A.
Pengertian
Menurut Hasan Rusepno (1995), berdasarkan hasil konggres kedoktren
Perinatologi Eropa II yang disebut bayi berat lahir rendah adalah bayi yang
beratnya kurang atau sama dengan 2500 gram saat lahir.dianggap sebagai
mengalami masa gestasi yang diperpendek, maupun pertumbuhan intra uterus kurang
dari yang diharapkan atau keduanya. Dengan demikian BBLR digolongkan menjadi 2
yaitu prematuritas murni dan dismaturitas.
1. Prematuritas
murni, yaitu bayi dengan gestasi <37 mg atau 259 hari dan berat badannya
sesuai dengan kehamilan atau dapat disebut neonatus kurang bulan sesuai masa
kehamilan
2. Dismaturitas,
yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa gestasi, dapat diartikan bayi mengalami retardasi pertumbuhan dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
Klasifikasi
1. Bayi yang berat lahirnya kurang dari
2500 gram
2. Bayi berat lahir sangat rendah,
kurang dari 1500 gram
3. Bayi berat lahir sangat rendah
sekali, kurang dari 1000 gram
B.
Penyebab
Penyebab BBLR menurut
Komite Medis RSUP Dr. Sardjito 1998 :
1. Faktor ibu : umur ibu, ras,
infertilitas, riwayat kehamilan tak baik, rahim abnormal, jarak kelahiran
terlalu dekat, BBLR anak sebelumnya, malnutrisi, penyakit, kenaikan aktivitas
ibu, pengobatan selama hamil dan keadaan penyebab insufisiensi plasenta.
2. Faktor plasenta : penyakit vaskuler,
kehamilan ganda, malformasi, dan tumor.
3. Fakltor jenis : kelainan kromosom,
malformasi, infeksi bawaan saat kehamilan dan kehamilan ganda.
C
Patofisiologi
Semakin
kecil dan semakin premature bayi, maka akan semakin tinggi risiko gizinya.
Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi :
1. menurunnya simpanan zat gizi,
cadangan makanan di dalam tubuh sedikit. Hampir semua lemak, glikogen, dan
mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng dideposit selama 8 minggu
terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap
peningkatan hipoglikemia, anemia, dll
2. Belum matangnya fungsi mekanisme dari
saluran pencernaan, koordinasi antara refleks hisap dan menelan belum
berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34 minggu.Penundaan pengosongan
lambung dan buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm
3. Kurangnya kemampuan untuk mencerna
makanan. Bayi preterm mempunyai sedikit simpanan garam empedu yang diperlukan
untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi
amylase pancreas dan lipase yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak
dan karbohidrat juga. Begitu pula kadar lactase juga rendah sampai sekitar
kehamilan 34 minggu.
4. Paru-paru yang belum matang dengan
peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori yang meningkat.Masalah pernafasan
juga akan mengganggu makanan secara oral.
5. Potensi untuk kehilangan panas akibat
luas permukaan tubuh dibandingkan dengan berat badan dan sedikitnya lemak pada
jaringan di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan akan
kalori.
D
Tanda dan gejala
1)
Berat badan <
2500 gram
2)
Panjang badan kurang atau sama dengan cm
3)
Kepala relative lebih besar dari pada badannya
4)
Kulit tipis
5)
Transparan
6)
Lanugo banyak
7)
Lemak subcutan sedikit
8)
Ubun-ubun dan sutura lebar
9)
Genetalia imatur
10) Pembuluh
darah terlihat
11) Peristaltic
usus terlihat
12) Rambut
biasanya tipis, halus
13) Tulang
rawan daun telinga belum cukup sehingga Elastisitas daun telinga masi kurang
14) Pergerakan
kurang dan masih lemah
15) Tangisan
lemah
Untuk maturitas
pada umumnya alat-alat dalam tubuhnya sudah tumbuh lebih baik dibandingkan
dengan bayi premature dengan berat yang sama sehingga bayi dismatur lebih mudah
hidup di luar dibandingkan bayi premature (Hasan R, 1995)
Masalah yang
sering dihadapi
Masalah
yang sering dihadapi BBLR ialah maturitas organ organ tubuh karena lahir kurang
bulan. Beberapa gangguan akibat belum matangnya organ tubuh antara lain:
1. Sistem pengaturan suhu yang belum
matang menyebabkan BBLR memerlukan perawatan dalam incubator
2. Sistem imunologi yang belum
berkembang dengan baik menyebabkan bayi sangat rentan dengan infeksi
3. Imaturitas system syaraf pusat
menyebabkan mudahnya terjadi perdarahan peribentruker
4. Imaturitas paru memudahkan terjadinya
penyakit membran hialin
5. Imaturitas metabolisme bilirubin
menyebabkan terjadinya hiperbilirubinemia
6. Imaturitas saluran pencernaan
mempermudah terjadinya sindrom malabsorbsi
Morbiditas
BBLR
1. Hiperbilirubinemia
2. Asfiksia neonatorum
3. Infeksi
4. Sindrom gangguan pernafasan
5. Trauma lahir
6. Kelainan bawaan
Penatalaksanaan
BBLR
Semua bayi berat lahir
rendah akan memerlukan :
1. Suhu yang tinggi dan stabil untuk
mempertahankan suhu tubuh
2. Atmosfer
dengan kadar oksigen dan kelembaban tinggi
3. Pemberaian minum secara hati hati karena
ada kecenderungan terisapnya susu ke paru
4. Perlindungan terhadap infeksi
5. Pencegahan
kekurangan zat besi dan vitamin.
Bayi paling
kecil yang beratnya kurang dari 2000 gram dirawat telanjang dalan incubator
dalam suhu 32-35oC dengan kelembaban tinggi. Akhirnya sebelum bayi
pulang mereka dirawat di dalam kamar bayi
yang dingin (21oC) untuk menyesuaikan diri dengan suhu kamar.
Pemberian minum
Minuman
diberikan pada bayi yang terkecil dengan kateter makanan no 6 yang terpasang
terus melalui hidung bayi. Lebih baik diberikan ASI tetapi ada susu pengganti
yang cukup memuaskan yaitu susu yang disesuaikan dengan ASI dengan pemberian
150-180 ml/kg/hr. Pedoman
berikut ini merupakan pedoman yang memuaskan. Minum dimulai bila bayi berusia 4
jam.
- Hari 1 : 20 ml/500 gram BB/hari
- Hari 2 : 30 ml/500 gram BB/hari
- Hari 3 : 40 ml/500 gram BB/hari
- Hari 4 : 50 ml/500 gram BB/hari
- Hari 5 : 75 ml/500 gram BB/hari
Perlindungan terhadap infeksi
Perlindungan ini dilakukan dengan
perawatan yang aman. Semua petugas harus mencuci tangannya dengan cermat,
menggunakan krem heksaklorofen. Disediakan ruang terpisah untuk bayi yang
terinfeksi dan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Incubator memberikan
lingkungan yang relatif steril untuk bayi yang terkecil, tetapi ibu harus
dianjurkan untuk menyentuh bayinya melalui lubang incubator.
AsuhanKeperawatan
2. Pengkajian
a.
Berat badan ≤
2500 gram
b.
Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm
c.
Kepala relatif lebih besar dari pada badannya
d.
Kulit tipis
e.
Transparan
f.
Lanugo banyak
g.
Lemak subcutan sedikit
h.
Ubun-ubun dan sutura lebar
i.
Genetalia imatur
j.
Pembuluh darah terlihat
k.
Peristaltik usus terlihat
l.
Rambut biasanya tipis, halus
m.
Tulang rawan daun telinga belum cukup sehingga
Elastisitas daun telinga masih kurang
n.
Pergerakan kurang dan masih lemah
o.
Tangisan lemah
Untuk maturitas pada umumnya alat-alat dalam tubuhnya sudah tumbuh lebih
baik dibandingkan dengan bayi premature dengan berat yang sama sehingga bayi
dismatur lebih mudah hidup di luar dibandingkan bayi premature (Hasan R, 1995)
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Bersihan jalan nafas tidak efektif sehubungan dengan
obstruksi jalan nafas: banyaknya mucus
b.
Pola nafas tidak efektif sehubungan dengan imaturitas
neurologis dengan batasan karakteristik bernafas menggunakan otot pernafasan
tambahan, nafas pendek, dyspnea, pernafasan rata-rata / minimal < 25 atau 60
x/mnt
c.
Kekurangan volume cairan sehubungan dengan kegagalan
meklanisme pengaturan dengan batasan karakteristik kelemahan, penurunan turgor
kulit / lidah, membran mukosa / kulit kering, peningkatan denyut nadi,
temperatur tubuh meningkat, penurunan BB seketika
d.
Hipotermi sehubungan dengan berada di lingkungan yang
dingin dengan batasan karakteristik penurunan suhu tubuh di bawah rentang
normal, pucat
e.
Resiko infeksi
f.
Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh dengan factor
resiko paparan dingin/sejuk( perubahan intra uteri ke extra uteri)
C. Rencana Keperawatan BBLR
No
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Pola nafas tidak efektif sampai dengan inateritas
neurologis.
Batasan karakteristik:
v
Bernafas menggunakan otot pernafasan tambahan
v
Nafas pendek
v
Dyspnea
v
Pernafasan rata-rata / minimal < 25 atau
> 60 X/menit.
|
NOC label: Respiratory Ventilation.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau secara…X 24
jam, pola nafas pasien efektif dengan indikator:
Ø
Pernafasan pasien 30-60 X/menit
Ø
Pengembangan dada simetris
Ø
Irama pernafasan teratur
Ø
Tidak ada retraksi dada
Ø
Inspirasi dalam
Ø
Pernafasan tidak dengan usaha
Ø
Bernafas tidak dengan otot pernafasan tambahan
Ø
Tidak dyspnea
|
1. Airway management
ü
Benaskan jalan nafas dengan posisi leher
eksteasi jika memungkinkan.
ü
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
dan mengurangi dispnea.
ü
Auskultasi suara nafas.
ü
Monitor respirasi dan status oksigen jika
memungkinkan.
2. Respiratori monitoring
ü
Monitoring kecepatan, irama, kedalaman, dan
upaya bernafas.
ü
Monitor pergerakan, kesimetrisan dada,
refraksi dada dan alat bantu pernafasan.
ü
Monitor adanya cuping hidung.
ü
Monitor pola pernafasan: bradipnea tadnipnea,
hiperventilasi, respirasi kusmaul, cheyne stokes, apnea biot.
ü
Monitor adanya kelelaha otot diafragma.
ü
Auskultasi suara nafas, catat area penurunan
dan ketidakadanya ventilasi dan bunyi nafas.
|
2
|
Kekurangan volume cairan sampai dengan kegagalan rekanisme
pengaturan
Batasan karakteristik:
v
Kelemahan
v
Penurunan tugor kulit / lidah, membran mukosa
/ kulit kering.
v
Peningkatan denyut nadi
v
Temperatur tubuh meningkat
v
Kehilangan BB seketika
|
NOC label: Hydration
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…X 24 jam,
volume cairan pasien adekuat dengan indikator:
Ø
Torgor kulit kenyal, membran mukosa dan lidah
lembab
Ø
Denyut nadi 120-140 X/menit
Ø
Suhu 365-370 C
Ø
BB tidak turun seketika
|
Fluid management:
1)
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2)
Monitor ststus hidrasi (kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat)
3)
Monitor tanda-tanda vital: suhu, nadi, RR.
4)
Dorong masukan oral
5)
Berikan penggantian nasogastric sesuai oletput
6)
Monitor BB
7)
Kolaborasi pemeriksaan elektrolit, pemberian cairan
IV.
|
3
|
Hipotermi sampai dengan berada di lingkungan yang dingin
Batasan karakteristik:
v
Penurunan suhu tubuh di bawah rentang normal
v
Pucat
v
Menggigil
v
Kulit dingin
v
Dasar kuku sianosis
v
Pengisian kapiler lambat
|
NOC label: Thermoregilation Neonate
Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama…X 24 jam,
hipotermi pasien teratasi dengan indikator:
Ø
Suhu axila: 365-370 C
Ø
RR: 30-6 X/menit
Ø
Warna kulit merah muda
Ø
Pasien tidak gelisah
Ø
Pasien tidak letargi
|
Hypotermia Treament
ü
Pindahkan bayi dari lingkungan yang dingin ke
dalam lingkunga / tempat yang hangat (di dalam inkubator atau di bawah lampu
sorot)
ü
Segera ganti pakaian pasien yang dingin dan
basah dengan yang hangat dan kering serta berikan selimut.
ü
Monitor suhu pasien
ü
Monitor gejala hipotermi: fatigue, lemah,
apatis, perubahan warna kulit.
ü
Monitor status pernafasan
ü
Monitor intake dan output.
|
DAFTAR PUSTAKA UNTUK BBLR
1. IOWA
Outcomes Project, Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 2. 2000.
Mosby.
- IOWA Outcomes Project, Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 2. 2000. Mosby.
- Ralph dan Rosenberg. 2003. Nursing Diagnoses Definition and Classification 2005-2006. Philadelphia, USA.
- Rusepno Hasan. 1995. Ilmu Kesehatan Anak III. Infomedika. Jakarta.
5. Kumpulan materi
kuliah PSIK FK UGM. 2004. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar