KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah.
Shalawat beriring salam, tak lupa kami kirimkan kepada junjungan umat yakni Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan
seperti saat sekarang ini.
kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen yang telah memberikan bimbingan serta
tambahan pengetahuan pada kami.
2. Orang tua dan Keluarga yang telah memberikan
dorongan moril dan spirituil.
3. Teman-teman yang senasib dan seperjuangan yang
telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya
kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi tercapainya kesempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita pembaca terutama bagi kami sendiri, dan
dapat berguna dimasa yang akan datang.
Padang, 5 November 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pesatnya
perkembangan sistem informasi dan teknologi dewasa ini telah banyak memberikan
dampak pada kehidupan kita, yang mau tidak mau seakan ‘memaksa’ setiap orang
untuk menyesuaikan langkah agar tidak dikatakan ketinggalan zaman. Hal ini bisa
terlihat dari semakin banyaknya teknologi baru yang seakan berlomba merangkul
pelanggan dalam memberikan pelayanan dan kepuasan bagi penggunanya. Terlepas
dari berbagai sisi negatif perkembangan sistem informasi dan teknologi, di sisi
lain, perkembangan informasi dan teknologi juga telah banyak membantu
penyelesaian tugas-tugas dan pekerjaan di berbagai bidang keilmuan, tak
terkecuali di bidang kesehatan. Berbagai perusahaan pemberi layanan kesehatan,
praktisi dan akademisi bidang kesehatan telah banyak menggunakan berbagai
perangkat teknologi ‘high end’ dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada klien. Dalam dunia kesehatan, penggunaan berbagai macam perangkat
teknologi dalam pemberian layanan kesehatan tersebut lebih dikenal dengan
istilah e-Health (Royal College of Nursing, 2006).
Pengembangan sistem informasi dan teknologi bidang kesehatan telah
menjadi agenda utama di negara-negara berkembang, namun di Indonesia hal
tersebut masih merupakan hal baru dan masih memerlukan pengembangan yang lebih
baik. Kondisi pesatnya kemajuan teknologi saat ini sepertinya belum didukung
dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan
alat dokumentasi yang cepat dan modern di pelayanan kesehatan. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas
dimanfaatkan dengan baik oleh perawat di berbagai sarana pelayanan, terutama
pelayanan keperawatan.
Perawat sebagai salah satu
tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pemberi asuhan pelayanan kesehatan
mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan dan
harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai
pengkajian sampai dengan evaluasi. Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan
sebagian besar masih dilakukan dengan cara manual dan konvensional serta belum
disertai dengan sistem/perangkat teknologi yang memadai. Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi yang berkembang saat ini memungkinkan perawat untuk
memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
Rekam medis berbasis
komputer adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis
serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit
Tujuan pengembangan sistem informasi ini tak lain adalah untuk :
1. Mengembangkan dan memperbaiki
sistem yang telah ada sehingga memberikan suatu nilaitambah bagi manajemen
2. Meningkatkan efisiensi dan
efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit
3. Memberikan dasar pengawasan bagi
manajemen yang kuat dalam bentuk suatu struktur pengendalian intern didalam
sistem yang dikembangkan.
Bentuk
Aplikasi Komputer dalam Keperawatan :
· Elektronic
chart
Sistem
ini dikembangkan di departemen radiologi. Hasil penelitian aplikasi ini didapatkan
bahwa ada beban kerja perawat dengan sistem ini menjadi 28,2% lebih rendah dari
menggunakan kertas. Beban kerja perawat secara keseluruhan terjadi penurunan
secara bermakna yaitu sebesar 20,6%, beban kerja staf administrasi meningkat
28,4% (Youngyih Han, Seung Jae Huh, Sang Gyu Ju, Yong Chan Ahn, Do Hoo san Lim,
Jung Eun Lee and Won Park, 2005, dalam
http://jjco.oxfordjournals.org/terms.shtml.).
· Computerized whiteboard
Aplikasi
ini dibutuhkan di bagian perawatan gawat darurat dan hal ini sangat penting.
Hal ini karena dalam perawatan gawat darurat dibutuhkan analisis tinggi dan
cepat sehingga dapat dengan cepat mangambil keputusan atas keadaan klien.
Keputusan yang cepat dan tepat akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan
keperawatan pada khususnya. Computerized whiteboard yaitu sistem informasi keperawatan berbasis
computer yang dimodifikasi dengan menambahkan layar lebar di Whiteboard.
· Computer-Based Patient Record (CPR) systems
Yaitu
melakukan pencatatan terhadap kondisi dan perkembangan penyakit pasien
dengan menggunakan komputer. Dalam sisitem ini dilengkapi sistem
pemantauan klien secara progresif. Sistem ini dikembangkan oleh Jose A. Borges,
Merbil Gonzalez, Jose Navarro, and Nestor J. Rodriguez pada tahun 1997 (http://www.computer.org/portal/pages).
· Personal
digital assistance (PDA)
Komputerisasi
dokumentasi keperawatannya dengan mengembangkan sistem link lokal.
Sistem ini dikembangkan dengan memadukan teknologi link lokal seperti wifi,
wlan. Sistem ini dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure,
Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang. Sistem ini mampu memberikan
informasi tentang asuhan keperawatan. Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan
emergensi, atau dalam keadaan non emergensi.
Sistem
ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing.
Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap
perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap
kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini
menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari
keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma,
Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki, 2003, dalam http://google.books.co.id).
· Radio
frekuensi identification (RFID)
Sistem
ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan, menyimpan daftar
obat, menyimpan data pasien, yang paling menarik adalah fungsinya sebagai alat
pelacak.
Dari
macam-macam Bentuk aplikasi komputer
dalam keperawatan, kelompok kami akan menjelaskan lebih dalam tentang bentuk
aplikasi pendokumentasian keperawatan dengan metode Personal
digital assistance (PDA)
B. Rumusan Masalah
·
Apa itu metode
Personal digital Assistance (PDA)?
·
Bagaimana Cara
Kerja dari Personal digital Assistance (PDA)?
·
Bagaimana
Penggunaan dari Personal digital Assistance (PDA)?
·
Bagaimana pendokumentasian di Negara
Jepang yang menggunakan (PDA) dengan
Sistem Wearable
Auto-Event-Recording of Medical Nursing?
C.
Tujuan
·
Untuk mengetahui
apa itu metode Personal digital Assistance (PDA)
·
Untuk mengetahui
Cara Kerja dari Personal digital
Assistance (PDA)
·
Untuk mengetahui
Penggunaan dari Personal digital Assistance (PDA)
·
Untuk mengetahui pendokumentasian di Negara Jepang yang
menggunakan (PDA) dengan Sistem Wearable Auto-Event-Recording
of Medical Nursing
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
2.1.
Tinjauan Literatur E-Health dan Personal Digital Assistants (PDA)
Dalam dunia keperawatan, istilah ‘nursing informatics’
pertama kali digunakan oleh Scholes dan Barber (Booth, 2006) untuk menjelaskan
penggunaan teknologi komputerisasi dalam praktek keperawatan. Sedangkan dalam
dunia kesehatan secara umum, penggunaan berbagai macam perangkat teknologi
dalam pemberian layanan kesehatan tersebut lebih dikenal dengan istilah e-Health
(Royal College of Nursing, 2006), yang mencakup:
1. Pemantauan dan manajemen pasien melalui pesan teks dari perawat
spesialis ke
handphone pasien
2.
Penggunaan internet oleh pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai sakit yang
diderita dan sumber fasilitas kesehatan yang tersedia baginya
3.
Penggunaan internet oleh tenaga kesehatan profesional untuk mendapatkan informasi
mengenai tatalaksana dan protap/pedoman yang ada
4.
Pemindahan catatan pasien dari metode yang tradisional menjadi pencatatan elektronik
melalui jaringan yang aman untuk menjamin tersedianya sumber informasi bagi
klien, dimanapun dan kapanpun mereka membutuhkan
Komputer dapat membantu dalam mengurangi tingkat kesalahan,
menstandarisasi rencana asuhan keperawatan dan mendokumentasikan semua hal
tentang pasien (Town, 1993, dalam Potter & Perry, 1997/2005). Kelebihan
lain dari komputerisasi adalah menghindari terkontaminasinya catatan pasien
terhadap segala bentuk produksi klien seperti keringat, darah dan lainnya.
Henry, et al (1994, dalam Potter & Perry, 1997/2005) menemukan bahwa
terjadi kontaminasi yang tinggi pada dokumen keperawatan dalam bentuk kertas.
Kontaminasi tersebut berbentuk cairan darah, dan produk lainnya dari pasien
HIV/AIDS. Hal tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan perawat. Terobosan
terkini dalam komputerisasi dokumentasi keperawatan yaitu dengan mengembangkan
sistem link lokal. Sistem ini dikembangkan dengan memadukan teknologi
link lokal seperti wifi, wlan dengan menggunakan media yang dikenal dengan
Personal Digital Assistance (PDA).
2.2 Pengertian Personal Digital
Assistance (PDA)
PDA adalah sebuah alat komputer genggam portabel,
dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun terus
berkembang mengikuti tuntutan kebutuhan masyarakat. PDA pada awalnya
banyak digunakan sebagai pengorganisir pribadi, tetapi karena perkembangannya,
kemudian bertambah banyak fungsi kegunaannya, seperti kalkulator, penunjuk jam
dan waktu, permainan komputer, pengakses internet, penerima dan pengirim surat
elektronik (e-mail), penerima radio, perekam video, dan pencatat memo. Dengan
menggunakan PDA (komputer saku) ini, kita dapat menggunakan buku alamat
dan menyimpan alamat, membaca buku elektronik, menggunakan GPS dan masih
banyak lagi fungsi yang lain. Versi PDA yang lebih canggih dapat
digunakan sebagai telepon genggam, akses internet, intranet, atau extranet
lewat Wi-Fi atau Jaringan Wireless. Salah satu cirri khas PDA yang
paling utama adalah fasilitas layar sentuh.
PDA pertama kali muncul pada tahun 1986 dengan
diluncurkannya The Psion Organizer II. PDA pertama ini berbentuk seperti
komputer genggam yang dilengkapi dengan keyboard dan layar yang kecil.
Ditambah dengan fitur-fitur dasar seperti alarm, jam, kalender, kalkulator,
serta telepon. Bisa disimpulkan PDA adalah penggabungan antara telepon
genggam dengan PC (Personal Computer). Pada tahun 1993, sebuah vendor
yaitu Apple, meluncurkan produk Newton Messagepad dengan fitur yang
lebih lengkap daripada sebelumnya. Seperti tambahan catatan digital, agenda,
dan lainya. Fitur dari Newton inilah yang belakangan dijadikan aplikasi standar
untuk PDA termasuk layar sentuh yang sangat sensitif dan slot memori eksternal.
Namun pada tahun 1998 Apple menghentikan produksi Newton karena bentuknya
yang terlalu besar, harganya yang mahal serta penggunaannya yang rumit. Tahun
1996 PalmPilot memperkenalkan Palm Computing dengan harga yang lebih murah,
bentuk yang muat disaku, dan menggunakan baterai AAA sehingga lebih efisien dan
mudah digunakan. Lebih jauh, produk ini memiliki kapasitas memori yang lebih
besar untuk menyimpan data kontak, catatan dan agenda. Pada bulan November
tahun 1996 Microsoft meluncurkan Windows CE yang kemudian diadopsi oleh
sejumlah perusahaan komputer seperti HP, Casio, Compact, dll. Perkembangan
terkini, PDA lebih sering digunakan sebagai sarana komunikasi nirkabel.
Fitur yang ditawarkan juga saat ini lebih mengacu untuk menujang gaya hidup konsumen
sebagai pengguna internet.
2.3 Cara Kerja Personal Digital
Assistance (PDA)
Sebagai komputer genggam, PDA memiliki processor dan
sistem operasi layaknya komputer biasa. Sistem operasi ini merupakan peranti
lunak utama pada PDA. Cara kerjanya sama seperti sitem operasi pada
komputer seperti Windows XP, Mac OS, tetapi didesain khusus untuk PDA.
Terdapat dua kesamaan sistem operasi pada PDA yaitu Palm dan Pocket
PC (Windows Mobile). Keduanya bekerja dengan program piranti lunak
yang berbeda, jadi walaupun berisikan banyak dokumen seperti gambar, musik dan
lainnya yang bisa dipakai namun tidak pada pemrogaman. Pada penyimpanan data
tanpa kartu memori, disimpan dalam RAM dengan ukuran puluhan MegaByte sedangkan
sumber energinya berasal dari baterai isi ulang. Selain itu bisa juga
menggunakan adaptor yang disambungkan ke tenaga listrik.
Banyak tenaga kesehatan yang menghabiskan waktu di luar gedung
(misalnya saat melakukan home care). Saat ini dengan menggunakan PDA yang
ditunjang dengan program software yang sesuai, maka memungkinkan bagi tenaga
kesehatan untuk membawa data-data mengenai pasiennya hanya dalam genggaman
tangannya (Spikol, 2005). Beberapa keuntungan dari penggunaan PDA sebagaimana
yang diungkapkan Spikol, antara lain pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi
pasien, tingkat keamanan pasien yang lebih tinggi, dan meningkatkan efisiensi
(Spikol, 2005). Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis PDA dikembangkan
oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto,
Jepang. Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan.
Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non
emergensi. Sistem ini diberi nama Wearable
Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Jadi sistem ini dapat
digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap perawat dilengkapi
dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input
dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada
peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan tindakan
keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita
and Iseki, 2003). Hasil penelitian yang dilakukan Sally juga menunjukkan hasil
serupa, dimana didapatkan bahwa penggunaan PDA oleh perawat membantu dalam
pengambilan keputusan (91%), menunjang keamanan pasien (89%), dan meningkatkan
produktivitas (75%) (Sally et all, 2009).
2.4
Penggunaan PDA
Penggunaan PDA dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan
sangat bermanfaat dalam meningkatkan mutu dan kualitas asuhan pelayanan
kesehatan. Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di berbagai tatanan layanan
kesehatan sangat bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam
melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan keperawatan
bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam
keseluruhan sistem dari suatu institusi pelayanan. Akses yang mudah, sistem
analisis yang cepat dan tepat, sehingga keputusan dan tindakan keperawatan
dengan cepat pula dapat dilakukan.
Penggunaan PDA dalam pemberian pelayanan keperawatan pada
dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Hal
yang lebih diutamakan yaitu adanya kontinyuitas dokumen keperawatan.
Kontinyuitas dokumen yang baik akan dapat memberikan informasi yang tepat
tentang perkembangan status kesehatan klien. Pemantauan ini sangat penting
mengingat bahwa asuhan keperawatan merupakan suatu siklus proses yang saling
mempengaruhi. Berawal dari pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
intervensi sampai dengan evaluasi. Data yang berkesinambungan akan mempengaruhi
kualitas siklus tersebut. Selain itu fungsi, seluruh dokumen keperawatan yang
tercatat dalam PDA yang berkaitan dengan status klien adalah sangat
penting karena selain digunakan sebagai alat komunikasi juga dapat sebagai
bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat perawat kepada klien (dapat dijadikan
barang bukti di pengadilan bila terjadi pengaduan hukum oleh klien).
Pelatihan dalam menggunakan perangkat lunak atau sistem
operasional sangat penting dilakukan. Kualitas dokumen keperawatan tidak hanya
dipengaruhi oleh kualitas sistem yang digunakan, tetapi juga dipengaruhi oleh
kualitas pengguna sistem tersebut. Peningkatan keterampilan dan kemampuan dalam
pemakaian dilakukan melalui pelatihan secara berkesinambungan dan penerapan system
monitoring. Karena input data yang kurang baik akan berdampak pada kesalahan interpretasi
data pengambilan keputusan terhadap pasien.
Penggunaan PDA oleh perawat dapat menekan waktu pada pendokumentasian
asuhan keperawatan karena dengan menggunakan PDA, perawat dapat
melakukan pendokumentasian segera setelah selesai melakukan tindakan
keperawatan mengingat alat dokumentasinya (PDA) senantiasa berada di
genggaman perawat. Hal ini memberi waktu lebih banyak pada perawat untuk
melakukan perawatan yang mereka harus lakukan. Selain itu, penggunaan PDA oleh
perawat, maka perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat,
penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus;
perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan
data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data,
mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan
keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan
diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran
keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasienperawat. Apabila
pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat
mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan
interaksi perawat-pasien (telenursing). Dengan adanya komputer dan PDA
di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi
kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada
pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat.
Terlepas dari semua kelebihan yang didapatkan dari penerapan
teknologi informasi berbasis PDA, bukan berarti penggunaan PDA tanpa
kelemahan. Permasalahan yang mungkin muncul berkaitan dengan penggunaan PDA sebagai
alat bantu yaitu ketidaksiapan perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, oleh
karena itu mungkin dibutuhkan teknisi keperawatan yang mendalami bidang
tersebut (nursing informatics), sehingga teknisi tersebut dapat
mengembangkan lebih jauh penggunaan PDA dalam praktek keperawatan,
selain juga dapat menjadi narasumber/fasilitator bagi perawat lain dalam
memahami penggunaan PDA dalam praktek keperawatan. Selain itu, penerapan
sistem informasi berbasis PDA juga memerlukan dana yang tidak sedikit,
karena membutuhkan pembangunan baik perangkat software, hardware, jaringan
network, serta pelatihan bagi tenaga operasionalnya. Alasan ini pula yang
kemungkinan membuat kebanyakan institusi pemberi layanan kesehatan belum dapat
menerapkan teknologi ini.
2.5 Dokumentasi Keperawatan Berbasis
Komputer di RS. Jepang
Terobosan terkini dalam komputerisasi dokumentasi keperawatan
dengan mengembangkan sistem link lokal. Sistem ini dikembangkan dengan
memadukan teknologi link lokal seperti wifi, wlan. Media yang digunakan
yaitu personal digital assistance (PDA). Sistem ini dikembangkan oleh Kuwahara,
Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang.
Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan.
Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non
emergensi. Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical
Nursing. Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan
keperawatan. Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga
peka terhadap kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi
sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari
dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma,
Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki, 2003)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan PDA (Personal Digital Assistance) dalam
pemberian pelayanan asuhan keperawatan membuat pekerjaan perawat menjadi jauh
lebih mudah karena hanya dalam genggaman tangan dengan menggunakan PDA memungkinkan
perawat untuk mengakses jadwal, data base pasien, referensi medis dan
keperawatan, serta pendokumentasian. Penggunaan PDA dalam pemberian
pelayanan asuhan keperawatan dapat meningkatkan mutu dan kulitas asuhan
pelayanan kesehatan di berbagai tatanan karena kualitas atau mutu pelayanan
keperawatan bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam
melakukan tindakan keperawatan. Selain itu, berbagai hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa penggunaan PDA di tempat kerja perawat, dapat
meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence,
meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja
perawat. Namun terlepas dari semua itu, bukan berarti penggunaan PDA tanpa
kelemahan, beberapa diantaranya adalah ketidaksiapan pengguna (perawat) dalam
operasionalnya, dan juga keterbatasan dalam hal pendanaan karena penerapan sistem
informasi berbasis PDA membutuhkan dana yang tidak sedikit.
B. Saran
1.
Dibutuhkan pengembangan area keilmuan keperawatan yang spesialistik membahas
dan mempelajari perkembangan teknologi di bidang keperawatan beserta
aplikasinya.
2.
Perlunya peningkatan kesadaran perawat agar tidak ”gaptek’ (gagap teknologi),
melalui kegiatan pelatihan dan peningkatan pemanfaatan perangkat teknologi sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan.
3.
Penggunaan PDA sangat bermanfaat bagi peningkatan efektifitas dan
kualitas kinerja pemberi pelayanan keperawatan yang pada akhirnya bermuara
kepada peningkatan pelayanan dan kepuasan pasien sebagai penerima asuhan keperawatan,
oleh karena itu dapat direkomendasikan bagi sarana pelayanan kesehatan yang
telah mampu dari segi tenaga dan pendanaan untuk dapat menerapkan sistem
informasi teknologi keperawatan berbasis PDA ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar