BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah
kemunduran fungsi ginjal yang menyebabkan ketidakmampuan mempertahankan
substansi tubuh dibawah kondisi normal (Betz Sowden, 2002 )
Gagal
Ginjal Kronik adalah kerusakan yang progresif pada nefron yang mengarah pada
timbulnya uremia yang secara perlahan-lahan meningkat ( Rosa M. Sacharin,
1996).
Dari kedua pengertian tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa gagal ginjal kronis adalah adanya kerusakan fungsi ginjal
secara progresif sehingga tubuh akan mengalami gangguan karena ginjal tidak
mampu mempertahnkan substansi tubuh dalam keadaan nomal.Penyakit
gagal ginjal kronis bersifat progresif dan irreversible dimana terjadi uremia
karena kegagalan tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
serta elektrolit ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448) Gagal ginjal
kronis ini merupakan penyakit ginjal tahap akhir
B. TUJUAN
PENULISAN
1.
Tujuan
Umum
Untuk
mendapat gambaran umum tentang asuhan keperawatan pada anak dengan gagal ginjal.
2.
Tujuan
Khusus.
Dengan pembuatan
makalah mahasiswa mampu :
v Mengerti dan memahami konsep dasar gagal ginjal.
v Melakukan pengkajian pada pasien dengan gagal ginjal.
v Menentukan diagnosa keperawatan dan merumuskan diagnosa
prioritas gagal ginjal.
v Menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan gagal
ginjal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
KONSEP DASAR
1. Defenisi
Gagal
Ginjal Kronik (GGK) adalah kemunduran fungsi ginjal yang menyebabkan
ketidakmampuan mempertahankan substansi tubuh dibawah kondisi normal (Betz
Sowden, 2002 )
Gagal Ginjal Kronik
adalah kerusakan yang progresif pada nefron yang mengarah pada timbulnya uremia
yang secara perlahan-lahan meningkat ( Rosa M. Sacharin, 1996).
Dari
kedua pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronis
adalah adanya kerusakan fungsi ginjal secara progresif sehingga tubuh akan
mengalami gangguan karena ginjal tidak mampu mempertahnkan substansi tubuh
dalam keadaan nomal.
2.
Etiologi
ü Glomerulonefritis
kronis
ü Pielonefritis
ü Diabetes
mellitus
ü Hipertensi
yang tidak terkontrol
ü Obstruksi
saluran kemih
ü Penyakit
ginjal polikistik
ü Gangguan
vaskuler
ü Lesi
herediter
ü
Agen toksik
(timah, kadmium, dan merkuri)
3.
Patofisiologi
Ginjal mempunyai kemampuan nyata untuk
mengkompensasi kehilangan nefron yang persisten yang terjadi pada gagal ginjal
kronik. Jika angka filtrasi
glomerolus menurun menjadi 5-20 ml/menit/1,73 m2, kapasitas ini mulai gagal.
Hal ini menimbulkan berbagai masalah biokimia berhubungan dengan bahan utama
yang ditangani ginjal.
Ketidakseimbangan
natrium dan cairan terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urin.
Hiperkalemia terjadi akibat penurunan sekresi kalium. Asidosis metabolik
terjadi karena kerusakan reabsorbsi bikarbonat dan produksi ammonia.
Demineralisasi tulang dan gangguan pertumbuhan terjadi akibat sekresi hormon
paratiroid, peningkatan fosfat plasma (penurunan kalsium serum, asidosis)
menyebabkan pelepasan kalsium dan fosfor ke dalam aliran darah dan gangguan
penyerapan kalsium usus. Anemia terjadi karena gangguan produksi sel darah
merah, penurunan rentang hidup sel darah merah, peningkatan kecenderungan
perdarahan (akibat kerusakan fungsi trombosit). Perubahan pertumbuhan
berhubungan dengan perubahan nutrisi dan berbagai proses biokimia
4. Manifestasi klinis
Kardiovaskuler
ü Hipertensi
ü Pembesaran vena leher
ü Pitting edema
ü Edema periorbital
ü
Friction rub
pericardial
Pulmoner
o
Nafas dangka
o
Krekels
o
Kusmaul
o
Sputum
kental dan liat
Gastrointestinal
o
Anoreksia,
mual dan muntah
o
Nafas
berbau amonia
o
Perdarahan saluran
GI
o
Ulserasi dan perdarahan pada mulut
Muskuloskel
o
Kehilangan
kekuatan otot
o
Kram otot
Integumen
o
Kulit
kering, bersi
o
Warna kulit
abu-abu mengkilat
o
Kuku tipis dan rapuh
o
Rambut tipis
dan kasar
o
Pruritu
o
Ekimosis
Reproduksi
o
Atrofi
testis
o
Amenore
5.
Pemeriksaan diagnostik
a) Urin
o
Warna: secara abnormal warna urin
keruh kemungkinan disebabkan oleh pus, bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen.
Warna urine kotor,
kecoklatan menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin
o
Volume
urine: biasanya kurang dari 400 ml/24 jam bahkan tidak ada urine (anuria)
o
Berat jenis: kurang dari 1,010
menunjukkn kerusakan ginjal berat
o
Osmolalitas: kurang dari 350
mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal tubular dan rasio urin/serum sering 1:1
o
Protein: Derajat tinggi
proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan kerusakan glomerulus bila SDM dan
fragmen juga ada
o
Klirens
kreatinin: mungkin agak menurun
o
Natrium: lebih besar dari 40 mEq/L
karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium
b) Darah
ü
Ht : menurun karena adanya
anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/dl
ü
BUN/ kreatinin: meningkat, kadar
kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir
ü SDM: menurun, defisiensi
eritropoitin
ü
GDA: asidosis metabolik, pH
kurang dari 7,
ü Protein (albumin) : menurun
ü Natrium serum : rendah
ü Kalium: meningkat
ü Magnesium: meningkat
ü Kalsium ; menurun
c) Osmolalitas serum:
ü Lebih dari
285 mOsm/kg
d)
Pelogram Retrograd:
ü Abnormalitas
pelvis ginjal dan ureter
e)
Ultrasonografi Ginjal :
ü Untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista, obstruksi pada
saluran perkemihan bagian atas
f)
Endoskopi Ginjal, Nefroskopi:
ü Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan
tumor selektif
g)
Arteriogram Ginjal:
ü Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular, masa
h)
EKG:
ü Ketidakseimbangan
elektrolit dan asam basa
6. Penatalaksanaan
Ó Stabilkan
keseimbangan cairan dan elektrolit
Ó Dukung
fungsi kardiovaskuler
Ó Cegah
infeksi
Ó Tingkatkan
status nutrisi
Ó Kendalikan perdarahan dan anemia
Ó Lakukan
dialisis
Ó Transplantasi
ginjal
7. Komplikasi
ü Hipertensi
ü Hiperkalemia
ü Perikarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung
ü Anemia
ü Penyakit tulang
B.
ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL
1.
Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien:
a)
Aktifitas /istirahat
Gejala:
-
Kelemahan malaise
-
Kelelahan ekstrem,
- Gangguan tidur
(insomnis/gelisah atau somnolen)
Tanda:
- Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
b)
Sirkulasi
Gejala:
-
Riwayat hipertensi lama atau berat
-
Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda:
- Hipertensi, nadi
kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak tangan
- Nadi lemah, halus,
hipotensi ortostatik
- Disritmia jantung
- Pucat pada
kulit
- Friction rub
perikardial
- Kecenderungan
perdarahan
c)
Integritas ego
Gejala:
- Faktor stress,
misalnya masalah finansial, hubungan dengan orang lain
- Perasaan tak
berdaya, tak ada harapan
Tanda:
- Menolak, ansietas, takut, marah, perubahan kepribadian, mudah
terangsang
d)
Eliminasi
Gejala:
- Penurunan frekuensi
urin, oliguria, anuria ( gagal tahap lanjut)
- Diare, Konstipasi,
abdomen kembung,
Tanda:
- Perubahan warna urin,
contoh kuning pekat, coklat, kemerahan, berawan
- Oliguria, dapat menjadi anuria
e)
Makanan/cairan
Gejala:
- Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi)
- Anoreksia, mual/muntah, nyeri ulu hati, rasa metalik
tak sedap pada mulut ( pernafasan amonia)
Tanda:
- Distensi abdomen/ansietas, pembesaran hati (tahap
akhir)
- Edema (umum, tergantung)
- Perubahan turgor kulit/kelembaban
- Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah
- Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan
tak bertenaga
f)
Neurosensori
Gejala:
- Kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa
terbakar pada Sakit kepala, penglihatan kabur
- telapak kaki
- Kebas/kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitas
bawah (neuropati perifer)
Tanda:
- Gangguan status mental, contohnya ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran,
penurunan lapang perhatian, stupor, koma
- Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang
- Rambut tipis, kuku tipis dan rapuh
g)
Nyeri/kenyamanan
Gejala:, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki, nyei panggul
Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
h)
Pernapasan
Gejala:
- Dispnea, nafas
pendek, nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa sputum
Tanda:
- Dispnea,
takipnea pernapasan kusmaul
- Batuk produktif
dengan sputum merah muda encer (edema paru)
i)
Keamanan
Gejala: kulit gatal, ada/berulangnya infeksi
Tanda:
- Pruritus
- Demam (sepsis,
dehidrasi)
j)
Seksualitas
Gejala:
amenorea, infertilitas, penurunan libido
k)
Interaksi sosial
Gejala:
- Kesulitan
menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran dalam
keluarga
l)
Penyuluhan
-
Riwayat diabetes mellitus pada keluarga (resti GGK), penyakit polikistik,
nefritis herediter, kalkulus urinaria
-
Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan
-
Penggunaan antibiotik nefrotoksik saat ini/berulang
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)
Kelebihan volume cairan b.d penurunan kemampuan ginjal
untuk mengeluarkan air dan menahan natrium
2) Perubahan nutrisi ; kurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah
3) Intoleransi aktifitas b.d anemia, oksigenasi jaringan tidak adekuat
4) Perubahan integritas kulit b.d
uremia, edema
5)
Resiko terhadap
infeksi b.d depresi sistem imun, anemia
3.
RENCANA KEPERAWATAN
1.
Kelebihan volume cairan b.d penurunan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan air
dan menahan natrium
Hasil yang diharapkan:
-
Masukan dan haluaran seimbang
-
Elektrolit dalam batas normal
-
Bunyi nafas dan jantung normal
-
Berat badan stabil
Intervensi:
·
Pantau
balance cairan/24 jam
·
Batasi
masukan cairan
·
Pantau
peningkatan tekanan darah
·
Monitor
elektrolit darah
·
Kaji edema perifer dan distensi
vena leher
·
Timbang BB
harian
2.
Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah
Hasil yang diharapkan:
-
Klien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat yang dibuktikan dengan
BB dalam batas normal, albumin dalam batas normal
Intervensi:
·
Kaji pola
diet nutrisi
·
Kaji status
nutrisi
·
Kaji faktor yang berperan dalam
merubah masukan nutrisi
·
Menyediakan makanan kesukaan
klien dalam batas-batas diet
·
Anjurkan cemilan tinggi kalori,
rendah protein, rendah natrium diantara waktu makan
·
Ciptakan lingkungan yang
menyenangkan selama makan
·
Kaji bukti adanya masukan protein
yang tidak adekuat
·
Timbang
berat badan harian
3.
Intoleransi aktifitas b.d anemia, oksigenasi jaringan tidak adekuat
Hasil yang diharapkan;
- Klien
mendemonstrasikan peningkatan aktivitas yang dibuktikan dengan pengungkapan
tentang berkurangnya kelemahan dan dapat beristirahat secara cukup dan mampu
melakukan kembali aktivitas sehari-hari yang memungkinkan
Intervensi:
·
Kaji faktor
yang menimbulkan keletihan
·
Tingkatkan kemandirian dalam
aktifitas perawatan diri yang dapat ditoleransi, bantu jika keletihan terjadi
·
Anjurkan
aktifitas alternatif sambil istirahat
·
Anjurkan
untuk beristirahat setelah dialisis
·
Beri semangat untuk mencapai
kemajuan aktivitas bertahap yang dapat ditoleransi
·
Kaji respon klien untuk
peningkatan aktivitas
4.
Perubahan integritas kulit b.d uremia, edema
Hasil yang diharapkan:
- Kulit hangat,
kering dan utuh, turgor baik
- Klien
mengatakan tak ada pruritus
Intervensi:
·
Kaji kulit dari kemerahan,
kerusakan, memar, turgor dan suhu
·
Jaga kulit tetap kering dan
bersih
·
Beri perawatan kulit dengan
lotion untuk menghindari kekeringan
·
Bantu klien untuk mengubah posisi
tiap 2 jam jika klien tirah baring
·
Beri pelindung pada tumit dan
siku
·
Tangani area edema dengan
hati-hati
·
Pertahankan
linen bebas dari lipatan
5.
Resiko terhadap infeksi b.d depresi sistem imun, anemia
Hasil yang diharapkan:
-
Klien tetap terbebas dari infeksi lokal maupun sistemik dibuktikan dengan tidak
ada panas/demam atau leukositosis, kultur urin, tidak ada inflamasi
Intervensi:
·
Pantau dan laporkan tanda-tanda
infeksi seperti demam, leukositosis, urin keruh, kemerahan, bengkak
·
Pantau TTV
·
Pertahankan integritas kulit dan
mukosa dengan memberiakan perawatan kulit yang baik dan higiene oral
·
Jangan anjurkan kontak dengan
orang yang terinfeksi
·
Pertahankan
nutrisi yang adekuat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah
kemunduran fungsi ginjal yang menyebabkan ketidakmampuan mempertahankan
substansi tubuh dibawah kondisi normal (Betz Sowden, 2002 )
Gagal Ginjal Kronik adalah kerusakan yang progresif
pada nefron yang mengarah pada timbulnya uremia yang secara perlahan-lahan
meningkat ( Rosa M. Sacharin, 1996).
Dari kedua pengertian tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronis adalah adanya kerusakan
fungsi ginjal secara progresif sehingga tubuh akan mengalami gangguan karena
ginjal tidak mampu mempertahnkan substansi tubuh dalam keadaan nomal.Penyakit
gagal ginjal kronis bersifat progresif dan irreversible dimana terjadi uremia
karena kegagalan tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
serta elektrolit ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448) Gagal ginjal
kronis ini merupakan penyakit ginjal tahap akhir
B.
Saran
·
Berikan
penjelasan yang jelas kepada pasien dan tentang penyakitnya.
·
Penatalaksanaan
yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan
mencegah terjadinya komplikasi.
·
Diharapkan
kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan sarannya yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA ( REFERENSI )
v Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta.
v Bare Brenda G,
Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.
v Price Anderson Sylvia, Milson
McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC, Jakarta.
v Betz
Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku
Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar