1.
Masalah Utama :
Perubahan isi pikir : waham
2. Proses
terjadinya masalah
a. Pengertian
Waham adalah keyakinan
seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak
konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (1).
Manifestasi klinik waham
yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang kali secara berlebihan tetapi
tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat
waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang,
mudah tersinggung (2).
b. Penyebab
Penyebab secara umum
dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri rendah
dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan.(3)
c. Akibat
Akibat dari waham
klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran
tidak realistic, flight of ideas,
kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang
kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri,
orang lain dan lingkungan.
3. a.
Pohon masalah
|
|
|
b. Masalah
keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Masalah keperawatan :
a.
Resiko tinggi
mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b.
Kerusakan
komunikasi : verbal
c.
Perubahan isi
pikir : waham
d.
Gangguan konsep
diri : harga diri rendah.
2.Data yang perlu
dikaji :
a.
Resiko tinggi
mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1). Data subjektif
Klien memberi
kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien suka
membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah,
melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri
2). Data objektif
Mata merah, wajah agak
merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan
tajam, merusak dan melempar barang-barang.
b.
Kerusakan
komunikasi : verbal
1). Data subjektif
klien
mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2). Data objektif
Flight of ideas,
kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata kurang
c. Perubahan isi piker : waham ( ………….)
1). Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu
yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya)
berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
2). Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai
orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut,
kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas,
ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung
d.
Gangguan harga diri rendah
1).
Data subjektif
Klien
mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
2).
Data objektif
klien
terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan,
ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
4.
Diagnosa Keperawatan
a.
Kerusakan
komunikasi verbal berhubungan dengan waham
b. Resiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan waham
c. Perubahan
isi pikir : waham(……………..)berhubungan
dengan harga diri rendah.
5. Rencana
Keperawatan
Diagnosa 1
Kerusakan komunikasi
verbal berhubungan dengan waham
a.
Tujuan umum :
Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
b.
Tujuan khusus :
1.
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Rasional : hubungan saling
percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya
Tindakan :
1.1.
Bina hubungan. saling percaya:
salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
1.2.
Jangan membantah dan mendukung
waham klien: katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan
anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai
ekspresi ragu dan empati, tidak
membicarakan isi waham klien.
1.3.
Yakinkan klien berada dalam
keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan klien
berada di tempat yang aman, gunakan
keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
1.4.
Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri
2.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Rasional : dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki
klien, maka akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat
bagi klien dari pada hanya memikirkannya
Tindakan :
2.1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang
realistis.
2.2. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang realistis.
2.3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari ‑ hari dan perawatan
diri).
2.4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada.
Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
3. Klien dapat
mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Rasional : dengan mengetahui
kebutuhan klien yang belum terpenuhi perawat dapat merencanakan untuk
memenuhinya dan lebih memperhatikan kebutuhan kien tersebut sehungga klien
merasa nyaman dan aman
Tindakan :
3.1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
3.2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di
rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
3.3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
3.4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
3.5. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.
4. Klien dapat
berhubungan dengan realitas
Rasional : menghadirkan
realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu lebih benar dari pada apa yang
dipikirkan klien sehingga klien dapat menghilangkan waham yang ada
Tindakan :
4.1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang
lain, tempat dan waktu).
4.2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi
realitas.
4.3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
5. Klien dapat
menggunakan obat dengan benar
Rasional : Penggunaan obat
yang secara teratur dan benar akan mempengaruhi proses penyembuhan dan
memberikan efek dan efek samping obat
Tindakan :
5.1. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi,
efek dan efek samping minum obat.
5.2. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama
pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
5.3. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
5.4. Beri reinforcement bila
klien minum obat yang benar.
6. Klien dapat
dukungan dari keluarga
Rasional : dukungan dan
perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu proses penyembuhan klien
Tindakan :
6.1. Diskusikan
dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan
keluarga dan follow up obat.
6.2. Beri
reinforcement atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
1.
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
2.
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
3.
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa.
Edisi 1. Bandung:
RSJP.2000
4.
Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri;
pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998
5.
…………..Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang. 20 – 22 Novembr
2004. unpublished
Semarang, 23 Mei 2005
Pembimbing Mahasiswa
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI
NERS
KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA
WAHAM
KEBESARAN PADA KLIEN Sdr. SW
DI R.X RSJ
DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
I. IDENTITAS PASIEN
Inisial :
Sdr. SW
Umur :
29 Tahun
Alamat :
Pati
Pendidikan :
SMA
Tanggal pengkajian :
18 Mei 2005
II.
ALASAN MASUK
Klien dibawa ke rumah
sakit karena bicara kacau, mengamuk dengan cara melempar barang-barang,
mengancam keluarganya.
Masalah
: resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
III.
FAKTOR PREDISPOSISI
Klien pernah
dirawat di rumah sakit, ini adalah untuk yang 3x. Selama proses penyembuhan di
rumah, tidak ada yang mengontrol pengobatannya. Klien minum obat sendiri,
karena oleh keluarga dianggap sudah sembuh.
Dalam keluarga secara genogram tidak ada yang menderita
gangguan jiwa seperti pasien. Setelah lulus sekolah SMA pasien menjadi melanjutkan
ke UNTAG tetapi hanya 1 semester saja, kemudian mencoba mencari pekerjaan tidak
dapat-dapat. Pernah bekerja menjadi juru karcis pada salah satu stadion tapi
terus keluar.
Dalam keluarga klien mengatakan benci terhadap kakaknya
G karena merasa cemburu bila klien berbicara dengan istri kakaknya.
Masalah :
§ Tidak efektifnya
penatalaksanaan regimen terapeutik dan Koping, keluarga inefektif ;
ketidakmampuan
§ Harga diri rendah
IV. FISIK
Tanda-tanda vital :
T : 120 / 70 mmHg RR
: 18 x/ menit
N : 78 x / menit S : 37 o C
BB :49
Kg TB :
153 cm
PEMERIKSAAN FISIK :
Kepala :
rambut hitam, kotor tetapi tidak ada
ketombe, kering
Mata :
ada serumen di sudut mata, konjungtiva tidak anemis, sclera putih
Telinga :
bersih, tidak mengalami penurunan pendengaran
Hidung :
bersih, tidak ada masalah dengan peghiduan
Mulut dan gigi: gigi kekuningan,
tanggal 5 gigi klien mengatakan tetap gososk gigi sehari 2 kali pagi dan sore
Dada : retraksi dada kuat, simetris, tidak ada
keluhan nyeri dada
Abdomen : tidak ditemukan asites, ataupun adanya massa
Ekstremitas Atas & bawah : kulit kering, bersisik, kuku tangan dan
kaki bersih
Tangan kanan bertato : “Nabi
Mohammad”, tangan kiri : “Donya Kiamat”
Keluhan fisik yang dirasakan pasien adalah badan lemas
dan kadang pusing.
V. PSIKOSOSIAL
6.
Genogram
28
Keterangan
:
: Klien :
laki-laki
: Meninggal
: wanita
: Tinggal
Serumah
Komunikasi dalam keluarga tidak mengalami hambatan.
Klien tinggal satu rumah dengan ibu kandungnya, ayah sudah meninggal. Hambatan
dalam komunikasi keluarga hanya pada hubungan dengan kakak kandung no 1 (Mas
G), dimana klien merasa komunikasinya kurang harmonis karena klien selalu merasa
dimarah oleh sang kakak, sang kakak merasa cemburu jika Sdr. SW datang kerumahnya
dan menemui istrinya.
7.
Konsep diri
a.
Citra tubuh
Kien mengatakan bahwa keseluruhan bagian tubuhnya dari
kepala sampai dengan kaki disenangi. Tidak ada yang tidak disenangi.
b.
Ideal diri
Saat ini yang menjadi keinginan pasien bisa sembuh trus
di jemput pulang dan bisa bekerja, lalu bisa menikah dan punya anak. Pasien sebelum
masuk RSJ tidak mempunyai pekerjaan, di rumah hanya duduk-duduk saja..
c.
Peran
Tugas klien sebelum sakit, selama dirumah tidak banyak,
biasanya memberi makan ayam dan burung, menyapu dll jarang dilakukan. Klien
senang dengan peran yang diterima di rumahnya. Di masyarakat, klien tidak
pernah menjadi pengurus Karang taruna, tetapi aktif ikut dengan teman-teman
pemuda kalau ada acara olah raga : sepakbola.
d.
Identitas diri
Sebelum dirawat di RSJ, klien tidak bekerja, hanya
duduk-duduk saja, merasa terganggu dengan predikat pengangguran.Di rumah klien
senang bisa berkumpul bersama dengan teman-teman karang taruna Yang dikeluhkan
klien saat ini adalah merasa tidak enak sama tetangga, dicap sebagai laki-laki
pengangguran
e.
Harga diri
Pasien merasa kalau dirinya menjadi anak yang baik,
teman-teman main juga banyak. Tetapi karena belum bekerja dan cuma dirumah saja
sang kakak sering marah-marah sering marah pada klien. Disamping itu sang kakak
melarang klien kerumahnya apalagi disaat sang kakak tidak di rumah. Klien
mengatakan sang kakak merasa cemburu kalau klien ke rumah dan menemui istrinya.
Padahal klien Cuma ingin menonton TV saja, dan ketemu dengan keponakan. Klien
juga mengatakan dia masuk rumah sakit ini juga karena dianggap sakit oleh sang
kakak jadi dimasukkan ke RSJ
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri :
harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
Pasien mengatakan kalau dirinya senang dengan
kumpul-kumpul bersama karang taruna tetapi hanya sebatas bermain sepakbola, teman-teman
dan lingkungan masih mau menerima dia.
4. Spiritual
Agama pasien adalah Islam tetapi klien tidak menjalankan
sholat. Alasan karena Tuhan sudah datang dan membisikkan padanya bahwa dia
adalah Nabi Muhammad. Jadi tidak sholat Tuhan tidak bakalan marah.
Masalah :
§ Halusinasi dengar
§ Waham keagamaan
VI.
STATUS MENTAL
1.
Aktivitas motorik
Tidak menunjukan adanya gelisah ataupun lesu.
2.
Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara klien kooperatif, kontak mata
baik dengan perawat dan pasien lain. Tidak bermusuhan. Tetapi kadang cenderung
defensive dalam hal wahamnya karena klien selalu berusaha mempertahankan
pendapat dan kebenaran bahwa dirinya adalah Nabi Muhammad.
3.
Memori
Klien masih mampu mengingat memori baik jangka panjang
dan memori jangka pendeknya dengan baik.
4.
Tingkat Konsentrasi dan
Berhitung
Klien mampu
berkonsentrasi dengan baik ketika menjawab pertanyaan dari perawat dan
mampu melalakukan penghitungan angka-angka dengan baik.
5.
Kemampuan Penilaian
Klien tidak mengalami gangguan penilaian baik yang
ringan ataupun yang bermakna. Klien mampu mengambil keputusan yang sederhana
tanpa harus di bantu orang lain.
6.
Persepsi
Klien dahulu selama di rumah sering mendengar
suara-suara yang asalnya dari Tuhan yang mengatakan dialah sang wahyu sang Nabi
Muhammad itu. Klien juga mengatakan pernah Tuhan datang menemui dirinya. Orang
lain tidak akan mampu melihat Tuhan.
Masalah : halusinasi
dengar dan lihat
7.
Alam perasaan
Pasien tidak merasa sedih ataupun, putus asa. Klien
hanya merasa kenapa keluarganya belum datang ke Rumah Sakit untuk menjemputnya.
Padahal klien merasa tidak sakit.
8.
Proses Pikir
Dalam wawancara klien tidak mengalami gangguan dalam
pembicaraan, tidak berbelit-belit dan sampai pada tujuan.
9.
Isi pikir
Klien menganggap dirinya Nadi Muhamad. Klien mengatakan
sering dahulu mendengar suara dan bertemu dengan Tuhan dan Tuhan mengatakan
bahwa dia adalah Nabi Muhammad itu. Kuburan Nabi Muhammad di Mekkah itu bohong..
Masalah
keperawatan : Proses pikir, perubahan: waham keagamaan
10.
Tingkat kesadaran
Pasien terlihat biasa saja, tidak menunjukkan adanya
bingung dll. Klien masih mampu berorientasi terhadap waktu tempat, tanggal dl,
klien hanya menunggu tidak sabar kenapa saudaranya belum datang menjemputnya.
11.
Daya tilik diri
Pasien mengingkari penyakit yang diderita dan merasa tidak
sakit. Klien mengatakan kalau Tuhan datang dan membisikkan padanya bahwa dia
adalah Nabi Muhammad kenapa di bilang sakit oleh kakaknya dan keluarganya.
VII.
KEBUTUHAN PERSIAPAN
PULANG
1.
Kemampuan klien memenuhi
kebutuhan
Klien makan sehari 3 kali dengan menu yang disediakan di
RSJ. Mengganti pakaian kalau ada instruksi untuk mengganti.
2.
Kehidupan sehari-hari
Klien mampu melakukan BAB dan BAK sendiri. Klien juga
mampu membersihkan diri setelah BAB atau BAK, mampu mengganti pakaian sendiri
tetapi menunggu ada kata “ganti baju Pak T”, Klien bisa mandi sendiri sehari
2X, tetapi jarang gosok gigi. Klien mampu mengenakan pakaian sendiri, dalam
berpakaian sesuai dengan yang harus dipakai. Klien mampu merapikan diri dengan
menyisir rambut tetapi klien jarang mencuci rambut memakai sampo.
3.
Nutrisi
Klien makan sehari 3 kali dengan menu yang disediakan di
RSJ dan selalu dihabiskan. Klien suka dengan minuman susu. Berat badan stabil,
kadang naik kadang turun tetapi tidak terlalu berlebihan. BB sekarang 49 kg
4.
Istirahat dan tidur
Klien bisa tidur, dalam sehari tidur 5-6 jam, siang hari
klien bisa tidur walaupun tidak sering. Persiapan klien sebelum tidak ada
biasanya ngantuk langsung ke tempat tidur, melamun sebentar dan tidur kemudian.
Sedangkan aktivitas setelah bangun tidur adalah klien pergi ke kamar mandi
untuk mencuci muka.
5.
Penggunaan Obat
Klien selama di RSJ diberi obat sehari 2 x yaitu
bersamaan makan pagi dan makan malam. Reaksi obat yang dirasakan tidak ada
6.
Pemeliharaan Kesehatan
Dari keluarga tidak mendapatkan informasi. Klien
mengatakan biasanya kalau yang membawa kontrol adalah ibunya (merupakan sistem
pendukung klien yang paling dekat) Jika ada keluhan biasanya ibunya juga
membawa ke puskesmas terdekat.
7.
Kegiatan didalam rumah
Klien menyatakan nanti kalau sampai dirumah akan
membantu ibunya untuk bekerja seperti menyapu rumah, mencuci baju Klien juga berjanji akan selalu
membicarakan permasalahan dengan keluarga.
8.
Kegiatan diluar rumah
Hanya kegiatan bermain sepakbola dengan karang taruna
yang biasa diikuti klien /masyarakat.
VIII.
MEKANISME KOPING
Sebelum masuk RSJ kien jika marah maka dia akan
mengamuk dengan cara melempar barang-barang. Tetapi setelah di RSJ mengamuk itu
sudah tidak dirasakan lagi.
Masalah
: resti mencederai diri, orang ain dan lingkungan
IX.
MASALAH PSIKOSOSIAL
Pasien mempunyai merasa
tidak mempunyai masalah dengan keluarganya termasuk dengan lingkungan masyarakat
sekitar didaerahnya. Tetapi ketika dengan Kakaknya G, klien merasa dibohongi
dan sering dimarah-marah.
X.
PENGETAHUAN
Pasien mengatakan pernah
sekolah selesai SMU di UNTAG fakultas hokum tetapi hanya sampai semester 1
saja. Klien merasa bahwa selama sekolah tidak pernah juara dan tidak bodo-bodo
amat.
XI.
ASPEK MEDIK
Diagnosa medik: Skizofrenia Paranoid
Terapi medik : (dari tanggal 7 Mei 2005 s/d 21 Mei 2005)
Chlorpromazine 2 X 100 mg
Trihexylphenidil 2 X 2
mgHaloperidol 2 X 5 mg
7 Mei 2005 Injeksi Diasepam 1 ampul
Pemeriksaan lab :
tgl 9 Meil 2005
WbC
|
: 6.8 K/ ul
|
Glukosa Sewaktu
|
: 99 mg / 100 ml
|
Lym
|
: 21 %/L
|
Urea
|
: 32,1mg / 100 ml
|
RBC
|
: 5.62 m / ul
|
Creatinin
|
: 1.88 mg / 100 ml
|
LED 1 jam
|
: 4 mm / jam
|
Cholesterol
|
: 165 mg / 100 ml
|
LED 2 jam
|
: 8 mm / jam
|
Trigliserid
|
: 196 mg / 100 ml
|
Protein Total
|
: 6,70 mg/ 100 ml
|
SGOT
|
: 16 Unit / L
|
HB
|
17.4 gr/dl
|
SGPT
|
: 13 Unit / L
|
Hct
|
51,1 g%
|
Uric acid
|
3,.8520 mg
|
MCV
|
30,8 fl
|
MCHC
|
33,99/dl
|
MCH
|
29.2 pg
|
MCHC
|
33.2 g/dl
|
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
a.
Resiko menciderai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
b.
Gangguan konsep diri : harga
diri rendah
c.
Halusinasi : dengar dan visual
d.
Proses pikir, perubahan : waham
keagamaan
XIII.
POHON MASALAH
Halusinasi Resiko mencederai diri,
orang lain
dan lingkungan
Tidak efektifnya
penatalaksanaan
regiment terapeutik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Tidak efektifnya
koping keluarga
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
XIV.
ANALISA DATA
NO |
DATA
|
MASALAH
|
1
|
S :
§ Klien dibawa ke rumah sakit karena mengamuk, bicara kacau dengan
cara melempar barang-barang dan mengancam keluarganya
§ Merasa dibohongi oleh kakaknya dan seingnya marah
§ Dicurigai oleh kakaknya karena merasa cemburu
O : - |
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
|
2
|
S :
§ Klien mengatakan:
Tuhan sudah datang dan membisikkan
padanya bahwa dia adalah Nabi Muhammad SAW.
§ Klien mengatakan
bertemu dengan Tuhan dan dialah Sang Nabi Muhammad
§ Aku ini Nabi Muhammad
O :
§ Tangan kanannya bertato: “Nabi Muhammad”
§ Tangan kanan bertato: “Donya kiamat”
|
Gangguan proses pikir : waham keagamaan
|
3
|
S :
§ Selama dirumah
sering mendengar suara yang asalnya
dari Tuhan, yang mengatakan bahwa dialah sang wahyu sang Nabi Muhammad
§ Klien mengatakan Tuhan
datang dan menemui dirinya
§ Orang lain tidak
akan mampu melihat Tuhan
O :
§ Tangan kanannya bertato: “Nabi Muhammad”
§ Tangan kanan bertato: “Donya kiamat”
§ Selalu berusaha mempertahankan pendapatnya bahwa dialah Nabi
Muhammad
|
Halusinasi dengar dan lihat
|
4
|
S :
§ Klien mencoba mencari pekerjaan tetapi tidak dapat-dapat
§ Klien selalu merasa dimarah oleh kakanya karena kakaknya merasa
cemburu
§ Tidak bekerja, di rumah hanya duduk-duduk saja
§ Tidak enak sama tetangga dan dicap sebagai pengangguran
§ Dianggap sakit gila oleh kakaknya sehingga di bawa ke RSJ
O :
§ Klien kooperatif, kontak mata baik,
§ Waktu memberi penjelasan jelas
|
Harga diri rendah
|
5
|
S :
§ Klien pernah di rawat di RSJ Amino Gondoutomo sebanyak 3 kali
§ Selama proses penyembuhan, tidak ada yang mengontrol pengobatnnya
§ Klien minum obat sendiri karena dianggap keluarga sudah sembuh
O :
§ Klien kooperatif, kontak mata baik,
§ Waktu memberi penjelasan jelas
|
Tidak efektifnya penatalaksanaan regiment terapeutik
|
XV.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko mencederai diri, orang
lain dan lingkungan b.d waham keagamaan
2. Gangguan proses pikir : waham keagamaan
b.d harga diri rendah
3. Gangguan proses pikir : waham
keagamaan b.d tidak efektifnya penatalaksanaan regiment terapeutik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar