MAKALAH MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN KEPERAWATAN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah penelitian merupakan suatu pondasi dalam melakukan suatu penelitian. Singkatnya, masalah penelitian adalah adanya gap atau kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, teori dengan praktek, yang seharusnya dengan yang terjadi. Masalah penelitian bukan merupakan suatu rumusan tujuan.
Menentukan masalah penelitian bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena itu untuk menentukan masalah penelitian, perlu mengetahui dulu apa masalahnya. Sebagian besar pemecahan masalah tergantung pada pengetahuan peneliti tentang masalah tersebut. Sebagian lain ditentukan oleh pengetahuan peneliti tentang sifat dan hakekat masalah tersebut. Dengan kata lain, masalah adalah sebuah kalimat Tanya atau kalimat pertanyaan.
Masalah penelitian akan menentukan keberhasilan dari suatu penelitian. Ada seorang pakar penelitian yang menyatakan bahwa ”Ketika seorang peneliti sudah berhasil memformulasikan (baca: ”menemukan”) masalah penelitian, maka sebenarnya 50% penelitian tersebut sudah berjalan”. Begitu juga sebaliknya, ketika masalah penelitian itu belum ditemukan, maka penelitian itu selamanya tidak akan berjalan.
Oleh karena pentingnya masalah dalam suatu penelitian maka dalam makalah ini penulis mencoba membahas tentang menentukan masalah penelitian yang didalamnya menjelaskan tentang urgensi menentukan masalah penelitian, latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pembatasan masalah.








1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang masalah dan tujuan penelitian.

1.2.2 Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui cara menegakkan masalah penelitian
2.      Untuk mengetahui cara merumuskan tujuan penelitian



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Masalah Penelitian
2.1.1    Defenisi Masalah
Masalah adalah bagian penting dari suatu penelitian, karena masalah membutuhkan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, logis, dan ilmiah dengan menerapkan metode ilmiah (scientific method).
Masalah adalah setiap kesulitan yang mengerakkan manusia untuk memecahkannya (Marzukki, 2005: 20). Sutrisno Hadi mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan “ketiadaan, kelangkaan, ketimpangan, ketertinggalan, kejanggalan, ketidakserasian, kemerosotan dan semacamnya”. Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan dari bidang yang ditekuninya; dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara “naluriah”; tidak dapat menjelaskan bagaimana cara menemukannya. (http://bahankuliah.wordpress.com/2009/05/14)

2.1.2    Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan jawaban atas pertanyaan “mengapa masalah itu muncul?” artinya, masalah itu muncul akibat adanya rentetan masa lalu, yang telah terjadi, dan yang bakal muncul. Masalah yang diteliti biasanya bersifat ilmiah. Deskripsi latar belakang masalah ini sering kali menggunakan prinsip membandingkan apa yang ada pada permasalahan dan fakta yang terjadi. Dapat pula menggunakan konsep teoritis, isu yang sedang hangat dibicarakan, atau hasil- hasil penelitian sebelumnya.

2.1.3 Identifikasi Masalah
Sebelum melakukan identifikasi suatu masalah, perlu diketahui bagaimana suatu masalah itu timbul? Peneliti perlu mencoba menelusuri bahwa timbulnya masalah berarti ada kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan teori, atau dapat dikatakan ada perbedaan antara yang seharusnya ada dengan kenyataan yang ada.
Adanya perbedaan memunculkan masalah. Masalah tersebut membuat kita harus menelusuri dan mengidentifikasi pentingnya suatu masalah. Identifikasi membantu untuk menunjukkan tingkat kepentingan msalah. Hal ini penting untuk melakukan prioritas penanganan masalah, sehingga dapat sipilih masaah yang membutuhkan penanganan segera dan urgen untuk diselesaikan. Penanganan masalah berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan masalah tersebut, artinya akan ada konsekuensi yang dihadapai jika masalah itu segera atau tidak segera ditangani. Berdasarkan pertimbangan ini, maka kita akan lebih mengetahui tentang perumusan masalah. Setelah itu, dapat dicari penyebab terjadnya suatu masalah dan tempat dimana masalah tersebut telah menunjukkan prioritas yang penting untuk ditelusuri asal usulnya. Dengan kata lain terjadinya suatu masalah merupakan dasar bahwa suatu masalah itu berkaitan denga berbagai faktor resiko penyebab timbulnya masalah tersebut.

2.1.4    Sumber Masalah Penelitin
Menurut Aziz Alimul Hidayat (2007: 25-26) ada beberapa sumber yang dapat dikaji untuk menemukan masalah, misalnya:
1.      Bacaan
Merupakan sumber masalah pertama khususya laporan penelitian. Dalam laporan penelitian, biasanya akan diketahui beberapa masalah yang diajukan atau direkomendasikan untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya.

2. Hail diskusi, seminar, dan penemuan ilmiah
Merupakan kegiatan dimana segala permasalahan dilihat secara profesional, kemudian dikaji, dianalisis, dan disimpulkan dengan baik, sehinngaa peneliti dapat memahami engan jelas dan memperoleh ide tentang masalah penelitian apa yang akan dilakukan berdasarkan kegiatan tersebut.
Dengan mengikuti seminar atau diskusi terdapat kemungkinan munculnya masalah-masalah yang perlu penggarapan melalui penelitian.



3.      Bersumber dari pernyataan pakar dan orang yang berkompeten di bidangnya.
Sumber ini berasal dari apa yang disampaikan oleh pakar di bidang ilmu yang ditekuninya. Pakar tersebut bisa saja menyampaikan pokok masalah yang harus ditangani.
4.      Pengamatan sepintas
Sumber masalah ini diperoleh ketika seseorang menyaksikan berbagai hal yang terjadi di lapagan, seperti dari manan seseorang terkena wabah malaria dan lainnya.
5.      Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seseorang dapat pula menjadi sumber masalah baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadinya maupun yang berkaitan dengan kehidupan profesinya.
6.      Perasaan intuitif
Timbul dari konsolidasi atau pengendapan berbagai informasi pada saat orang sedang istirahat atau bangun tidur, biasanya ini terjadi orang yang telah pakar dibidangnya.

2.1.5    Cara Memilih Masalah Penelitian
Proses pemilihan masalah penelitian dapat dilakukan sebelum melakukan rumusan suatu masalah. Ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam memilih suatu masalah penelitian.Didalam sebuah literatur yang terlihat bahwa sebuah masalah atau kajian penelitian itu baru layak untuk dikatakan sebagai masalah jika telah memenuhi syarat. Widagdo sastro asmoro dalam bukunya mengatakan syarat tersebut adalah FINER, singkatan dari Feasibility, Interesting, Novel, Ethical dan Relevant.
a.       Feasibility
Adalah kemampulaksanaan dari sebuah penelitian. Hal ini tidak bisa ditawar tawar lagi. Banyak kesenjangan yang terjadi (sering disebut dengan GAP) dan dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian, namun kadang kadang tidak semuanya bisa dilaksanakan, penghalangnya antara lain ketidak cukupan subyek penelitian, ketidak tersediaan dana, sarana, keahlian dan waktu yang cukup. Namun pada dasarnya semua kendala ini dapat diatasi, antara lain dengan memodifikasi disain, besar sampel, jenis pemeriksaan, dll. Pada akhirnya pertimbangan praktislah yang menentukan apakah suatu masalah dapat dijawab dengan penelitian

  1. Interesting, atau menarik.
Penelitian adalah kegiatan yang sangat menyita pikiran, tenaga , waktu dan biaya, sehingga akhirnya akan menimbulkan berbagai kendala dalam pelaksanaan penelitian, baik kendala yang sudah diantisipasi atau masalah yang timbul belakangan, yang semuanya akan dapat mengancam keberhasilan pelaksanaan penelitian. Disisi lain, peneliti dituntut harus JUJUR dan TAAT AZAS atas seluruh tahapan pelaksanaan penelitian, karena itu, penelitian yang akan dilaksanakan tersebut haruslah menarik dan peneliti betul betul tertarik dengan masalah yang diangkatnya sebagai subyek penelitian, bila tidak, maka ia akan cepat menyerah bila dihadapkan dengan berbagai kendala, atau yang paling tidak terpuji ia akan tidak taat azas pada rencana penelitiannya sendiri.

  1. Novel atau ada temuan baru.
Kondisi ini sering disangkutkan dengan ORISINALITAS penelitian, yaitu penelitian yang benar benar baru dilaksanakan, sedangkan yang mengulangi penelitian terdahulu disebut dengan replikatif, yang oleh sebagian kalangan dianggaap sebagai pemborosan waktu, tenaga dan dana. Namun tidak semua penelitian itu harus baru, bisa saja dilakukan penelitian untuk menguji ke-konsistensian hasil terdahulu, atau untuk menguji jika dilakukan penerapan pada waktu yang berbeda, atau ingin membuktikan adanya kekurangan dari metode, pelaksanaan, analisa, atau kesimpulan dari penelitian terdahulu. setiap temuan dari penelitian yang dilakukan kalau direnung renungkan secara cerdas sebenarnya adalah sebuah novel.



  1. Ethical atau etis
 Setiap penelitian yang dilakukan menggunakan subyek manusia harus tidak bertentangan dengan etika, kesulitan mungkin timbul karena sulit membuat definisi tentang etika ini dengan tegas, seseorang boleh saja mengatakan bahwa penelitiannya tidak melanggar etika dan seseorang lain boleh boleh saja mengatakan penelitian itu melanggar etika, untuk itu, setiap penelitian yang menggunakan subyek manusia harus mendapat persetujuan dari Komisi etika medis dari  rumah sakit atau fakultas kedokteran, berkemungkinan atas saran komite etik ini usulan penelitian akan mengalami perubahan atau ditolak sama sekali.

  1. Relevant
Relevansi merupakan hal utama yang harus difikirkan oleh peneliti sebelum melaksanakan sebuah penelitian, dengan memprediksi hasil penelitiannya tersebut apakah masih relevan dengan kemajuan ilmu, atau kebijakan kesehatan atau sebagai petunjuk bagi peneliti berikutnya. sebaiknya setelah peneliti menemukan ide penulisan maka peneliti lebih konsentrasi pada pertanyaan penelitian yang urgen saja, menjawab satu atau dua pertanyaan penelitian secara mendalam, jauh lebih berarti dari pada menjawab banyak pertanyaan namun dipermukaan saja, ingat, makin banyak pertanyaan dalam satu penelitian akan membuat ruwetnya menyelesaikan penelitian tersebut, terutama dalam perhitungan besar sampel, disain, interpretasi uji statistik, metode, disamping penambahan biaya, waktu dan tenaga, kondisi ini cenderung dialami oleh peneliti muda.

Dengan memahami FINER ini maka sebagian kesulitan dalam pelaksanaan penelitian akan dapat dilalui, hal ini juga dialami oleh penulis dulu, diawal awal mulai dikenalkan dengan pelaksanaan penelitian.




2.1.6 Perumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Jika masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Walaupun begitu terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Perumusan masalah dinyatakan (1) dalam bentuk kalimat tanya, (2) secara padat dan jelas, (3) memungkinkan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan yang terkandung dalam perumusan masalah. Selanjutnya rumusan masalah ini dijabarkan dalam tujuan penelitian dan diteruskan dengan pengajuan hipotesis penelitian.
Ada beberapa penggolongan rumusan masalah sesuai dengan jenis penelitian dan permasalahan yang hendak diteliti, diantaranya :
1.      Masalah Deskriptif.
Merupakan masalah penelitian yang berhubugan dengan variabel yang ada tanpa membuat suatu perbandingan atau pun menghubungkan. Rumusan masalah deskriptif ini hanya menggambaran masalah apa yang ingin dicapai dalam penelitian, seperti :
Contoh :
Judul penelitan “ Studi tentang perilaku menyusui pada ibu yang tinggal di Wilayah Puskesmas A “.
Rumusan Masalah :
Bagaimana perilaku meyusui pada ibu-ibu yag tinggal di Wilayah Puskesmas A?
2.      Masalah Komparantif
Merupakan Masalah penelitian keperawatan yang ingin membandingkan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Penelitian ini membandingkan antar perbedaan variabel yang akan diukur, seperti :
Contoh :
Judul Penelitian “Studi Perbedaan Perilaku Menyusui pada Ibu-ibu yang Tinggal di Wilayah Puskesmas A dan Puskesmas B”
Rumusan Masalah :
Adakah perbedaan perilaku menyusui pada ibu-ibu yang tinggal di wilayah Puskemas A dan Puskesmas B
3.      Masalah Asosiatif
Masalah penelitian keperawatan yang bersifat menghubungka antara dua variabel dalam penelitian. Masalah ini terdiri atas hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubunga interaktif. (Sugiyon, 2001)
Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik.
1)      Hubungan simetris yaitu hubungan ini berdasarkan pada kesamaan bukan pada hubungan sebab akibat atau saling mempengaruhi.
Contoh: Adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap bidan dalam Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Puskesmas A?
2)      Hubungan kausal merupakan hubungn sebab akibat yang saling mempengaruhi antarvariabel yang digunakan dlam penelitiaan
Contoh : Adakah Cara Perawatan Payudara terhadap Kelancaran Penggunaan ASI pada Ibu postpartum yang dirawat di Rumah Bersalin A?
3)      Hubungan interaktif merupakan hubungan antarvariabel yang diukur dimana terdapat interaksi tetai belum diketahui nama variabel independen dan dependen.
Contoh :
Ada hubungan antara motivasi dan prestasi kerja pada perawat yang bekerja di Rumah Sakit .

Perumusan masalah dan pertanyaan penelitian sering dikacaukan. Perumusan masalah dapat dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan. Sebaliknya, pertanyaan penelitian atau problematika penelitian selalu dalam bentuk pertanyaan atau pertanyaan- pertanyaan. Titik tekanan problem statement adalah apa masalah penelitian itu, sedangkan titik tekan pertanyaan penelitian lebih teknis sifatnya, yaitu mengacu pada tujuan, asumsi, hipotesis, dan bahkan instrumen secara sangat spesifik.
Dalam rangka merumuskan masalah penelitian, langkah-langkah yang sepatutnya ditempuh adalah sebagai berikut:
1.      mengenali keberadaan masalah.
2.      menganalisis variabel.
3.      mengidentifikasikan variabel.
4.      membuat rumusan masalah.

2.2       Tujuan Penelitian
2.2.1    Definisi
Tujuan penelitian merupakan pernyataan singkat dalam bentuk kata kerja yang hasilnya dapat diukur dan berisi hasil yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian mengacu pada judul dan rumusan masalah penelitian. Tujuan Penelitian disusun berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sehingga bila tujuan penelitian tercapai, maka akan diperoleh solusi bagi pengatasan masalah secara langsung. Tujuan penelitian juga sebagai output/ target yang dapat diukur sehingga evaluasi hasil dapat dipantau melalui ketercapaian tujuan penelitian ini.
Hal penting yang harus dipahami yaitu peneliti diharapkan untuk membuat tujuan penelitian dengan menghindari penggunaan kalimat aktif, misal: ”Merancang” atau “Membangun”. Kedua kata tersebut bermakna bahwa tujuan penelitian masih tahap proses yang baru selesai 50% saja. Idealnya menggunakan kalimat pasif seperti “Terwujudnya rancangan.....”. Kalimat ini lebih terukur karena bila rancangan tidak terwujud berarti tujuan penelitian tidak tercapai.
Tujuan penelitian merupakan apa yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tujuan dari penelitian tidak sama dengan tujuan peneliti. Sering dijumpai di beberapa tesis atau disertasi bahwa tujuan penelitian adalah sebagai salah satu syarat lulus dari pendidikan S1 maupun S2. Tujuan tersebut bukan merupakan tujuan penelitian tetapi merupakan tujuan peneliti untuk mendapatkan gelar studinya yang disyaratkan untuk melakukan penelitian tersebut.


Penelitian mempunyai beberapa tujuan di antaranya:
1.      Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan (Buckley et al.).
2.      Menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban (sekarang).
3.      Hasil penelitian lebih menekankan pada usaha pemecahan masalah-masalah praktis yang diperlukan untuk pertimbangan dalam pembuatan keputusan.
4.      Menangkap opportunity atau peluang. Misalnya suatu penelitian dengan isu ‘peningkatan moral karyawan tenaga keperawatan  untuk peningkatan kinerja perawat’.
5.      Memverifikasi fenomena yang terjadi dengan suatu teori yang telah ada.
6.      Melakukan pengujian terhadap suatu fenomena untuk menemukan suatu teori yang baru.

2.2.2        Menyusun Tujuan Penelitian
Ada beberapa cara yang harus diperhatikan peneliti dalam menyusun tujuan penelitiannya, yaitu:
1.      Tujuan penelitian diperoleh dari rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan sebagai indikator terhadap hasil yang diharapkan.
2.      Tujuan dari penelitian berguna untuk mengidentifikasi, menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mangkaji, memprediksi alternatif pemecahan masalah terhadap maalah penelitian.
3.      Tujuan penelitian harus jelas, ringkas, pernyataan yang dekleratif yang biasanya dituliskan dalam bentuk kalimat aktif. 
4.      Tujuan penelitian dikembangkan dari permasalahan penelitian, kejelasan variabel (konsep) dan populasi suatu penelitian








BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan
Masalah adalah bagian penting dari suatu penelitian, karena masalah membutuhkan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, logis, dan ilmiah dengan menerapkan metode ilmiah (scientific method).
Proses pemilihan masalah penelitian dapat dilakukan sebelum melakukan rumusan suatu masalah. Ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam memilih suatu masalah penelitian.Didalam sebuah literatur yang terlihat bahwa sebuah masalah atau kajian penelitian itu baru layak untuk dikatakan sebagai masalah jika telah memenuhi syarat. Widagdo sastro asmoro dalam bukunya mengatakan syarat tersebut adalah FINER, singkatan dari Feasibility (kemempulaksanaan), Interestingi (menarik), Novel (temuan baru), Ethical (etis) dan Relevant.
Tujuan penelitian merupakan pernyataan singkat dalam bentuk kata kerja yang hasilnya dapat diukur dan berisi hasil yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan Penelitian disusun berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sehingga bila tujuan penelitian tercapai, maka akan diperoleh solusi bagi pengatasan masalah secara langsung.
Cara yang harus diperhatikan peneliti dalam menyusun tujuan penelitiannya, yaitu: diperoleh dari rumusan masalah, berguna untuk mengidentifikasi, menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mangkaji, memprediksi alternatif pemecahan masalah terhadap maalah penelitian, tujuan penelitian harus jelas, ringkas, pernyataan yang dekleratif yang biasanya dituliskan dalam bentuk kalimat aktif, dan tujuan penelitian dikembangkan dari permasalahan penelitian, kejelasan variabel (konsep) dan populasi suatu penelitian

3.2              Saran
Diharapkan kepada calon peneliti dapat membuat suatu penelitian dengan memahami konsep masalah dan tujuan penelitian sehingga penelitian dapat sesuai dengan metode penelitian seharusnya.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto E. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis   Data. Jakarta: Salemba Medika.
Polit, Denise E and Cheryl Tatamo Beseck. Nursing Research.  Lippondot Williams & Walkins
Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia
Riyanto Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC

Tidak ada komentar: