LAPORAN WINSHIELD SURVEY
RW VI KELURAHAN PISANG
KECAMATAN PAUH
5 OKTOBER
2013
PENDAHULUAN
Mahasiswa Fakultas Keperawatan yang sedang melakukan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas di RW VI
Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Padang,
telah melakukan pengamatan secara umum
(Winshield Survey) tentang situasi
dan keadaan wilayah di RW VI. Dari
pengamatan secara umum, dapat diperkirakan faktor resiko yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan dan faktor penunjang yang dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat.
A. CORE
1. Sejarah
Kelurahan Pisang
awalnya merupakan satu wilayah yang terdapat banyak rumpun pisang
sehingga kelurahan tersebut diberi nama Kelurahan Pisang.
Awalnya Kelurahan Pisang terdiri dari 3 RW dan 14
RT kemudian dimekarkan menjadi 5 RW & 22 RT. Sedangkan RW VI adalah RW yang terbentuk dari proses
pemekaran pada pertengahan tahun 2012. (Sumber: Ketua RW VI, 2013)
2. Demografi
Dari data yang didapatkan jumlah penduduk di RW VI adalah 511 orang Namun
, belum diketahui data mengenai jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan
usia. Untuk saat ini terdapat 2 orang ibu hamil di RW VI. Suku yang ada di RW
VI yaitu kebanyakan suku jambak, caniago, melayu, koto, tanjung. Suhu udara di RW
VI yaitu 22,1-31,7 0’C. Kondisi geografis berdasarkan ketinggian tanah dari permukaan
laut adalah 8 m.
Tipe keluarga di RW VI pada umumnya adalah tipe extended family, dimana dalam satu rumah bisa terdiri dari beberapa
keluarga.
Aktivitas
masyarakat pada pagi hari tampak sepi, umumnya masyarakat pergi bertani dan beternak,
anak-anak pergi ke sekolah, ibu-ibu yang berkumpul di kedai dan warung-warung,
serta anak-anak kecil yang belum sekolah yang bermain di halaman. Sedangkan
pada sore hari keadaan RW VI tampak
tidak begitu ramai, pemuda-pemudi berkumpul di warung-warung, anak-anak sekolah
(laki-laki) kadang bermain bola disawah yang sudah dipanen, orang tua berkumpul
depan rumah mereka serta anak-anak yang bermain di halaman rumah. Pada malam
hari RW VI tampak sepi, hanya
tampak beberapa laki-laki muda yang berkumpul di warung, bernyanyi dan merokok
serta beberapa bapak-bapak yang berkumpul di teras rumah. Berdasarkan wawancara
dengan ketua RT 2, tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh pemuda setempat
karena pemuda-pemuda sudah banyak yang berkeluarga dan merantau, kegiatan
olahraga juga tidak ada karena tidak adanya sarana yang memadai di RW VI.
Analisa :
Dari hasil winshield survey di
atas, tampak kegiatan pemuda belum terorganisir dengan baik.
Masalah Keperawatan : Resiko terjadinya kenakalan remaja di RW VI Kelurahan Pisang Kecamatan
Pauh
3. Ras dan etnik
Penduduk di RW VI 100% bersuku minang. Menurut Ketua RT mereka hidup
dengan kebiasaan dan budaya yang berlaku dana saling menghargai. Di daerah ini biasanya tempat khusus untuk perkumpulan masyarakat untuk rapat atau musyawarah adalah di Mesjid/mushola. Namun
masyarakat di RW VI jarang melakukan kegiatan kemasyarakatan.
Analisa :
Latar belakang daerah dan budaya selaras menciptakan
suatu kehidupan yang cenderung harmoni. Tapi bila tidak diikat dengan suatu
kebersamaan juga dapat memicu terjadinya perpecahan atau perselisihan yang
disertai isolasi sosial yang tentunya akan mengganggu keharmonisan warga.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. Nilai, Agama, dan
Kepercayaan
Seluruh masyarakat (100%) RW VI menganut agama Islam. Aktivitas
beribadah masyarakat yang beragama islam terlihat ketika warga melaksanakan
sholat berjamaah di Mesjid/Musholla. Selain itu di RW VI juga terdapat kegiatan majlis ta’lim dan pengajian yang
dilaksanakan 1 kali dalam sebulan yang diadakan di masjid. Pada RW VI tidak terdapat gereja dan rumah
ibadah lainnya.
Analisa :
Dengan adanya tempat ibadah yang jaraknya tidak jauh
dari rumah penduduk, maka sangat memungkinkan penduduk untuk beribadah dan
belajar mengaji anak-anak di TPA. Sejauh ini, menurut ketua RT setempat, tidak
ada masalah dalam kehidupan beragama.
Masalah Keperawatan: Potensial
terhadap dukungan peningkatan derajat kesehatan
B.
DELAPAN
SUB SISTEM
1.
Lingkungan
Fisik
Di RW VI kelurahan pisang ini memiliki batas wilayah:
Utara :
RW 5 RT 09
Koto Parak
Barat :
Kelurahan
Pasar Ambacang
Timur :
RW VI RT 12
dan RW 2 RT 11 Ganangan
Selatan : RW 4 RT 08
Kampung Caniago
Sebagian besar rumah di RW VI bersifat semi permanen, Jarak rumah-rumah
di RW VI sebagian besar berjauhan dan ada beberapa rumah yang berdekatan.
Kondisi lingkungan rumah secara umum pada dasarnya cukup bersih. Sumber
air bersih berasal dari sumur sendiri dan sumur Bor. Sanitasi lingkungan terlihat cukup bersih, namun ada beberapa
tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola secara baik. Sampah ditumpuk di
sebuah tempat namun tidak dibakar atau diangkut oleh petugaskeberihan. Banyak
juga masyarakat yang membakar sampah di depan rumah. Di RW VI terdapat sebuah
sumur yang dinamakan Sumua Gadang oleh masyarakat. Sumur ini telah ada sejak
puluhan tahun yang lalu. Sumur tersebut digunakan sebagai sumber air minum oleh
warga sekitar. Air sumur dialirkan menjadi tempat pemandian dan mencuci
pakaian. Sumur dan tempat pemandian hanya dibatasi oleh bebatuan. Di sekitar
sumur terdapat kolam ikan dan tempat
pembuangan sampah. Masyarakat juga banyak yang memiliki kolam ikan yang
disertai jamban.
Analisa:
Perumahan yang berkonstruksi baik dan bangunan yang utuh
menjamin sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik sehingga terhindar dari
penyakit infeksi.
Halaman rumah yang sempit dan tidak dimanfaatkan sebagai
tanaman obat sehingga keluarga tidak memiliki tanaman obat keluarga.
Resiko terhadap penyakit infeksi
seperti ISPA, diare, dan penyakit kulit.
Masalah Keperawatan : Resiko terjadinya
penyakit infeksi (seperti ISPA, diare,
dan penyakit kulit) Pada masyarakat di RW VI kelurahan Pisang.
2. Kesehatan dan Pelayanan Sosial
Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di RW VI adalah Posyandu balita
dan Pos Kesehatan Kelurahan. RW VI ini tidak memiliki posyandu lansia. Posyandu
balita dilakukan 1 kali sebulan pada hari Rabu
minggu ke 3 dimana petugas kesehatan dari Puskesmas Pauh langsung datang
ke RW VI. Di RW VI juga belum ada POKJAKES (Kelompok Kerja Kesehatan).
Di Kelurahan Pisang hanya terdapat satu buah Posyandu Lansia yang diadakan
satu kali sebulan, dimana posyandu dilakukan secara gabungan sekelurahan
Pisang. Di Kelurahan Pisang juga terdapat satu buah Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu)
yang merupakan program baru dari Dinas Kesehatan dan baru terbentuk di
kelurahan Pisang selama 1 bulan. Ponbindu
ini akan dilaksanakan 1 kali dalam 3 bulan di kantor Kelurahan Pisang.
Vital
Statistik
Berdasarkan hasil survey awal
dapatkan data beberapa penyakit diantaranya adalah ISPA (41,6%), Rematik (11,9%), alergi kulit (11,2%), Febris (6,7%), infeksi kulit (5,6%), Diare
(5,6%), Neuralgia (4,8%), Caries (3%), (22%). Berdasarkan data dari Poskeskel,
dalam satu tahun terakhir di RW VI terdapat 1 kematian bayi dalam kehamilan
pada bulan April dan 1 kematian ibu hamil akibat hipertensi pada bulan Juni.
3.
Ekonomi
Tingkat ekonomi masyarakat sebagian besar (70%) menengah ke bawah. Pada
umumnya masyarakat bekerja sebagai petani dan peternak ayam. Menurut ketua RT
hanya 2% dari masyarakat yang bekerja sebagai PNS. Ada juga beberapa masyarakat
yang bekerja sebagai wiraswasta, buruh bangunan, berdagang di warung ataupun di
rumah.
Analisa:
Terlihat
tingkat ekonomi masyarakat sebagian besar adalah menengah kebawah.
Masalah Keperawatan : Resiko penurunan derajat kesehatan.
4.
Transpor dan Keamanan
Sarana
transportasi yang digunakan masyarakat untuk keluar masuk lokasi RW VI adalah kendaraan roda 2 ataupun roda 4.
Masyarakat umumnya memiliki kendaraan pribadi roda 2, dan hanya beberapa yang
memiliki kendaraan roda 4. Dan sebagai transportasi umum, masyarakat
menggunakan fasilitas angkot dengan kendaraan roda dua (ojek).
Secara
umum kondisi lalu lintas di wilayah ini lancar karena konstruksi jalan sudah
terbuat dari aspal, Luas
jalan relatif sempit, dan terdapat juga beberapa jalan setapak yang hanya bisa
dilewati oleh kendaraan roda dua. Kondisi ini membuat kendaraan yang melewati
jalan tersebut tidak bisa melaju dengan kecepatan tinggi. Selain itu fasilitas
angkot yang jarang lewat. Dampak positifnya adalah memudahkan akses
menuju pelayanan kesehatan yang berjarak ± 6 km. Salah satu dampak negatifnya adalah
menyulitkan penanganan diwaktu-waktu yang darurat misalnya saat terjadinya
kebakaran, gempa dsb.
Analisa:
Dengan lancarnya arus
transportasi bisa memudahkan penduduk untuk berhubungan, kemudian mudah
mendapatkan akses pelayanan kesehatan atau keamanan seperti penanggulangan
kebakaran. Namun karena pengaruh kondisi jalan menuju RW VI banyak sempit, maka
hal ini merupakan kendala dalam lalu lintas dan juga bisa menyebabkan rawan
kecelakaan terutama bagi anak – anak.
Masalah Keperawatan : Resiko
terjadinya kecelakaan terutama anak – anak
5.
Politik dan
Pemerintahan
Ketua RT di RW VI dipilih secara langsung oleh masyarakat dengan
menyebarkan kertas suara dan dikumpulkan oleh panitia pemilihan ketua RT. Di RW
VI terdapat organisasi pemuda namun organisasi ini nyaris tidak memiliki
kegiatan. Selain itu tidak ada organisasi yang aktif di masyarakat RW VI. Tidak
terlihat spanduk atau poster partai politik, tapi ada terlihat 2 spanduk calon
wali kota dan wakil wali kota Padang yang terpasang di pinggir jalan RW VI, selain
itu tidak ada warga RW VI yang menjadi simpatisan fanatik suatu partai politik
tertentu.
Analisa:
Segala kebijakan yang diambil oleh ketua RW
disepakati oleh warga melaui musyawarah bersama masyarakat, sehingga memudahkan
proses pengumpulan data oleh mahasiswa.
Masalah
Keperawatan : Potensial
peningkatan peran serta masyarakat.
6.
Komunikasi
Pada umumnya masyarakat di daerah ini mengunakan bahasa minang, Biasanya
komunikasi antar warga dilakukan pada sore hari karena pada pagi dan siang hari
warga sibuk dengan urusannya masing-masing. Komunikasi antar warga berjalan
dengan baik.
Sebagian besar penduduk di RW VI sudah memiliki TV atau radio. Hal ini tampak dari adanya
antena televisi di tiap – tiap rumah yang ada di RW VI. Selain itu, sebagai
sarana penyampaian informasi seperti ada berita duka, perkumpulan diumumkan di
Mesjid atau Mushalla, atau pun informasi dari kelurahan biasanya langsung
disampaikan ke Ketua RW lalu ke Ketua RT hingga informasi sampai pada
masyarakat. Informasi mengenai Posyandu dan imunisasi biasanya langsung
disampaikan oleh kader.
Selain itu, warga biasanya berkumpul di warung
untuk bercerita dan berbagi informasi. Warga menggunakan handphone sebagai sarana komunikasi dan jarang menggunakan telepon
rumah.
Analisa :
Tersedianya sumber informasi yang lengkap
bisa memudahkan penduduk memperoleh informasi khususnya informasi mengenai kesehatan.
Namun kesadaran dari penduduk mengenai pentingnya kesehatan harus lebih
ditingkatkan terlebih pada kesehatan lingkungan.
Masalah Keperawatan : Potensial peningkatan
pengetahuan dan pertukaran informasi.
7.
Pendidikan
Di RW VI tidak terdapat sekolah formal seperti TK,
SD, SMP, dan SMA, sehingga anak-anak harus sekolah di SD yang ada di RW lain
yang jaraknya tidak jauh dari RW VI. Namun SMP dan SMA jaraknya cukup jauh dari
RW VI. Di RW VI terdapat sebuah Mesjid (Ar-Rafah) dan dua Mushalla (Nurul Muttaqin dan
Nurul Huda), sehingga bagi warga yang beragama islam beribadah di mesjid atau pun
mushalla.
Analisa:
Sarana pendidikan yang jauh tidak menjadi kendala bagi anak-anak usia
sekolah untuk melanjutkan pendidikan karena mereka dapat melanjutkan pendidikan
di kota Padang yang lengkap dengan sarana pendidikannya.
Masalah Keperawatan : Potensial peningkatan tingkat pendidikan.
8.
Rekreasi
Setelah pulang kerja, sebagian besar penduduk
menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarga dengan bercerita atau menonton
TV. Dan sebagian kecil bapak - bapak berkumpul, duduk – duduk dan bercerita-
cerita pada sore atau malam hari di warung-warung dan teras rumah. Sedangkan
sebagian kecil ibu- ibu berkumpul dan bercerita- cerita di rumah salah satu
warga. Setiap sore beberapa
pemuda berkumpul di warung untuk bercerita-cerita dan bermain.
Analisa :
Menonton TV dan bermain saat libur/ sore hari menandakan hal positif
dimana anak dapat mengatur waktu bermain dengan kegiatan sekolah serta belajar.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
C.
PERSEPSI
1.
Persepsi Penduduk di Wilayah
Warga mengatakan daerah
RW VI Kelurahan Pisang ini aman, damai,
tentram dan jarang terjadi keributan. Apabila terdapat
keributan antar warga, warga yang lain tidak ikut campur akan masalah tersebut.
Sebagian besar masyarakat percaya dengan pelayanan kesehatan.
Untuk membersihkan
lingkungan, warga membersihkan sendiri-sendiri dan sekali-sekali melakukan
gotong royong di lingkungannya. Warga mengadakan pengajian setiap satu
kali sebulan.
2.
Persepsi Perawat
Pada observasi yang
dilakukan mahasiswa, sanitasi lingkungan terlihat cukup bersih, namun ada beberapa
tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola secara baik. Banyak juga masyarakat
yang membakar sampah di depan rumah. Di RW VI terdapat sebuah sumur yang
dinamakan Sumua Gadang oleh masyarakat. Sumur ini telah ada sejak puluhan tahun
yang lalu. Sumur tersebut digunakan sebagai sumber air minum oleh warga
sekitar. Air sumur dialirkan menjadi tempat pemandian dan mencuci pakaian.
Sumur dan tempat pemandian hanya dibatasi oleh bebatuan. Di sekitar sumur
terdapat kolam ikan dan tempat pembuangan sampah. Masyarakat juga banyak yang memiliki
kolam ikan yang disertai jamban.
Ancaman
Masalah Yang Mungkin Muncul Dari Hasil Winshield Survey
- Resiko terjadinya penyakit menular seperti penyakit infeksi (seperti ISPA, diare, dan penyakit kulit)
- Resiko penurunan derajat kesehatan
- Resiko terjadinya kecelakaan terutama pada anak-anak
- Potensial peningkatan peran serta masyarakat
5. Potensial
peningkatan pengetahuan dan pertukaran informasi
6. Potensial
peningkatan tingkat pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar