankan
bunyi paru yang bersih; tidak ada dispnea atau ortopnea
-
Bebas dari distensi
vena jugularis, refleks hepatojugular positif, suara gallop ritmik
-
Mempertahankan CVP, kardiak output, dan
tanda vital normal
-
Mempertahankan
haluaran urin 500 ml dari intake dan osmolalitas urin dan gravitasi spesifik
normal
-
Bebas dari kurang
istirahat, kecemasan, atau kebingungan
-
Menjelaskan
penilaian yang dapat digunakan untuk menangani atau mencegah kelebihan volume
cairan, khususnya pembatasan cairan dan diet, dan pengobatan
Mendeskripsikan gejala yang mengindiksikan kebutuhan konsul dengan
penyedia pelayanan kesehatan
|
Nursing
Intervetion Classification (NIC)
1.
on going assesment (pengkajian terus
menerus)
-
Monitor status hidrasi
-
Monitor lokasi dan perluasan edema
-
Monitor berat badan
dan peningkatannya secara mendadak
-
Monitor bunyi paru
(krakles), usaha nafas, ortopnea
-
Dengan tinggi
kepala tempat tidur 30-45 derajat, monitor distensi vena jugularis pada sisi
kanan; kaji refleks positif hepatojugularis
-
Monitor central venous pressure (CVP),
mean arterial pressure (MAP), pulmonary artery pressure (PAP), pulmonary
capillary wedge pressure, dan kardiak output
-
Monitor tanda vital, irama gallop
-
Monitor penurunan
osmolalitas serum, sodium serum, BUN/rasio kreatinin, dan hematokrit
-
Monitor intake dan
output makanan dan minuman
-
Monitor kondisi
yang meningkatkan risiko klien kelebihan cairan
-
Monitor albumin serum
-
Monitor efek diuretik; hipotensi
ortostatik (terutama jika klien juga mendapat ACE inhibitor), dan
keseimbangan elektrolit dan metabolik (hiponatremia, hipokalsemia,
hipomagnesemia, hiperuresemia, dan alkalosis metabolik)
2.
intervensi terapi keperawatan
-
Pasang kateter urin jika perlu
-
Catat dan laporkan jika ada peningkatan
CVP, MAP, PAP, pulmonary capillary wedge pressure, dan kardiak output
-
Catat adanya
penurunan tekanan darah, takikardi, dan takipnea
-
Batasi diet sodium
jika perlu dan diinstruksikan dokter
-
Memberikan makanan
tinggi protein jika perlu
-
Memberikan diuretik jika perlu
-
Batasi intake
cairan jika diinstruksikan, terutama jika sodium serum rendah
-
Mengatur tetesan
infus dengan hati-hati
-
Menyediakan waktu istirahat yang cukup
-
Meningkatkan bogy
image dan harga diri
-
Konsultasi dengan
dokter tentang tanda dan gejala kelabihan volumew cairan
3.
pendidikan kesehatan
Mengajarkan klien/keluarga untuk membatasi cairan
|
|||||||||||||||
2
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan ingesti (pemasukan
makanan) dan absorbsi
|
NOC Label:
Status nutrisi
Kriteria
hasil:
1.
Masukan nutrisi
2.
Masukan makanan dan cairan
3.
Tingkat energi cukup
4.
Massa tubuh
5.
Berat badan stabil
6.
Nilai laboratorium
|
NIC:
1. Manajemen
nutrisi
Definisi:
Membantu dan atau menyediakan asupan makanan dan cairan yang
seimbang
Aktivitas:
a.
Tanyakan pada
pasien/keluarga tentang alergi terhadap makanan
b. Tanyakan
makanan kesukaan pasien
c. Kolaborasi
dengan ahli gizi tentang jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan
d.
Anjurkan masukan
kalori yang tepat
e.
Anjurkan
peningkatan masukan zat besi yang sesuai
f.
Anjurkan
peningkatan masukan protein dan vit. C
g.
Berikan makanan
yang bersih dan lunak
h.
Berikan gula
tambahan
i.Yakinkan diet yang diberikan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
j.Berikan pasien makanan tinggi protein tinggi kalori
k.
Berikan makanan
pilihan
l.Anjurkan makanan yang sesuai dengan gaya hidup
m.
Ajarkan pasien
mempertahankan kebiasaan makan setiap hari
n.
Monitor jumlah
nutrisi dan kalori yang diberikan
o.
Timbang berat badan pasien
p.
Dorong pasien untuk
melakukan perawatan gigi
q.
Tingkatkan
informasi tentang nutrisi yang dibutuhkan pasien
r.
Dorong persiapan
dan pemeliharaan makanan yang aman
s.
Tentukan kemampuan
pasien/keluarga dalam mendapatkan makanan
2.
Enteral Tube Feeding:
Definisi: Penyampaian nutrien dan air melalui tube
gastrointestinal.
Aktivitas:
a. Pasang
NGT sesuai prosedur/protokol tindakan
b. Monitor
penempatan NGT dengan menginspeksi kavitas oral, pengecekan residu lambung
sesuai protokol.
c. Monitor
bunyi usus/peristaltik tiap 4-8 jam, bila perlu
d. Monitor
status cairan dan elektrolit
e. Konsultasikan
dengan tim kesehatan lain dalam memilih tipe dan kekuatan pemberian makan
melalui enteral.
f. Tinggikan
kepala selama pemberian makan
g. Peluk
dan bicaralah dengan infant selama pemberian makan untuk menstimulasi
kebiasaan aktivitas makan
h. Irigasi
tube tiap 4-6 jam selama pemberian makan berkelanjutan dan setiap selesai
pemberian makan secara intermitten.
i. Gunakan
teknik bersih dalam pemberian makan melalui tube.
j. Monitor
sensasi mual muntah, erasaan penuh di lambung.
k. Cek
residu tiap 4-6 jam
|
|||||||||||||||
3
|
Resiko
infeksi b.d Prosedur invasive,
Penekanan system imun (imunosupresi)
|
NOC :
1.
Status Immune
2. Pengetahuan: kontrol infeksi
Kriteria Hasil :
-
Klien bebas
dari tanda dan gejala infeksi
-
Menunjukkan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
-
Jumlah sel darah putih dalam batas normal
-
Menunjukkan perilaku hidup sehat (menjaga
kebersihan) seperti mencuci tangan, perawatan mulut, dan lain-lain.
|
NIC :
KONTROL INFEKSI
Intervensi :
a.
Bersihkan
lingkungan setelah dipakai pasien lain
b.
Pertahankan teknik
isolasi
c.
Batasi pengunjung
bila perlu
d.
Instruksikan pada
pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
meninggalkan pasien
e.
Gunakan sabun
antimikrobia untuk cuci tangan
f.
Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
g.
Gunakan baju,
sarung tangan sebagai alat pelindung
h.
Pertahankan
lingkungan aseptik selama pemasangan alat
i.
Ganti letak IV
perifer dan line central dan dressing sesuai dengan protap Rumah Sakit
j.
Tingkatkan intake
nutrisi
k.
Berikan terapi
antibiotik bila perlu
PROTEKSI INFEKSI
Deinisi :
Pencegahan dan deteksi dini infeksi pada pasien yang beresiko
Intervensi :
a.
Monitor tanda dan
gejala infeksi sistenikmdan lokal
b.
Monitor hitung
granulosit, WBC
c.
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
d.
Batasi pengunjung
e.
Saring pengunjung
terhadap penyakit menular
f.
Partahankan teknik
aspesis pada pasien yang beresiko
g.
Pertahankan teknik
isolasi k/p
h.
Berikan perawatan
kuliat pada area epidema
i.
Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
j.
Ispeksi kondisi
luka / insisi bedah
k.
Ambil kultur
l.
Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
m.
Dorong masukan
cairan
n.
Dorong istirahat
o.
Monitor perubahan
tingkat energi
p.
Dorong peningkatan
mobilitas dan latihan
q.
Dorong batuk dan
napas dalam
r.
Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik sesuai resep
s.
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala infeksi
t.
Ajarkan cara
menghindari infeksi
u.
Berikan ruangan pribadi
v.
Yakinkan keamanan
air dengan hiperklorinasi dan pemanasan
w.
Laporkan kecurigaan
infeksi
x.
Laporkan kultur
positif
|
|||||||||||||||
4
|
Koping Tidak
Efektif b.d status kesehatan
|
Nursing
Outcome Classification (NOC)
1. Coping
(koping)
Definisi: mengatur stresor
2.
Pengambilan keputusan
Definisi: kemampuan
untuk memilih diantara dua pilihan atau lebih
Kriteria
hasil
-
Mengungkapkan
kemampuan untuk menaggulangi dan meminta bantuan jika perlu
-
Menunjukkan
kemampuan untuk memecahkan masalah dan ikut serta bermasyarakat
-
Mempertahankan
bebas dari perilaku yang destruktif pada diri sendiri maupun orang lain
-
Mengkomunikasikan
kebutuhan dan berunding dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
-
Mendiskusikan
bagaimana tekanan kehidupan yang ada melebihi strategi penanggulangan yang
normal
-
Menemukan kecepatan
penyakit dan kecelakaan tidak melebihi tingkat perkembangan dan usia
|
Nursing
Interventian Classification (NIC)
1. Suport
pengambilan keputusan
Definisi:
menyediakan informasi dan dukungan untuk pasien yang membuar keputusan
mengenai perawatan kesehatan
2. perubahan
koping
Definisi: membantu klien beradaptasi
terhadap stres, perubahan, atau perawatan yang mencampur antara kebutuhan
hidup dan peran
Intervensi
1.
pengkajian terus menerus
-
Monitor risiko
membahayakan diri atau orang lain dan tangani secara tepat
-
Amati penyebab
tidak efektifnya penaggulangan seperti konsep diri yang buruk, kesedihan,
kurangnya ketrampilan dalam memecahkan masalah, kurangnya dukungan, atau
perubahan yang ada dalam hidup.
-
Amati kekuatan
seperti kemampuan untuk menceritakan kenyataan dan mengenali sumber tekanan
2.
intervensi keperawatan terapeutik
-
Bantu pasien
menentukan tujuan yang realistis dan mengenali ketrampilan dan pengetahuan
pribadi
-
Gunakan komunikasi
empatik, dan dorong pasien/keluarga untuk mengungkapkan ketakutan,
mengekspresikan emosi, dan menetapkan tujuan
-
Anjurkan pasien
untuk membuat pilihan dan ikut serta dalam perencanaan perawatan dan
aktivitas yang terjadwal
-
Berikan aktivitas
fisik dan mental yang tidak melebihi kemampuan pasien (misal bacaan,
televisi, radio, ukiran, tamasya, bioskop, makan keluar, perkumpulan sosial,
latihan, olahraga, permainan)
-
Jika memiliki
kemampuan fisik, anjurkan latihan aerobik yang sedang
-
Gunakan sentuhan
dengan izin. Berikan pasien pijatan punggung berupa usapan perlahan dan
berirama dengan tangan. Gunakan 60 kali usapan dalam semenit selama 3 menit
pada luasan 2 inchi pada kedua sisi mulai dari daerah atas ke bawah
-
Diskusikan
perubahan dengan pasien
-
Diskusikan tentang
kemampuan pasien/keluarga mengubah situasi atau kebutuhan untuk menerima
situasi
-
Gunakan pendengaran
dan penerimaan aktif dalam membantu
pasien mengekspresikan emosi seperti mengangis, bersalah, dan rasa marah
(dalam batasan yang tepat)
-
Hindari penenangan
yang salah; berikan jawaban jujur dan berikan hanya informasi yang diminta
-
Dorong pasien untuk
menggambarkan tekanan yang dihadapi sebelumnya dan mekanisme penganggulangan
yang digunakan
-
Dukunglah perilaku
penanggulangan; berikan pasien waktu untuk bersantai
-
Bantu pasien untuk
menjelaskan arti gejala yang mereka miliki
-
Anjurkan penggunaan relaksasi perilaku
kognitif (misal terapi musik, guided imagery)
-
Gunakan teknik
selingan selama prosedur yang menyebabkan klien merasa ketakutan
-
Gunakan cara
menghilangkan kepekaan yang sistematis ketika memperkenalkan orang-orang baru, tempat, atau
prosedur yang mungkin menyebabkan ketakutan dan merubah penanggulangan
-
Berikan
pasien/keluarga video tentang prosedur yang menakutkan untuk dilihat sebelum prosedur
dilaksanakan
-
Tunjukkan konseling selama diperlukan
3.
health education (pendidikan kesehatan)
-
Ajarkan klien cara
mengatasi masalah. Tentukan pada mereka penyebab dan masalah dan tulis
keuntungan dan kerugian dari pilihan mereka
-
Berikan informasi
kepada keluarga yang menyangkut pengobatan
-
Ajarkan
teknik relaksasi
-
Anjurkan untuk
mendengarkan musik, ajarkan guided imagery
-
Jalin kedekatan
dengan klien untuk mengembangkan instrumen pendidikan yang bertujuan untuk
meningkatkan strategi koping
-
Ajarkan pada klien
tentang sumber-sumber yang tersedia di komunitas (terapis, konselor)
-
Berikan informasi
perihal perawatan sebelum perawatan diberikan
|
|||||||||||||||
5
|
Cemas b.d
krisis situsional
|
Nursing Outcome
Classification (NOC) :
-
Anxiety Control
(kontrol kecemasan)
Definisi: tindakan personal untuk menghilangkan atau
mengurangi perasaan kuatir dan tertekan/tegang terhadap sumber yang tidak
jelas.
-
Coping
enhancement (perubahan koping)
Definisi: membantu pasien untuk beradaptasi menghadapi
stressor, perubahan, dan ancaman yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan hidup
dan peran.
Kriteria Hasil :
-
Klien mampu
mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
-
Mengidentifikasi,
mengungkapkan, dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
-
Vital sign (TD,
nadi, respirasi) dalam batas normal
-
Postur tubuh,
ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya
kecemasan.
-
Menunjukkan
peningkatan konsenrtasi dan akurasi dalam berpikir
-
Menunjukkan
peningkatan fokus eksternal
|
level cemas
1
2 3 4
5 6 7
8 9 10
ringan sedang berat
NIC:
Anxiety reduction (penurunan kecemasan)
-
Definisi : Meminimalkan rasa takut, cemas, meras
dalam bahaya atau ketidaknyamanan terhadap sumber yang tidak diketahui
-
Intervensi
- Gunakan
pendekatan yang menenangkan
-
Nyatakan dengan
jelas harapan terhadap perilaku paien
- Jelaskan
semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
- Pahami perspektif pasien terhadap
situasi stres
- Temani
pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
- Berikan
informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan dan prognosis
- Dorong
keluarga untuk menemani anak
- Lakukan
pemijitn punggung agar relaksasi
- Dengarkan
dengan penuh perhatian
- Identifikasi
tingkat kecemasan
- Bantu
pasien mengenal situai yang menimbulkan kecemasan
- Dorong
pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
- Instruksikan
pasien menggunakan teknik relaksasi
- Berikan
obat untuk mengurangi kecemasan
|
|||||||||||||||
6
|
Kurang
pengetahuan tentang diit b.d kurangnya paparan informasi, misinterpretasi
informasi
|
NOC Label:
Knowledge:
Diit
Kriteria
hasil:
a. Mendiskripsikan
diit yang direkomendasikan dan rasionalnya
b. Mendiskripsikan
keuntungan diit yang direkomendasikan
c. Mendiskripsikan
makanan yang harus dihindari
d. Mendiskripsikan
cara menyiapkan makanan
e. Merencanakan
menu sesuai petunjuk
f.
Mendiskripsikan potensial interaksi
antara makanan dan obat-obatan
|
NIC:
1. Pendidikan kesehatan: Diit yang dianjurkan
Definisi: Menyiapkan pasien untuk mengikuti dengan
benar diit yang dianjurkan
Aktivitas:
-
Nilai tingkat pengetahuan klien/keluarga saat
ini tentang diit yang dianjurkan
-
Jelaskan pada pasien/keluarga tentang
diit yang dianjurkan dan dihindari dengan bahasa yang sesuai
-
Jelaskan tujuan diit
-
Jelaskan pada klien/keluarga bagaimana
cara merencanakan makanan
-
Sediakan perencanaan dalam bentuk
tertulis
-
Kolaborasi dengan ahli gizi
-
Informasikan kemingkinan interaksi
antara obat dengan makanan.
|
|||||||||||||||
7
|
Kelelahan
b.d faktor psikologis
|
NOC
Nutritionl Status: Energy
Kriteria
hasil
a.
Mengatakan meningkatnya energi dan
kesejahteraan
b.
Menjelaskan rencana
konservsi energi untuk mengurangi kelelahan
|
NIC
1.
intervensi terapeutik perawat
-
Kaji tingkat
kelelahan, kaji frekuensi kelelahan,
aktivitas yang dihubungkan dengan peningkatan kelelahan, kemampuan melakukan
ADL, waktu terjadinya peningkatan energi, kemampuan konsentrasi, mood, dan
pola aktivitas rutin.
-
Evaluasi kecukupna
nutrisi dan tidur. Anjurkan klien istirahat yang cukup
-
Dengan bantuan praktisi perawatan primer
menentukan apakah ada penyebab
fisiologis atau psikologis dari kelelahan yang perlu ditangani,
penyebab fisiologis dari kelelahan yang dapat ditangani misalnya anemia,
ketidakseimbangan elektrolit, hipotiroidisme, depresi, atau efek pengobatan
-
Bekerja sama dengan
dokter untuk menentukan jika klien mempunyai gejala kronis kelelahan
-
Anjurkan klien
mengekspresikan perasaan kelelahan, gunakan teknik mendengar aktif dan bantu
mengidentifikasi sumber-sumber harapan
-
Anjurkan klien
untuk membuat catatan aktivitas, gejala kelelahan, dan perasaan
-
Bantu ADL klien
jika diperlukan; anjurkan kemandirian yang tidak menimbulkan kelelahan
-
Bantu klien
tersenyum, memudahkan penyelesaian tujuan jangka pendek misalnya menulis dua
kalimat dalam catatan harian atau berjalan dalam kamar dua kali sehari
-
Dengan persetujuan
dokter, rujuk ke terapi fisik untuk memonitor program latihan aerobik
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar