NO |
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
PERENCANAAN |
||
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
||
1.
|
Cemas b.d. Situasi krisis.
|
Klien
menunjukkan kontrol kecemasan dengan kriteria:
1. Dapat mengidentifikasi, verbalisasi, dan
mendemonstrasikan teknik menurunkan kecemasan.
2. Menunjukkan postur, ekspresi wajah, perilaku, tingkat aktivitas yang
menggambarkan kecemasan menurun.
3. mampu mengidentifikasi dan verbalisasi penyebab
cemas.
|
1. Reduksi kecemasan
a. Kaji tingkat kecemasan dan respon fisiknya.
b. Gunakan kehadiran, sentuhan (dengan ijin),
verbalisasi untuk mengingatkan klien tidak sendiri.
c. Terima pasien dan keluarganya apa adanya.
d. Gali reaksi personal dan ekspresi cemas.
e. Bantu mengidentifikasi penyebab.
f. Gunakan empati untuk mendukung orang tua.
g. Anjurkan untuk berfikir positif.
h. Intervensi terhadap sumber cemas.
i. Jelaskan aktivitas, prosedur.
j. Gali koping klien.
k. Ajarkan tanda-tanda kecemasan.
l. Bantu orang tua mendefinisikan tingkat
kecemasan.
m. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
n. Ajarkan teknik manajemen cemas.
|
Cemas
bersifat individual. Secara normal merupakan respon fisik dan psikologis
terhadap perubahan internal dan eksternal.
Memberikan
dukungan dan ketersediaan komunikasi.
Akan
merasa aman.
Mungkin
dapat menurunkan cemas.
Membantu
untuk mereevaluasi terapi dan penatalaksanaaan yang diberikan.
Cemas
merupakan respon negatif terhadap bahaya.
Membantu
menurunkan kecemasan.
Jika
ancaman dihentikan respon cemas akan berhenti.
Ketidaktentuan
dan tidak adanya prediksi menyokong terjadinya cemas.
Metode
koping dapat membantu menurunkan kecemasan.
Informasi
merupakan kekuatan dan menurunkan kecemasan.
Menentukan
tindakan lanjut.
Terbukti
efektif menurunkan kecemasan.
|
2.
|
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Perubahan
fisiologis kehamilan.
|
Status nutrisi klien seimbang dengan kriteria:
1. BB stabil.
2. Turgor kulit membaik.
3. Intake makanan meningkat.
|
a. Timbang BB sesuai indikasi.
b. Monitor intake klien.
c. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan
sajikan dalam keadaan hangat.
d. Anjurkan klien menjaga kebuersihan mulutnya.
e. Atur lingkungan yang tenang dan bersih selama makan.
f. Pasang sonde jika perlu, dengan menggunakan teknik
bersih.
g. Observasi keadaan sonde.
h. Lakukan aspirasi pada sonde sblm pemberian makan.
i. Posisikan kepala klien lebih tinggi dari kaki.
j. Pantau masukan dan haluaran.
k. Berikan nutrisi parenteral sesuai indikasi
|
Kelebihan atau penurunan BB menetap menunjukkan bahwa masukan kalori
tidak adekuat.
Mendapatkan banyaknya masukan makanan dibandingkan kebutuhan
hariannya.
Membantu meningkatkan nafsu makan dan mencegah kembung.
Meningkatkan nafsu makan.
Membantu keadekuatan intake makanan dan cairan jika peroral tidak
memungkinkan.
Untuk mempertahankan posisi dlm keadaan baik
Untuk mengetahui adanya residu dan fungsi pencernaan.
Memudahkan pengosongan lambung, meningkatkan absorbsi. Gangguan dpt
meningkatkan kemungkinan regurgitasi.
Mengidentifikasi ketidakseimbangan, memungkinkan intervensi dini.
Nutrisi parenteral memenuhi
kebutuhan kalori dan zat lain yg diperlukan tbh sehg tercapai keseimbangan
nutrisi
|
3.
|
Perubahan pola eliminasi b.d Perubahan
fisiologis kehamilan.
|
Klien dapat beradaptasi dengan perubahan
pola eliminasinya dengan kriteria:
1. Klien paham
dengan perubahan pola eliminasinya.
|
a. Beri
informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan kehamilan.
b. Anjurkan klien
untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur.
c. Beri
informasi tentang perlunya masukan cairan 6-8 gelas/hari, penurunan masukan
2-3 jam sebelum tidur, penggunaan garam, makanan dan produk yg mengan-dung Na
dalam jumlah sedang.
d. Kaji ulang
masalah medis sebelumnya (penyakit ginjal, hipertensi, penyakit jantung).
e. Kaji
tanda-tanda ISK.
|
Klien paham
tentang perubahan fisiologis dari pembesaran uterus akan menurunkan kapasitas
VU.
Mengurangi
tekanan pada kandnung kemih.
Mempertahankan
tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat, mengurangi natrium serta
mempertahankan status isotonis.
Masalah-masalah
yang mempengaruhi fungsi ginjal disertai peningkatan volume cairan,
meningkatkan resiko terhadap masalah sirkulasi yang dapat mempengaruhi
placenta/janin.
Masa prenatal rentan terhadap stasis
perkemihan/ISK karena efek vasodilatasi progesteron pada ureter.
|
4.
|
Nyeri akut b.d perubahan fisiologis pada
kehamilan
|
Nyeri klien berkurang/hilang dengan
kriteria:
1. Klien paham
bahwa nyerinya fisiologis.
2. Klien dapat
beradaptasi dengan nyerinya.
3. Klien
melaporkan nyerinya berkurang.
4. Skala nyeri
0-1.
|
a. Kaji skala
nyeri klien.
b. Beri
penjelasan pada klien tentang fisiologis nyeri.
c. Ajarkan klien
tehnik relaksasi nafas dalam.
d. Anjurkan
klien untuk beristirahat bila nyeri datang.
e. Ajarkan klien
untuk mencatat frekuensi, lama, dan intensitas nyeri.
f. Anjurkan
klien untuk segera mendatangi tempat pertolongan bila sudah ada tanda2 akan
melahirkan.
|
|
5.
|
Kurang pengetahuan tentang kehamilan dan
proses persalinan b.d Kurangnya informasi.
|
Pengetahuan klien bertambah
dengan kriteria:
1.
Klien mengatakan paham dengan penjelasan yang diberikan.
2.
Klien dapat menyebutkan perubahan pada kehamilan.
3.
Klien dapat menyebutkan tanda-tanda persalinan.
4.
Klien
dapat memutuskan memilih tempat melahirkan.
|
a.
Kaji tingkat pengetahuan klien.
b.
Beri informasi tentang perubahan-perubahan fisik normal pada
kehamilan.
c.
Beri informasi tentang tanda-tanda persalinan.
d.
Beri informasi tentang tempat pelayanan kesehatan yang dapat
dikunjungi untuk mendapat pertolongan dalam persalinan.
e. Beri
informasi tentang persiapan akan melahirkan.
|
|
RENCANA KEPERAWATAN ANTENATAL CARE (ANC)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar