I. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri
: harga diri rendah
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A.
Pengertian
Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan kemampuan,
yang diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Scultz dan Videback,
1998).
B.
Proses Terjadinya Masalah
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan
yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk
sejak lahir namun dipelajari.
Rentang Respon Konsep
Diri
Respon adaptif Respon
maladaptif
Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi
Diri positif rendah identitas
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah
penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah
adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab
atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri
rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang
lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah
diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan
harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang
diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik
diri secara sosial.
C.
Tanda Dan Gejala
Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga
diri rendah (Stuart dan Sundeen, 1995)
1.
Mengejek dan mengkritik diri sendiri
2.
Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
3.
Rasa bersalah atau khawatir
4.
Manisfestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan
penyalahgunaan zat.
5.
Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
6.
Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
7.
Menarik diri dari realitas
8.
Merusak diri
9.
Merusak atau melukai orang lain
10.
Kebencian dan penolakan terhadap
diri sendiri
D.
Etiologi
Koping mekanisme individu tak efektif. Yaitu koping mekanisme seseorang
terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat.
E.
Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri
Rendah
1.
Faktor yang mempegaruhi
harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis,
kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis.
2.
Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari
sumber internal dan eksternal seperti :
a. Trauma
seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian yang
megancam.
b.
Ketegangan peran beruhubungan dengan peran
atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis
transisi peran :
1).
Transisi peran perkembangan adalah perubahan
normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya,
nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
2).
Transisi peran situasi terjadi dengan
bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3).
Transisi peran sehat sakit sebagai akibat
pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan
oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi
tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
3.
Gangguan harga diri atau
harga diri rendah dapat terjadi secara:
1.
Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba‑tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja
dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy
yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan
kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal
dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2.
Kronik, yaitu perasaan
negatif terhadap diri telah berlangsung lama
F.
Mekanisme Sebab – Akibat
§ Sebab : Koping mekanisme seseorang terhadap
stressor yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat menyebabkan individu
malu terhadap dirinya, merasa tidak berguna, tidak berharga dan pesimis.
§ Akibat : Gangguan Isolasi sosial : menarik diri
Mekanisme : Harga diri yang rendah menyebabkan klien
merasa malu sehingga klien lebih suka menyendiri dan menghindari orang lain,
klien mengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang
tidak realistik.
III. DAFTAR MASALAH
DATA
|
MASALAH
|
ETIOLOGI
|
DO :
-
Penggunaan mekanisme pertahanan tidak sesuai atau ketidak
mampuan memenuhi peran yang diharapkan.
-
Tidak mampu memecah- kan masalah
-
Perubahan dalam partisi-pasi sosial
-
Perilaku destruktif yang ditujukan
pada diri sendiri maupun orang lain.
-
Tinggi insiden kecelakaan
-
Sering sakit
-
Ketidak mampuan meme-nuhi kebutuhan
dasar
-
Penyalahguanaan obat terlarang
DS :
-
Pengungkapan klien tentang
ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan.
-
Klien melaporkan tentang kesulitan
dengan stress kehidupan.
-
Klien mengatakan merasa khawatir dan
cemas.
DO :
-
Klien tampak lebih suka sendiri
-
Bingung bila disuruh me-milih alternatif tindakan
-
Ingin mencederai diri/ mengahiri kehidupan
-
Produktifitas menurun
-
Cemas dan takut
DS :
-
Klien mengatakan : saya tidak bisa,
tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa, mengkritik diri sendiri.
-
Klien mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
-
Klien mengungkapkan rasa bersalah
terhadap sesuatu/ seseorang
DO :
-
Apatis
-
Ekspresi sedih
-
Afek tumpul
-
Menyendiri/ menghindari orang lain
-
Berdiam diri di kamar
-
Komunikasi kurang/ tidak ada (banyak
diam)
-
Kontak mata kurang (menunduk)
-
Menolak berhubungan dengan orang lain
-
Posisi tidur seperti janin (menekur)
-
Perawatan diri kurang
DS :
-
Sukar didapat jika klien menolak
komunikasi, ka-dang hanya menjawab dengan singkat “tidak”, “ya”
|
Mekanisme
koping individu tak efektif
Gangguan
konsep diri : harga diri rendah
Gangguan isolasi sosial
: menarik diri
|
Tidak
dapat mengatasi masalah dengan baik
Mekanisme
koping tidak adekuat
Harga
diri rendah
|
IV. POHON MASALAH
Isolasi sosial
: menarik diri
akibat
Gangguan konsep diri : harga diri rendah core problem
Tidak efektifnya koping individu
penyebab
(Keliat, 1998)
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Isolasi sosial : menerik diri
berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
berhubungan dengan tidak efektifnya koping individu
VI. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan : Isolasi
sosial : menarik diri b.d gangguan konsep diri : harga diri rendah
A. Tujuan Umum
Klien dapat mencegah terjadinya isolasi sosial : menarik diri, dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Khusus
1.
Klien dapat membina berhubungan saling
percaya
Kriteria
evaluasi :
-
Ekspresi wajah bersahabat
-
Menunjukkan rasa senang
-
Ada kontak mata
-
Mau berjabat tangan dan menyebut nama
-
Mau menjawab salam
-
Klien mau duduk berdampingan dengan
perawat
-
Mau mengutarakan masalah
yang dihadapi
Intervensi :
-
Bina hubungan salign percaya dengan
menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
a.
Sapa klien dengan ramah baik dengan
verbal maupun non verbal
b.
Perkenalkan diri dengan sopan
c.
Tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien
d.
Jelaskan tujuan pertemuan
e.
Jujur dan menepati janji
f.
Tunjukkan sikap menerima klien apa
adanya
g.
Beri perhatian kepada kllien dan
perhatika kebutuhan dasar klien
Rasionalisasi : hubungan saling percaya merupakan dasar untuk hubungan
interaksi selanjutnya.
2.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan
dan aspek positif yang dimiliki.
Kriteria
Evaluasi :
-
Daftar kemampuan yang dimiliki klien di
RS, rumah, sekolah dan tempat kerja.
-
Daftar positif keluarga klien
-
Daftar positif lingkungan klien
Intervensi :
2.1. Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, buat daftarnya.
2.2. Setiap
bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif
2.3. Utamakan
memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif klien.
Rasionalisasi
:
§
Diskusikan tingkat kemampuan klien
seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego diperlukan sebagai
dasar asuhan keperawatannya.
§
Reinforcemen positif akan meningkatkan
harga diri klien
§
Pujian yang realistik tidak menyebabkan
klien melakukan kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian.
3.
Klien dapat menilai kemampuan yang
digunakan
Kriteria
evaluasi :
-
Klien menilai kemampuan yang dapat
digunakan di rumah sakit
-
Klien menilai kemampuan yang dapat
digunakan dirumah
Intervensi
Keperawatan :
3.1. Diskusikan
dengan klien kemampuan yang masih digunakan selama sakit
3.2. Diskusikan
kemampuan yang dapt dilanjutkan pengguanaan di rumah sakit
3.3. Berikan pujian
Rasionalisasi
:
-
Diskusikan pada klien tentang kemampuan
yang dimiliki adalah prasarat untuk berubah
-
Pengertia tentang kemampuan yang
dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan penggunaannya.
4.
Klien dapat menetapkan dan merencanakan
kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Kriteria
Evaluasi :
-
Klien memiliki kemampuan yang akan
dilatih
-
Klien mencoba
-
Susun jadwal harian
Intervensi
Keperawatan :
4.1. Minta klien untuk memilih
satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit.
4.2. Bantu
klien melakukannya jika perlu beri contoh.
4.3. Beri
pujian atas keberhasilan klien.
4.4. Diskusikan
jadwal kegiatan haria atas kegiatan yang telah dilatih.
Catatan : ulangi
untuk kemampuan lain sampai semuanya selesai
4.5. Rencanakan
bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan, buat
jadwal.
-
Kegiatan mandiri
-
Kegiatan dengan bantuan sebagian
-
Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
4.6. Tingkatkan
kegiatan yang disukai sesuai dengan kondisi klien
4.7. Beri
contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
Rasionalisasi
:
§ Klien adalah individu yang
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
§
Klien perlu bertindak secara realistis
dalam kehidupannya.
§
Contoh peran yang dilihat klien akan
memotovasi klien untuk melaksanakan kegiatan.
5.
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai
kondisi sakit dan kemampuanya.
Kriteria
Evaluasi :
-
Klien melakukan kegiatan yang telah
dilatih (mandiri, dengan bantuan atau tergantung)
-
Klien mampu melakukan beberapa kegiatan
mandiri
Intervensi
Keperawatan :
5.1. Beri kesempatan pada untuk
mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
5.2. Beri pujian atas
keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah
Rasionalisasi
:
§
Reinforcement positif dapat meningkatkan
harga diri kllien
§
Memberikan kesempatan kepada klien untuk
tetap melakukan kegiatan yang biasa dilakukan
6.
Kllien dapt memanfaatkan sistem
pendukung yang ada
Kriteria
Evaluasi :
-
Keluarga dapat memberi dukungan dan
pujian
-
Keluarga memahami jadwal kegiatan harian
klien
Intervensi
Keperawatan :
6.1. Beri
pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien denga harga diri
rendah.
6.2. Bantu
keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
6.3. Bantu
keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
6.4. Jelaskan
cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah
6.5. Anjurkan
memberi pujian pada klien setiap berhasil
Rasionalisasi
:
§
Mendorong keluarga akan sangat
berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan klien
§
Meningkatkan peran serta keluarga dalam
merawat klien di rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar