DEFENISI
Apendiksitis adalah : Suatu peradangan pada
appendik yang berbentuk cacing, yang
berlokasi dekat katup ileocecal.
( Long C Barbara, 1996 )
ETIOLOGI
Belum jelas, ada 2 tiori yang diajukan :
1. Adanya kotoran ( tinja fekolit ), biji-bijian
lain yang terperangkap didalam lumen
dan
kemudian menimbulkan peradangan ( obstruktif apendikuler ).
2. Hematogen dari proses infeksi diluar usus
buntu.
GEJALA KLINIS
1. Sering dimulai nyeri didaerah epigastrium, setelah
beberapa jam nyeri berpindah
dan
menetap difosa iliaka kanan.
2. Anoreksia, mual dan muntah-muntah,
3. Suhu badan sub febris 37,5 – 38,5 sampai
terjadi penyulit, dimana suhu badan akan
Meningkat
sampai 40°C
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSTIK
1. Klinis didapatkan gejala-gejala rangsangan
peritonium dengan pusat didaerah MC
Burney.
-
Nyeri pada
tekanan intra abdominal yang naik ( batuk, jalan ).
-
Nyeri tekan
dengan defans muskuler.
-
Rebound
Fenomenon ; menekan perut bagian kiri dan dilepas mendadak, dirasa nyeri pada
perut kanan bawah.
-
Rowsing sign
; menekan daerah kolon desenden / transversum, udara akan menekan sekum hingga
timbul sakit.
-
Ten horn sign
; menarik testis kanan, timbul nyeri perut kanan bawah.
-
Psoas sign ;
mengakat tungkai kanan dalam ekstensi, timbul nyeri perut kanan bawah.
-
Obturator
sign ; fleksi dan endorotasi sendi panggul kanan, timbul nyeri perut kanan
bawah.
Gejala-gejala
diatas tidak akan pasif.
2. Leucositosis.
3. Sedimen urine perlu untuk menyingkirkan
kelainan dari ureter.
4. Foto polos abdomen menunjukkan adanya udara
didaerah sekum dan ileum distal
( tidak
mutlak dibuat kecuali untuk menyingkirkan kelainan ureter, misalnya batu
ureter ).
PERAWATAN / PENATALAKSANAAN
Perawatan pertama :
1. Ketika diduga ada apendiksitis, biasanya klien
dibawa ke RS segera, dan dibaring
kan untuk menjalani bedrest dan diobservasi,
serta prosedur-prosedur diagnostik
yang diperlukan. ( serum WRC, urinalisa, foto
abdomen berbaring ).
2. Klien tidak diberi apa pun melalui mulut selagi
menunggn pemeriksaan darah.
3. Cairan perenteral dapat diberikan pada saat
tersebut. Narkotik tidak diberikan hing
ga penyebab rasa sakit ditentukan. Karena akan
mengaburkan tanda dan gejala.
4. Kadang-kadang kompres es pada perut dilakukan
untuk membantu mengurangi
rasa nyeri .
Pemanasan dan enema merupakan kontra indikasi.
5. Pemeriksaan rektal dilakukan oleh dokter untuk
membantu menentukan diagnosis
dan klien perlu diberi penjelasan tentang
perlunya prosedur tersebut dilakukan.
6. Pembedahan (apendiktomy ).
MEMPERTAHANKAN HIDRASI
1. Ketika masih ada mual dan muntah pasien tidak
diberi apa pun melalui mulut hing
Ga gejala-gejala berkurang.
2. Dengan muntah yang berlebehan cairan dan
elektrolit akan diganti secara intra vena
serta sedativa seperti fenokarbital diberi
secara parenteral.
3. Ketika muntah berkurang berikan air teh, air
kaldu, air jahe peroral tiap jam.
4. Makanan cair biasanya dapat ditoleransi setelah
2 – 24 jam.
5. Intake dan outpute diukur dan dilaporkan dengan
seksama.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN POST OP APENDIKTOMY
Diagnosa medis :
Post op apendiktomy
Tgl pengkajian :
1 Februari 2010
Ruang rawat :
Ruang bedah
No. MR :
19. 55.21
A. Biodata / Identitas Klien
- Nama : Tn. L
- Umur : 46 tahun
- Jenis
kelamin :
Laki-laki
- Agama : Islam
-
Status perkawinan : Kawin
- Suku : Jawa
-
Pendidikan : SD
-
Pekerjaan :
Tani
-
Alamat rumah : Blok
C II Rumbai Jaya
- No
Telp : -
Penanggung
jawab
- Nama : Tn.Munasir
- Umur : 26 tahun
- Hub.
dengan pasien : Anak
-
Pekerjaan :
Tani
-
Pendidikan :
SMP
-
Alamat rumah : Blok
C II Rumbai Jaya
B. Diagnosa dan Informasi medik yang penting
- Tgl
masuk RS : 1
Februari 2010
-
Diagnosa medik :
Apendiksitis perporasi
- Dikirim
oleh : Datang
sendiri
C. Data Keperawatan Waktu Masuk
- Cara
masuk : Via UGD
-
Anamnesa diperoleh dari : Pasien dan
keluarga
- Suhu : 37,8 °C
- Nadi : 120 x/i
-
Pernafasan : 28
x/i
-
Tekanan darah :
120/80 mmHg
-
Tingkat kesadaran : Compos
Mentis
- TB /
BB : 155 cm
/ 59 kg
D. Riwayat Kesehatan Sekarang ( RKS )
-
Paliative / Prpvokatif ( P ) : Klien
mengatakan nyeri jika bergerak yang ber
lebihan
-
Qualiti ( Q ) :
Nyeri seperti diiris-iris
-
Region ( R ) :
Nyeri pada area luka operasi
-
Severity ( S ) :
Skala nyeri berat ( 7 – 8 )
-
Timing ( T ) : Nyeri
jika bergerak, lamanya ± 5 menit
E. Riwayat Kesehatan Dahulu ( RKD )
1.
Penyakit yang pernah dialami
- Masa
kanak-kanak : Klien tidak
pernah dirawat, hanya demam dan
Batuk-batuk.
-
Kecelakaan :
Klien tidak pernah mengalami kecelakaan.
-
Pernah dirawat :
Klien tidak pernah dirawat sebelum ini.
- Pernah
dioperas : Klien tidak
pernah diopersi sebelum ini.
2.
Alergi :
Tidak ada
3.
Imunisasi :
Klien tidak pernah diimunisasi
4.
Kebiasaan :
-
Merokok : 1
bungkus / hari
- Minim
kopi : 1 gelas /
hari
-
Alkohol :
Klien tidak pernah minum alkohol
G. Kebiasaan sehari-hari ( Dayly Living Activities
)
1. Pola
makan
a.
Sebelum dirawat
-
Frekwensi : 3 kali
sehari, porsi penuh
-
Jenis :
Nasi, lauk dan sayur
-
Makanan yang disukai : Sayuran
-
Nafsu makan : Baik
-
Alergi makanan : Tidak ada
-
Suplemen makanan : Tidak ada
-
Jenis jajanan / cemilan : Roti
-
Program diet : Tidak ada
-
Kesulitan menelan : Tidak ada
b.
Selama dirawat
-
Frekwensi : Puasa
-
Jenis : -
-
Nafsu makan : Berkurang
-
Alergi makanan : Tidak ada
-
Suplemen makanan : Tidak ada
-
Jenis jajanan / cemilan : Tidak ada
-
Program diet : Klien
puasa
-
Kesulitan menelan : Tidak ada
c.
Perubahan BB dalam 6 bulan terakhir turun 1 kg, sebelumnya BB klien 60 kg.
2. Pola
eliminasi
A.
Sebelum dirawat
a.
BAB
-
Frekwensi : 1 x/hari
-
Warna : Kuning
-
Konsistensi : Lunak
-
Bau : Khas feces
-
Lendir : Tidak ada
-
Dara : Tidak ada
-
Kesulitan BAB : Tidak ada
b.
BAK
-
Frekwensi : 5 -6 x / hari
-
Jumlah : ± 1200 cc
-
Warna / kejernihan : Kuning jernih
-
Bau : Khas urine
-
Darah : Tidak ada
B.
Selama dirawat
a.
BAB
-
Freekwensi : Selama dirawat
klien belum pernah BAB
-
Warna : -
-
Konsistensi : -
-
Bau : -
- Lendir :
-
-
Darah : -
-
Obat pencahar : -
-
Kolostomy : -
b.
BAK ( Terpasang DC )
-
Frekwensi : Tidak bisa
sihitung, karena terpasang DC
-
Jumlah : ± 1500 cc /
hari
-
Warna / kejernihan : Kuning jernih
-
Bau : Khas urine
-
Darah : Tidak ada
3.
Personal hygiene
A.
Sebelum dirawat
a.
Mandi
-
Frekwensi : 2 x / hari
-
Gatal / lecet : Tidak ada
-
Kemerahan : Tidak ada
-
Kulit bersih / kotor : Bersih
b.
Gosok gigi
-
Frekwensi : 2 x / hari
-
Gigi berlubang : Ada, terdapat
caries pada gigi geraham atas
-
Stomatitis : Tidak ada
stomatitis
-
Bibir pecah-pecah : Tidak ada bibir
pecah-pecah
c.
Cuci rambut
-
Frekwensi : 2 x /minggu
-
Ketombe / kutu : Ketombe ada
sedikit, kutu tidak ada
-
Rontok / bergumpal : Rontok ada
sedikit, bergumpal tidak ada
-
Luka / kudisan : Tidak ada
d.
Memotong kuku
-
Frekwensi : 2 x / bulan
-
Bentuk kuku : Bulat
-
Bersih / kotor : Kotor
B.
Selama dirawat
a.
Mandi
-
Frekwensi : 1 x ( dilap saja pada pagi hari oleh keluarga )
-
Gatal / lecet : Tidak ada
-
Kemerahan : Tidak ada
-
Kulit bersih / kotor : Bersih
b.
Gosok gigi
-
Frekwensi : 2 x / hari
oleh klien sendiri ditempat tidur, dibantu oleh
keluarga
-
Gigi berlubang : Ada terdapat
caries pada gigi geraham atas
-
Stomatitis : Tidak ada
stomatitis
-
Bibir pecah-pecah : Tidak ada bibir
pecah-pecah
c.
Cuci rambut
-
Frekwensi : Tidak
pernah selama dirawat
-
Ketombe / kutu : Ketombe ada
sedikit, kutu tidak ada
-
Rontok / bergumpal : Rontok ada
sedikit, bergumpal tidak ada
-
Luka / kudisan : Tidak ada
d.
Memotong kuku
-
Frekwensi : Tidak
pernah selama dirawat
-
Bentuk kuku : Bulat
-
Bersih /kotor : Kotor
4. Aktivitas
harian
a.
Sebelum dirawat
-
Pola kerja :
Sehari-hari klien bertani, sepulangnya istrahat
-
Olah raga : Klien tidak
pernah olag raga
-
Rekreasi : Klien
tidak pernah berekreasi
b.
Selama dirawat
Aktivitas
dibantu sebagian
5. Pola
tidur dan istrahat
a.
Sebelum dirawat
-
Waktu tidur : Malam jam
20.00 s/d 05.00 wib, siang jam 14.00
s/d 15.00 wib
-
Lama tidur : Malam 9
jam. Siang 1 jam
-
Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada
kebiasaan
-
Gangguan tidur : Ngorok
b.
Selama dirawat
-
Waktu tidur : Malam jam
24.00 s/d 05.00 wib, siang jam 13.00
s/d 14.00 wib
-
Lama tidur : Malam 5 jam, siang 1 jam
-
Kebiasaan tidur : Tidak ada
-
Gangguan tidur : Ngorok
6.
Persepsi
-
Hal yang difikirkan saat ini : Ingin cepat sembuh
-
Harapan setelah menjalani keperawatan :
Ingin bisa bekerja lagi
-
Perubahan yang dirasakan setelah sakit
: Tidak bisa bekerja berat lagi
7.
Status mental
-
Orientasi :
Baik, mampu mengenal tempat,waktu dan orang
-
Kondisi emosi / perasaan : Emosi stabil
- Proses
berfikir : Baik, tidak
ada jalan fikiran yang tidak sesuai de
ngan kenyataan
-
Motivasi ( kemauan ) : Kemauan
klien untuk sembuh sangat tinggi
-
Persepsi :
Klien menganggap kesehatan sangat penting dan
akan menjaga kesehatan
8.
Sistem nilai dan kepercayaan
-
Apakah agama / Tuhan / kepercayaan penting untuk anda ? Penting
-
Kegiatan agama / kepercayaan yang dilakukan sebelum sakit ( frekwensi ) ?
Sholat 5 x sehari, berdo´a, puasa, zakat.
- Kegiatan agama / kepercayaan yang
dilakukan selama sakit ( frekwensi ) ?
Sholat
tidak pernah, berdo´a ada
-
Perubahan dalam kegiatan beribadah selama sakit ( sholat / berdo´a / wirid )
Klien
tidak sholat, berdo´a ada
9.
Interaksi sosial / komunikasi
a.
Tempat tinggal : Bersama
dengan orang lain ( istri, anak, menantu
dan cucu )
b.
Kehidupan keluarga : Pengambilan keputusan oleh klien sendiri
c.
Kesulitan dalam keluarga
(
)
Hubungan dengan orang tua :
Orang tua dan mertua klien
sudah meninggal
(
) Hubungan dengan sanak keluarga : Baik, ditunjukkan dengan adanya
saudara klien yang datang melihat
klien selama sakit
( ) Hubungan perkawinan : Baik,
ditunjukkan dengan adanya
Istri klien yang mendampingi
d.
Komunikasi
Klien mampu bicara dengan jelas, relevan,
mampu mengekspresikan, menger
ti orang lain dan mau berinteraksi dengan
orang lain
10.
Kebiasaan seksual
a.
Gangguan seksual yang dialami :
Tidak ada
b.
Penyebabnya :
-
c.
Pemahaman terhadap fungsi seksual : Baik
d.
Persepsi pasien terhadap fungsi seksual setelah sakit : Biasa saja
e.
Persepsi pasangan terhadap fungsi seksual setelah sakit : Biasa saja
11. Koping
individu
a.
Pengambilan keputusan : Klien sendiri
b.
Yang disukai tentang dirinya :
Badannya yang masih tegap / gagah
c.
Yang dilakukan jika stress :
Merokok
d.
Yang ingin dirubah dari kehidupannya : Tidak ada
e.
Apa yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman ?
Perawat
yang ramah dan murah senyum
12. Pemeriksaan fisik
a.
Keadaan umum : k/u lemah
b.
Tanda-tanda vital : Temp :
37°C Pols : 100 x/i
TD : 130/90 mmHg
RR : 32 x/i
c.
Kepala
-
Bentuk kepala : Simetris
-
Ada luka / tidak : Tidak
-
Warna rambut : Hitam dan
ada sedikit uban
-
Kebersihan : Bersih
-
Bau :
Tidak bau
d.
Muka
-
Bentuk muka : Simetris kiri dan kanan
-
Sensasi terhadap panas / dingin : Mampu merasakan sensasi panas dan dingin
e.
Mata
-
Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap
dan simetris kiri / kanan
-
Kelopak mata / palpebra : Tidak ada pembengkakan
-
Konjungtiva dan sklera : Merah jambu dan tidak ikterik
-
Pupil : Sama besar, bereaksi terhadap
cahaya -
Kornea dan iris : Normal
-
Ketajamam penglihatan / visus : Normal
-
Tekanan bola mata : Normal
f.
Hidung
-
Simetris kiri dan kanan :
Simetris kiri dan kanan
-
Penciuman normal ki / ka :
Normal kiri dan kanan, dibuktikan klien bisa
membedakan bau-bauan
-
Cuping hidung : Pernafasan cuping hidung tidak ada
g.Telinga
-
Bentuk telinga :
Simetris kiri dan kanan
-
Ketajaman pendengaran : Normal, terbukti klien mampu mendengar
dari
jarak jauh
-
Kotoran telinga : Tidak ada
h.
Mulut
-
Bentuk mulut :
Simetris
-
Keadaan gusi dan gigi : Ada caries digigi geraham atas -
Keadaan bibir : Baik
-
Keadaan lidah : Sedikit kotor
-
Kebersihan : Bersih
-
Tonsil : Tidak ada pembesaran tonsil
-
Mukosa : Kering
i. Kulit
- Warna
kulit : Tidak anemis dan tidak icterik
- Turgor : Baik
l. Leher
- Kaku
kuduk / tidak : Tidak terdapat kaku kuduk
- Kelenjar
tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid
k.Dada / thorak
1.
Inspeksi
- Bentuk dada : Simetris kiri dan kanan
- Pola nafas : Teratur, expansi kedua paru
maximal
2. Palpasi
Palpasi getaran suara ( vokal fremitus ): Teraba
getaran suara pada kedua lapangan
paru
3. Perkusi : Sonor
4.
Auskultasi :
- Suara
nafas : Vesikuler, tidak
terdengar ronchi, wheezing dan
stredor
-
Suara ucapan : Suara ucapan
terdengar dengan jelas pada kedua
paru
- Suara
tambahan : Tidak terdengar suara
tambahan
l. Jantung
1.
Inspeksi dan palpasi : Tidak terlihat
ictus cordis dan tidak teraba ictus
Cordis
2. Perkusi :
-
Batas- batas jantung : Tidak dikaji
3.
Auskultasi
- Bunyi
jantung I : Terdengar jelas
- Bunyi
jantung II : Terdengar jelas
- Bunyi
jantung tambahan : Tidak terdapat bunyi
jantung tambahan
m. Abdomen
1. Inspeksi
-
Bentuk abdomen : Bentuk perut
datar / tidak membuncit
-
Benjolan / massa : Tidak terlihat
adanya pembesaran abdomen atau
benjolan / massa
- Bayangan pembuluh darah : Tidak terlihat adanya bayangan pembuluh
darah
2. Auskultasi
-
Bising usus : Bising
usus tidak terdengar
3.
Palpasi
-
Tanda nyeri tekan : Nyeri tekan
pada daerah operasi
-
Benjolan / massa : Tidak teraba
adanya benjolan / massa
-
Tanda-tanda ascites : Tidak teraba
adanya tanda-tanda ascites
-
Hepar : Tidak
teraba pembesaran hepar / hepatomegali
-
Lien : Tidak
teraba pembesaran lien / limpa
4.
Perkusi
- Suara abdomen : Suara timpani
n.
Ekstremitas
1.
Kesimetrisan otot : Ekstremitas
atas simetris, ekstremitas bawah simetr
2. Pomeriksaan
edema : Tidak terdapat edema pada ekstremitas
atas dan bawah
3.
Kekuatan otot : ( 5 ) dapat
bergerak dengan kekuatan penuh ( maksimal )
4.
Kelainan-kelainan pada ekstremitas dan kuku : Tidak dijumpai kelainan pada ekstremitas
dan tidak ada kelainan pada kuku.
o.
Neurologi
1.
Tingkat kesadaran : Kesadaran
compos mentis, GCS 15 E4 M6 V5
2.
Syaraf otak ( N I s/d N XII ) : Tidak dijumpai adanya kelainan pada pemeriksaan
fungsi N I s/d N XII
3.
Fungsi motorik : Klien mampu
menjalankan semua aktifitas, tidak tremor
gerakan-gerakan tubuh teratur
4.
Fungsi sensorik : Klien mampu merespon / mengenali sensasi
sentuhan,
sensasi panas dan dingin
5.
Reflek : Reflek
patela ( + ) Babinski ( + )
p.
Kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genitalia
-
Rambut pubis : Tidak ada
-
Meatus uretra : Normal
-
Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna : tidak dijumpai adanya kelainan
pada genetalia eksterna.
2. Anus dan perineum : Tidak dijumpai kelainan pada anus dan perineum.
13.
Pemeriksaan penunjang
1.
Laboratorium
HB
: 12,3
mg/dl
Leuco :
12.200 /mm³
CT :
3´
BT :
1´
Trombosit :
90.000 /mm³
Ureum :
27,5 mg/dl
Creatinin :
0,89 mg/dl
Uric Acid :
5,85 mg/dl
KGD :
163 mg/dl
SGOT :
73 u/l
SGPT :
73 u/l
Albumin :
3,1
2.
Rontegen : Tidak
dilakukan pemeriksaan rontegen.
3. ECG : Tidak
dilakukan pemeriksaan ECG
4.
USG :
Tidak dilakukan pemeriksaan USG
5.
Lain-lain : -
14.
Penatalaksanaan dan theraphy :
-
IVFD RL 20 gtt/i
-
Bioxon 2 x 1,5 gr
-
Farmat 3 x 1 fls
-
Toramin 2 x 1 amp
-
Ulceranin 3 x 1 amp
15. Data
fokus
1.
Data subyektif :
- Klien mengatakan nyeri jika bergerak yang
berlebihan.
- Klien mengatakan nyeri seperti diiris-iris.
- Klien mengatakan nyeri pada area luka
operasi
- Klien mengatakan skala nyeri berat ( 7 – 8
).
- Klien mengatakan nyeri pada luka operasi
jika ditekan.
- Klien mengatakan kapan dia bisa makan dan
minum.
- Klien mengatakan badannya sangat lemah
2.
Data obyektif :
- K/u lemah
- Klien meringis kesakitan.
- Klien gelisah.
- Luka operasi tertutup rapat.
- Bibir klien kering.
- Turgor kulit jelek.
- Klien puasa
- Bising usus ( - )
ANALISA
DATA
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASAALAH
|
1
2
|
DS
-
Klien
mengatakan nyeri pada area luka operasi
-
Klien
mengatakan nyeri seperti diiris – iris
-
Klien
mengatakan nyeri jika bergerak yang berlebihan
-
Klien
mengatakan kala nyeri berat (7-8)
-
Klien
mengatakan nyeri pada luka opersi jika ditekan
DO
- Klien meringis kesakitan
- Klien gelisah
- Luka operasi tertutup rapat
- IN : TD : 130/90 mmHg
N : 100 x/i
S : 36 °c
RR : 32 x/i
DS
-
Klien
mengatakan kapan dia bisa makan dan minum
-
Klien
mengatakan badannya sangat lemah
DO
- Lemah
- Bibis os kering
- Turgor kulit jelek
- Os puasa
- Bising usus tidak ada
|
Adanya insisi bedah.
Pembatasan pasca opersi.
|
Nyeri.
Resti kekurangan volume cairan.
|
DAFTAR
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang muncul pada
pasien Tn. L ( 46 tahun ) dengan
diagnosa medis Post op apendiktomy.
1. Nyeri
berhubungan dengan adanya insisi bedah.
2. Resti
kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan pasca operasi ( puasa ).
INTERVENSI
DX
|
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
|
INYERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1
2
|
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keprawatan 2 x 24 jam
nyeri hilang / terkontrol
Kriteria hasil
-
Os
mengatakan Nyeri berkurang / hilang
-
OS mampu
mendemonstrasikan tehnik relaksasi
-
TTV dalam
batas normal
TD ; 120/80 mmHg
N : 80
x/i
RR : 20
x/i
S : 36
°c
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24
jam keseimbangan cairan dapat dipertimbangkan.
Kriteria hasil
-
Membran
mokosa lembab.
-
Turgor
kulit baik
-
Haluan
urine adekuat.
-
TTV dalam
batas normal.
TD
: 120/80 mmHg
N : 80 x/i
RR
: 20 x/i
S : 36°c
|
1.
Kaji nyeri,
catat lokasi karakteristik, beratnya ( skala 0-10), selidiki dan laporkan
perubahan nyeri dengan tepat.
2.
Dorong
ambulasi dini.
3. Berikan aktifitas hiburan.
4. Pertahankan puasa pengisapan NGR pada awal.
5. Dorong penggunaan teknik relaksasi, misalnya
latihan nafas dalam.
6. Berikan analgesik sesuai indikasi.
7. Kaji tanda-tanda vital.
1. Awasi TTV.
2. Lihat membran mukosa ; kaji turgor kulir dan
pengisian kapiler.
3. Awasi masukan dan haluaran ; catat warna urine /
consentrasi, berat jenis.
4. Auskultasi bising usus. Catat kelancaran flatus,
gerakan usus.
5. berikan sejumlah kecil minuman jernih bila
pemasukan peroral dimulai, dan lanjutkan dengan diet sesuai teloransi.
6. Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian
khusus pada perlindungan bibir.
7. Pertahankan penghisapan gaster / usus.
8. Berikan cairan IV dan elektrolit.
|
1. Berguna dalam pengawasan ke efektifan obat,
kemajuan penyembuhan, perubahan pada karakteristik nyeri menunjukan
terjadinya abses
2. Meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh
merangsang peristaltik dan kelancaran flutus menurunkan ketidak nyamanan
abdomen.
3. Fokus perhatian kembali meningkatkan relaksasi
dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
4. Menurunkan ketidaknyamanan pada peristaltik usus
dini dan iritasi gasger / muntah.
5. Lepaskan ketegangan emosional dan otot,
tingkatkan perasaan kontrol yang mungkin dapat meningkatkan kemampuan koping.
6. Menghilangkan nyari mempermudah kerjasama dengan
intervensi terapi lain.
7. Dapat mengindikasikan rasa sakit otot dan
ketidak nyamanan.
1. Tanda yang membantu mengindentifikasi fluktuasi
volume intravaskuler.
2. Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan
hidrasi selululer.
3. Penurunan haluaran urine pekat dengan
peningkatan berat jenis di duga dehidrasi / kebutuhan peningkatan cairan.
4. Indikator kembalinya peristaltik, kesiapan untuk
pemasukan peroral.
5. Menurunkan iritasi gaster muntah untuk
meminimalkan kehilangan cairan.
6. Dehidrasi mengakibatkanbibir dan mulut kering
dan pecah-pecah.
7. Selang NGT biasanya dimasukan pada pra opersai
dan dipertahankan pada fase segera pasca operasi untuk dekompresi usus,
meningkatkan istrahat usus, mencegah muntah.
8. Peritunium bereaksi terhadap iritasi / infeksi
dengan mengahsilkan sejumlah besar cairan yang dapat menurunkan volume
sirkulasi darah, mengakibatkan hipovolimia. Dehidrasi dan daoat terjadi
ketidak seimbangan elektrolit.
|
IMPLEMENTASI
NO
DIAGNOSA
|
HARI
TGL / JAM
|
IMPLEMENTASI
|
PARAF
|
1
2
1
2
1
|
Senin
1 – 2 – 2010
Senin,
1 - 2 - 2010
Selasa,
2 – 2 – 2010
Selasa
2 – 2 - 2010
Rabu,
3 – 2 - 2010
|
-
Mengkaji
tingkat nyeri klien karakteristik ( skla 0-10 ) serta lokasi nyeri
0 :
tidak nyeri
1-2 : acak nyeri
3-4
: nyeri ringan
5-6 : nyeri sedang
7-9 : nyeri berat
10 : nyeri
tidak dapat ditahan
-
mendorong
klien untuk melakukan pergerakan dini.
-
Memberikan
aktivitas hiburan ; menyediakan buku bacaan.
-
Mempertahankan
puasa ( dengan tetap terpasang NGT )
-
Menganjurkan
klien untuk napas dalam jika nyeri.
-
Memberikan
injeksi ;
Toramin 1amp/12 jam
Ulceranin 1amp/8 jam
Bioxson 1,5gr/12 jam
Farmat 1 fls/8 jam
-
Mengukur
tanda-tanda vital.
TD :
120/90 mmHg
N :
88 x/i
S : 36,5 °c
RR : 24 x/i
-
Mengawasi
tanda-tanda vital ;
TD
: 120/90 mmHg
N : 88 x/i
S
: 36,5 °c
RR : 24
x/i
-
Mengkaji
membran mukosa dan turgor
kulit.
-
Mengawasi masukan dan haluaran : catat
warna urine
- Mengauskultasi bising usus dan mencatat
kelancaran flatus.
-
Memberikan peawatan mulut dengan per
hatian khususpada perlindungan bibir
-
Mempertahankan penghisapan gaster/usus
-
Memberikan cairan dan elektrolit ;
IVFD RL 30 gtt/i.
-
Mengkaji tingkat nyeri klien
- Menganjurkan
klien untuk latihan duduk
Dan
berjalan
-
Menganjurkan klien untuk nafas dalam
Jika
nyeri.
-
Mengukur tanda-tanda vital ;
TD ; 120/80 mmHg
N :
88 x/i
S : 36°c
RR : 24 x/i
- Mengobservasi
luka operasi.
-
Mengobservasi tanda-tanda vital
TD :
120/80 mmHg
N : 88 x/i
S : 36°c
RR : 24 x/i
-
Mengkaji membran mukosa dan turgor
kulit.
- Mengauskultasi bising usus dan mencatat
kelancaran flatus.
-
Menganjurkan klien untuk minum dan ma
kan
makanan cair.
- Mengaff NGT
- Mengkaji tingkat nyeri klien
- Menganjurkan klien harus rajin untuk berjalan
- Mengobservasi luka operasi.
- Mengukur tanda-tanda vital
TD : 120 / 80 mmHg
N : 80 x/i
S : 36 ° C
RR : 20 x/i
|
|
EVALUASI
No DX
|
Evaluasi
|
Paraf
|
1
2
1
2
1
|
Senin, 1 – 2 – 2010
S : Klien mengatakan masih nyeri pada area luka
operasi
jika dibawa bergerak.
O : - Wajah klien meringis jika dianjurkan untuk
bergerak.
-
Nyeri klien skala 5 – 6 ( nyeri sedang )
-
Tanda-tanda vital
TD
: 120/90 mmHg
N
: 88 x/i
RR
: 24 x/i
S
: 36,5 °C
A : Masalah nyeri belum teratasi.
P :
Rencana tindakan dilanjutkan.
Senin, 1 – 2 -2010
S : Klien mengatakan kapan dia bisa makan /
Minum
O : - Mukosa bibir agak kering
-
Turgor kulit kurang elastis.
-
Terpasang IVFD RL 30 gtt/i.
-
Bising usus ( - )
-
Tanda-tanda vital
TD :
120/90 mmHg
N
: 88 x/i
RR : 24 x/i
S
: 36,5 °C
A: Masalah kekurangan volume cairan belum
terjadi
P : Rencana tindakan dilanjutkan.
Selasa, 2 – 2 – 2010
S : Klien
mengatakan nyeri berkurang.
O : -
Nyeri klien skala 3 – 4 ( nyeri ringan )
-
Klien sudah duduk-duduk
- Luka operasi bersih dan kering.
-
Tanda-tanda vital
TD
: 120/80 mmHg
N
: 88 x/i
S
: 36 °C
RR :
24 x/i
A : Masalah belum teratasi
P :
Rencana tindakan dilanjutkan.
Selasa, 2 – 2 – 2010
S : Klien mengatakan sudah ada flatus.
O : - Bising usus ( + ) 8 x/i
-
Mukosa bibir lembab.
-
Turgor kulit elastis.
-
Klien sudah minum dan makan ( siang diit
MC ½ porsi, malam diit MC 1 porsi )
-
IVFD RL 20 gtt/i
- Tanda-tanda vital
TD :
120/80 mmHg
N
: 88 x/i
RR :
24 x/i
S
: 36 °C
A: Masalah resiko kekurangan volume cairan
tidak
terjadi
P :
Rencana tindakan dihentikan.
Rabu, 3 – 2 – 2010
S : Klien mengatakan nyerinya sudah tidak terasa
lagi
O : - Klien tenang.
-
Klien kelihatan sangat kuat, terus berjalan-
Jalan disekitar ruangan
-
Klien mampu mendemonstrasikan tehnik
relaksasi
-
Luka operasi bersih.
-
Tanda-tanda infeksi tidak ada.
-
Tanda-tanda vital
TD :
120/80 mmHg
N
: 80 x/i
RR : 20 x/i
S
: 36 °C
-
Klien sudah diperbolehkan pulang.
A : Masalah nyeri klien teratasi.
P : Rencana tindakan dihentikan.
|
|
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada
pengkajian ditemukan data pada Tn. L yaitu klien mengatakan nyeri jika bergerak
yang berlebihan, nyeri seperti diiris-iris, nyeri pada area luka operasi, skala
nyeri berat ( 7 – 8 ) lamanya nyeri ± 5 menit. Klien juga mengatakan kapan dia
bisa makan dan minum, klein mengatakan badannya sangat lemah.
Dari
data diatas, penulis ddapat menegakkan dua diagnosa yaitu : Nyeri berhubungan
dengan adanya insisi besdah dan Resti kekurangan volume cairan berhubungan
dengan pembatasan pasca operasi ( puasa ).
Intervensi
disusun berdasarkan tiori dan kebutuhan pasien diantaranya ; mengkaji tingkat
nyeri klien, dorong ambulasi dini, dorong penggunaan teknik relaksasi, kaji
tanda-tanda vital, berikan perawatan mulut, awasi masukan dan haluaran dan
lain-lain.
Implementasi
yaitu penerapan dari intervensi yang disusun untuk Tn.L dan semua intervensi yang disusun dapat
diterapkan langsungseperti mengkaji tingkat nyeri klien, mendorong ambulasi
dini, mendorong teknik relaksasi ; tarik nafas dalam jika nyeri, mengkaji
tanda-tanda vital, memberikan perawatan mulut, mengawasi masukan dan haluaran
dan lain-lain.
Pada
tahap evaluasi dilakukan penilaian keberhasilan asuhan keperawatan dengan
membandingkan hasil yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam
dua diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus. Pada diagnosa nyeri
teratasi dalam waktu 3 X 24 jam ditandai dengan klien mengatakan nyerinya sudah
tidak terasa lagi.Pada diagnosa resti kekurangan volume cairan, dapat teratasi
2 X 24 jam ditandai dengan klien sudah boleh mkan dengan diit MC.
B. Saran
1. Dalam melakukan pengkajian sebaiknya
dilakukan secara sungguh-sungguh sehingga
data
yang didapat akurat.
2.
Dalam menentukan masalah / memprioritaskan masalah sebaiknya sesuai dengan data
yang
didapatkan dari keluhan pasien berdasarkan pengkajian.
3.
Penyusunan perncanaan / intervensi keperawatan sebaiknya dibuat sesuai dengan
masalah
yang ditegakkan.
4.
Implementasi sebaiknya benar-benar dilakukan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan
5. Pada
evaluasi diharapkan hasil yang dicapai benar-benar sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar