I.
Pengertian Riset Kualitatif
Riset
Kualitatif adalah suatu metoda penelitian yang berusaha menyusun pengetahuan
tentang arti suatu fenomena secara keseluruhan. Penelitian ini dapat membantu
praktek keperawatan dan pengembangan teori keperawatan (Schwartz – Barcott
& Kim, 1986).
Penelitian
Kualitatif mulai banyak dimunculkan di jurnal – jurnal. Pendekaan yang
digunakan pada metodologi penelitian ini berbeda dengan penelitian – penelitian
lainnya juga pandangannya terhadap filosofi keperawatan. Penelitian Kualitatif
dapat terjadi satu dalam beberapa bentuk yang berbeda. Bentuk – bentuk tersebut
meliputi fenomenologi, metodologi teori dasar, etnografi, historis, filosofis
dan teori kritik sosial.
Pendekatan
peneitian kualitatif yang holistik berdasarkan pada kepercayaan :
1.
Tidak ada fakta yang tunggal
Setiap orang
mempunyai persepsi yang berbeda - beda
2.
Apa yang kita ketahui memiliki makna dengan memberikan
situasi/konteks karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda maka akan
timbul banyak arti/makna yang juga berbeda (Munhall & Oiler, 1986). Alasan
dari proses tersebut dapat dimengerti dengan memahami tentang Gestalt.
Gestalts
Konsep
Gestalts memilki makna menyeluruh, gestalts menekan pada pemahaman dan
pengamatan sebagai suatu alternatif.
Contoh : Jika kita ingin memahami sesuatu yang baru dan melihat kepada
teori – teori yang sudah ada sebelumnya, maka kita akan sulit untuk melihat
diluar teori tersebut.
Tujuan dari penelitian kualitatif disini adalah untuk membentuk Gestalts
baru bahkan teori baru. Untuk itu pikiran seorang peneliti harus terbuka
terhadap Gestalts baru. Gesalts memandang kejiwaan manusia terikat pada
pengamatan yang berwujud pada bentuk
yang menyeluruh. Peneliti harus melihat lebih dalam dan lebih kompleks suatu
fenomena, untuk itu diperlukan adanya Pemahaman/Insight
II. Tujuan Penelitian
Kualitatif
Riset
kualitatif mencoba untuk menggali atau eksplorasi, menggambarkan aau
mengembangkan pengetahuan bagaimana kenyataan dialami.
III. Penelitian Fenomenologi
Fenomenologi
adalah cabang filosofi yang menekankan pada pengalaman manusia daam hidup.
Gerakan filosofi dipengaruhi oleh filsuf Hussert, Kierkegaard, Heidegger,
Marcel, Sartre dan Maleau – Ponty (Munhall, 1989).
a.
Orientasi filosofi
Riset fenomenologi mempelajari peserta dan lingkungannya. Setiap manusia
memiliki bahasa, cultur, sejarah, tujuan dan nilai yang berbeda dalam hidupnya.
Filsuf fenomenologi percaya bahwa setiap orang memiliki realita hidup yang
berbeda dan pengalaman hidup yang unik.
b.
Metodologi
Pretanyaan riset diberikan kepada peserta riset tentang ”Apa arti
pengalaman hidup”. Lalu peneliti harus dapat memahami arti dari pengalaman
dalam pertanyaan yang telah diberikan kepada peserta riset.
c.
Pertanyaan Riset
Langkah pertama dalam riset fenomenologi adalah mengidentiikasi fenomena
yang akan diteliti lalu peneliti membuat pertanyaan riset. Identifikasi ini
meliputi penetuan dari pengalaman spesifik apa yang diteliti. Perawat berusaha
mencari tahu tentang pengalaman hidup dari perspektif peserta (Omery, 1983).
d.
Sample
Para peserta riset yang
dipilih adalah yang sesuai dengan pertanyaan riset. Perhatian utama adalah
pemilihan individu yang saat ini telah mempunyai pengalaman yang sedang
diselidiki.
e.
Pengumpulan data dan Analisa data
Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi vedeotape, dan pertanyaan
riset. Analisa data dimulai saat data pertama kali dikumpulkan sampai data
akhir. Dalam analisa akhir perawat mencari tahu pengetahuan lebih jauh tentang
beberapa fenomena dan berusaha menangkap pegalaman tersebut dalam cara ringkas.
IV.Penelitian Grounded Teori
Metodologi Grounded teori dikembangkan oleh Glager dan Strauss (1967)
adalah suatu cara menarik dalam pengembangan teori dengan menggambarkan secara
mendalam tentang data sosial yang terperinci untuk mempertajam keyakinan –
keyakinan teoritis.
a.
Orientasi filosofi
Grounded teori berdasarkan pada teori simbolik interaksi. George Herbert
(1934) mengatakan bahwa setiap orang memiliki pengertian yang berbeda – beda
terhadap suatu simbol. Dalam lingkungan sosial, pengertian dibentuk oleh
kelompok , dan kelompok tersebut memberikan pengertian ini kepada kelompok baru
melalui proses sosialisasi karena itu interaksi (hubungan) merupakan hal yang
penting dalam grounded teori.
b.
Metodologi
Setelah peneliti mengumpulkan data, peneliti berusaha merinci suatu teori
untuk menjelaskan data yang dikumpulkan dan disitulah ditemukan interrelasi.
Kemudian peneliti mengulangi proses sampai teorinya dipercaya dapat
menggambarkan data secara akurat.
c.
Pengumpulan data dan analisa data
Data riset ini dapat dikumpulkan dengan cara interview, observasi,
rekaman, dan lain – lain. Analisa data dapat dilakukan dengan koding dan
pengkategorian.
d.
Tujuan akhir
Tujuan akhir adalah untuk menghasilkan suatu teori yang dapat dipercaya
untuk pengujian dan studi selanjutnya.
V. Penelitian etnografi
Riset etnografi meliputi desain riset antropologis ataupun historis –
metoda etnografi meliputi riset tentang individu, benda dalam lingkungan yang
alami.
a.
Orientasi filosofi
Antropologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang manusia, bagaimana mereka hidup
dan cara beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Setiap manusia memiliki
kebudayaan yang berbeda, makanan, pakaian, bahasa dan tradisi. Penelitian
antropologi berusaha untuk mempelajari karakteristik kebudayaan yang
berbeda-beda tersebut. Penelitian ethnografi juga bertujuan untuk meningkatan
pelayanan kesehatan untuk semua kebudayaan.
b.
Metodologi
1.
Mengidentifikasi kultur yang akan dipelajari
2.
mengindentifikasi variable yang signifikan dengan kultur
tersebut
3.
tinjauan literatur
4.
Memperoleh informasi
5.
Mengumpulkan data
6.
Analisa data
7.
Pembangunan teori
c.
Pengumpulan data dan analisa data
Pengumpulan
data analisa data dilakukan dalam lingkungan yang dialami. Pengumpulan data
meliputi wawancara dan pengamatan. Penekanannya adalah pada penemuan hubungan
apa yang ada dalam kondisi yang berbeda. Tipe penelitian ini dapat membantu
perawat tentang tingkah laku pasien.
d.
Tujuan akhir
Tujuan akhir
adalah untuk memahami sudut pandang peserta dan mengetahui bagaimana fenomena
sehat sakit
VI.Penelitian Historis
Para sejarawan percaya bahwa nilai yang paling besar dari
pengetahuan sejarah adalah meningkatkan pemahaman diri, khususnya meningkatkan
kepahaman perawat terhadap profesinya.
a.
Orientasi filosofi
Peneliti
sejarah meliputi studi dan analisa tentang peristiwa masa lalu tujuannya adalah
untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang pengaruh masa lalu pada
peristiwa saat ini dan masa mendatang terkait dengan proses kehidupan.
b.
Ilmu keperawatan dan Historiografi
Salah satu
kriteria dari suatu profesi adalah adanya pengetahuan sejarah dari profesi
tersebut, yang akan diberikan kepada mereka yang memasuki profesi tersebut sampai sekarang, penelitian sejarah
keperawatan belum merupakan kegiatan yang bernilai dan masih sedikit perawat
peneliti mempunyai keahlian dan keinginan untuk melakukan itu
c.
Metodologi
Komponen-komponen
metodologi dari penelitian sejarah/historis :
1.
Merumuskan ide
Langkah
pertama dalam penelitian historis adalah memilih topik, ide-ide harus dengan jelas
dilibatkan dan dipersempit menjadi sebuah topik. Ini penting untuk membatasi
periode sejarah dipelajari, peneliti mungkin menghadapi banyak waktu dengan
membaca literatur yang berhubungan dengan keputusan akhir dibuat tentang topik
yang tepat.
2.
Mengembangkan pertanyaan penelitian
Setelah topik
ditentukan, peneliti akan mengindentifikasi pertanyaan-pertanyaan untuk
diselidiki selama proses penelitian. Pertanyaan – pertanyaan ini cenderung
lebih umum dan analitis daripada studi-studi kuantitatif.
3.
Mengembangkan inventaris sumber – sumber
Langkah
selanjutnya adalah menetapkan apakah sumber – sumber data untuk studi ada dan
bernilai. Menurut Sorensen (1988) masalah utama didalam keperawatan adalah
kurangnya pengalaman dari perawat peneliti dalam menggunakan arasip-arsip data
untuk studi-studi sejarah keperawatan. Material – material sejarah dalam
keperawatan dapat berupa memo-memo, surat-surat atau laporan verbal.
Perubahan-perubahan dalam prosedur keperawatan seperti memandikan klien di
tempat tidur, enema, pemberian makan pasien bisa diselidiki, prosedur manual,
dan catatan-catatan keperawatan pada lembaran pasien adalah sumber yang berguna
untuk menyelidiki perubahan-perubahan dalam praktek keperawatan.
4.
Menerangkan validitas dan reliabilitas data
5.
Mengembangkan rencana penelitian/penyelidikan
6.
Lakukan pengumpulan data dan analisis
VII.
Penelitian Filosofikal
Filosofi/filsafat
digunakan untuk mengembangkan teori-teori dan mendiskusikan isu-isu terkait
dengan sains. Tujuan dasarnya adalah untuk menunjukkan penelitian yang memakai
analisa intelektual, mengklasifikasi pemahaman, nilai-nilai yang terkandung,
mengindentifikasi etika dan mempelajari kemurnian suatu pengetahuan (Ellis,
1983)
Orientasi Filosofi
Peneliti filosofi mempertimbangkan ide-ide atau isu dari
semua sudut pandang melalui eksplorasi luas terhadap sumber-sumber bacaan,
menguji pemahaman konseptual, mengajukan petanyaan-pertanyaan dan mengusulkan
jawaban serta menyarankan implikasi dari jawaban – jawaban tersebut.
3 kategori penyelidikan
filosofikal :
1)
Penyelidikan Fondasional
Penyelidikan
ini menguji fondasi-fondasi sains dimana studi ini memberikan analisa-analisa
struktur sebuah ilmu keperawatan, proses pemikiran dan menilai
fenomena-fenomena tertentu yang ditangani secara umum oleh sains. Ini penting untuk
memperlihatkan proses awal hingga berkembangnya teori atau mengembangkan
program penelitian.
2)
Analisa Filosofikal
Tujuan utama
dari analisa filosofikal adalah menguji pemahaman dan mengembangkan teori-teori
dari pemahaman tersebut.
Ilmu
keperawatan dan analisa filosofikal
Ellis (1983)
menyarankan bahwa banyak “teori keperawatan” yang sebenarnya merupakan filosofi
dari keperawatan meski tidak pernah dikembangkan menggunakan metode analisa
secara filosofikal. Filosofikal keperawatan ini dikembangkan untuk
mengungkapkan intisari keperawatan dan tujuan yang sebenarnya diinginkan dari
keperawatan itu sendiri. Konsep analisa filosofikal memperkuat teori-teori
keperawatan dan menyediakan defenisi konseptual bagi penelitian-penelitian
keperawatan
3)
Penyelidikan etika
Merupakan
analisa intelektual tentang moralitas
Metodologinya : Dalam penelitian etika
peneliti harus mengindentifikasi prinsip-prinsip yang ada untuk mengerahkan
penelitian berdasarkan teori-toeri etika dan penelitian metodologi ini hampir
sama dengan penelitian-penelitian filosofikal lainnya.
Ilmu
Keperawatan dan etika
Curtin seorang
perawat ahli etika, menyatakan bahwa tujuan dari keperawatan lebih condong
kepada moral dan mencari kebaikan. Pengetahuan sains digunakan sebagai alat
dalam seni praktek keperawatan. Contohnya, penelitian etika merupakan metode
penelitian yang diperlukan untuk mengklasifikasi pemahaman dan tujuan akhir
dari praktek keperawatan.
VIII.
Teori Kritis Sosial
Allen (1985)
menyarankan ;
q
Bahwa teori kritis sosial ini penting bagi keperawatan karena
perawat perlu menjadi sesadar mungkin tentang
paksaan operasional antara perawat dan klien.
q
Cara perawat mendefinisikan kesehatan, mempromosikan
kesehatan dan mendefenisikan dirinya sendiri sebagai perawat ditentukan oleh
faktor-faktor yang dieksploitasi dalam filosofi ini.
Orientasi
Filosofi
Teori kritis
sosial mengandung pandangan – pandangan dari sejumlah filosof.
-
Teori ini dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx pada
tahun 1920-an dan 1930-an, yang berpendapat bahwa fenomena sosial harus diuji
dengan konteks historikal
-
Habermas pada tahun 1960-an, ia merevisi teoritis kritis
sosial
Hebermas
melihat tugas teori krisits sosial sebagai pemahaman bagaimana orang
berkomunikasi dan mengembangkan makna simbolis yang ada
Friere (1972) menggunakan metodologi kritis sosial guna mengembangkan
sebuah teori tindakan kultur dalam pengalamannya memerangi kebodohan
dinegaranya. Friere memandang dunia sebagai sebuah masalah yang harus
dikerjakan dan diselesaikan dan baru – baru ini teori Friere mulai menarik
minat para peneliti keperawatan dan sedang diaplikasikan pada situasi
keperawatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar