Pengkajian Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan setelah pengumpulan
riwayat kesehatan. Gunakan teknik inspeksi, palpasi, dan auskultasi.
Keberhasilan pemeriksaan mengharuskan Anda untuk menguasai landmarks anatomi
toraks posterior, lateral, dan anterior. Guna¬kan landmarks ini untuk menemukan
letak dan mengetahui struktur organ di bawahnya, terutama lobus paru, jantung,
dan pembuluh darah besar. Bandingkan sisi yang satu dengan sisi lainnya.
Bandingkan temuan pada satu sisi toraks dengan sisi toraks sebelahnya. Palpasi,
perkusi, dan auskultasi dilakukan dari depan ke belakang atau dari satu sisi
toraks ke sisi lainnya sehingga Anda dapat secara kontinu mengevaluasi temuan
dengan menggunakan sisi sebelahnya sebagai standar perbandingan.
Kondisi dan warna kulit klien diperhatikan selama pemeriksaan toraks (pucat, biru, kemerahan). Kaji tingkat kesadaran klien dan orientasikan selama pemeriksaan untuk menentukan kecukupan pertukaran gas.
Kondisi dan warna kulit klien diperhatikan selama pemeriksaan toraks (pucat, biru, kemerahan). Kaji tingkat kesadaran klien dan orientasikan selama pemeriksaan untuk menentukan kecukupan pertukaran gas.
INSPEKSI
Pengkajian fisik sebenarnya dimulai sejak
pengumpulan riwayat kesehatan saat Anda mengamati klien dan respons klien
terhadap pertanyaan. Perhatikan manifestasi distres pernapasan saat ini: posisi
yang nyaman, takipnea, mengap-mengap, sianosis, mulut terbuka, cuping hidung
mengembang, dispnea, warna kulit wajah dan bibir, dan penggunaan otot-otot
asesori pernapasan. Perhatikan rasio inspirasi-ke-ekspirasi, karena lamanya
ekspirasi normal dua kali dari lamanya inspirasi normal, maka rasio normal
ekspirasi – inspirasi 2 : 1. Amati pola bicara. Berapa banyak kata atau kalimat
yang dapat diucapkan sebelum mengambil napas berikutnya? Klien yang sesak napas
mungkin hanya mampu mengucapkan tiga atau empat kata sebelum mengambil napas
berikutnya.Kunci dari setiap teknik pengkajian adalah untuk mengembangkan
pendekatan yang sistematik. Logisnya, paling mudah jika dimulai dari kepala
lalu terus ke tubuh bagian bawah. Inspeksi dimulai dengan pengamatan kepala dan
area leher untuk mengetahui setiap kelainan utama yang dapat mengganggu
pernapasan. Perhatikan bau napas dan apakah ada sputum. Perhatikan pengembangan
cuping hidung, napas bibir dimonyong-kan, atau sianosis membran mukosa. Catat
adanya penggunaan otot aksesori pernapasan, seperti fleksi otot
sternokleidomastoid.Amati penampilan umum klien, frekuensi serta pola
pernapasan, dan konfigurasi toraks. Luangkan waktu yang cukup untuk mengamati
pasien secara menyuluruh sebelum beralih pada pemeriksaan lainnya. Dengan
mengamati penampilan umum, frekuensi dan pola pernapasan, adanya dan karakter
batuk, dan pernbentukan sputum, perawat dapat menentukan komponen pemeriksaan
pulmonal mana yang sesuai untuk mengkaji status pernapasan pasien saat ini.
Tabel 2-2 menyajikan temuan yang lazim pada pemeriksaan inspeksi pulmonal.
PALPASI
Palpasi dilakukan dengan menggunakan
tangan untuk meraba struktur di atas atau di bawah permukaan tubuh. Dada
dipalpasi untuk mengevaluasi kulit dan dinding dada. Palpasi dada dan medula
spinalis adalah teknik skrining umum untuk mengidentifikasi adanya abnormalitas
seperti inflamasi.Perlahan letakan ibu jari tangan yang akan mempalpasi pada
satu sisi trakhea dan jari-jari lainnya pada sisi sebelahnya. Gerakan trakhea
dengan lembut dari satu sisi ke sisi lainnya sepanjang trakhea sambil
mempalpasi terhadap adanya massa krepitus, atau deviasi dari garis tengah.
Trakhea biasanya agak mudah digerakkan dan dengan cepat kembali ke posisi garis
tengah setelah digeser. Masa dada, goiter, atau cedera dada akut dapat mengubah
letak trakhea.Palpasi dinding dada menggunakan bagian tumit atau ulnar tangan
Anda. Abnor¬malitas yang ditemukan saat inspeksi lebih lanjut diselidiki selama
pemeriksaan palpasi. Palpasi dibarengi dengan inspeksi terutama efektif dalam
mengkaji apakah gerakan, atau ekskursi toraks selama inspirasi dan ekspirasi,
amplitudonya simetris atau sama. Selama palpasi kaji adanya krepitus (udara
dalam jaringan subkutan); defek atau nyeri tekan dinding dada; tonus otot;
edema; dan fremitus taktil, atau vibrasi gerakan udara melalui dinding dada
ketika klien sedang bicara.Untuk mengevaluasi ekskursi toraks, klien diminta
untuk duduk tegak, dan tangan pemeriksa diletakkan pada dinding dada posterior
klien (bagian punggung). Ibu jari tangan pemeriksa saling berhadapan satu sama
lain pada kedua sisi tulang belakang, dan jari-jari lainnya menghadap ke atas
membentuk posisi seperti kupu-kupu. Saat klien menghirup napas tangan pemeriksa
harus bergerak ke atas dan keluar secara simetri. Adanya gerakan asimetri dapat
menunjukkan proses penyakit pada region tersebut.Palpasi dinding dada posterior
saat klien mengucapkan kata-kata yang menghasilkan vibrasi yang relatif keras
(mis. tujuh-tujuh). Vibrasi ditransmisikan dari laring melalui jalan napas dan
dapat dipalpasi pada dinding dada. Intensitas vibrasi pada kedua sisi
dibandingkan terhadap simetrisnya. Vibrasi terkuat teraba di atas area yang
terdapat konsolidasi paru (mis. pneumonia). Penurunan fremitus taktil biasanya
berkaitan dengan abnormalitas yang menggerakkan paru lebih jauh dari dinding
dada, seperti efusi pleural dan pneumotoraks.
PERKUSI
Perkusi adalah teknik pengkajian yang
menghasilkan bunyi dengan mengetuk dinding dada dengan tangan. Pengetukan
dinding dada antara iga menghasilkan berbagai bunyi yang digambarkan sesuai
dengan sifat akustiknya-resonan, hiperesonan, pekak, datar, atau timpanik.
Bunyi resonan terdengar di atas jaringan paru normal. Bunyi hiperesonan
terdengar pada adanya peningkatan udara dalam paru-paru atau spasium pleural.
Bunyi akan ditemukan pada klien dengan emfisema dan pneumotoraks. Bunyi pekak
terjadi di atas jaringan paru yang padat, seperti pada tumor atau konsolidasi
jaringan paru. Bunyi ini biasanya terdengar di atas jantung dan hepar. Bunyi
datar akan terdengar saat perkusi dilakukan pada jaringan yang tidak mengandung
udara. Bunyi timpani biasanya terdengar di atas lambung, usus besar. Perkusi
dimulai pada apeks dan diteruskan sampai ke dasar, beralih dari area posterior
ke area lateral dan kemudian ke area anterior. Dada posterior paling baik
diperkusi dengan posisi klien berdiri tegak dan tangan disilangkan di depan
dada untuk memisahkan skapula.Perkusi juga dilakukan untuk mengkaji ekskursi
diafragma. Minta klien untuk menghirup napas dalam dan menahannya ketika Anda
memperkusi ke arah bawah bidang paru posterior dan dengarkan bunyi perkusi yang
berubah dari bunyi resonan ke pekak. Tandai area ini dengan pena. Proses ini
diulang setelah klien menghembuskan napas, tandai lagi area ini. Kaji kedua
sisi kanan dan kiri. Jarak antara dua tanda seharusnya 3 sampai 6 cm, jarak
lebih pendek ditemukan pada wanita dan lebih panjang pada pria. Tanda pada
sebelah kiri akan sedikit lebih tinggi karena adanya hepar. Klien dengan
kenaikan diafragma yang berhubungan dengan proses patologis akan mempunyai
Penurunan ekskursi diafragma. Jika klien mempunyai penyakit pada lobus bawah
(mis. konsolidasi atau cairan pleural), akan terdengar bunyi perkusi pekak.
Bila ditemukan abnormalitas lain, pemeriksaan diagnostik lain harus dilakukan
untuk mengkaji masalah secara menyeluruh.
AUSKULTASI
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dengan
menggunakan stetoskop. Dengan mendengarkan paru-paru ketika klien bernapas
melalui mulut, pemeriksa mampu mengkaji karakter bunyi napas, adanya bunyi
napas tambahan, dan karakter suara yang diucapkan atau dibisikan. Dengarkan
semua area paru dan dengarkan pada keadaan tanpa pakaian; jangan dengarkan
bunyi paru dengan klien mengenakan pakaian, selimut, gaun, atau kaus. Karena
bunyi yang terdengar kemungkinan hanya bunyi gerakan pakaian di bawah
stetoskop.
Status patensi jalan napas dan paru dapat dikaji dengan mengauskultasi napas dan bunyi suara yang ditransmisikan melalui dinding dada. Untuk dapat mendengarkan bunyi napas di seluruh bidang paru, perawat harus meminta klien untuk bernapas lambat, sedang sampai napas dalam melalui mulut. Bunyi napas dikaji selama inspirasi dan ekspirasi. Lama masa inspirasi dan ekspirasi, intensitas dan puncak bunyi napas juga dikaji. Umumnya bunyi napas tidak terdengar pada lobus kiri atas, intensitas dan karakter bunyi napas harus mendekati simetris bila dibandingkan pada kedua paru. Bunyi napas normal disebut sebagai vesikular, bronkhial, dan bronkhovesikular.
Perubahan dalam bunyi napas yang mungkin menandakan keadaan patologi termasuk penurunan atau tidak terdengar bunyi napas, peningkatan bunyi napas, dan bunyi napas saling mendahului atau yang dikenal dengan bunyi adventiosa. Peningkatan bunyi napas akan terdengar bila kondisi seperti atelektasis dan pneumonia meningkatkan densitas (ketebalan) jaringan paru. Penurunan atau tidak terdengarnya bunyi napas terjadi bila transmisi gelombang bunyi yang melewati jaringan paru atau dinding dada berkurang.
Status patensi jalan napas dan paru dapat dikaji dengan mengauskultasi napas dan bunyi suara yang ditransmisikan melalui dinding dada. Untuk dapat mendengarkan bunyi napas di seluruh bidang paru, perawat harus meminta klien untuk bernapas lambat, sedang sampai napas dalam melalui mulut. Bunyi napas dikaji selama inspirasi dan ekspirasi. Lama masa inspirasi dan ekspirasi, intensitas dan puncak bunyi napas juga dikaji. Umumnya bunyi napas tidak terdengar pada lobus kiri atas, intensitas dan karakter bunyi napas harus mendekati simetris bila dibandingkan pada kedua paru. Bunyi napas normal disebut sebagai vesikular, bronkhial, dan bronkhovesikular.
Perubahan dalam bunyi napas yang mungkin menandakan keadaan patologi termasuk penurunan atau tidak terdengar bunyi napas, peningkatan bunyi napas, dan bunyi napas saling mendahului atau yang dikenal dengan bunyi adventiosa. Peningkatan bunyi napas akan terdengar bila kondisi seperti atelektasis dan pneumonia meningkatkan densitas (ketebalan) jaringan paru. Penurunan atau tidak terdengarnya bunyi napas terjadi bila transmisi gelombang bunyi yang melewati jaringan paru atau dinding dada berkurang.
Postural
drainage
Postural
drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari
berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi.. Mengingat
kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada
berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik untuk
melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam
sebelumtidur pada malam hari.PD dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya
sekret dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga
tidak terjadi atelektasis. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak PD
lebih efektif bila disertai dengan clapping dan vibrating.
Indikasi untuk Postural
Drainase :
1. Profilaksis untuk mencegah
penumpukan sekret yaitu pada :
o Pasien
yang memakai ventilasi
o Pasien
yang melakukan tirah baring yang lama
o Pasien
yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau bronkiektasis
o Pasien
dengan batuk yang tidak efektif .
2. Mobilisasi sekret yang tertahan
:
o Pasien
dengan atelektasis yang disebabkan oleh secret
o Pasien
dengan abses paru
o Pasien
dengan pneumonia
o Pasien
pre dan post operatif
o Pasien
neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk
Kontra
indikasi untuk postural drainase :
1. Tension
pneumotoraks
2. Hemoptisis
3. Gangguan
sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard akutrd
infark
dan aritmia.
4. Edema
paru
5. Efusi
pleura yang luas
Persiapan
pasien untuk postural drainase.
1. Longgarkan
seluruh pakaian terutama daerah leher dan pinggang.
2. Terangkan
cara pengobatan kepada pasien secara ringkas tetapi lengkap.
3. Periksa
nadi dan tekanan darah.
4. Apakah
pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan suction untuk mengeluarkan
sekret.
Cara
melakukan pengobatan :
1. Terapis
harus di depan pasien untuk melihat perubahan yang terjadi selama Postural Drainase..
2. Postoral
Drainase dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi tidak
3. lebih
dari 40 menit, tiap satu posisi 3 – 10 menit.
4. Dilakukan
sebelum makan pagi dan malam atau 1 s/d 2 jam sesudah makan.
Penilaian hasil pengobatan :
1. Pada
auskultasi apakah suara pernafasan meningkat dan sama kiri dan kanan.
2. Pada
inspeksi apakah kedua sisi dada bergerak sama.
3. Apakah
batuk telah produktif, apakah sekret sangat encer atau kental.
4. Bagaimana
perasaan pasien tentang pengobatan apakah ia merasa lelah, merasa enakan,
sakit.
5. Bagaimana
efek yang nampak pada vital sign, adakah temperatur dan nadi tekanan darah.
6. Apakah
foto toraks ada perbaikan.
Kriteria untuk
tidak melanjutkan pengobatan :
1.
Pasien tidak demam
dalam 24 – 48 jam.
2.
Suara pernafasan normal
atau relative jelas.
3.
Foto toraks relative
jelas.
4.
Pasien mampu untuk
bernafas dalam dan batuk.
Alat dan bahan :
1.
Bantal 2-3
2.
Tisu wajah
3.
Segelas air hangat
4.
Masker
5.
Sputum pot
Prosedur kerja :
1)
Jelaskan prosedur
2)
Kaji area paru, data
klinis, foto x-ray
3)
Cuci tangan
4)
Pakai masker
5)
Dekatkan sputum pot
6)
Berikan minum air
hangat
7)
Atur posisi pasien sesuai
dengan area paru yang akan didrainage
7.
Minta pasien
mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit. Sambil PD bisa
8)
dilakukan clapping dan
vibrating
9)
Berikan tisu untuk
membersihkan sputum
10)
Minta pasien untuk
duduk, nafas dalam dan batuk efektif
11)
Evaluasi respon pasien
(pola nafas, sputum: warna, volume, suara pernafasan)
12)
Cuci tangan
13)
Dokumentasi (jam, hari,
tanggal, respon pasien)
14)
Jika sputum masih belum
bisa keluar, maka prosedur dapat diulangi kembali dengan
15)
memperhatikan kondisi
pasien
FISIOTERAPI DADA
Fisioterapi
dada merupakan tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami retensi
sekresi dan gangguan oksigenasi yang memerlukan bantuan untuk mengencerkan atau
mengeluarkan sekresi.
Tujuan
-Meningkatkan efisiensi pernapasan
dan ekspansi paru
-Memperkuat otot pernapasan
-Mengeluarkan secret dari saluran
pernapasan
-Klien dapat bernapas dengan bebas
dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup.
Fisioterapi dada mencakup tiga
teknik:
drainase postural, perkusi dada, dan vibrasi.
1.Drainase Postural
Merupakan
cara klasik untuk mengeluarkan secret dari paru dengan mempergunakan gaya berat
(gravitasi) dari secret.
Pembersihan dengan cara ini dicapai
dengan melakukan salah satu atau lebih dari 11 posisi tubuh yang berbeda.
Setiap posisi mengalirkan secret dari pohon trakheobronkhial ke dalam trachea.
Batuk penghisapan kemudian dapat membuang secret dari trachea.
Pada penderita dengan produksi
sputum yang banyak drainase postural lebih efektif bila disertai dengan perkusi
dan vibrasi dada.
Indikasi Klien Yang Mendapat
Drainase Postural
a.Mencegah penumpukan secret yaitu
pada:
·
pasien yang memakai ventilasi
·
pasien yang melakukan tirah baring yang lama
·
pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis
kistik, bronkiektasis
b.Mobilisasi secret yang tertahan :
·
pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh secret
·
pasien dengan abses paru
·
pasien dengan pneumonia
·
pasien pre dan post operatif
·
pasien neurology dengan kelemahan umum dan gangguan menelan
atau batuk
KontraIndikasi Drainase Postural
·
tension pneumothoraks
·
hemoptisis
·
gangguan system kardiovaskuler seperti hipotensi,
hipertensi, infarkniokard, aritmia
·
edema paru
·
efusi pleura
·
tekanan tinggi intracranial
Persiapan Pasien Untuk Drainase
Dostural
·
Longgarkan seluruh pakaian terutama daerah leher dan pnggang
·
Terangkan cara pelaksanaan kepada klien secara ringkas
tetapi lengkap
·
Periksa nadi dan tekanan darah
·
Apakah pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan
suction untuk mengeluarkan secret.
Cara Melakukan Drainase Postural
Dilakukan
sebelum makan untuk mencegah mual muntah dan menjelang tidur malam untuk
meningkatkan kenyamanan tidur.
Dapat dilakukan dua kali sehari,
bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih dari 40 -60 menit, tiap satu
posisi 3-10 menit
Posisi drainase postural dilihat
pada gambar
Evaluasi Setelah Dilakukan Drainase
Postural
·
Auskultasi : suara pernapasan meningkat dan sama kiri dan kanan
·
Inspeksi : dada kanan dan kiri bergerak bersama-sama
·
Batuk produktif (secret kental/encer)
·
Perasaan klien mengenai darinase postural (sakit, lelah,
lebih nyaman)
·
Efek drainase postural terhadap tanda vital (Tekanan darah,
nadi, respirasi, temperature)
·
Rontgen thorax
Drainase postural dapat dihentikan
bila:
·
Suara pernapasan normal atau tidak terdengar ronchi
·
Klien mampu bernapas secara efektif
·
Hasil roentgen tidak terdapat penumpukan sekret
2.Perkusi Dada
Perkusi
dilakukan pada dinding dada dengan tujuan melepaskan atau melonggarkan
secret yang tertahan.
Indikasi Klien Yang Mendapat Perkusi
Dada
Perkusi secara rutin dilakukan pada
pasien yang mendapat drainase postural, jadi semua indikasi drainase postural
secara umum adalah indikasi perkusi.
Cara Melakukan Perkusi Dada
Perkusi dilakukan dengan kedua
telapak tangan perawat membentuk “setengah bulan” atau “mangkuk” dengan
jari-jari tangan rapat, secara bergantian tepukan telapak tangan di atas dada
klien selama 1-2 menit.
Kecepatan dari perkusi masih kontroversi,
sebagian mengatakan bahwa teknik yang cepat lebih efektif, tetapi ada yang
mengatakan bahwa teknik yang lambat lebih santai sehingga klien lebih suka yang
lambat.
Hindari daerah-daerah klavikula, sternum,
scapula, vertebra, ginjal, limpa.
3.Vibrasi
Vibrasi
merupakan kompresi dan getaran manual pada dinding dada dengan tujuan menggerakkan
secret ke jalan napas yang besar.
Cara Melakukan Vibrasi
·
Vibrasi dilakukan hanya pada waktu klien ekspirasi.
·
Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area
yang didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain.
·
Instruksikan klien untuk napas lambat dan dalam melalui
hidung hembuskan melalui mulut dengan bibir dimonyongkan selama proses vibrasi,
tujuannya memperpanjang fase ekspirasi.
·
Ketika klien menghembuskan napas getarkan telapak tangan,
hentikan saat klien inspirasi. Lakukan vibrasi 5 kali ekspirasi
·
FISIOTERAPI DADA :DRAINASE
POSTURAL, PERKUSI DAN VIBRASI
Aspek yang dinilai
|
Bobot
|
Nilai
|
KET
|
|
|
|
|
||
A. Persiapan Alat :
Baki berisi :
1.Handuk
3.Bantal ( 2 – 3 buah )
4.Segelas air
5.Tissue
6.Sputum pot, berisi cairan
desinfektan
7.Buku catatan
|
5
|
|
|
|
B.Persiapan Klien
1.Informasikan klien mengenai :
tujuan
pemeriksaan, waktu dan prosedur
2.Pasang sampiran / jaga privacy
pasien
3.Atur posisi yang nyaman
|
3
|
|
|
|
C.Persiapan perawat :
1.Cuci tangan
2.Perhatikan universal precaution
|
2
|
|
|
|
D.Prosedur
Lakukan auskultasi bunyi napas
klien
Instruksikan klien untuk
mengatakan bila mengalami mual, nyeri dada, dispneu.
Berikan medikasi yang dapat
membantu mengencerkan sekresi.
Kendurkan pakaian klien
1.Postural drainase
·Pilih area yang tersumbat yang
akan didrainase
·Baringkan klien dalam posisi
untuk mendrainase area yang tersumbat. Letakkan bantal sebagai penyangga
·Minta klien untuk mempertahankan
posisi selama 10 – 15 menit
·Selama dalam posisi ini, lakukan
perkusi dan vibrasi dada di atas area yang didrainase
·Setelah drainase pada posisi
pertama, minta klien duduk dan batuk efektif. Tampung sekresi dalam sputum
pot.
·Istirahatkan pasien, minta klien
minum sedikit air
·Ulangi untuk area tersumbat
lainnya. Tindakan tidak lebih dari 30 – 60 menit.
|
2
5
5
5
5
3
5
|
|
|
|
2.Perkusi
·Tutup area yang akan diperkusi
dengan menggunkan handuk
·Anjurkan klien untuk tarik napas
dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
·Jari dan ibu jari berhimpitan dan
fleksi membentuk mangkuk
·Secara bergantian, lakukan fleksi
dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat menepuk dada
·Perkusi pada setiap segmen paru
selama 1 -2 menit, jangan pada area yang mudah cedera
|
3
5
5
10
2
|
|
|
|
3.Vibrasi
·Letakkan tangan, telapak tangan
menghadap ke bawah di area yang didrainase, satu tangan di atas tangan yang
lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi.
·Anjurkan klien inspirasi dalam
dan ekspirasi secara lambat lewat mulut ( pursed lip breathing )
·Selama ekspirasi, tegangkan
seluruh otot tangan dan lengan, dan gunakan hamper semua tumit tangan,
getarkan tangan, gerakkan ke arah bawah. Hentikan getaran saat klien
inspirasi
·Lakukan vibrasi selama 5 kali
ekspirasi pada segmen paru yang terserang
|
3
3
10
4
|
|
|
|
Kembalikan
klien ke posisi yang nyaman
|
2
|
|
|
|
Evaluasi
respon klien : subyektif dan obyektif
|
3
|
|
|
|
Rapikan
kembali alat-alat
|
2
|
|
|
|
Dokumentasikan
hasil pemeriksaan fisik
|
3
|
|
|
|
Responsi
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
Ya :berarti dilakukan dengan
sempurna dan mendapat bobot nilai
sesuai standar
Tidak:berarti tidak dilakukan sama
sekali dan tidak mendapat nilai
atau dilakukan tetapi tidak sempurna
sehingga tidak mendapat
nilai sesuai standar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar