I. IDENTITAS
KLIEN
Nama : No. RM :
Usia : Tgl masuk :
Jenis
kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Agama :
II. RIWAYAT KESEHATAN
1.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat
faktor-faktor penyebab seperti : hipertensi, penyakit katub, penyakit jantung
bawaan, infark miokard, gagal ginjal, bedah jantung, endokarditis, SLE, anemia,
syok septik, kelainan pada otot jantung, aterosklerosis koroner, peradangan dan
penyakit miokardium, degeneratif atau tidak.
2.
Riwayat
Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan adanya batuk,nafas pendek, pusing,
konfusi, kelelahan/keletihan, tidak toleran terhadap latihan dan panas,
ekstremitas dingin, urin berkurang, denyut jantung cepat, dispneu, kegelisahan
dan kecemasan, adanya udem, hilangnya selera makan, nokturia, insomnia, nyeri
dada saat aktivitas, penurunan berkemih, diare/konstipasi, mual muntah, pakaian
/ sepatu terasa sesak, nyeri pada abdomen kanan atas, sakit pada otot, batuk
dengan atau tanpa sputum, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal, TD
rendah, tekanan nadi sempit, takikardi, disritmia, Bunyi jantung D3&S4,
Murmur sistolik&Diastolik, Sianotik.
3.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Adanya
riwayat penyakit jantung pada keluarga.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Penginderaan/Tingkat
Kesadaran
Pasien mengalami konfusi karena volume darah dan cairan pembuluh darah
meningkat.
Pernapasan
Paru diauskultasi dengan interval sesering mungkin untuk menentukan
ada/tidak adanya krekel&wheezing, Catat frekuensi dan dalamnya pernapasan. Takipnea,
nafas dangkal, pernafasan labred; penggunana otot aksesori pernafasan, nasal
flaring. Batuk kering/nyaring/nomproduktif atau mungkin batuk terus menerus
dengan / tanpa pembentukan sputum. sputum mungkin bersemu darah, merah
muda/berbuih(edema pumonal). Bunyi nafas mungkin tidak tedengar, dengan krakels
basilar dan mengi. Fungsi mental munglin menurun; letargi; kegelisahan. Warna
kulit pucat.
Jantung
Jantung
diauskultasi mengenai adanya S1&S4. Jika ada berarti pompa mulai mengalami
kegagalan. Catat frekuensi dan irama jantung. Jika frekuensinya terlalu cepat
menunjukkan ventrikel perlu waktu lebih banyak untuk pengisian dan stagnasi
darah terjadi di atria, akhirnya di paru.
Perifer
Kaji adanya
udem di bagian bawah tubuh pasien.Jika pasien duduk tegak, periksa kaki dan
tungkai bawah. Jika pasien berbaring terlentang, kaji sacrum dan
punggungnya.Kaji juga jaridan tangannya. Terjadi edema periorbital (kelopak
mata tertutup karena bengkak). Hati diperiksa untuk menentukan adanya
hepatojugular refluks(HJR).
Distesi Vena Jugular
Kaji JVD dengan mengangkat pasien dengan sudut sampai 45° Jarak antara
sudut Louis dan tingginya disertai vena juguler ditentukan. Jika jaraknya lebih
dari 3 cm,tidak normal.
Haluaran urin
Pasien bisa mengalami oliguria atau anuria. Catat keluar masuk
cairan.Pasian ditimbang setiap hari, saat & menggunakan timbangan yang
sama.
Aktivitas
dan istirahat
Gelisah, perubahan status mental, mis letargi. Tanda-tanda vital berubah pada
aktivitas
Sirkulasi
Tekanan darah mungkin rendah (gagal pemompaan); normal (GJK ringan atau
kronis; atau tinggi (kelebihan beban caiaran/peningkatan TVS). Tekanan nadi mungkin
sempit, menunjukkan penurunan volume sekuncup, adanya takikardi, disaritmia,
titk denyut maksimal mungkin menyebar dan berubah posisi secara inferior ke
kiri. bunyi jantung S3 adalah diagnostic; S4 dapat terjadi; S1 dan S2 mungkin
melemah. Murmur sistolik dan diastolic dapat menandakan adanya stenosis katup.
Nadi perifer berkurang; perubahan kekuatan denyutan dapat terjadi; nadi sentral
mungkin kuat. Warna kulit pucat. Punggung kuku pucat dengan pengisian kapiler
lambat, pembesaran hepar, dan ada reflek hepetojugularis.
Bunyi nafas
krekels, ronki dan terdapat edema.
Integritas ego
Berbagai manifestasi prilaku seperti, ansietas, marah, ketakutan dan mudah
tersinggung.
Eliminasi
Urin berwarna gelap
Makanan dan
cairan
Penambahan berat badan cepat, distensi abdomen (asites);
edema (umum, dependen, tekanan, pitting)
Higiene
Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal
Neurosensori
Letargi, kusut pikiran, disorientasi, perubahan perilaku, mudah tersinggung
Nyeri dan kenyamanan
Tidak tenang, gelisah, fokus menyempit, perilaku melindungi diri
Keamanan
Kulit lecet, kehilangan kekuatan otot, perubahan dalam fungsi mental
Interaksi sosial
Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas social yang biasa dilakukan
IV. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.
pemeriksaan
diagnostik
v
EKG
Hipertropi atrium atau ventrikel, iskemia, dam kerusakan pola mungkin
terlihat. Kenaikan segmen ST/ T persisten 6 minggu atau lebih setelah infark
miokard menunjukkan adanya aneurisme ventrikuler.
v
Sonogram(ekokardiogram,
ekokardiogram dopple)
Menunjukan dimensi perbesaran bilik, perubahan dalam fungsi/ struktur katup
atau area penurunan kontraktilitas ventrikular
v
Scan jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding
v
Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung
sisi kanan dan kiri, dan stenosis katup/isufisiensi. Juga mengkaji patensi
arteri koroner. Zat kontras disuntikan ke dalam ventrikel menunjukan ukuran
abnormal dan ejeksi/ perubahan kontraktilitas
v
Roentgen dada
Dapat
menunjuk perbesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi bilik, atau perubahan
dalam pembuluh darah mencerminkan peningkatan takanan pulmonal. Kontur
abnormal, misal, bulging pada perbatasan jantung kiri, dapat menunjukan anuerisma ventrikel.
2.
pemeriksaan
laboratorium
v
enzim hepar
meningkat dalam gagal/ kongesti hepar
v
elektrolit
mungkin
berubah karena perpindahan cairan/ penurunan fungsi ginjal, terapi diuretik
v
oksimetri nadi
saturasi
oksigen mungkin rendah, terutama jika GJK akut memperburuk PPOM atau GJK kronis
v
AGD
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2
v
BUN, kreatinin
Peningkatan
BUN menandakan penurunan perfusi ginjal. Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi
gagal ginjal
v
Albumin/transferin serum
Mungkin
menurun sebagai akibat penurunan masukan protein atau penurunan sistesis
protein dalam hepar yang mengalami kongesti
v
HSD
Mungkn menunjukan anemia, polisitemia, atau perubahan kepekatan menandakan
retensi air. SDP mungkin meningkat, mencerminkan MI baru/ akut, perikarditis
atau status inflamasi atau infeksius lain
v
Kecepatan sedimentasi
Mungkin
meningkat, menandakan reaksi inflamasi akut
v
Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktivitas tiroid menurunkan hiperaktivitas tiroid sebagai pre-
pencetus GJK
V. RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Kemungkinan diagnosa
v
Penurunan
curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard/perubahan
inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi listrik, perubahan struktural
v
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antar suplai oksigen/
kebutuhan, kelemahan umum, tirah baring lama
v
Kelebihan
volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus/
meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium
v Perubahan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kongesti vena sekunder akibat gagal
jantung sebelah kanan
v Perubahan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, anoreksia
sekunder akibat kongesti vena disaluran cerna dan keletihan
v Resiko
tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler
–alveolus
v Resiko
tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungn dengan tirah baring lama,
edema, penurunan perfusi jaringan
v Gangguan
pola tidur berhubungan dengan dispnea nocturnal dan ketidak mampuan untuk
mengambil posisi tidur biasanya
v Kecemasan
berhubungan dengan dispnea, ancaman kematian
v Resiko
terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan
dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang diet rendah garam, terapi obat,
program aktivitas dan atnda-tanda dan gejala-gejala komplikasi.
2. Analisa data dan diagnosa keperawatan
Analisa data
|
Masalah keperawatan
|
Diagnosa keperawatan
|
DS:
·
Klien mengatakan mudah lelah, sering pusing, susah
bernafas, nyeri pada dada
DO:
·
Perubahan tekanan darah ( hipertensi /hipotensi
·
Frekuensi jantung meningkat (takikardia),disritmia,
perubahan gambar pola EKG
·
Bunyi jantung ekstra (S3,S4)
·
Penurunan haluran urine
·
Nadi perifer tidak teraba, kulit dingin kusam;
diaforesis
·
Ortopnea, krakles, JVD, perbesaran hepar,edema
|
Penurunan
curah jantung
|
penurunan
curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard/perubahan
inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi listrik, perubahan struktural
|
DS:
·
Klien mengatakan sering berkeringat
·
susah bernafas dan sering kelelahan
·
pusing, berdebar-debar dan nyeri dada.
DO:
·
Klien terlihat pucat
·
Perubahan tanda-tanda vital, disritmia, dispnea
|
Intoleransi
aktivitas
|
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplai oksigen/ kebutuhan,
kelemahan umum, tirah baring lama
|
DS:
·
Klien mengeluh sesak nafas ketika berbaring
DO:
·
Ortopnea, bunyi jantung S3
·
Oliguria, edema, DVJ, refleks hepatojugular+
·
peningkatan berat badan, udem, bunyi jantung abnormal,
hipertensi, distres pernapasan
|
Kelebihan
volume cairan
|
Kelebihan vlume cairan berhubungan
dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus/ meningkatnya produksi ADH dan
retensi natrium
|
3.
intervensi keperawatan
1. Penurunan
curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard/perubahan
inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi listrik, perubahan structural
tujuan: curah jantung mencukupi
untuk kebutuhan individual
criteria
evaluasi: a. menunjukan tanda-tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disaritmia terkontrol atau
hilang) dan bebas gejala gagal jantung (mis. Parameter hemodinamik dalam batas
normal, haluaran urin adekuat)
b.
melaporkan
penurunana episode dispnea, angina
c.
ikut serta dlam aktivitas yang mengurangi bebab kerja
jantung.
TINDAKAN
|
RASIONAL
|
Mandiri:
Auskultasi nadi
apical: kaji frekuensi, irama jantung
Catat bumyi
jantung
Palpasi nadi
perifer
Monitor tekanan
darah
Kaji kulit
terhadap pucat dan sianosis
Pantau keluaran
urin, cacat penurunanya dan kepekatnya.
Kaji perubahan
pada sensori, contoh letargi, bingung, disorientasi, cemas, dan depresi.
Berikan
istirahat semi rekumben pada tempat tidur atau kursi. Kaji dengan pemeriksaan
fisik sesuai indikasi
Berikan
istirahatpsikologi dengan lingkungan tenang, menjelaskan prosedur, membantu
pasien menghindari stress, mendengar/ berespon trhadap ekspresi perasaan
/taut
Berikn pispot
disamping tempat tidur, hindari respon valsalva
Tinggikan kaki,
hindari tekanan pada bawah lutut. Dorng latihan aktif/pasif tingkatkan
ambulasi sesuai toleransi
Kaji adanya
ketegangan beti, penurunan denyut nadi kaki, pembengkakan, kemerahan atau
pucat pada ekstremitas
Jangan beri
preparat digitalis dan laporkan dokter bila perubahan nyata terjadi pada
frekuensi jantung atau irama atau tanda toksisitas digitalis
Kolaborasi:
Berikan
suplemen O2sesuai indikasi
Berikan obat
sesuai indikasi
Pemberian
cairan intravena, pembatasan jumlah total sesuai indikasi. Hindari cairan
garam
Monitor dan
lakukan penggantian elektrolit
Montor gambaran
EKG dan perubahan foto dada
Monitor hasil
laoratorium, contoh BUN, kreatinin,
pemerikasaan
fungsi hati (AST,LDH) dan
pemerikasaan kkoaulasi
Persiapkan
untuk pemasangan pacu jantung jika diindikasikan
Persiapkan
untuk pembedahan jika didindikasikan
|
Biasanya
terjadi takikardi, untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikler
S1 dan S2
mungkin melemah karena menurunnya kerja pompa. Irama gallop umum (S3 dan S4)
dihasilkan sebagai aliran darah kedalam serambi yang distensi. Murmur dapat
menunjukan inkompetensi/ stenosis katup.
Penurunan curah
jantung dapat menunjukan menurunnya nadi radial, popliteal, dorsalis
pedis,dan politeal
Pada PJK dini,
sedang dan kronis tekanan darah dapat meningkat sehubungn degan SVR.
Pucat
menunjukan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak adekuatnya
curah jantung, vasokonstriksi, dan anemia
Ginjal berespon
untuk menurunkan curah jantung dengan menahan cairan dan natrium.
Dapat menunjukan
tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadap penurunan curah jantung
Istrahat fisik
harus dipertahankan selama selama GJK akut atau refraktori untuk memperbaiki
efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan kebutuhan oksigen miokard dan
kerja berlebihan
Stress emosi menghaslakn
vaokonstriksi, yang meningkatkan TD dan meningkatkan frekuensi jantung
Pispot akan
mempermudah kerja ke kamar mandi. Maneuver valsalva menyebabkan ransang vagal
diikuti dengan takikardi, sehingga kan mempengaruhi fungsi jantung.
Menurunkan
stasis vena dan dapat menurunkan insiden pembentkan thrombus dan embolus
Menurunnya
curah jantung, stasis vena dan tirah baring lama meningkatkan resiko
tromboflebitis
Insiden
toksisitas tinggi (20%) karena sempitnya rentang terapeutik dan toksik
Meningkatkan
sediaan oksigen untukkebutuhan miokard untuk melawan hipoksia
Untuk
meningkatkan volume sekuncup, memperbaki kontraktilitas dan menurunkan
kongesti
Tipe dan dosis
diuretic tergantung pada derajat gagal jantung dan status fungsi ginjal. Penurunan
preload paling banyk digunakan dalam mengobati pasien denagncurah jantung
relative normal ditambah dengan gejala kongesti.
Digunakan untuk
meningkatkan curah jantung, merurunkan volume sirkulasi dan tahanan vakuler
sistemik, serta kerja ventrikel
Meningkatkan
kekeuatn kontraksi miokard dan memperlambat frekuensi jantung dengan
menurunkan konduksi dan memperlama periode refraktori [ada hubunagn AV untuk
meningkatkan curah jantung
Untuk
mengontrol ggal jantung dengan menghambat konversi angiotensin dalam paru dan
menurunkan vaokonstriksi,SVR,TD.
Menghilangkan
kecemasan dan mengistirahatkan siklus umpan balik cemas/ peneluaran
katekolamin
Meningaktkan
istirahat dan menurunkan kebutuhan oksigen
dan kerja moiokard
Mencegah pembentukan thrombus dan embolus
Karena adanya
peningkatan tekanan ventrkel kiri, pasien tidak dapat mentoleransi peningktan
volume cairan.
Perpindahan
cairan dan penggunaan diuretk dapat mempengaruhi elektrolit yang mempengaruhi
irama jantung dan kontraktilitas.
Depresi segmen ST dan datarnya
gelombang T dapat terjadi karena peningktan
kebutuhn O2 miokard, meskipun tak ada penyakit arteri koroner. Foto
dada dapat memunjukan pembesaran jantung dan perubahn kongesti pulmonal.
Peninghkatan
BUN menunjukan gagal ginjal,
AST/LDH dapat
meningkat sehubungan dengan kongesti hati.
Perubahn
koagulasi diukur untuk mengetahui keefektifan antikoagula
Mungkin perlu untuk memperbaki
bradisritmia ta responsive terhadap intervensi obat yang dapat berlanjut
menjadi gagl kongestif.
Gagal kongesti sehubungan dengan
aneurisma ventrikuler atau disfungsi katup dapat membutuhkan aneurisektomi
untuk memperbaiki kontrektilitas miokard
|
2.
Intoleransi berhubungan
dengan ketidakseimbangan antar suplai oksigen/ kebutuhan, kelemahan umum, tirah
baring lama
tujuan: tingkat
aktivitas optimum tercapai kembali
criteria hasil:
ü berpartisipasi
pada aktivitas yang diinginkan, mmenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri
ü mencapai
peningkatan toleransi aktiviras yang daapt diukur, dibuktikan dengan menrunnya
kelemahan kelelahan dan tanda vital DBN selama aktivitas
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri:
Cek
tanada vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya pada pasien yang
menggunakan vasodilator, diuretic, atau beta bloker
Catat
respon cardiopulmoner terhadap aktivitas, catattakikardi, disaritmia,
dispnea, berkeringat, pucat.
Kaji penyebab lain teradinya keletihan, seperti
pengobatab, nyeri, obat.
Evaluasi
peningkatan intuleransi aktivitas
Berikan
bantuan aktivitas perawatan diri
Kolaborasi:
Implementasikan program rehabilitasi jantung/ aktivitas
|
Hipotensi ortostatik dapat tejadi dengan aktivitas
karena efek obat, perpindahan cairan atau prngaruh fungsi jantung
Penurunan miokardium untuk meningktakan volume sekuncup
selama aktivitas, dapat menyebabkan peningkatan segera pada frekuensi jantung
dan kenutuhan oksigen, juga peningkatan kelelahan dan kelemahan
Kelemahan adalah efek samping beberapa obat
(betabloker, traquilizer, dan sedative). Nyeri dan program penuh stress juga
memerlukan energi dan menyebabkan kelemahan
Dapat menunjukan peningkatan dekompensasi jantung
daripada klebihan aktivitas
Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa
mempengaruhi sters miokard/ kebutuhan oksigen yang berlebihan.
Peningkatan bertahap pada aktivita menghindari kerja
jantung yang berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungs jantung dibawah
stress, bila disfungsi jantung tidak dapat membaik kembali.
|
3.
Kelebihn
vlume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus/
meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium
Tujuan: Penurunan
kelebihan volume cairan
Kriteria
evaluasi:
a.
Mendemostrasikan vlume cairan stabil dengan keseimbangan
maskan dan pengekuaran, bunyi nafas bersih/ jelas, tanda vital dalam rentang
yang dapat diterima, berat badan stabil, dan tak ada edema
b.
Menyatakan
pemahaman tentang/ pembatasan cairan individual
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri:
Monitor
keluaran urin, cacat jumlah, warna, saat hari dimana diuresis terjadi
Hitung
keseimbangan pemaukan dan pengeluaran selama 24 jam
Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semi
fowler selama fase akut
Buat jadwal pemasukan cairan, digabung dengan keinginan
minum bila mungkin. Berikan perawatan mulut
Timbang berat badan tiap hari
Kaji distensi leher dan pembuluh perifer. Lihat area
tubuh dependen untuk edema dengan /tanpa pitting; catat adanya edema tubuh
umum
Uabah posisi sesering mugkin. Tinggikan kaki bila
duduk. Lihat permukaan kulit, pertahankan tetap kering dan brikan bantalan
sesuai indikasi
Auskultasi bunyi nafas, catat penurunan atau bunyi
tambahan, cacat adanya penigkatan dispnea, ortopnea, dipnea noktunal,
paroksismal, batuk persisten
Pantau tekanan darah dan CVP
Kaji bising usus. Cata keluhan
anoreksia,mual, distensi, abdomen, konstipasi
Berikan makanan yang mudah dicerna, porsi kecil dan
sering
Ukur lingkar abdomen sesuai indikasi
Dorong untuk menyatakan perasaaan sehubungan dengan
pembatasan
Palpasi hepatomegali. Cacat keluhan nyeri abdomen
kuadran kanan atas/ nyeri tekan
Catat peningkatan letargi, hipotensi, kram otot.
Kolaborasi:
Pemberian obat sesuai indikasi
Diuretic
Tiazid dengan agen pelawan kalium
Tambahan kalium
Mempertahankan caran/ pembatasan natrium sesuai
indikasi
Konsul denagn
ahli diet
Pantau foto trak
Kaji dengan torniket rotasi, dialysis, atau ultra
fitrasi sesuai indikasi
|
Keluaran urin mungkin sedikit pekat karena penurunan
perfusi ginjal, posisi terlentang membantu diuresisi
terapi diuretic dapat menyebabkan kehlangan caira
tiba-tiba meskipun edem masih ada
Posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal dan
menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis
Melibatkan
pasien dalam program terapi dapat meningkatkan perasaan mengontrol dan kerja
sama dalam pembatasan
Cacat
perubahan ada/hilangnya edem sebagai respon terhadap terapi. Peningkatan 2,5
kg menunjukan kurang lebih 2L cairan. Sebaliknya diuretic dapat mengakibatkan
kehilangan cairan dan kehilangan berat badan
Retensi cairan berlebihan dapat dimanifstasikan oleh
pembendungan vena dan pembentukan
edema. Edema perifer mulai dari kai /mata kaki dan meningkat sebagai
kegagalan paling buruk.
Pembentukan edema, sikulasi melambat, gangguan
pemasukan nutrisi dn imobilisasi lama merupakan kumpulan stressor yang
mempengarhi integritas kulit
Kelebihan volume cairan sering menimbulkan kongesti
paru. Gejal edema paru dapat menunjkan gagal jantung kiri akut. Gejala gagal
jangtung kanan dapat timbul lambat tetapi lebih sulit membaik
Hipertensi
dan peningkatan CVP menunjukan kelebiahan
volume caiaran dan dapat menunjukan terjadinya/ penigkatan kongesti
paru, gagal jantung.
Kongesti visceral dapat mengganggu fungsi gaster
/intestinal
Penurunan motilitas gaster dapat berefek merugikan pada
digestif dan absorpsi. Makan sedikit dan sering meningkatkan digesti/
mencegah ketidaknyaman abdomen.
Caiarn dpat berpindah ke dalam area peritoneal,
menyebabkab meningkatnya lingkar abdomen
Ekspresi persaan dapat menurunkan stress yang
mengeluarkan energi yang banyak ssehingga timbul kelemahan
Perluasaan gagal jantung menimbulakan kongesti vena,
menyebabka distensi abdomen, pembesara hati, dan nyeri.
Tnda deficit kalium dan natrium yang dapat terjadi
sehubungan dengan perpindahan cairan dan terapi diuretik
Meningkat kalaju aliran urine dan dapat menghambat
reabsopsi natrium/klorida pada tubulus ginjal
Meningkatkan diuresis tanpa kehilangan kalium
berlebohan
Mengganti kehilangan kalium sebagai efek samping terapi
diuretic, yang dapat mempengaruhi fungsi jantung
Menurunkan
air total tubuh/ mencegah reakumulasi cairan
Perlu
memberikan diet yang dapat diterima pasien yangmemenuhi kebutuhan kalori
dalam pembatasan natrium
Menunjukan perubahn indikatif peningkatan/perbaikan
kongesti paru
Meskipun tidak sering digunakan, pergantian cairan
mekanis dilakukan untuk mempercepat penurunan volume sirkulasi, khususnya
pada edema paru refraktori pada terapi lain.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar