KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat-Nya yang dicurahkan kepada
kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas kelompok yang berjudul “Dokumentasi Keperawatan Berbasis
Komputer Laboratorium”. Makalah ini juga tidak luput dari
kekurangan dan kekeliruan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan
literatur yang sangat kurang yang ada pada kami sebagai penulis, kepada Dosen
kami mohon maaf.
Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna, segala sumbang
saran, gagasan, pemikiran dan koreksi dari semua pihak yang dapat memperkaya,
menambah kelengkapan tulisan ini sangat kami harapkan.
Akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.Amin Ya Robbal Alamin.
Padang,
November 2011
penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………...................................... i
DAFTAR ISI………………………………………………………....….... ii
BAB
I PENDAHULUAN……………………………………………….... 1
1.1 Latar
Belakang Masalah……………………………………...…… 1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………...... .. 2
1.3 Tujuan
Penulisan……………………………………………....… .. 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………..... … 3
2.1 Pengertian
Dokumentasi Keperawatan…….……………………… 3
2.2 Tujuan
Dokumentasi Keperawatan.……................……...……….. 3
2.3 Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer.............................. 4
2.4
Dokumentasi Keperawatan Berbasis
Komputer Laboratorium……........... 6
BAB III
PENUTUP…………………………………………………...….. 11
3.1 Kesimpulan…………………………………………………...….. 11
3.2 Saran………………………………………………………...…..... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Banyak
kasus mal praktek terjadi dimana-mana. Hal ini disebabkan kelalaian tenaga
kesehatan dalam bekerja. Salah satunya kesalahan yang dilakukan perawat.
Kurangnya pengetahuan dan tidak bisa melakukan pendokumentasian yang baik dan
benar, membuat banyak tuntutan dari pasien maupun dari keluarga pasien. Perawat
tidak menyadari hal ini, ditambah lagi kurangnya minat untuk meningkatkan
kinerja seorang perawat. Untuk itu, diperlukan pengetahuan bagaiman membuat
suatu pendokumentasian asuhan keperawatan.
Di Indonesia, pendokumentasian
asuhan keperawatan masih berupa lembaran-lembaran kertas. Hal ini disebabkan
kurangnya kemampuan dalam bidang teknologi serta kurangnya kepedulian terhadap
peningkatan kesehatan pasien. Padahal, di luar negeri para perawat telah menggunakan
pendokumentasian berbasis komputer, ini memudahkan komunikasi antara rekan
kerja, seperti perawat dengan dokter.
Pendokumentasian keperawatan
berbasis komputer tidak hanya diterapkan di bagian radiology, hematologi, atau
pun di bagian lainnya, namun juga bisa diterapkan di laboratorium.
Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer di laboratorium bertujuan untuk
memudahkan dalam memproses data, pengiriman hasil laboratoirum serta penyimpanan
data-data pasien lainnya. Di dalam bab selanjutnya, penulis akan membahas lebih
detail lagi mengenai pendokumentasian keperawatan berbasis komputer di
laboratorium.
1.2
Rumusan Masalah
·
Bagaimanakah dokumentasi keperawatan
berbasis komputer di laboratorium?
·
Bagaimana analisis dan rancangan sistem
informasi dan laboratorium di rumah sakit?
·
Bagaimana contoh penerapan laboratory
information sistem?
1.3
Tujuan
·
Untuk mengetahui dokumentasi keperawatan
berbasis komputer di laboratorium.
·
Untuk mengetahui dan memahami analisis
dan rancangan sistem informasi dan laboratorium di rumah sakit.
·
Untuk mengetahui dan memahamicontoh
penerapan laboratory information system.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Dokumentasi
Keperawatan Berbasis Komputer, di Laboratorium
Sistem informasi laboratorium
("LIS") adalah sebuah
system yang menerima,
memproses, dan menyimpan informasi yang dihasilkan oleh laboratorium medis. Sistem ini seringkali harus
antarmuka dengan instrumen dan sistem informasi lain, seperti sistem informasi rumah sakit (HIS).
LIS adalah aplikasi yang digunakan
untuk memfasilitasi berbagai macam model alur kerja laboratorium. Displinilmu yang mendukung LIS
termasukdiantaranya, yaituhematologi, kimia, imunologi, bank darah (manajemen
donor dan transfuse), surgical pathology, anatomical pathology, flow cytometry,
danmikrobiologi.
Operasidasar yang dilakukandalam LIS:
1. Mengurutkanregistrasi
2. Menerimasampel
3. Mengirimkansampelkepadapemeriksa
4. Memasukkanhasilpemeriksaan
5. Laporanlaboratoium
LIS
padaumumnyamendukungfitur-fitursebagaiberikut :
1. Registrasipasien
2. Penyimpanan data registrasike
database
3. Memprosessampel
4. Menyimpanhasil
5. Pembuatanlaporan
Fitur-fiturtambahan
yang akandibuat, yaitu :
1. Pengirimanhasilpemeriksaanlaboratoriummelalui
email atau SMS.
2. Pembuatanberbagaijenislaporan yang
dapatdisesuaikan
3. Interface HL7 (Health Level Seven
Standards)
4. Pengecekkansejarahpemeriksaanmedispasien
Pelayanan laboratorium pada umumnya didukung oleh alat-alat
yang tidak satu sistem (merk atau brand name). Data yang dihasilkan pun
bermacam-macam dan sulit dipadukan (diintegrasikan). Sistem yang berbeda-beda
pada alat menjadi kendala ketika akan dibuat LIS (Laboratory Information
System). Gerakan efisiensi dan patient safety merupakan faktor utama mengapa
integrasi dan otomatisasi peralatan laboratorium begitu penting dilakukan.
Peralatan di laboratorium perlu diintegrasikan karena :
·
untuk
memangkas proses konvensional, yaitu entri ulang pada alat laboratorium serta
entri hasil pemeriksaan ke komputer (output).
·
Data
yang akurat, karena data dari mesin / alat laboratorium langsung dikirim ke
komputer tanpa proses entri ulang.
Manfaat integrasi peralatan laboratorium:
·
Hasil
pemeriksaan cepat selesai
·
Meningkatkan
utilitas laboratorium.
Berdasarkan kemampuan peralatan laboratorium, bentuk
integras / komunikasi antara peralatan laboratorium dengan komputer dapat dikategorikan
sebagai berikut :
1.
Unidirectional
: yaitu peralatan laboratorium hanya bisa mengirim data ke komputer. Data hasil
pemeriksaan akan dikirim ke komputer, untuk input pemeriksaannya tetap
dilakukan entri sebelum dilakukan pemeriksaan.
2.
Bidirectional
: yaitu peralatan laboratorium yang bisa melakukan komunikasi dua arah dengan
komputer. Biasa disebut Query Mode. Tidak semua alat lab memiliki fasilitas
ini. Biasanya alat-alat lab yang baru menyediakan fitur ini.
Cara kerja
metode ini:
o
Petugas
lab meng-entry biaya pemeriksaan dan jenis pemeriksaan pada database Hospital
Information System (selanjutnya disebut HIS).
o
Sampel
dimasukkan ke alat lab.
o
Alat
membaca Barcode ID (identifikasi) pasien.
o
Alat
berkomunikasi ke HIS meminta data sesuai dengan ID Pasien.
o
HIS
mengirimkan data yang ditransaksikan (ID Pasien dan jenis pemeriksaan).
o
Software
mengubah transaksi menjadi jenis pemeriksaan.
o
Alat
melakukan pemeriksaan.
o
Alat
mengirim hasil ke HIS.
Metode
bidirectional ini memungkinkan analis lab tidak perlu meng-entry ID pasien dan
jenis pemeriksaan, sehingga human error sangat minimal.
Tipe laboratorium yang bisa mengimplementassikan sistem
integrasi ini :
·
Laboratorium
kecil, sedang.
·
Laboratorium
rujukan skala besar.
Peralatan/komponen yang harus disiapkan
pihak laboratorium untuk melakukan integrasi
·
Kabel
RS-232 (db9 & db25) dan jack output RS-232 (db9 & db25) serta input PCI
RS-232 untuk instrument Interface Server.
·
Satu
set komputer P4, sebagai Instrument Interface Server (server penghubung antara peralatan
laboratorium dan HIS)
·
Operating
System Windows XP Home atau Professional.
·
Printer
barcode
·
Manual
book masing-masing alat, khususnya keterangan tentang host-interface.
·
Sudah
terinstal HIS atau Rekam Medis Elektronik dan Billing System
·
Beberapa
alat pendukung lainnya.
·
Peralatan laboratorium yang bisa diintegrasikan:
Semua peralatan laboratorium bisa
diintegrasikan, dengan syarat dilengkapi keterangan tentang host-interface pada
buku manual.
Keunggulan dari LIS yaitu :
- Meningkatkan kemampuan penyimpanan untuk jangka waktu yang lebih lama.
- Mengurangi kesalahan manusia
- Masing-masing bagian lab terkoneksi dengan program
- Data base pasien tertata rapi dalam satu server
- Performa Lab akan jadi baik guna promosi laboratorium
- Penggunaan sumber daya rendah karena tidak perlu diinstal di klien, klien cukup memiliki program web browser, seperti Mozila firefox, Google Crome, Midori, dsb.
- Dibuat dengan aplikasi berbasis open source, sehingga dapat menekan biaya pembuatan.
- Dapat dijalankan di berbagai sistem operasi, sehingga tidak tergantung dengan sistem operasi tertentu.
- Dapat diakses dari satu remote ke banyak lab pada saat yang sama
- Dapat di subdirectorykan pada website yang sudah ada, selama website tersebut menggunakan PHP dan MySQL, sehingga dapat diakses dari berbagai tempat.
- Fasilitas yang cukup lengkap diantaranya layar cetak, chating, pencarian dan barcode.
- Hasil pemeriksaan cepat selesai.
- Meningkatkan utilitas laboratorium.
14.
Mendukung
otonomi akuntabel, mengumpulkan dan menyebarkan informasi untuk membantu
professional medis dalam pengambilan keputusan.
15.
Mengurangi
kesalahan medis karena catatan tidak terbaca.
Kelemahan LIS :
1. Biaya untuk startup, yang dapat
berlebihan.
2. Kurangnya standar LIS yang berupa
terminology, arsitektur sistem, dan pengindeksan
2.2.Analisis Dan Rancangan Sistem
Informasi dan Laboratorium Di Rumah Sakit
Analisis
dan rancangan sistem informasi dan laboratorium di rumah sakit dapat dilakukan
dengan cara :
1. Total
Architecture Synthesis
Prinsip dasar
dari TAS adalah apapun arsitektur yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan yang
ada, sifat extentionable dari
setiap services untuk mendukung
munculnya kebutuhan, bahkan kebutuhan yang paling tidak terduga sekalipun tetap
harus dipersiapkan.
TAS adalah
sebuah metode perancangan yang menggunakan pendekatan iteratif dalam
mengumpulkan kebutuhan, mendefinisikan proses bisnis, dan mendefinisikan
arsitektur dari sebuah sistem.
Metode ini
berawal dari inisiasi semua proses bisnis yang terpengaruh oleh perkembangan
proyek ini. Proses bisnis ini kemudian diurutkan sesuai dengan tingkat
kesulitan dan kepentingan bisnisnya. Setelah proses ini selesai dilakukan,
kemudian iterasi untuk proyek ini dimulai. Iterasi pertama diawali dengan
proses bisnis yang paling sulit dan banyak mengalami perubahan. Setiap iterasi
terdiri dari pengumpulan kebutuhan, pendefinisian proses bisnis, pendefinisian
arsitektur sistem, dan evaluasi.
Pengunaan metode
TAS, menjadikan proses pengumpulan informasi akan kebutuhan dari sebuah
perusahaan bukan lagi menjadi sebuah aktifitas yang terpisah dari proses bisnis
dan arsitektur sistem. Semua aktifitas di atas kini secara iterative akan saling berhubungan dan
mempengaruhi satu sama lainnya
Spesifikasi Perangkat Keras,
Perangkat Lunak dan Jaringan
a.
Spesifikasi Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan
berupa personal computer (PC)
atau komputer yang dapat mendukung program Microsoft Visual Studio 2008, sebagai
perangkat lunak utama untuk dapat mengunakan aplikasi sistem informasi
laboratorium RSKD ini dan Oracle 10g sebagai perangkat lunak untuk mengakses database yang digunakan sebagai media
penyimpanan data pada aplikasi.
b.
Spesifikasi Piranti Lunak
Kebutuhan peranti lunak untuk
menjalankan suatu aplikasi sistem informasi laboratorium Rumah Sakit Kanker
Dharmis (RSKD) meliputi kebutuhan perangkat lunak pada server dan client.
Kebutuhan tersebut adalah Microsoft® Windows® 2000 Professional SP4.
Sedangkan
DBMS yang digunakan adalah Oracle 10g.
c.
Spesifikasi Jaringan
Spesifikasi kebutuhan jaringan
yang diusulkan:
·
Network
Interface Card (NIC), sebagai network
card yang dikenal dengan nama lain LAN Adapter, digunakan untuk
memungkinkan komputer server dapat terhubung dengan komputer lainnya
melalui jaringan, dalam hal ini adalah komputer klien.
·
Switch, digunakan sebagai penghubung komputer atau router
pada suatu area terbatas, untuk mengatur lalu lintas paket data dalam
jaringan.
·
Topologi yang
digunakan adalah topologi star. Topologi star merupakan bentuk topologi
jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau
pengguna.
2.
Phython dan MYSQL
a. MYSQL
MySQL
adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasaInggris:
database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan
sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia
sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License
(GPL), tetapi merekajuga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus
dimana penggunaannya tidakcocok dengan penggunaan GPL.
Tidak
sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak
dikembangkan
oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya
masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial
Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya.
Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah:
David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius.
Kekurangan My SQL
1. Untuk koneksi ke bahasa pemrograman
visual seperti vb, delphi, dan foxpro, mysql kurang support, karena koneksi ini
menyebabkan field yang dibaca harus sesuai dengan koneksi dari program visual
tersebut, dan ini yang menyebabkan mysql jarang dipakai dalam program visual.
2. Data yang ditangani belum begitu
besar
3. Tidak cocok untuk menangani data
dengan jumlah yang besar, baik untuk menyimpan data maupun untuk memproses
data.
4. Memiliki keterbatasan kemampuan kinerja
pada server ketika data yang disimpan telah melebihi batas maksimal kemampuan
daya tampung server karena tidak menerapkan konsep Technology Cluster
Server.
Kelebihan
:
1.
Merupakan
DBMS yang gratis / open source berlisensi GPL (generic public license).
2.
Cocok
untuk perusahaan dengan skala yang kecil.
3.
Tidak
membutuhkan spesifikasi hardware yang tinggi untuk bisa menjalankan MYSQL ini
bahkan dengan spesifikasi hardware yang minimal sekalipun.
4.
Bisa
berjalan pada lebih dari satu platform system operasi, misalnya windows, linux,
FreeBSD, Solaris, dan masih banyak lagi.
5.
Cepat
dalam menjalankan perintah SQL / Structured Query Language misalnya
ketika akan menyeleksi suatu data atau memasukkan suatu data karena MYSQL
merupakan turunan dari konsep SQL.Multi user, artinya database dapat
digunakan oleh beberapa user dalam waktu bersamaan tanpa mengalami masalah atau
konflik.
6.
MYSQL
memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti signed / unsigned integer,
float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain.
7.
MYSQL
memiliki beberapa lapisan keamanan, seperti subnetmask, nama host,
dan izin akses user dengan system perijinan yang mendetail serta sandi/password
terenkripsi.
8.
MYSQL
dapat melakukan koneksi dengan computer client menggunakan Protokol TCP/IP,
Unix Socket (UNIX), atau Named Pipes (windows NT).
9.
MYSQL
memiliki antar muka / interface terhadap berbagai aplikasi dan bahasa
pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
10.
Command
and function,
MYSQL memiliki fungsi dan operator secara penuh yang mendukung perintah select
dan where dalam query.
11.
Structure
Table, MYSQL
memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE
dibandingkan DBMS lainnya.
b. PYTHON
PROGRAMMING
Python
merupakan bahasa pemrograman yang freeware atau perangkat bebas dalam arti
sebenarnya, tidak ada batasan dalam penyalinannya atau mendistribusikannya.
Lengkap dengan source codenya, debugger dan profiler, antarmuka yang terkandung
di dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem, GUI (antarmuka pengguna
grafis), dan basis datanya. Python dapat digunakan dalam beberapa sistem
operasi, seperti kebanyakan sistem UNIX, PCs (DOS, Windows, OS/2), Macintosh,
dan lainnya. Pada kebanyakan sistem operasi linux, bahasa pemrograman ini
menjadi standarisasi untuk disertakan dalam paket distribusinya.
Bahasa
pemrograman Python merupakan jembatan antara bahasa skrip dan C. Secarajujur,
Python merupakan gabungan kelebihan yang dibawa dari bahasa pemrograman
lainnya, termasuk element dari C, C++, Modula-3, ABC, Icon, dan lainnya.
Kelebihan Python :
·
Tidak ada tahapan kompilasi dan
penyambungan (link) sehingga kecepatan perubahan pada masa pembuatan system
aplikasi meningkat
·
Tidak ada deklarasi tipe sehingga
program menjadi lebih sederhana, singkat, dan fleksible.
·
Manajemen memori otomatis yaitu kumpulan
sampah memori sehingga dapat menghindari pencatatan kode
·
Tipe data dan operasi tingkat tinggi
yaitu kecepatan pembuatan system aplikasi menggunakan tipe objek yang telah ada
·
Pemrograman berorientasi objek
·
Pelekatan dan perluasan dalam C
·
Terdapat kelas, modul, eksepsi sehingga
terdapat dukungan pemrograman skala besar secara modular
·
Pemuatan dinamis modul C sehingga
ekstensi menjadi sederhana dan berkas biner yang kecil
·
Pemuatan kembali secara dinamis modul
phyton seperti memodifikasi aplikasi tanpa menghentikannya
·
Model objek universal kelas Satu
·
Konstruksi pada saat aplikasi berjalan
·
Interaktif, dinamis dan alamiah
·
Akses hingga informasi interpreter
·
Portabilitas secara luas seperti
pemrograman antar platform tanpa ports
·
Kompilasi untuk portable kode byte
sehingga kecepatan eksekusi bertambah dan melindungi kode sumber
·
Antarmuka terpasang untuk pelayanan
keluar seperti perangkat Bantu system, GUI, persistence, database, dan
lain-lain
Kekurangan Python:
·
Beberapa penugasan terdapat diluar dari
jangkauan python, seperti bahasa pemrograman dinamis lainnya, python tidak
secepat atau efisien sebagai statis, tidak seperti bahasa pemrograman kompilasi
seperti bahasa C.
·
Disebabkan python merupakan interpreter,
python bukan merupakan perangkat bantu terbaik untuk pengantar komponen
performa kritis.
·
Python tidak dapat digunakan sebagai
dasar bahasa pemrograman implementasi untuk beberapa komponen, tetapi dapat
bekerja dengan baik sebagai bagian depan skrip antarmuka untuk mereka.
·
Python memberikan efisiensi dan
fleksibilitas tradeoff by dengan tidak memberikannya secara menyeluruh.
·
Python menyediakan bahasa pemrograman
optimasi untuk kegunaan, bersama dengan perangkat bantu yang dibutuhkan untuk
diintegrasikan dengan bahasa pemrograman lainnya.
2.3. Contoh Penerapan Laboratory Information
System
v Operasi dasar
Sistem Informasi
Laboratorium sering bagian dari solusi informatika terpadu yang melibatkan
banyak perbedaanaplikasi. Penggunaan LIS
adalah bagian penting dari spektrum klinis TI sistem dan memberikan kontribusi
signifikan untuk perawatan keseluruhan diberikan kepada pasien. LIS ini
digunakan dalam rawat inap,
pengaturan rawat jalan,
dan dalam banyak kasus dirancang untuk mendukung keduanya. Dari perspektif
rawat jalan / rawat inap,
interaksi LIS sering dimulai setelah dokter telah tiba di awal diagnosis . Sebagai contoh,
seorang pasien masuk rumah sakit tampak pucat dan mengeluh kelelahan . Dokter mencurigai anemiakemudianmemutuskan
untukhitung darah lengkap (CBC).
Dalam pengaturan rawat inap,
ketika pasien yang dirawat ke rumah sakit, sistem ini digunakan untuk tes
ketertiban, memberikan bantuan pengolahan spesimen, menerima hasil dari
analisis, dan
memberikan laporan laboratorium kepada dokter hadir.
v Orde masuk dan check-in
Pesanan ditempatkan dalam
sistem biasanya oleh dokter atau ilmuwan laboratorium. Permintaan pesanan atau
laboratorium berisi daftar tes yang akan dilakukan pada satu atau lebih
spesimen pasien (misalnya, darah atau urin). Dalam banyak kasus, setiap urutan dilacak
dengan sebuah identifikasi unik. Ini identifier (yang biasanya nomor) sering
disebut sebagai Lab ID. Dalam kasus hipotetis, CBC merupakan panel sub-tes
termasuk jumlah sel darah putih, jumlah sel darah merah dan darah lainnya yang
berhubungan dengan tes.
Sebuah phlebotomist akan dipanggil
untuk mengumpulkan spesimen (s) dari pasien. Seringkali, spesimen yang berbeda
akan dikumpulkan, sehingga memberikan tabung yang berbeda (masing-masing dengan
warna topi yang spesifik) untuk setiap analisa yang akan memproses sampel.
Dalam kasus ini, spesimen yang sesuai (menggunakan tabung vacutainer dengan
lavender atas) diambil dari pasien dan diberi label dengan label bar code yang
dihasilkan oleh spesimen LIS. LIS akan mencetak barcode label (dengan ID
laboratorium unik) untuk tabung gambar. Dalam beberapa kasus, produk LIS lebih
maju juga akan memberikan pengenal unik untuk setiap spesimen. Yang terbaru
dari sistem ini menggunakan RFID untuk menghilangkan kesalahan manusia dan
mengotomatisasi menangkap data. Data serial melalui barcode atau RFID
menyediakan kemampuan untuk melacak rantai spesimen balak dari titik itu
diambil dari pasien untuk titik yang akan dibuang. Hirarki
spesimen-aksesi-pasien terkait dalam pohon seperti struktur numerik. Dalam
kasus lain, pasien diidentifikasi dengan ID Lab terkait untuk merekam
demografis pasien melalui nomor Rumah Sakit.
v Spesimen menerima
Setelah spesimen dikumpulkan, dikirim atau dibawa ke laboratorium
untuk pemprosesan
biasanya di batch. Acara ini harus dicatat dalam LIS. Pada penerimaan spesimen
di lab pengujian, baik praktikum manual atau otomatis dapat dimulai. Banyak
tes, seperti CBCS atau profil Kimia, dilakukan oleh analisator otomatis.
v Kirim perintah uji untuk analisa
Sistem LIS kebanyakan dapat
dikonfigurasi untuk men-download data spesimen ke analisa baik setelah pesanan
ditempatkan atau ketika spesimen yang diterima di laboratorium pengujian.
Ketika barcode spesimen dibaca oleh instrumen, ID unik dari spesimen label
cocok dengan urutan yang sebelumnya download ke instrumen. Sistem ini sering
disebut "Batch Download". Sebuah sistem yang lebih efisien ini
disebut "Query Host", di mana instrumen membaca barcode pada spesimen
dan "permintaan" LIS untuk perintah uji. LIS akan mendengarkan pada
port komunikasi untuk pertanyaan dan permintaan akan men-download hanya bila
diperlukan. Dalam kasus di mana LIS mentransmisikan data seperti perintah tes
atau pesan kontrol untuk analisis komunikasi diatur untuk menjadi
bi-directional.
v Entri Hasil
Ketika hasil tes
laboratorium yang tersedia, mereka masuk ke dalam sistem secara manual atau
secara otomatis download dari instrumen. Setelah hasil ini dua kali diperiksa
oleh Ilmuwan Laboratorium Medis atau autoverified, mereka dilepaskan. Hasil
yang dirilis sering otomatis dicetak atau ditulis di laporan laboratorium yang
dikirim ke dokter yang hadir atau klinik. Hasil harus diverifikasi dan dirilis
untuk menghadiri dokter sesegera mungkin.
v Lab pelaporan
Laporan Lab adalah hasil
akhir dari semua sistem LIS dan dalam banyak kasus, interaksi LIS primer dengan
profesional kesehatan di luar laboratorium. Laporan juga dapat dicetak atau fax
di laboratorium berbasis kertas, mereka dapat disampaikan melalui email atau
file dalam paperless laboratorium. Sejauh mana suatu LIS mendukung laporan
laboratorium disesuaikan dan fleksibilitas dalam mode pengiriman hasil adalah
salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan di pasar.
v Fitur dasar
Sistem Informasi
Laboratorium biasanya mendukung fitur berikut:
·
Pasien Check In
·
Entri Pesanan
·
Spesimen Pengolahan
·
Hasil (s) Masuk
·
Pelaporan
·
Pasien Demografi
·
Dokter Demografi
v Fitur tambahan
Selain itu LIS umumnya mendukung sebagaiberikut:
·
Berbasis web entry order
·
Berbasis Web hasil penyelidikan
·
Fax dan email dari laporan laboratorium
·
Laporan penciptaan kustom
·
Awal pelaporan
·
Akhir pelaporan
·
Med tech lembar kerja
·
Beban Kerja menyeimbangkan
·
Medicare medis memeriksa kebutuhan
·
Penagihan
·
Kesehatan masyarakat pelaporan
·
Peraturan mesin
·
Laporan pemeriksaan oleh patolog senior
yang terkenal dan teknologi
v Jenis
Ada beberapadisplinilmuyang memerlukan
laboratorium dukungan dari informatika komputerisasi, yaitu:
·
Kimia
·
Bank Darah donor pusat
·
Bank Darah transfusi
·
Patologi bedah
·
Patologi
·
Sitologi (Sitopatologi)
·
TB
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dokumentasi keperawatan
adalah bukti tindakan yang telah dilakukan oleh perawat untuk mengetahui,
memantau, dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan agar dapat
menunjang peningkatan mutu asuhan keperawatan.
Ada
beberapa tujuan dari dokumentasi keperawatan, antara lain sebagai bukti jika
terjadi gugatan hukum terhadap perawat, untuk sumber data dalam melakukan
penelitian, sebagai sarana informasi dan sebagainya.
Dokumentasi keperawatan berbasis komputer
adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu
informasi, dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan layanan
keperawatan serta proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan
untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan.
Selain itu, dokumentasi keperawatan
berbasis komputer laboratorium adalah sebuah system yang
menerima, memproses, dan menyimpan informasi yang dihasilkan oleh laboratorium medis.
3.2
Saran
Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Penulis juga berharap makalah ini dapat digunakan untuk menambah
informasi serta dapat meningkatkan wawasan pembaca mengenai pendokumentasian
keperawatan berbasis komputer.
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal, M. (2009). Teknologi Informasi dalam Pelayanan di Ruang
Rawat. http://www.detik.com/read/2009/09/04/175250/1197017/471/teknologi-informasi-dalam-pelayanan-di-ruang-rawat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar