TINJAUAN TEORITIS PERSISTEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Duktus arteriosus adalah suatu pembuluh darah yang menghubungkan aorta (pembuluh arteri besar yang mengangkut darah ke seluruh tubuh) dengan arteri pulmonalis (arteri yang membawa darah ke paru-paru), yang merupakan bagian dari peredaran darah yang normal pada janin.

Duktus arteriosus memungkinkan darah untuk tidak melewati paru-paru. Pada janin, fungsi ini penting karena janin tidak menghirup udara sehingga darah janin tidak perlu beredar melewati paru-paru agar mengandung banyak oksigen. Janin menerima oksigen dan zat makanan dari plasenta.

Tetapi pada saat lahir, ketika bayi mulai bernafas, duktus arteriosus akan menutup karena darah harus mengalir ke paru-paru agar mengandung banyak oksigen. Pada 95% bayi baru lahir, penutupan duktus terjadi dalam waktu 48-72 jam Kelainan ini bisa terjadi baik pada bayi prematur maupun pada bayi cukup umur, dan ditemukan pada 1 diantara 2500-5000 bayi. Biasanya gejalanya ringan, tetapi akan semakin berat jika tidak diobati/diperbaiki pada usia 2 tahun.

B.    Tujuan
  1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian PDA
  2. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi Klinis dan Pemeriksaan penunjang PDA
  3. Mahasiswa dapat mengetahui Penatalaksanaan PDA
  4. Mahasiswa dapat mengetahui Prognosis PDA


 
BAB II
PERSISTEN DUCTUS ARTERIOSUS

A.    Pengertian
  1. PDA adalah ductus arteriosus yang tetap terbuka setelah bayi lahir
  2. 7 % dari seluruh penyakit jantung bawaan
  3. sering dijumpai pada bayi premature
  4. 40 % bayi dengan BB <1500 gr menderita PDA
  5. 80 % bayi dengan BB < 1000 gr menderita PDA
  6. Penutupan sesudah umur 1 tahun jarang terjadi, persentase penutupan 0,6 % pada decade I-IV

B.  Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Penunjang
1.  PDA Kecil
a.            Tidak memberi gejala
b.           TD dan Nadi normal
c.            Jantung tidak membesar
d.           Kadang teraba getaran bising disela iga II kiri sternum
e.            Auskultasi terdengar bising kontinu untuk PDA subklavikula kiri
f.            EKG normal
g.           Ekokardiografi tidak ada pembesaran jantung atau arteri pulmonalis

2.  PDA Sedang
a.  Gejala timbul usia 2-5 bulan
b.  Anak mengalami kesulitan makan
c.  Menderita infeksi saluran nafas atas
d. BB normal tetapi mudah kelelahan
e.  Takipnea
f.   Tekanan nadi > 40 mmHg
g.  Getaran bising dan bising kontinu disela iga II-III parasternal kiri
h.  Kardiomegali terutama ventrikel kiri
i.    Vaskularisasi paru meningkat dan pembuluh darah hilus membesar
j.    EKG menunjukkan hipertropi ventrikel kiri.
k.    Aorta normal, arteri pulmonalis melebar.
l.      Kateterisasi jantung tidak diperlukan
m.   Saturasi O2 meningkat pada arteri pulmonalis
n.     Tekanan ruang jantung dan pembuluh darah besar normal

3. PDA Besar
a.    Gejala berat sejak minggu pertama
b.    Sulit makan dan minum BB tidak bertambah
c.    Dispnea dan takipnea
d.   Berkeringat bila minum
e.    Tidak teraba getaran bising sistolik
f.     Auskultasi bising kontinu dan atau hanya bising sistolik
g.    Bunyi jantung II tunggal dan keras
h.    Penderita PDA besar bila tidak dioperasi mengalami hipertensi pulmonal
i.      EKG hipertropi biventrikuler dengan dominasi aktivitas ventrikel kiri dan dilatasi atrium kiri
j.      Ekokardiografi menunjukkan dilatasi ventrikel kiri dan atau tanpa dilatasi ventrikel kanan
k.    Aorta dan arteri pulmonalis besar
l.      Kateter jantung dilakukan bila dicurigai ada hipertensi pulmonal

4. PDA Besar dengan Hipertensi Pulmonal
a.    PDA Besar bila tidak diobati akan berkembang menjadi hipertensi pulmonal akibat penyakit vascular paru yaitu suatu komplikasi yang ditakuti
b.    Komplikasi terjadi pada usia < 1 tahun
c.    Komplikasi progresif dan irreversible
d.   Operasi koreksi tidak bisa dilakukan
C. Penatalaksanaan
1.   Medikamentosa
a.    Indometasin IV atau peroral dosis 0,2 mg /kgBB dengan selang waktu 12 jam diberikan 3 kali. Pada bayi <1 minggu efektif pada 70 % kasus. Pada bayi cukup bulan terapi tidak efektif.
b.    Digoksin atau furosemid untuk PDA dengan pirau kiri kekanan.

2. Terapi Bedah
       Indikasi operasi PDA yaitu :
a.    Tidak respon dengan medikamentosa
b.    PDA dengan keluhan
c.    PDA dengan endokarditis infektif

3. Kateterisasi
a.       Sebagian besar memakai teknik ini
b.      Teknik sulit dan terdapat komplikasi

D. Prognosis
  1. PDA kecil menutup spontan
  2. dengan penatalaksanaan adekuat PDA sedang dan besar prognosisnya baik
  3. bila pirau besar dan tidak dioperasi mengalami hipertensi pulmonal
  4. penyulit pada PDA adalah Aneurisme dan divertikulum pada duktus
  5. Penderita PDA dilindungi dari endokaridits infektif

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Duktus arteriosus adalah suatu pembuluh darah yang dilapisi oleh otot dan memiliki fungsi khusus. Jika kadar oksigen di dalam darah meningkat (biasanya terjadi segera setelah bayi lahir), otot ini akan mengkerut sehingga duktus menutup.
Pada saat duktus menutup, darah dari jantung bagian kanan hanya mengalir ke paru-paru (seperti yang terjadi pada orang dewasa). Pada beberapa anak, duktus tidak menutup atau hanya menutup sebagian. Hal ini terjadi karena tidak adanya sensor oksigen yang normal pada otot duktus atau karena kelemahan pada otot duktus. Adapun faktor resiko terjadinya PDA adalah prematuritas dan sindroma gawat pernafasan.

B. Saran
  1. Semoga makalah sederhana ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.
  2. makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca terutama perawat dalam membuat asuhan keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA

Sastroasmoro, Sudigdo dkk. Kardiologi Anak. 1994. Jakarta. IDAI
www.medicastore.com

Tidak ada komentar: