BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Penyakit Tuberkulosis: adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian
besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus
yaitu taha terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam
jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
B.
TUJUAN
- Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien TB paru
- Mengetahui penatalaksanaan pasien TB paru
- Mengetahui cara premeriksaan fisik pasien TB Paru
- Mengetahui pemeriksaan tambahan dan penunjang pada pasien TB paru
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TB PARU
Proses keperawatan pada pasien dengan Tuberculosa dengan pendekatan 5
langkah proses keperawatan sebagai berikut :
A. BIODATA
Penyakit Tuberkulosa dapat menyerang dari mulai anak sampai dengan dewasa
dengan komposisi antara laki-laki dan perempuan yang hampir sama menderita.
Biasanya timbul pada lingkungan rumah dengan kepadatan tinggi yang tidak
memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah.
TB pada anak dapat terjadi pada usia berapa pun, namun usia paling umum
adalah antara 1-4 tahun.. Anak lebih sering mengalami TB luar paru-paru
(extrapulmonary) dibanding TB paru-paru dengan perbandingan 3:1.1, TB luar
paru-paru dan TB yang berat terutama ditemukan pada usia < 3 tahun. Angka
kejadian (prevalensi) TB paru-paru pada usia 5-12 tahun cukup rendah, kemudian
meningkat setelah masa remaja di mana TB paru-paru menyerupai kasus pada pasien
dewasa (sering disertai lubang/kavitas pada paru-paru).
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan yang sering muncul antara lain :
1) Demam : subfebris, febris (40-41
2) Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronchus, batuk ini terjadi
untuk membuang/mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai
dengan batuk purulen (menghasilkan sputum).
3) Sesak nafas : bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai
setengah paru.
4) Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5) Malaise : ditemukan berupa anorexia, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam.
6) Pada atelektasis terdapat gejala berupa : cyanosis, sesak nafas,
kolaps. Bagian dada klien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung
terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto thorax tampak pada sisi yang sakit
bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.
7) Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya penyakit
ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan tetapi merupakan penyakit
infeksi menular.
C. PEMERIKSAAN
FISIK
- Pada tahap dini sulit diketahui.
- Ronchi basah, kasar dan nyaring.
- Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi memberikan suara umforik.
- Pada keadaan lanjut Atropi dan retraksi interkostal dan fibrosis
- Bila mengenai pleura terjadi effusi pleura (perkusi memberikan suara pekak)
D. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
1) Sputum Culture : Positif untuk mycobacterium tuberkulosa pada stadium
aktif.
2) Ziehl Neelsen (Acid-fast Staind applied to smear of body fluid) :
positif untuk BTA
3) Skin Test (PPD, Mantoux, Tine, Vollmer Patch) : reaksi positif (area
indurasi 10 mm atau lebih, timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen
intradermal) mengindikasikan infeksi lama dan adanya antibodi tetapi tidak
mengindikasikan penyakit sedang aktif.
4) Chest X-Ray : dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi awal di
bagian paru-paru bagian atas, deposit kalsium pada lesi primer yang membaik
atau cairan pada effusi. Perubahan mengindikasikanTB yang lebih berat dapat mencakup
area berlubang dan fibrous.
5) Histologi atau Culture jaringan (termasuk kumbah lambung, urine dan
CSF, biopsi kulit) : positif untu mycobacterium tuberkulosa.
6) Needle Biopsi of Lung Tissue : positif untuk granuloma TB, adanya
sel-sel besar yang mengindikasikan nekrosis.
7) Elektrolit : mungkin abnormal tergantung dari lokasi dan beratnya
infeksi; misalnya hiponatremia mengakibatkan retensi air, mungkin ditemukan
pada TB paru kronik lanjut.
8) ABGs : mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa kerusakan
paru.
Foto Rontgen Klien Tuberkulosa Paru
9) Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan
bronchus atau kerusakan paru karena TB.
10) Darah : lekositosis, LED meningkat.
11) Test Fungsi Paru : VC menurun, Dead Space meningkat, TLC meningkat
dan menurunnya saturasi oksigen yang merupakan gejala sekunder dari
fibrosis/infiltrasi parenchim paru dan penyakit pleura.
E. PENATALAKSANAAN
1) Penyuluhan
2) Pencegahan
3) Pemberian
obat-obatan :
a) OAT (Obat Anti Tuberkulosa)
b) Bronchodilator
c) Expectoran
d) OBH
e) Vitamin
4) Fisioterapi dan rehabilitasi
b) Bronchodilator
c) Expectoran
d) OBH
e) Vitamin
4) Fisioterapi dan rehabilitasi
5) Konsultasi secara teratur
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi
sepertiga penduduk dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB
dengan kematian 3 juta orang per tahun (WHO, 1993). Di negara berkembang
kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat
diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara-negara
berkembang Dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita TB akan
meningkat. Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian karena
kehamilan, persalinan serta nifas (WHO). WHO mencanangkan keadaan darurat
global untuk penyakit TB pada tahun 1993 karena diperkirakan sepertiga penduduk
dunia telah terinfeksi kuman TB.
B. SARAN
- Semoga makalah sederhana ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca
- makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca terutama perawat dalam membuat asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Basford, Lynn,
2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.
www.inna-ppni.or.id
keperawatan-gun.blogspot.com
one.indoskripsi.com
www.keperawatan.ugm.ac.id
mediakeperawatan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar