BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Kasus:
Ny. A dirujuk dari puskesmas D
ke RS.U pada tanggal 27 Januari 2010 dengan diagnosa tetanus, Ny.A telah dirawat
di RS. U selama 3 minggu. Ny.A mendapatkan terapi IVFD RL 20 tts/ mnt, dan
beberpa obat injeksi lainnya salah satu obat injeksi Ny. A adalah PP 2x1. Pada
sore itu yang bertanggung jawab terhadap Ny.A adalah Perawat N dan di ruangan
tersebut ada beberapa orang mahasiswa yang sedang praktek. Pada saat waktu
pemberian obat injeksi sore, perawat N menyerahkan tanggung jawab injeksi kepada mahasiswa P yang sebelumnya telah
disiapkan perawat N untuk diinjeksikan namun pada waktu b’samaan ada pasien
lain yang emergency yang lebih membutuhkan pertolongan perawat N. Mahasiswa P
yang diberi tanggung jawab injeksi tadi, melaksanakan injeksi pada Ny. A. Namun, ketika mahasiswa
menginjeksikan obat pada Ny.A, obat yang seharusnya diinjeksikan melalui IM
diberikan melalui IV oleh mahasiswa P. Keluarga pasien juga tidak menyadari hal
tersebut. Beberapa saat setelah obat diinjeksikan, Ny. A mengalami
kejang-kejang. Mahasiswa P langsung melaporkan ke perawat N. Perawat N langsung
melihat kondisi klien dan langsung melaporkan kepada dokter.
1.2 TUJUAN PROGRAM
A.
TUJUAN UMUM
Agar mahasiswa mampu mendesain
langkah-langkah pengambilan keputusan dalam menghadapi masalah keperawatan di
lingkungan perawat.
B.
TUJUAN KHUSUS
1.
agar mahasiswa mampu memahami mengenai konsep pengambilan keputusan didalam
keperawatan
2.
agar mahasiswa mampu memilih kasus yang banyak terjadi di dalam masyarakat
3.
agar mahasiswa mampu membuat langkah-langkah dalam mengambil keputusan yang tepat bagi pasien dan keluarga dan mampu
merumuskan keputusan yang di anggap tepat.
5.
agar mahasiswa mampu menyusun scenario dan implementasi scenario yang telah
dibuat.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan
adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan
pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk
mengambil suatu tindakan yang tepat.
Ada
lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
- Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
- Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan pada sistematika tertentu :
- Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil.
- Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
- Falsafah yang dianut organisasi.
- Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam organisasi.
- Masalah harus diketahui dengan jelas.
- Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.
- Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Apabila
pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas, akan menimbulkan
berbagai masalah :
- Tidak tepatnya keputusan.
- Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material.
- Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi antara kepentingan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi tersebut.
- Timbulnya penolakan terhadap keputusan.
Sikap
atau watak berfikir kritis dapat ditingkatkan dengan memantapkan secara positif
dan memotivasi lingkungan kerja. Kreativitas penting untuk membangkitkan motivasi secara individu sehingga mampu
memberikan konsep baru dengan pendekatan inovatif dalam memecahkan masalah atau
isu secara fleksibel dan bebas berpikir. Keterbukaan menerima kritik akan
mengakibatkan hal positif seperti; semakin terjaminnya kemampuan analisa
seseorang terhadap fakta dan data yang dihadapi dan akan meningkatkan kemampuan
untuk mengatasi kelemahan.
2.2
Metoda Pemecahan Masalah
Prinsip
utama untuk menetapkan suatu masalah adalah mengetahui fakta, kemudian
memisahkan fakta tersebut dan melakukan interpretasi data menjadi fakta
objektif dan menentukan luasnya masalah tersebut. Manajer membutuhkan kemampuan
untuk menetapkan prioritas pemecahan masalah. Umumnya untuk pemecahan masalah
selalu menggunakan metoda coba-coba dan salah, eksperimen, dan atau tidak
berbuat apa-apa (“do nothing”).
Pembuatan keputusan dapat dipandang sebagai proses yang menjembatani hal yang
lalu dan hal yang akan datang pada saat manajer hendak mengadakan suatu
perubahan.
Bagan : Proses Pemecahan masalah
|
|||||||
|
|
|
|
|
Proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seperti pada gambar di bawah ini
Masalah Pengumpulan Data Analisa Data Mengembangkan Pemecahan Memilih alternatif Implementasi Evaluasi
Proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan diatas adalah salah satu penyelesaian
yang dinamis. Penyebab umum gagalnya penyelesaian masalah adalah kurang tepat
mengidentifikasi masalah. Oleh karena
itu identifikasi masalah adalah langkah yang paling penting. Kualitas hasil
tergantung pada keakuratan dalam mengidentifikasi masalah.
Identifikasi
masalah dipengaruhi oleh informasi yang tersedia, nilai, sikap dan
pengalaman pembuat keputusan serta waktu
penyelesaian masalah. Terutama waktu yang cukup untuk mengumpulkan dan
mengorganisir data.
2.3 Langkah-langkah
Pemecahan Masalah
- Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.
- Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
- Mengolah fakta dan data.
- Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
- Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
- Memutuskan tindakan yang akan diambil.
- Evaluasi.
Mendefinisikan Masalah
Untuk mengetahui hakekat suatu masalah tidaklah
mudah, karena masalah yang sebenarnya dihadapi sering terselubung dan tidak
terlihat jelas. Oleh karena itu diperlukan keahlian, pendidikan dan pengalaman
untuk membuat diagnosa yang tepat. Untuk itu
manajer perawat dan bidan agar selalu mengembangkan kemampuannya dan
belajar dari pengalaman di masa lalu untuk mempelajari perubahan yang terjadi.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data atau informasi dikerjakan secara
berkesinambungan melalui proses yang sistematis, sehingga upaya untuk
mengantisipasi keadaan/masalah yang mungkin timbul akan lebih mudah
dilaksanakan seperti ;
- Apakah masalah yang dihadapi diketahui dengan jelas?
- Apakah keadaan yang dihadapi merupakan masalah sebenarnya?
- Apakah sistem pelaporan di dalam organisasi sudah memungkinkan untuk prediksi secara tepat?
Analisa Fakta dan Data
Fakta-fakta dan data yang telah terkumpul dengan
baik diolah secara sistematis yang akhirnya akan merupakan suatu informasi yang
akan digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Analisa fakta dan
data perlu dihubungkan dengan serangkaian pertanyaan sebagai berikut :
- Situasi yang bagaimanakah yang menimbulkan masalah?
- Apa latar belakang dari masalah?
- Apa pengaruh dan hubungan antara masalah yang dihadapi dengan tujuan, rencana dan kebijakan organisasi?
- Apa konsekuensi atas keputusan yang diambil?
- Apakah pemecahan masalah sesuai dengan kapasitas organisasi?
- Apakah waktu pengambilan tepat?
- Siapa yang akan ditugaskan mengambil tindakan?
Penentuan Alternatif
Baik buruknya sesuatu keputusan yang diambil sangat
tergantung atas kemampuan menganalisa kekuatan dan kelemahan alternatif-alternatif yang dihadapi. Dalam
usaha menganalisa alternatif yang ada seseorang perlu memperhitungkan :
1.
Siapa
yang terlibat/dipengaruhi setiap alternatif ?
2. Tindakan
apa yang diperlukan ?
3. Reaksi
apa yang mungkin timbul ?
4. Dimana
sumber reaksi tersebut ?
5. Interaksi
apa yang diperlukan ?
Penentuan Pilihan yang
Terbaik
Pada setiap pengambilan keputusan selalu disertai
dengan pengambilan resiko. Pada umumnya pilihan diambil dari beberapa
alternatif jika diduga bahwa pilihan itu akan memberikan manfaat yang paling
besar baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Namun demkian perlu
dipertimbang juga bahwa resiko yang menyertai bersifat moderat.
Evaluasi
Untuk mengadakan penilaian yang baik, diperlukan
obyektivitas dalam melakukan penilaian atau evaluasi. Biasanya suatu hal yang
sangat sukar bagi seseorang untuk menilai dirinya sendiri secara obyektif. Oleh
karena itu pelaksanaan penilaian dapat diserahkan kepada pihak ketiga yang
tidak terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memperoleh
tingkat obyektivitas setinggi mungkin. Untuk proses evaluasi perlu diperhatikan
mengenai tempat dan siapa yang bertanggung jawab serta kapan hal tersebut dilaksanakan,
contoh; sebelumnya manajer menetapkan suatu kebijakan baru dalam merespon
keluhan pengunjung. Untuk menjamin bahwa kegiatan itu efektif perlu kerja sama
dengan semua staf terkait. Kemudian bagaimana penemuan itu akan dikomunikasikan
kepada personal lainnya.
Skenario
:
Karu
: Ferawati, Perawat : Dwi Christina R.N, Mahasiswa : Triyana Harlia P, Keluarga
1 : Septia Angriani, Keluarga 2 : Iska Ayu Putri
Pagi
itu Karu, perawat, Mahasiswa, dan keluarga pasien berkumpul diruangan Karu
Karu : selamat pagi semua, pagi ini saya sudah
mendapayt laporan perawat dinas malam tentang kejadian sore kemaren. Bisakah
perawat menjelaskan bagaimana kejadiannya?
Perawat
D : begini Buk, memang waktu kejadian kemaren saya yang bertanggung jawab pada
pasien A, sebelum waktu injeksi saya telah menyiapkan semua obat yang akan
diinjeksikan tapi untuk Ny. A biar saya yang memberikan. Tapi Bu waktu itu ada
pasien gawat jadi saya menangani pasien itu yaitu Tn.R. sementara mahasiswa P
berinisiatif untuk menginjeksikan obat kepada Ny.A. tapi mahasiswa tersebut
udah minta izin. Tapi karna saya sibuk kondisinya dengan Tn.R saya tidak
mendampingi mahasiswa P untuk melakukan tindakan itu. Jadi injeksi PP yang
seharusnya IM itu diinjeksikan melalui IV. Stelah beberapa saat Ny.A bereaksi
kejang-kejang dan keluar busa dari mulutnya. Mahasiswa P langsung memanggil
saya. Saya langsung menginjeksikan adrenalin 1 ampul dan mempercepat tetesan
infus, saya takut pasien syock. Kemudian saya panggil dokter jaga.
Karu
: terus mahasiswa kenapa tidak ditanyakan dulu obatnya?
Mahasiswa
: iya Bu, kemaren itu saya tidak lihat buku injeksi karena pasien yang lain
dapat injeksi lewat bolus jadi saya injeksikan bolus juga bu. jadi, sebelumnya
saya sudah tanyakan kakak perawat. Tapi kakak itu sibuk aja sampe-sampe tidak
menjawab pertanyaan saya. Jadi saya suntikkan saja melalui IV.
Keluarga
Pasien 1: iya Bu, berhubung saya juga perawat, saya heran dengan mahasiswa. Bukankah
obat yang PP itu diinjeksikan oleh perawat ruangan. Eh gak taunya mahasiswa
menyuntikkan lewat infuse
Keluarga
2 : Iya bu, saya juga gak kepikiran untuk menanyakan ke mahasiswa kok lewat
infuse gitu ya??? Karena saya tidak begitu paham ya saya diam aja. Saya pikir
obat baru. Eh gak lama kemudian kakak saya kejang
Karu
: terima kasih keluarga Ny.A. silahkan kembali ke ruangan
Kedua
keluarga pasien meninggalkan ruangan
KESIMPULAN
Seorang manajer keperawatan harus
mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas
akibat dari resiko yang timbul sebagai konsekuensi dari keputusan yang telah diambilnya. Pada
hakekatnya, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakekat suatu masalah yang difokuskan untuk memecahkan masalah secepatnya
dimana individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dengan menggunakan
pendidikan dan pengalaman yang berharga yang cukup efektif dalam pemecahan
masalah.
REFERENSI
Marriner, A.T. (1995).
Nursing Management and
Leadership ( 5th
ed), Mosby St Louis,
Baltimore.
Swansburg,
A.C. (1996). Management and Leadership for Nurse
Managers. Jones and Bartlett
Publishers International, London England
Tidak ada komentar:
Posting Komentar