A.
Pengertian
Hyperbilirubinemia adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang
kadar nilainya lebih dari nominal ( Kapital selecta kedokteran, 200)
B.
Etiologi
o
Peningkatan bilirubin yang dapat terjadi karena;
polycethemia, issoimun, hemolytic, desease, kelainan struktur dan enzim sel
darah merah, keracunan obat ( hemolosis kimia; salisilat; kortikosteroid,
klorampenikol), hemoolisis ekstravaskular, cephalhematomaeccymossis.
o
Gangguan fungsi hati, defisiensi glukoronil
transferase, obstruksi empedu/atresia biliari, infeksi, masalah metabolic,
galakto semia Hyperbilirubinemia jaundice ASI.
o
Komplikasi; asfiksia, hipotermi, hipoglimia,
menurunnya ikatan albumin; lahir premature, asidosis. ( Nelson, Ilmu Kesehatan
Anak, 1999)
C.
Patofisiologi
o
Pigmen kulit ditemukan dalam empedu yang
terbentuk dari pemecahan hemoglobin oleh kerja hemeogsigenisasi, biliverdin
reduktase, dan agen perediuksi nonenziamtik dalam system retikoluendoteilial.
o
Setelah pemecahan hemoglobin, bilirubin tak
terkonjungasi diambil oleh protein intra seluller “ Y protein “ dalam hati. Pengambilan tergantung
pada aliran darah hepatic dan adanya ikatan protein.
o
Bilirubin yang tidak terkonjugasi dalam hati
diubah atau terkonjungasioleh enzim asam uridin difosfogglukuronat, urin diphosphoglucuronic
acid (UDPGA) glukuronil transfere menjadi bilirubin mono dan glucorinoda yang
polar, larut dalam air (bereaksi direk)
o
Bilirubin yang terkonjugasi yang larut dalam air
dapat dieliminasi melalui ginjal. Dengan konjugasi, bilirubin masuk dalam
empedu melalui membrane kenalikuler. Kemudian system gastrointestinal dengan
diaktifkan oleh bakteri menjsadi urbilinogen dalam tinja dan urin. Beberapa
bilirubin diabsorsi kembali melalui
sirkulasi enterohepatik.
o
Warna kulit kuning akibat dari akumulasi pigmen
bilirubin yang larut lemak, tak terkonjugasi, non polar (bereaksi indirek)
o
Pada bayi dengan
Hyperbilirubinemiakemungkina merupakan
hasil dari defisiensi atau tidak aktifnya glukoronil transfere. Rendahnya pengambilan dalam
hepatic kemungkinkan karena penurunan
protein hepatic sejalan dengan penurunan darah hepatic.
o
Jaundice yang terkait dengan pemberian asli
merupakan hasil dari hambatan kerja glukoronil transferase oleh pregnanerdiol
atau asam lemak bebas yang terdapat
dalam asi. Terjadi 4-7 hari setelah lahir. Dimana terdapat kenaikan
bilirubun tak terkonjugasi dengan kadar 25-20 mg/dl selam minggu ke 2- ke-3
biasanya dengan mencapai usia 4 minggu dan menurun 10 minggu. Jika pemberian
asi dihentikan, kadar bilirubuin serum akan turun dengan cepat, biasanya mencapai
normal dalam beberapa hari. Penghentian asi selama 1-2 hari dan penggantian asi
denagns usu formula mengakibatkan penurunan bilirubin serum dengan cepat,
sesudahnya pemberian asi dapat dimulai lagi dengan hiperbillirubin tidak akan
kembali ke kadar yang tinggi seperti sebelumnya.
o
Bilirubin yang patologis tampak ada kenaikan
bilirubin dalam 24 jam pertama kelahiran. Sedangkan untuk bayi dengan ikterus
fisiologis, muncul antara 3-5 hari sesudah lahir ( Nelson, Ilmu Kesehatan Anak,
1999)
D.
Manifestasi Klinis
- Tampak ikterus; sclera, kulit atau kulit dan membrance. Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi yang baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetic atau infeksi, jaundice yang tampak pada hari ke-2 atau hari ke 3 dan mencapai puncak pada hari hari ke 3 sampai ke 4 dan menurun pada hari ke 5 sampai hari ke 7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologis.
- Ikterus adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang cenderung tampak kuning kerang atau orange, ikterus pada tipe obstruksi (bilirubin direkk) kulit tampak berwarna kuning kehijau-hijauan atau keruh. Perbedaan ini hnay dapat dilihat pada ikteus yang berat.
- Muntah, anoreksia, fatigue, warna urin gelap, warna tinja pucat.
-
Penilaian ikterus (secara klinik)
Pengalaman lebih baik dilakukan dalam pencahayaan matahari dengan menekan
sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan warga karena pengaruh
sirkulasi darah. Secara klinis, ikterus dapat dinilai dengan kramer.
Daerah
|
Luas
Ikterus
|
Kadar
Billirubin (mg %)
|
1
|
Kepala dan
leher
|
5
|
2
|
Daerah 1 (+)
badan bagian atas
|
9
|
3
|
Daerah 1,2 (+)
badan bagian bawah dan tungkai
|
11
|
4
|
Daerah 1,2,3
(+) lengan dan kaki bagian dengkul
|
12
|
5
|
Daerah 1,2,3,4
(+) tangan dan kaki
|
16
|
Contoh 1 : Kulit bayi di daerah kepala, leher dan badan bagian atas,
berarti bilibirun kira-kira 9 mg/%
Contoh 2 : Kulit bayi kuning seluruh badan sampai kaki dan tangan,
berarti jumlah biliburin > mg%
-
Pemeriksaan diagnostic
- Pemeriksaan bilirubin serum
Pada bayi yang cukup bulan billirubin mencapai puncak kira-kira 6 mg/dl,
antara 2 dan 4 hari kehidupan. Apabila nilainya diatas 10 mg/dl, tidak
fisiologis. Pada bayi dengan premature kadar billirubin mencapai puncaknya
10-12 mg/dl antara 5-7 hari kehidupan. Kadar bilirubin yang lebih dari 14 mg/dl
adalah tidak fisiologis. Dari brown AK dalam text books of pediatric 1996 :
ikterus fisiologis pada bayi cukup bulan, bilirubin indirek munculnya ikterus
2-3 hari dan hilang 4-5 hari dengan kadar bilibirum yang mencapai puncak 10-12
mg/dl. Sedangkan pada bayi dengan premature, bilirubin indirek muncul 3-4 hari
dan hilang 7-9 hari dengan bilirubin mencapai puncak 15 mg/dl/ hari. Pada
ikterus patologis meningkatnya bilirubin lebih dari 5 mg/dl/hari dan kadar
bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl. Maisetes 1994 dalam Whaley dan wong 1999 :
Meningkatnya kadar serum total lebih dari 12-13 mg/dl.
- Ultrasound untuk mengevalusi anatomi cabang kantong empedu.
- Radioisotope scan dapat digunakan untuk membantu membedakan hepatitis dari atresia billary.
-
Penanganan
o
Pencegahan terjadinya kern ikterus (ensafalopati
biliris)
Pengamatan ketat dan cermat pada perubahan peningkatan kadar ikterik /
bilirubin bayi baru lahir, khususnya pada ikterus yang kemungkinan besar
menjai\di patologis,yaitu :
·
Ikterus yang terjadi karena ikterus
(ensefalopati biliaris)
·
Ikterus dengan kadar bilirubin > 12,5 mg/%
pada neonatus cukup bulan atau > 10 mg % pada neonatus kurang bulan.
·
Ikterus dengan peningkatan kadar bilirubin >
5 mg/%
o
Mengatasi hyperbilirubinemia.
Melakukan dekompensasi bilirubin dengan fototerapi Trnasfuse tukar darah.
E.
Komplikasi
o
Bilirubin encephalopathy (komplikasi serius)
o
Kernikterus ; kerusakan neurologist; cerebal
palsi; retridasi mental; hyoeraktif; bicara lambat; tidak ada koordinasi otot;
dan tangisan yang melengking.
F.
Penatalaksanaan Terapeutik
o
Fototerapi; dilakukan apabila telah ditegakkan
hyperbilirubinema patologis dan berfungsi untuk menurunkan bilirubin dalam
kulit melalui tinja dan urin dengan oksidasi foto pada bilirubin dari
biliverdin. Walaupun cahaya biru memberikan panjang gelombang yang tepat untuk
fotoaktivitas bilirubin bebas, cahaya hijau dapat mempengaruhi fotoreaksi
bilirubin yang mengikat albumin. Cahaya menyebabkan rekasi fotokimia dalam
kulit (fotoismoerisasi) yang mengubah bilirubin tak terkonjugasi ke dalam
fotobilirubin, yang mana dieksresikan dalam hati kemudian ke empedu. Kemudian
produk akhir rekasi adalah reversible dan eksresikan ke dalam empedu tanpa
perlu konjugasi.
o
Fenobartital : mengeksresikan bilirubin dalam
hati dan memperbesar konjugasi. Meningkatkan sintesis hepatic glukoronil
transferase yang mana dapat meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearance
hepatic pada pigmen dalam empedu, sintesis protein dimana dapat meningkatkan
albumin untuk mengikat bilirubin. Fenobartital tidak begitu sering dianjurkan.
o
Antibiotik ; apabila terakit dengan infeksi.
o
Transfuse tukar; apabila sudah tidak dapat
ditangani dengan fototerapi dan indikasinya.
Pada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek > 20 mg/%.
Kenaikan kadar bilirubin indirek yang cepat yaitu 0,3 - 1 mg/%/jam.
Anemia yang berat pada bayi baru lahir dengan gejala gagal jantung.
Kadar Hb tali pusat > 14 mg/% dari uji cooms direk positif.
Ikterus disertai tinja (kotoran warna diempul ) harus segera dirujuk.
Pedoman
penggunaan ikterus menurut waktu timbulnya dan kadar bilirubin (modifikasi
Maisels, 1972)
Billirubin
(mg/%)
|
<
24 jam
|
24-48
jam
|
49-79
jam
|
>
72 jam
|
|
<5
5-9
|
Pemberian
makanan yang dini
Terapi
sinar a bila hemolisis
|
|
|||
Kalori
cukup
|
|||||
10-14
|
Transfusi
tukar b bila hemolisis
|
Terapi
sinar
|
|||
15-19
|
Transfusi
tukar c
|
Transfuse
tukar bila hemolisis
|
Terapi
sinar d
|
||
>
20
|
Transfusi
tukar e
|
||||
Bilibirum < 5
mg/% selalu observasi, bilirubbin > 5 mg/ % penyebab perlu disekidiki.
Bagan penanganan
ikterus bayi baru lahir
Tanda-tanda
|
Warna kuning pada kulit dan selera
mata (tanpa hepatomegali), pendarahan kulit dan kejang-kejang
|
||||
Kategori
|
Normal
|
Fisiologik
|
Patologik
|
||
Daerah ikterus (rumus Kramer)
|
1
|
1+2
|
1-4
|
1-5
|
1-5
|
Kuning hari ke
|
1-2
|
3
|
> 3
|
> 3
|
> 3
|
Kadar bilirubin
|
< 5 mg / %
|
5-9 mg/%
|
11-15 mg/%
|
>15 mg/%
|
>20 mg/%
|
Penanganan
|
|||||
Bidan atau Puskesmas
|
Terus diberi ASI
|
Jemur di matahari pagi jam 7-9
selama 10 menit. Badan bayi telanjang. Mata ditutup terus diberi ASI banyak
minum
|
Rujuk ke Rumah Sakit Banyak minum
|
||
Rumah Sakit
|
Sama dengan atas
|
Sama dengan diatas
|
Terapi sinar
|
Terapi sinar
|
|
|
Periksa golongan darah ibu
Periksa kadar bilirubin
|
||||
Nasihat bila semakin kuning,
kembali
|
Waspadai bila tukar darah bilirubin
naik > 0,5 mg/jam Cooms test
|
Tukar darah
|
G.
Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
1)
Identitas : Umur bayi untuk menentukan jenis icterik
2)
Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan utama ( keluhan yang tampak saat pengkajian ) Riwayat
kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah
sakit)
b.
Riwayat kesehatan yang lalu (pernah icterik sebelumnya
atau tidak)
c.
Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama
atau yang bersifat genetic ibu terkena virus CMV atau toxoplasmosis)
3)
Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan umum :
Kesadaran, vital sign, status nutrisi (BB,TB)
b.
Pemeriksaan fisik :
1.
Kulit :
Warna kuning
2.
Kepala :Bentuk
normal / terdapat caput sucedaneum
3.
Mata :
Sclera ikterik / berwarna kuning
4.
Hidung :
Simetris, lender, lubang hidung dbn
5.
Telinga :
Simetris
6.
Mulut :
Mucosa kering / berlendir
7.
Leher :
Warna kuning
8.
Dada :
Bentuk simetris atau tidak, warna kuning
9.
Jantung :
Denyut jantung ( tachicardi / brodicardi)
10. Paru-paru : Frekuensi nafas (tachypnoe /
bradipnoe)
11. Abdomen
: Warna kuning
12. Ekstremitas : Warna kuning
2.
Diagnosa Keperawatan
1)
Resiko kekurangan
volume cairan berhubungan dengan medikasi (fototerapi)
2)
Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan
paparan panas
3)
Cemas berhubungan dengan kritis situasional / maturasional
4)
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan reflek hisap
lemah
5)
Resiko kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan
radiasi
6)
Kurang pengetahuan klien / orang tua tentang
hiperbilirubin berhubungan dengan kurang informasi, keterbatasan kegnisi, tak
familier dan sumber informasi.
No
|
Doagnosa Keperawatan
|
NOC/Tujuan
|
NIC/
Intervensi
|
1
|
Resiko
kekurangan volume cairan berhubungan dengan medikasi (fototerapi)
|
Setelah
dilaksanakan tindakan perawatan selama … x 24 jam volume cairan dan efek
kelit seimbang
·
Keseimbangan cairan criteria hasil
- Nadi
normal
- Keseimbangan
masukan dan keluaran selama 24 jam
- BB
stabil
- Hidrasi
kulit baik
- Kelembabab
membrane mukasa baik
- Serum
elekrolit DBN
·
Hidrasi
-
Tidak ada demam
-
Out put urin DBN
·
Kontrol resiko
-
Pengetahuan tentang factor resiko
-
Pantau factor resiko lingkungan
-
Pantau factor resiko perilaku pasien
-
Mengatur strategi untuk mngontrol resiko sesuai
dengan kebutuhan
-
Komitmen terhadap strategi control resiko
-
Pantau perub status kesehatan
|
Pemanfaatan cairan :
Mengkoleksi
dan menganalisa data pasien untuk mengatur
keseimbangan cairan
-
Menentukan riwayat jumlah dan tipe masukan cairan dan
kebiasaan eliminasi
-
Menentukan factor resiko ketidak seimbangan cairan
(mis : hipertemia, terapi diuteric, patologis ginjal, gagal jantung,
keringat, disfungsi liver, kegiatan yang berlebihan,
-
Pantau berta badan
-
Pantau mesukan dan keluaran
-
Pantau serum dan nilai ekeltrolit urin dengan tepat
-
Pantau tekanan darah, kecepatan jantung, status
respirasi
-
Pantau membrane mukosa, turgor kulit, kehausan
-
Pantau warna, jumlah, dan gravitasi spesifik dari
urin
-
Kelola cairan dengan tepat
-
Pertahankan kecepatan aliran IV
Manajeman
cairan : Meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi yang
bersumber dari ketidak normalan atau kaetidak sesuaian tingkat cairan.
- Timbang
berta badan setiap hari
- Ukur
Batau timbang popok dengan tepat
- Pantau
status hidrasi (mis : kelambaban membrane mukosa ketidakuatan nadi, tekanan
darah (ortostastik) dengan tepat.
- Pantau
tanda-tanda vital
- Pantau
pencernaan makanan dan cairan dan hitung masukan kalori setiap hari dengan
tepat.
- Kelola
terapi IV dengan tepat
- Menyiapkan
pengelolaan produk darah.
|
2
|
Resiko ketidak
seimbangan suhu tubuh berhubungan dengan paparan panas
|
Setelah
dilakukan tindakan perawatan selama … x 24 jam suhu tubuh DBN
·
Termoregulasi (0800)
-
Suhu kulit normal
-
Suhu badan 36 0 – 37 0 C
-
Hidrasi adekuat
-
Tidak hanya menggigil
-
Gula darah DBN
-
Keseimbangan asam basa DBN
-
Bilirubin DBN
|
Pengaturan
suhu : mencapai dan atau
mempertahankan suhu tubuh dalam range normal
- Pantau
suhu tubuh setiap 2 jam dengan tepat.
- Pantau
suhu bayi baru lahir sampai stabil
- Pantau
tekanann darah, nasdi, dan pernafasan dengan tepat
- Pantau
warna warna dan suhu kulit
- Pantau
dan laporkan tanda dan gejala hipotermi dan hipertemi.
- Tingkatkan
keadekuatan masukan cairan dan nurtisi
- Tempatkan
bayi baru lahir pada ruangan isolasi atau bawahpemanas
- Pertahankan
pans tubuh bayi
- Gunakan
matras panas dan selimut hangat yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
- Berikan
pengobatan dengan tepat untuk mencegah atau control menggigil
- Gunakan
mtras sejuk dan mandi dengan air hangat untuk mnyesuaikan dengan suhu tubuh
dengan tepat.
|
3
|
Cemas
berhubungan dengan kritis situasional/ maturasional.
|
Setelah
tindakan perawatan … x 24 jam keluarga
tidak mengalami cemas
·
Kontrol cemas
-
Identifikasi dan memverbalisasi tanda dan gejala
-
Mendemontasikan teknik urtuk mengontrol cemas
-
Verbalisasi tidak adanya atau penurunan distrees
subyektif
-
Tanda vital normal atau menurun dari stimulasi
simpatik
-
Mengidentifikasi dan memverbalisasikan pencetus cemas
konflik dan ancaman.
-
Postur ekspresi wajahmerefleksikan penurunan stess
-
Menunjukkanbeberapa kemampuan untuk menjamin diri
·
Koping :
-
Mengidentifikasi keefektifan pola kopling
-
Mengidentifikasi ketidakefektifan pola kopling
-
Verbalisasi pengontrolan perasaan
-
Melaorkan penurunan stress
-
Verbalisasi penerimaan situasi
-
Mencari informasi yang berhubungan dengan penyakit.
-
Modifikasi gaya hidup sesuai dengan kebutuhan
-
Dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
-
Menggunakan ketersediaan dukungan social
-
Identifikasi strategi koping yang banyak
-
Gunakan strategi koping yang efektif
-
Hindari situasi stress yang berlebihan
-
Mencari bantuan professional dengan tepat
-
Melaporkan penurunan gejala fisik dari stress
-
Melaporkan penurunan pikiran negatif
|
Mengurangi
cemas :
Meminimalkan
ketakutan, cemas, kebosanan, atau rasa tidak nyaman sehubungan dengan sumber
yang tidak teridentifikasi terhadap bahaya yang diantisipasi.
-
Jelaskan semua prosedur, meliputi sensasi yang
mungkin dialami selama prosedur
-
Sediakan informasi actual tentang diagnosis,
penenganan dan prognosis
-
Temani pasien untuk mendukung keamanan dan menurunkan
rasa takut
-
Dukung keluarga untuk menemani anak deengan cara yang
tepat
-
Dukung aktivitas yang tidak kompetitif dengan cara
yang tepat.
-
Dengarkan dengan penuh perhatian
-
Ciptakan atmosfer untuk memfasilitasi rasa percaya
dukung verbalisasi dari perasaan, persepsi dan rasa takut
-
Bantu keluarga untuk mengidentifikasikan situasi yang
menciptakan cemas
-
Bantu keluarga untuk menjelaskan diskripsi realistic
deskripsi realistik tentang kejadian yang akan dialami.
-
Instruksikan keluarga untuk menggunakan teknik
relaksasi
|
4
|
Menyusui tidak
efektif berhubungan dengan reflek hisap
lemah.
|
Setelah
dilakukan tindakan perawatan selama … x 24 jam klien dapat merasakan kepuasan
dalam menyusu dan menyusui
·
Breast feeding maintenance
- Klien
menyusui dengan efektif
- Bayi
mencapai kepuasan dalam menyusu
- Pertumbuhan
bayi dbn
- Perkembangan
bayi dbn
- Ibu
mengajukan harga diri yang positif dengan menyusui
Brestfeeding Es
·
Tablishment
: Intant
-
Mampu mengenai areola dengan benar
-
Mampu menekan areola dengan benar
-
Benar penghisapan dan penempatan lidah
-
Meneguk / menelan min 5-10 menit setiap menyusui
-
Minimal minta susu 8 x / hari
-
Minimal BAK 6 X / hari
-
Bayi kenyang setelah
minum ASI
|
Nic
: Breastfeeding assistance
- Fasilitasi
konytak ibu dengan bayi seawall mungkin
- Monitor
kemampuan bayi untuk menghisap
- Dorong
orang tua untuk meminta perawat menemani saat menyusui
- Monitor
kemampuan bayi untuk menggapai putting
- Dorong
ibu untuk tidak membatasi menyusui
- Monitor
integritas kulit sekitar putting
- Jelaskan
penggunaan susu formula.
|
5
|
Resiko kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan radiasi
|
Setelah
dilakukan tindakan perawatab selama … x 24 jam membrane dan mukosa kulit
terjaga
·
Tissue integriti : Skin and muccos membrane
-
Temperatur kulit dbn
-
Elastisitas kulit dbn
-
Kelembabab dbn
-
Pigmentasi kulit dbn
-
Warna dbn
-
Tekstur dbn
-
Tidak ada lesi
-
Tidak ada tekanan
|
NIC
N: Preeure management
-
Gunakan pakaian yang longgar
-
Hindari kerutan pada tempat tidur / bedongan
-
Jaga kebersihan kulit agartetap bersih dan kereing
-
Mobilisasi klien (ubah posisi klien tiap 2jam )
-
Monitor kulit adanya kemerahan
-
Oleskan lation / baby oil pada daerah yang tertekan
-
Monitor status nutrisi
-
Mandikan klien dengan sabun air hangat
|
6
|
Kurang
Pengetahuan Klien/ orang tua tentang hiperbilinbin b.d. kuiranginformasi,
keterbatasan mkognisi, tak familier dengan sumber informasi.
|
Setelah
didiskusikan penjelasan selama ….. x pertemuan orang tua mengetahui dan
memahami tentang penyakit anaknya, dengan kriteria :
·
Knowledge : Disease Process
-Mengetahui
jenis/ nama
penyakit
-
Mampu menjelaskan
factor resiko
-
Mampu menjelaskan efek
penyakit
-Mampu
menjelaskan
tanda
dan gejala
-Mampu
menjelaskan
komplikasi
-Mampu
menjelaskan
bagaimana cara
mencegah komplikasi
·
Knowledge : Healt Behaviuor
-Mampu
menjelaskan pola
nutrisi yang sehat
-Mampu
menjelaskan
aktifitas yang bermanfaat
-Mampu
menjelaskan
teknik menejemen stress
-Mampu
menjelaskan cara
mengurangi resiko penyakit
|
Teaching
: Disease Proses
1.
Berikan penilain tentang tingkat pengetahuan klien/
orang tua tentang proses penyakitnya
2.
Jelaskan fatofisiologi hiperbilirubin
3.
Jelaskan tanda dan gejala yang biasanya muncul
4.
Gambarkan proses penyakit hiperbilirubin dengan cara
yang sesuai
5.
Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang
tepat
6.
Berikan informasi,pada orang tua upaya mencegah
hiperbilirubine,pemberian asi terus- menerus
7.
Instruksi klien untuk mengetahui tanda dan gejala
8.
Kuatkan informasi yang disediakan tim kesehatan yang
lain dengan cara yang tepat
Teaching
Procedur/Teatment
1.
Informasikan kepada klien prosedur pengobatan akan
dilaksanakan
2.Informasikan seberapa lama akan
dilakukan prosedur foto therapy
3. Informasikan
tentang peralatan yang akan digunakan dalam proses fototherapy
4. Jelaskan
tujuan diadakan fototherapy
5. Anjurkan
kepada klien untuk kooperatif saat dilakukan foto therapy
6. Jelaskan
tentangn perasaan, rewel, sering BAK, panas/peningkatan suhu tubuh saat
dikakukan fotop therapy
|
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer,dkk.
2000. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapius
Budi Santosa. Panduan
Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Prima
Merdeka
Merdeka
Joanne C.Mc
Closkey. 1996. Nursing Intervention Classifikation (NIC). Mosby-
Year Book
Judith M.
Wilkinson. 2005. Prentice Hall Nursing Diagnosis Hand Book with
NIC Intervention and
NOC Outcomes. New Jersey: Upper Saddle
River
Marion
Johnson.2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). Mosby- Year
Book.
Nelson, Ilmu
Kesehatan Anak, Vol 1. Edisi 15, Editor edisi bahasa Indonesia A.
Sanik Wahab,
Jakarta,EGC,1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar