A.
DEFINISI
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten,
reversible dimana trachea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu. Obstruksi jalan nafas umumnya bersifat reversible, namun
dapat menjadi kurang reversible bahkan relative non reversible tergantung berat
dan lamanya penyakit. Asma dapat menyerang pada sembarang usia. Jenis-jenis
asma yaitu asma alergik, asma non alergik atau asma idiopatik dan asma gabungan
antara keduanya.
B.
ETIOLOGI
- Asma alergik disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal (mis., serbuk sari, binatang, amarah makanan dan jamur). Kebanyak alergen didapat di udara dan musiman.pasien dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat keluarga yang alergik.
- Asma idiopatik atau non alergik, tidak berhubungan dengan alergen spesifik. Fakor-faktor, seperti common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.
- Asma gabungan adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun dari bentuk idiopatik nonalergik.
C.
MANIFESTASI KLINIS
Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas. Gejala
yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat hiperaktivitas bronkus.
Gejala-gejala asma antara lain :
- Adanya tiga gejala umum yaitu batuk, dispnea dan mengi
- Rasa sesakndalam dada secara tiba-tiba
- Pernafasan lambat dan laborious
- Ekspirasi lebih susah dan lebih panjang dari inspirasi sehingga pasien merasa lebih yaman dengan posisi duduk dan menggunakan otot aksesori pernafasan
- terjadi sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat dan gejala-gejala retensi karbondioksida, termasuk berkeringat, takikardi, dan pelebaran tekanan nadi.
Gejalanya bersifat proksismal, yaitu membaik pada
siang hari dan memburuk pada malam hari. Serangan asma biasanya terjadi pada
malam hari. Batuk pada awalnya susah dan kering tetapi segera menjadi labih
kuat.
D. PATOFISIOLOGI
E. KOMPLIKASI
Komplikasi asma dapat mencakup status asmatikus,
fraktur iga, pneumonia, dan atelektasis. Obstruksi jalan nafas, terutama selama
periode akut.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis
asma berdasarkan :
- Anamnesis : riwayat perjalanan penyakit, factor-faktor yang berpengaruh terhadap asma, riwayat keluarga dan adanya riwayat alergi serta gejala klinis.
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan laboratorium : darah (terutama eosinofil, IgE total, IgE spesifik), sputum (eosinofil, spiral Curshman, kristal Charcot-Leyden).
- tes fungsi paru dengan spirometri atau peak flow meter untuk menentukan adanya obstruksi jalan nafas.
G.
PENATALAKSANAAN
Tujuan
terapi asma adalah :
- Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma.
- Mencegah kekambuhan
- mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya.
- Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise.
- Menghindari efek samping obat asma.
- Mencegah obstruksi jalan nafas yang ireversibel.
Terapi
medikasi untuk asma antara lain :
1.
Agonis Beta
agen ini mendilatasi otot polos bronchial. Agen
adrenergic juga dapat meningkatkan gerakan silia, menurunkan mediator kimiawi
anafilaksis, dan dapat menguatkan efek bronkodilatasi dari kortikosteroid. Agen
adrenergic yang paling sering digunakan adalah epinefrin, albuterol,
metaproterenol, isoprotereniol, isoetharine, dan tabutamin. Diberikan secara
parenteral atau melalui inhalasi.
2.
Antikolinergik
Antikolinergik seperti atropine tidak pernah dalam
riwayatnya tidak pernah digunakan karena efek samping sistemiknya.derivatif
amoniun kuaternari, seperti atropine metilnitra, dan ipratrotium bromide
(Atroven) mempunyai efek bronkodilator yang sangat baik dan efek samping
sistemiknya minimal.
3. Metilsantin
Aminofilin, thoefilin digunakan karena mempunyai efek
bronkodilatasi. Agen ini merilekskan otot polos bronkus, meningkatkan gerakan
mucus dalam jalan nafas dan meningkatkan kontraksi difragma. Aminofilin
diberikan secara intravena. Teofilin diberikan secara per oral. Hati-hati dalam
pemberian obat ini, jika terlalu cepat, dapat terjadi takikardi atau disritmia
jantung.
3.
Kortiikosteroid
Diberikan secara intravena (hidrokortison), secara
oral (prednisone, prednisolon) atau melalui inhalasi (beklometason,
deksametason). Medikasi ini diduga mengurangi inflamasi bronco konstriksor.
4.
Inhibitor sel mast
Natrium kromolin adalah bagian integral dari
pengobatan asma. Diberikan melalui
inhalasi. Medikasi ini mencegah pelepasan mediator kimiawi anafilaktik, yang
mengakibatkan bronkodilatasi dan penurunan inflamasi jalan nafas.
Penatalaksanaan keperawatan :
1.
Pengkajian
Data
yang dikumpulkan dari pengkajian harus mencakup :
a.
Riwayat keperawatan fungsi paru normal klien pada masa
lalu dan fungsi paru saat ini serta tindakan klien yang digunakan untuk
mengoptimalkan oksigenasi.
b.
Pemeriksaan fisik paru melalui inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.
c.
Peninjauan kembali hasil laboratorium dan hasil
pemeriksaan diagnostic.
Riwayat
keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan
oksigen.untuk fungsi paru, yang perlu dikaji adalah adanya keletihan batuk,
sesak nafas, mengi, nyeri, pemaparan lingkungan, masalah pernafasan masa lalu,
penggunaan obat-obatan saat ini dan riwayat merokok.
2.
Perencanaan
Perencaan
keperawatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi actual dan potensial.
Sasaran dari rencana tersebut harus berpusat pada :
a.
Klien mempertahankan kepatenan jalan nafas
b.
Klien mempertahankan dan meningkatkan ekspansi paru
c.
Klien mengeluarkan sekresi paru
d.
Klien mencapai peningkatan toleransi aktivitas.
e.
Oksigenasi jaringan ditingkatkan atau dipertahankan
f.
Fungsi paru klien diperbaiki dan dipertahankan
3. Implementasi
Intervensi keperawatan untuk meningkatkan dan
mempertahanlkan jalan nafas meliputi tindakan mandiri keperawatan (perilaku
peningkatan kesehatan dan upaya pencegahan, pengaturan posisi, tehnik batuk) dan
tindakan tidak mandiri (terapi oksigen, tehnik inflasi paru, hidrasi,
fisioterapi dada dan obatr-obatan). Implikasi tindakan keperawatan yang dapat
diberikan antara lain :
a. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam
pemberian oksigen untuk atasi dispnea, sianosis dan hipoksemia.
b.
Identifikasi tanda-tanda dehidrasi dengan pemeriksaan turgor kulit.
c. Memebrikan terapi cairan untuk mencegah dehidrasi
melalui evaporasi.
d. Menganjurkan pasien untuk menghemat energi tubuhnya
dan menyediakan ruangan yang tenang dan bebas dari polutan pernafasan.
e. Mendidik pasien untuk segera melaporkan tanda dan
gejala yang menyuklitkan.
f.
Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan.
E.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
- Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan ketidaksamaan perfusi-ventilasi
- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan denganbronkokonstriksi, peningkatan produksi lender, batuk tidak efektif dan infeksi bronkopulmonal.
- Pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengannafas pendek, lender, bronkokonstriksi dan iritan jalan nafas.
- Defisit perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunderakibat peningkatan upaya pernafasan dan insufisiensi pernafasan dan oksigenasi.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, hipoksemia, dan pola pernafasan tidak efektif.
- Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi tingkat aktivitas rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dyspneu
F. Discharge Planning
1.
Jelaskan proses penyakit dengan
menggunakan gambar gambar
2.
Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah
3.
Hindari factor pemicu : Kebersihan lantai rumah, debu debu,
karpet, bulu binatang dsb
4.
Jelaskan tanda tanda bahaya yang akan
muncul
5.
Ajarkanpenggunaan nebulizer
6.
Keluarga perlumemahami tentang pengobatan, nama obat, dosis,
efek samping, waktu pemberian.
7.
Ajarkan strategi kontrol kecemasan,
takut, stress
8.
Jelaskanpentingnya istirahat danlatihan,
termasuk latihan nafas
9.
jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat
F. INTERVENSI
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
1
|
Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan
ketidaksamaan perfusi-ventilasi
Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau
pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli
Batasan karakteristik :
è Gangguan
penglihatan
è Penurunan CO2
è Takikardi
è Hiperkapnia
è Keletihan
è somnolen
è Iritabilitas
è Hypoxia
è kebingungan
è Dyspnoe
è nasal faring
è AGD Normal
è sianosis
è warna kulit
abnormal (pucat, kehitaman)
è Hipoksemia
è hiperkarbia
è sakit kepala
ketika bangun
èfrekuensi dan
kedalaman nafas abnormal
Faktor faktor yang berhubungan :
è
ketidakseimbangan perfusi ventilasi
èperubahan
membran kapiler-alveolar
|
NOC :
v Respiratory Status : Gas exchange
v Respiratory Status : ventilation
v Vital Sign Status
Kriteria Hasil :
v Mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
v Memelihara kebersihan paru paru dan bebas
dari tanda tanda distress pernafasan
v Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
v Tanda tanda vital dalam
rentang normal
|
NIC :
Airway Management
·
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
·
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
·
Pasang mayo bila perlu
·
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
·
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
·
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·
Lakukan suction pada mayo
·
Berika bronkodilator bial perlu
·
Barikan pelembab udara
· Atur intake untuk
cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·
Monitor
respirasi dan status O2 Respiratory Monitoring
·
Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha
respirasi
·
Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan
otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal
·
Monitor suara nafas, seperti dengkur
· Monitor pola nafas : bradipena,
takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
· Catat lokasi trakea
·
Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis)
·
Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara tambahan
·
Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi
crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
·
auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui
hasilnya
|
2
|
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
denganbronkokonstriksi, peningkatan produksi lender, batuk tidak efektif dan
infeksi bronkopulmonal.
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi
dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
Batasan Karakteristik :
- Dispneu,
Penurunan suara nafas
- Orthopneu
- Cyanosis
- Kelainan suara
nafas (rales, wheezing)
- Kesulitan
berbicara
- Batuk, tidak
efekotif atau tidak ada
- Mata melebar
- Produksi sputum
- Gelisah
- Perubahan
frekuensi dan irama nafas
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Lingkungan :
merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi
- Fisiologis :
disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas,
asma.
- Obstruksi jalan
nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan
nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing
di jalan nafas.
|
NOC :
v Respiratory status : Ventilation
v Respiratory status : Airway patency
v Aspiration Control
Kriteria Hasil :
vMendemonstrasikan batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
vMenunjukkan jalan nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
vMampu mengidentifikasikan dan mencegah
factor yang dapat menghambat jalan nafas
|
NIC :
Airway
Management
·
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
·
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
·
Pasang mayo bila perlu
·
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
·
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
·
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·
Lakukan suction pada mayo
·
Berikan bronkodilator bila perlu
·
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
· Atur intake untuk
cairan mengoptimalkan keseimbangan.
· Monitor respirasi dan
status O2
|
3
|
Pola pernafasan tidak efektif berhubungan
dengannafas pendek, lender, bronkokonstriksi dan iritan jalan nafas.
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak
adekuat
Batasan karakteristik :
- Penurunan
tekanan inspirasi/ekspirasi
- Penurunan
pertukaran udara per menit
- Menggunakan
otot pernafasan tambahan
- Nasal flaring
- Dyspnea
- Orthopnea
- Perubahan
penyimpangan dada
- Nafas pendek
- Assumption of
3-point position
- Pernafasan
pursed-lip
- Tahap ekspirasi
berlangsung sangat lama
- Peningkatan
diameter anterior-posterior
- Pernafasan
rata-rata/minimal
§ Bayi : < 25
atau > 60
§ Usia 1-4 : <
20 atau > 30
§ Usia 5-14 :
< 14 atau > 25
§ Usia > 14 :
< 11 atau > 24
- Kedalaman
pernafasan
§ Dewasa volume
tidalnya 500 ml saat istirahat
§ Bayi volume
tidalnya 6-8 ml/Kg
- Timing rasio
- Penurunan
kapasitas vital
Faktor yang berhubungan :
-
Hiperventilasi
-
Deformitas tulang
-
Kelainan bentuk dinding dada
-
Penurunan energi/kelelahan
-
Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal
-
Obesitas
-
Posisi tubuh
-
Kelelahan otot pernafasan
-
Hipoventilasi sindrom
-
Nyeri
-
Kecemasan
-
Disfungsi Neuromuskuler
-
Kerusakan persepsi/kognitif
-
Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang
-
Imaturitas Neurologis
|
NOC :
v Respiratory status : Ventilation
v Respiratory status : Airway patency
v Vital sign Status
Kriteria Hasil :
v Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
v Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
v Tanda Tanda vital dalam
rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
|
NIC :
Airway Management
·
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
·
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
·
Pasang mayo bila perlu
·
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
·
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
·
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·
Lakukan suction pada mayo
·
Berikan bronkodilator bila perlu
·
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
· Atur intake untuk
cairan mengoptimalkan keseimbangan.
· Monitor respirasi dan
status O2
Terapi Oksigen
vBersihkan mulut, hidung dan
secret trakea
vPertahankan jalan nafas yang paten
vAtur peralatan oksigenasi
vMonitor aliran oksigen
vPertahankan posisi pasien
vOnservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
vMonitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
§ Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
§ Catat adanya fluktuasi tekanan darah
§ Monitor VS saat pasien berbaring, duduk,
atau berdiri
§ Auskultasi TD pada
kedua lengan dan bandingkan
§ Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama,
dan setelah aktivitas
§ Monitor kualitas dari nadi
§ Monitor frekuensi dan irama pernapasan
§ Monitor suara paru
§ Monitor pola pernapasan abnormal
§ Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
§ Monitor sianosis perifer
§ Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
§ Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign
|
4
|
Defisit perawatan diri berhubungan dengan keletihan
sekunderakibat peningkatan upaya pernafasan dan insufisiensi pernafasan dan
oksigenasi
Definisi :
Gangguan kemampuan untuk melakukan ADL pada diri
Batasan karakteristik : ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan
untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakmampuan untuk toileting
Faktor yang berhubungan :
kelemahan, kerusakan kognitif atau perceptual, kerusakan neuromuskular/
otot-otot saraf
|
NOC :
v Self care : Activity of Daily Living
(ADLs)
Kriteria
Hasil :
v Klien terbebas dari bau badan
v Menyatakan kenyamanan
terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs
v Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
|
NIC :
Self Care
assistane : ADLs
§ Monitor kemempuan klien untuk perawatan
diri yang mandiri.
§ Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat
bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
§ Sediakan bantuan sampai klien mampu
secara utuh untuk melakukan self-care.
§ Dorong klien untuk melakukan aktivitas
sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
§ Dorong untuk melakukan secara mandiri,
tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
§ Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong
kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
§ Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai kemampuan.
§ Pertimbangkan usia klien jika mendorong
pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
|
5
|
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan,
hipoksemia, dan pola pernafasan tidak efektif.
Definisi : Ketidakcukupan energu
secara fisiologis maupun psikologis untuk meneruskan atau menyelesaikan
aktifitas yang diminta atau aktifitas sehari hari.
Batasan
karakteristik :
a. melaporkan secara verbal
adanya kelelahan atau kelemahan.
b. Respon abnormal dari tekanan darah atau
nadi terhadap aktifitas
c.
Perubahan
EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia
d. Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat
beraktivitas.
Faktor factor
yang berhubungan :
·
Tirah
Baring atau imobilisasi
·
Kelemahan
menyeluruh
·
Ketidakseimbangan
antara suplei oksigen dengan kebutuhan
·
Gaya
hidup yang dipertahankan.
|
NOC :
v Energy conservation
v Self Care : ADLs
Kriteria
Hasil :
v Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
v Mampu melakukan
aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
|
NIC :Energy Management
vObservasi adanya
pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
vDorong anak untuk
mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
vKaji adanya factor yang
menyebabkan kelelahan
vMonitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
vMonitor pasien akan adanya kelelahan
fisik dan emosi secara berlebihan
vMonitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
vMonitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
vKolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
vBantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
vBantu untuk memilih aktivitas konsisten
yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
vBantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
vBantu untuk mendpatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek
vBantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
vBantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
vBantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
vSediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
vBantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
vMonitor respon fisik, emoi,
social dan spiritual
|
6
|
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan
kurang sosialisasi, ansietas, depresi tingkat aktivitas rendah dan
ketidakmampuan untuk bekerja.
Batasan
karakteristik :
·
Gangguan tidur
·
Penyalahgunaan bahan kimia
·
Penurunan penggunaan dukungan social
·
Konsentrasi yang buruk
·
Kelelahan
·
Mengeluhkan ketidakmampuan koping
·
Perilaku merusak terhadap diri/orang lain
·
Ketidakmampuan memenuhi harapan peran
Factor
yang berhubungan :
·
Perbedaan gender dalam strategi koping
·
Tingkat percaya diri tidak adekuat
·
Ketidak pastian
·
Support social tidak efektif
·
Derajat pengobatan tingkat tinggi
Krisis situasional/maturasional
|
Koping
Indicator
:
·
Menunjukan fleksibilitas peran
·
keluarga menunjukan fleksibilitas peran para anggotanya
·
pertentangan masalah
·
nilai keluarga dapat mengatur masalah-masalah
·
memanaj masalah
·
melibatkan anggota keluarga dalam membuat keputusan
·
mengekspresikan perasaan dan kebebasan emosional
·
menunjukan strategi untuk memanaj masalah
·
menggunakan strategi penurunan stress
·
peduli terhadap kebutuhan anggota keluarga
·
menentukan prioritas
·
menentukan jadwal untuk rutinitas danm aktivitas keluarga]
·
menjadwalkan untuk respite care
·
mempunyai perencanaan pada kondisi kegawatan
·
memelihara kestabilan financial
·
mencari bantuan ketika dibutuhkan
·
menggunakan support social
keterangan
penilaian NOC
1=
tidak dilakukan sama sekali
2=
jarang dilakukan
3=
kadang dilakukan
4=
sering dilakukan
5=
selalu dilakukan
|
Peningkatan
koping
·
hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit dan konsep diri
·
hargai dan diskusikan alternative respon terhadap situasi
·
hargai sikap klien terhadap perubahan peran dan hubungan
·
dukung penggunaan sumber spiritual jika diminta
·
gunakan pendekatan yang tenang dan berikan jaminan
·
sediakan informasi actual tentang diagnosis, penangan dan prognosis
·
sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini
·
dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat
·
dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
·
Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi
keterbatasan dan mengelola gaya hidup dan perubahan peran
·
Bentu klien mengidentifikasi kemungkinan yang dapt terjadi
·
Bantu klien beradaptasi dan mengantisipasi perubahan klien
|
7
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d dyspneu
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme
tubuh.
Batasan karakteristik :
- Berat badan 20
% atau lebih di bawah ideal
- Dilaporkan
adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
- Membran mukosa
dan konjungtiva pucat
- Kelemahan otot
yang digunakan untuk menelan/mengunyah
- Luka, inflamasi
pada rongga mulut
- Mudah merasa
kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
- Dilaporkan atau
fakta adanya kekurangan makanan
- Dilaporkan
adanya perubahan sensasi rasa
-
Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
-
Miskonsepsi
-
Kehilangan BB dengan makanan cukup
-
Keengganan untuk makan
-
Kram pada abdomen
-
Tonus otot jelek
-
Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
-
Kurang berminat terhadap makanan
-
Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
-
Diare dan atau steatorrhea
-
Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
- Suara usus
hiperaktif
- Kurangnya
informasi, misinformasi
Faktor-faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan pemasukan
atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan
faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
|
NOC :
v Nutritional Status : food and Fluid
Intake
v Nutritional Status : nutrient Intake
v Weight control
Kriteria Hasil :
v Adanya peningkatan
berat badan sesuai dengan tujuan
v Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi badan
v Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
v Tidk ada tanda tanda malnutrisi
v Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan
dari menelan
v Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
|
NIC :
Nutrition
Management
§ Kaji adanya alergi makanan
§ Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Fe
§ Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin C
§ Berikan substansi gula
§ Yakinkan diet yang
dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
§ Berikan makanan yang
terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
§ Ajarkan pasien
bagaimana membuat catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
§
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition
Monitoring
§ BB pasien dalam batas normal
§ Monitor adanya penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama makan
§ Monitor lingkungan selama makan
§ Jadwalkan
pengobatan dan tindakan tidak selama
jam makan
§ Monitor kulit kering
dan perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah patah
§ Monitor mual dan muntah
§ Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar Ht
§ Monitor makanan kesukaan
§ Monitor pertumbuhan dan perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
§ Monitor kalori dan intake nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
§ Catat jika lidah
berwarna magenta, scarlet
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar