A. Pengertian
Pneumonia merupakan infeksi akut dari ruang alveoli paru. Dapat
melibatkan seluruh lobus (pneumonia lobaris)atau lebih berbercak (lobuler).
Jika terbatas pada alveoli yang berdampingan dengan bronchi disebut
bronkopneumonia. (Sacharin, R.M, 1996).
Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang
mengenai parenkim paru. Menurut anatomis pneumonia anak dibedakan menjadi
pneumonia lobaris, pneumonia interstisialis, dan bronkopneumonia. (Kapita
Selekta Kedokteran, 2000)
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenkim paru yang
terjadi pada anak. (Suriadi, 2001)
Bronkopneumonia adalah peradangan parenkim paru berupa bercak-bercak
tersebar mengelilingi dan mengenai bronkus bilateral. (Standar Pelayanan Medis
Kesehatan Anak RSUD Wates, 2001)
Menurut WHO
pneumonia dibedakan menjadi :
1 Pneumonia
sangat berat : bila ada sianosis sentral dan tidak sanggup minum, harus dirawat di RS
2 Pneumonia
berat : bila ada retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, harus
dirawat di RS dan diberi antibiotic
3 Pneumonia
: bila tidak ada retraksi , tetapi napas cepat :
Ø
>60 x/menit pada bayi < 2 bulan
Ø
>50 x/menit pada anak 2 bulan – 1 tahun
Ø
>40 x/menit pada anak 1 – 5 tahun
tidak perlu dirawat, cukup diberi antibiotik
oral
4 Bukan
pneumonia : hanya batuk tanpa tanda dan gejala seperti di atas, tidak perlu dirawat, tidak perlu
antibiotik.
B.
Etiologi
1.
Bakteri : Pneumokakus (penyebab utama pneumonia),
Streptokokus, Stafilokokus, Haemophilus influenza, Pseudomonas, Mycoplasma
pneumonia
2.
Virus atau kemungkinan virus : Adenovirus, Virus
influenza, Sitomegalovirus
3.
Jamur : Kandida, Histoplasma, Aspergilus
4.
Bahan kimia : Aspirasi ( cairan amnion, makanan, cairan
lambung, susu), bahan kimia ( minyak tanah, bensin )
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
C.
Patofisiologi
Bakteri penyebab terisap ke paru-paru melalui saluran napas menyebabkan
reaksi jaringan berupa edema, yang mempermudah proliferasi dan penyebaran
kuman. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya sebukan
sel PMN (Polimorfonuklear), fibrin, eritrosit, cairan edema dan kuman ke
alveoli. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
Mikroorganisme masuk melalui hidung atau mulut kemudian
ke trakea dan bronkus menyebabkan sekret meningkat dan terjadi sarang infiltrat
tersebar. Pada anak, bronkopneumonia lebih sering terjadi daripada pneumonia
lobaris. (Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak RSUD Wates, 2001).
Banyak kasus pneumonia di dahului suatu infeksi pernapasan bagian atas.
Pada bayi dan anak kemungkinan terdapat konvulsi. Suhu tubuh meningkat dengan
cepat dengan pernapasan dangkal, cepat dan nadi meningkat. Batuk biasanya
kering dan sangat mengganggu. Kemungkinan terdapat juga ganggua
gastrointestinal. Seringkali ditemukan sianosis dan berhubungan erat dengan
keterlibatan paru-paru. (Sacharin, R.M, 1996).
D.
Manifestasi Klinik
1.
Manifestasi nonspesifik infeksi dan
toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah, malaise, anoreksia,
keluhan gastrointestinal.
2.
Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk,
takipneu, ekspektorasi sputum, cuping hidung, sesak napas, merintih, dan
sianosis. Anak yang lebih besar lebih suka berbaring pada sisi yang sakit
dengan lutut tertekuk karena nyeri dada.
3.
Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi
napas)., perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronkhi.
4.
Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak dada
tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas
melemah, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura, kaku kuduk/meningismus
(iritasi meningen tanpa inflamasi), nyeri abdomen (kadang terjadi bila iritasi
mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan bawah).
5.
Tanda infeksi ekstrapulmonal
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
E.
Komplikasi
1. Meningitis
|
7. Sepsis
|
2. Encepalitis
|
8. Atelektasis
|
3. Perikarditis
|
9. Syok
|
4. Otitis Media
|
10. Gagal nafas
|
5. Abses kulit
|
11. Pneumotorak
|
6. Sinusitis
|
|
(Standar
Pelayanan Medis Kesehatan Anak RSUD Wates, 2001).
(Kapita
Selekta Kedokteran, 2000)
F.
Penatalaksanaan
1.
Keperawatan
a.
Membersihkan jalan nafas
b.
Memberikan oksigen
c.
Fisioterapi dada
d.
Posturnal drainase
e.
Resusitasi paru
f.
Memenuhi kebutuhan nutrisi (diet TKTP) dan cairan
2.
Medis
a.
Antibiotik (selama 5-10 hari) :
-
Ampisilin 100 mg/kg BB/hari, 3-4 kali sehari
-
Penisilin Prokain 50-100.000 unit/hari
-
Kombinasi Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dengan
Kloramfenicol 50-100 mg/Kg BB/hari , 3-4 kali sehari (untuk anak umur > 2
bulan)
-
Kombinasi Ampisilin 100 mg/Kg BB/hari dengan Gentamisin
5 mg/kg BB/hari, 2 kali sehari (untuk anak < 2 bulan)
b.
Infus .
c.
Fisioterapi dada
d.
Oksigenasi
e.
Terapi inhalasi
(Standar
Pelayanan Medis Kesehatan Anak RSUD Wates, 2001).
G.
Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
a.
Identitas
b.
Riwayat Kesehatan :
1)
Keluhan utama : batuk, pilek, demam, sesak napas,
gelisah
2)
Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang
diderita pasien saat masuk rumah sakit)
3)
Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama
atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien) : sesak napas, batuk lama,
TBC, alergi
4)
Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama
atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik
bersifat genetik atau tidak) : sesak napas, batuk lama, TBC, alergi
5)
Riwayat imunisasi : BCG
6)
Riwayat tumbuh kembang
c.
Pemeriksaan persistem :
1)
Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status gizi (BB,
TB)
2)
Sistem persepsi sensori :
a)
Sistem persyarafan : kesadaran, iritabel, kaku kuduk, kejang.
b)
Sistem pernafasan : kusmaul, sianosis, pernapasan, cuping
hidung, takipneu, ronkhi, produksi secret meningkat
c)
Sistem kardiovaskuler : takikardi, nyeri dada, nadi
lemah dan cepat, kapilary refill lambat, akral hangat/dingin, sianosis perifer
d)
Sistem gastrointestinal : kadang diare
e)
Sistem integumen : sianosis, bibir kering
f)
Sistem perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria/anuria
g)
Sistem muskuloskeletal : tonus otot menurun, lemah
secara umum
d.
Pola Fungsi Kesehatan
1)
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : kebiasaan
bab di wc/sungai/kebun, personal hygiene ?, sanitasi ? Keluarga perokok ?
2)
Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah,
maknan teakhir yang dimakan, alergi, baru saja ganti susu, salah makan, makan
berlebihan efek samping obat.
3)
Pola eleminasi : bak terakhir, oliguria/anuri
4)
Pola aktifitas dan latihan
5)
Pola tidur dan istirahat : susah tidur
6)
Pola kognitif dan perceptual
7)
Pola toleransi dan koping stress
8)
Pola nilai dan keyakinan
9)
Pola hubungan dan peran
10) Pola
seksual dan reproduksi
11) Pola
persepsi diri dan konsep diri
H.
Diagnosa Keperawatan
1.
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produk mucus
berlebihan dan kental, batuk tidak efektif
2.
Perubahan pola nafas b.d perubahan membrane alveolar
3.
Resiko perubahan nutrisi kurang b.d intake inadekuat
4.
Resiko kebutuhan cairan kurang b.d intake inadekuat,
hipertermi
5.
Hipertermi b.d peningkatan metabolisme, proses
inflamasi
6.
Resiko aspirasi b.d akumulasi secret di
trakheobronkheal, sesak nafas
7.
Defisit self care b.d kelemahan, kelelahan
8.
Cemas orang tua b.d perkembangan penyakit anaknya
9.
Takut b.d hospitalisasi, tindakan invasive, terapi
inhalasi
10. Kurang
pengetahuan tentang pneumonia b.d kurang informasi, keter-batasan kognisi,
tidak kooperatif dengan sumber informasi
Rencana Perawatan
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Rencana
Keperawatan
|
1.
|
Bersihan
jalan napas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas / peningkatan sekresi
trakheobronkheal.
Batasan
karakteristik :
-
Dispneu
-
Orthopneu
-
Sianosis
-
Ronkhi / krepitasi
-
Kesulitan
berbicara
-
Batuk tidak
efektif atau tidak ada
-
Mata melebar
-
Produksi sputum
me-ningkat
-
Gelisah
-
Perubahan
frekuensi dan irama napas
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24
jam jalan napas klien efektif, dengan kriteria :
Status Respirasi : Patensi Jalan Nafas (0410) :
-
Suara napas
bersih
-
Tidak ada
sianosis
-
Tidak sesak
napas / dispneu
-
Irama napas dan
frekuensi napas dalam rentang normal
-
Klien tidak
merasa ter-cekik
-
Tidak ada
sianosis
-
Tidak gelisah
-
Sputum berkurang
Status
Respirasi : Ventilasi (0403)
-
Mendemonstrasikan
ba-tuk efektif
-
Suara nafas
yang bersih
-
Tidak ada
sianosis
-
Tidak ada dispneu
(mam-pu bernafas dengan mudah)
-
Tidak ada
pursed lips
|
Airway
Suctioning (3160)
1
Pastikan
kebutuhan suctioning
2
Auskultasi
suara napas sebelum dan sesudah suctioning
3
Informasikan
pada klien dan keluarga tentang suctioning
4
Meminta klien
napas dalam sebelum suctioning
5
Berikan oksigen
dengan kanul nasal untuk memfasilitasi suctioning na-sotrakheal
6
Gunakan alat
yang steril setiap melakukan tindakan
7
Anjurkan klien
napas dalam dan istirahat setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakheal
8
Monitor status
oksigen pasien
9
Hentikan
suction apabila klien me-nunjukkan bradikardi
Airway
manajemen ( 3140)
1. Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
2. Posisikan klien untuk memaksi-malkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya pema-sangan jalan napas
buatan
4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada bila perlu
6. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
7. Auskultasi suara napas , catat adanya suara nafas
tambahan
8. Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu
9. Monitor respirasi dan status oksigen
Cough
Enhancement (3250)
1
Monitor fungsi
paru-paru, kapasitas vital, dan inspirasi maksimal
2
Dorong pasien
melakukan nafas dalam, ditahan 2 detik lalu batuk 2-3 kali
3
Anjurkan klien
nafas dalam beberapa kali, dikeluarkan dengan pe-lan-pelan dan batukkan di
akhir ekspirasi
Terapi
Oksigen (3320)
1. Bersihkan secret di mulut, hidung dan trakhea / tenggorokan
2. Pertahankan patensi jalan nafas
3. Jelaskan pada klien / keluarga ten-tang pentingnya
pemberian oksigen
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
5. Pilih peralatan sesuai kebutuhan : kanul nasal 1-3 l/mnt, head box 5-10
l/mnt, dll
6. Monitor aliran oksigen
7. Monitor selang oksigen
8. Cek secara periodik selang oksigen, air humidifier, aliran oksigen
9. Observasi tanda kekurangan oksigen : gelisah, sianosis dll
10. Monitor tanda keracunan oksigen
11. Pertahankan oksigen selama dalam transportasi
12. Anjurkan klien / keluarga untuk me-ngamati
persediaan oksigen, air humidifier, jika habis laporkan petugas
Mengatur
posisi (0840)
1. Atur posisi pasien semi fowler, ekstensi kepala
2. Miringkan kepala bila muntah
Fisioterapi
dada (3230)
1
Tentukan adanya
kontraindikasi fisioterapi dada
2
Tentukan segmen
paru-paru yang memerlukan fisioterapi dada
3
Posisikan klien
dengan segmen paru yang memerlukan drainase dile-takkan lebih tinggi
4
Gunakan bantal
kepala untuk membantu mengatur posisi
5
Kombinasikan
teknik perkusi dan posturnal drainase
6
Kombinasikan
teknik fibrasi dan posturnal drainase
7
Kelola terapi
inhalasi
8
Kelola
pemberian bronchodilator, mukolitik
9
Monitor dan
tipe sputum
10 Dorong batuk sebelum dan sesudah posturnal drainase
|
2.
|
Resiko
aspirasi b.d aku-mulasi sekret, sesak
nafas
Faktor
Resiko :
-
Penurunan
reflek ba-tuk dan gag reflek
-
Ngt
-
Penurunan
kesadaran
-
Gangguan
menelan
-
Produksi secret
me-ningkat
-
Dispneu
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam klien tidak mengalami
aspirasi, dengan kriteria :
Respiratory status : ventilation (0403)
-
Respirasi dalam
rentang normal
-
Ritme dalam
batas normal
-
Ekspansi dada
simetris
-
Tidak ada
sputum
-
Tidak ada
penggunaan otot-otot tambahan
-
Tidak ada
retraksi dada
-
Tidak ditemukan
dispneu
-
Dispneu saat
aktivitas ti-dak ditemukan
-
Napas
pendek-pendek ti-dak ditemukan
-
Tidak ditemukan
taktil fremitus
-
Tidak ditemukan
suara napas tambahan
Respiratory
status : gas ekchange (0402)
-
Status mental
dalam batas normal
-
Bernapas dengan
mudah
-
Gelisah tidak
ditemukan
-
Tida ada
sianosis
-
Tidak ada somnolent
|
Airway
Suctioning (3160)
1
Pastikan
kebutuhan suctioning
2
Auskultasi
suara napas sebelum dan sesudah suctioning
3
Informasikan
pada klien dan keluarga tentang suctioning
4
Meminta klien
napas dalam sebelum suctioning
5
Berikan oksigen
dengan kanul nasal untuk memfasilitasi suctioning na-sotrakheal
6
Gunakan alat
yang steril setiap melakukan tindakan
7
Anjurkan klien
napas dalam dan istirahat setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakheal
8
Monitor status
oksigen pasien
9
Hentikan
suction apabila klien me-nunjukkan bradikardi
Airway
manajemen ( 3140)
1
Buka jalan
napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2
Posisikan klien
untuk memaksi-malkan ventilasi
3
Identifikasi
pasien perlunya pema-sangan jalan napas buatan
4
Pasang mayo
bila perlu
5
Lakukan
fisioterapi dada bila perlu
6
Keluarkan
secret dengan batuk atau suction
7
Auskultasi
suara napas , catat adanya suara nafas tambahan
8
Kolaborasi
pemberian bronkodilator bila perlu
9
Monitor
respirasi dan status oksigen
Aspiration
Precaution (3200)
1. Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk, gag reflek
dan kemampuan menelan.
2. Monitor status paru-paru
3. Pertahankan airway
4. Alat suction siap pakai, tempatkan disamping bed,
dan suction sebelum makan
5. Beri makanan dalam jumlah kecil
6. Pasang NGT bila perlu
7. Cek posisi NGT sebelum membe-rikan makan
8. Cek residu sebelum memberikan makan
9. Hindari pemberian makanan jika residu banyak
10. Libatkan keluarga selama pemberian makan
11. Potong makanan menjadi kecil-kecil
12. Mintakan obat dalam bentuk sirup
13. Puyer pil sebelum diberikan
14. Jaga posisi kepala klien elevasi 30-40˚ selama dan
setelah pemberian makan
15. Anjurkan /
atur posisi klien semi fowler atau fowler ketika makan
16. K/p per sonde atau drip feeding
17. Cek apakah makanan mudah di telan
Mengatur
posisi (0840)
1. Atur posisi pasien semi fowler, ekstensi kepala
2. Miringkan kepala bila muntah
Respirasi
Monitoring (3350)
1. Monitor rata-rata, ritme, kedalaman, dan usaha napas
2. Catat gerakan dada apakah simetris, ada penggunaan
otot tambahan, dan retraksi
3. Monitor crowing, suara ngorok
4. Monitor pola napas : bradipneu, takipneu, kusmaull,
apnoe
5. Dengarkan suara napas : catat area yang ventilasinya
menurun / tidak ada dan catat adanya suara tambahan
6. K/p suction dengan mendengarkan suara ronkhi atau krakles
7. Monitor peningkatan gelisah, cemas, air hunger
8. Monitor kemampuan klien untuk batuk efektif
9. Catat karakteristik dan durasi batuk
10. Monitor secret di saluran napas
11. Monitor adanya krepitasi
12. Monitor hasil roentgen thorak
13. Bebaskan jalan napas dengan chin lift atau jaw
thrust bila perlu
14. Resusitasi bila perlu
15. Berikan terapi pengobatan sesuai advis (oral,
injeksi, atau terapi in-halasi)
|
3.
|
Pola
nafas tidak efektif b.d perubahan membrane alveoler
Batasan karakteristik :
-
Penurunan
tekanan in-spirasi / ekspirasi
-
Penurunan
ventilasi per menit
-
Penggunaan otot
na-fas tambahan
-
Pernafasan
nasal fla-ring
-
Dispneu
-
Ortopneu
-
Penyimpangan
dada
-
Nafas pendek
-
Posisi tubuh
menun-jukkan posisi 3 poin
-
Nafas
pursed-lip (de-ngan bibir)
-
Ekspirasi
memanjang
-
Peningkatan
diameter anterior-posterior
-
Frekuensi nafas
Ø Bayi : < 25 atau > 60
Ø 1-4 th : <
20 atau > 30
Ø 5-14 th : < 14 atau > 25
Ø > 14 th : < 11 atau > 24
-
Kedalaman nafas
Ø Volume tidal de-wasa saat istira-hat 500 ml
Ø Volume tidal ba-yi 6-8 ml/kg BB
-
Penurunan
kapasitas vital
-
Timing rasio
|
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama
… X 24 jam pola nafas klien efektif,
dengan kriteria :
Respiratory status : Airway patency (0410) :
-
Suara napas
bersih
-
Tidak ada
sianosis
-
Tidak sesak
napas
-
Irama napas dan
frekuensi napas dalam rentang normal
-
Klien tidak
merasa ter-cekik
-
Tidak ada
sianosis
-
Tidak gelisah
-
Sputum
berkurang
Respiratory status : ventilation (0403)
-
Respirasi dalam
rentang normal
-
Ritme dalam
batas normal
-
Ekspansi dada
simetris
-
Tidak ada
sputum di jalan napas
-
Tidak ada
penggunaan otot-otot nafas tambahan
-
Tidak ada
retraksi dada
-
Tidak ditemukan
dispneu
-
Dispneu saat
aktivitas ti-dak ditemukan
-
Napas
pendek-pendek ti-dak ditemukan
-
Tidak ditemukan
taktil fremitus
-
Tidak ditemukan
suara napas tambahan
|
Airway
manajemen ( 3140)
1
Buka jalan
napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2
Posisikan klien
untuk memaksi-malkan ventilasi
3
Identifikasi
perlunya pemasangan jalan napas buatan
4
Pasang mayo
bila perlu
5
Lakukan
fisioterapi dada bila perlu
6
Keluarkan sekret
dengan batuk atau suction
7
Auskultasi
suara napas , catat adanya suara tambahan
8
Kolaborasi
pemberian bronkodilator bila perlu
9
Monitor
respirasi dan status oksigen
Respirasi
Monitoring (3350)
1
Monitor
rata-rata, ritme, kedalaman, dan usaha napas
2
Catat gerakan
dada apakah simetris, ada penggunaan otot tambahan, dan retraksi
3
Monitor
crowing, suara ngorok
4
Monitor pola
napas : bradipneu, takipneu, kusmaul, apnoe
5
Dengarkan suara
napas : catat area yang ventilasinya menurun / tidak ada dan catat adanya
suara tambahan
6
K/p suction
dengan mendengarkan suara ronkhi atau krakles
7
Monitor
peningkatan gelisah, cemas, air hunger
8
Monitor
kemampuan klien untuk batuk efektif
9
Catat
karakteristik dan durasi batuk
10 Monitor sekret di saluran napas
11 Monitor adanya krepitasi
12 Monitor hasil roentgen thorak
13 Bebaskan jalan napas dengan chin lift atau jaw
thrust bila perlu
14 Resusitasi bila perlu
15 Berikan terapi pengobatan sesuai advis (oral,
injeksi, atau terapi in-halasi)
Cough
Enhancement (3250)
1
Monitor fungsi
paru-paru, kapasitas vital, dan inspirasi maksimal
2
Dorong pasien
melakukan nafas dalam, ditahan 2 detik lalu batuk 2-3 kali
3
Anjurkan klien
nafas dalam beberapa kali, dikeluarkan dengan pelan-pelan dan batukkan di
akhir ekspirasi
Terapi
Oksigen (3320)
13. Bersihkan secret di mulut, hidung dan trachea / tenggorokan
14. Pertahankan patensi jalan nafas
15. Jelaskan pada klien / keluarga ten-tang pentingnya
pemberian oksigen
16. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
17. Pilih peralatan sesuai kebutuhan : kanul nasal 1-3 l/mnt, head box 5-10
l/mnt, dll
18. Monitor aliran oksigen
19. Monitor selang oksigen
20. Cek secara periodik selang oksigen, air humidifier,
aliran oksigen
21. Observasi tanda kekurangan oksigen : geli-sah,
sianosis dll
22. Monitor tanda keracunan oksigen
23. Pertahankan oksigen selama dalam transportasi
24. Anjurkan klien / keluarga untuk me-ngamati
persediaan oksigen, air humidifier, jika habis laporkan petugas
|
4.
|
Intoleransi
aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan
Batasan
Karakteristik :
-
Laporan kerja :
kele-lahan dan kelemahan
-
Respon terhadap
akti-vitas menunjukkan na-di dan tekanan darah abnormal
-
Perubahan EKG
me-nunjukkan aritmia / disritmia
-
Dispneu dan
ketidak-nyamanan yang sangat
-
Gelisah
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama … x 24
jam, klien mampu mencapai : activity
toleransi , dengan kriteria :
Activity tolerance (0005)
-
Saturasi oksigen dalam batas normal ketika beraktivitas
-
HR dalam batas normal ketika beraktivitas
-
Respirasi dalam batas normal saat beraktivitas
-
Tekanan darah sistolik dalam batas normal saat
beraktivitas
-
Tekanan darah diastolik dalam batas normal saat
beraktivitas
-
EKG dalam batas normal
-
Warna kulit
-
Usaha
bernafas saat beraktivitas
-
Berjalan di
ruangan
-
Berjalan jauh
-
Naik tangga
-
Kekuatan ADL
-
Kemampuan berbicara saat latihan
|
Terapi Aktivitas (4310)
1
Catat frekuensi jantung
irama, perubahan tekanan darah sebelum, selama, setelah beraktivitas
sesuai indikasi
2
Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan
aktivitas senggang yang tidak berat
3
Batasi
pengunjung
4
Monitor /
pantau respon emosi, fisik, sosial dan spiritual
5
Jelaskan pola peningkatan aktivitas secara bertahap
6
Bantu klien mengenal aktivitas dengan penuh arti
7
Bantu klien mengenal pilihan untuk baktivitas
8
Bantu klien
mengenal dan mem-peroleh akal, sumber yang di-butuhkan untuk keinginan ber-aktivitas
9
Tentukan klien komitmen untuk meningkatkan frekuensi
dan atau jarak untuk aktivitas
10
Kolaborasi yang berhubungan de-ngan fisik, terapi
rekreasi, penga-wasan program aktivitas yang tepat
11
Bantu klien
membuat rencana yang khusus untuk pengalihan aktivitas rutin tiap hari
12
Bantu klien / keluarga mengenal kekurangan mutu
aktivitas
13
Latih klien / keluarga mengenai pe-ran fisik, sosial,
spiritual , pe-ngertian aktivitas didalam peme-liharaan kesehatan
14
Bantu klien / keluarga menyesuaikan lingkungan dengan
keinginan akti-vitas
15
Berikan aktivitas yang meningkatkan perhatian dalam
jangka waktu tertentu
16
Fasilitasi penggantian aktivitas ketika klien sudah
melewati batas waktu, energi dan pergerakan
17
Berikan lingkungan yang tidak berbahaya untuk berjalan sesuai indikasi
18 Berikan bantuan yang positif untuk partisipasi
didalam aktivitas
19 Bantu klien menghasilkan motivasi sendiri
20
Monitor emosi, fisik, sosial, dan spiritual dalam
aktivitas
Manajemen Energi
(0180)
1. Observasi adanya pembatasan klien
dalam melakukan aktivitas
2. Dorong mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
3. Kaji adanya factor yang
menye-babkan adanya kelelahan
4. Monitor nutrisi dan sumber energi
yang adekuat
5. Monitor klien adanya kelelahan
fisik dan emosi secara berlebihan
6. Monitor respon kardiovaskuler
terhadap aktivitas
7. Monitor pola tidur dan lamanya
tidur / istirahat klien
Manajemen Disritmia
(4090)
1. Mengetahui dengan pasti klien dan keluarga yang mempunyai
riwayat jantung.
2.
Monitor dan periksa kekurangan oksigen, keseimbangan
asam basa, elektrolit.
3.
Rekam EKG
4.
Anjurkan istirahat setiap terjadi serangan.
5.
Catat frekuensi dan lamanya kejadian serangan .
6. Monitor hemodinamik.
|
5.
|
Defisit
self care b.d ke-lemahan, kelelahan,
sesak nafas
Batasan
karakteristik :
-
Klien tidak
mampu mengambil makanan
-
Klien tidak
mampu ke toilet
-
Klien tidak
mampu ke kamar mandi
-
Klien tiodak
mampu me-makai baju sendiri
|
Kebutuhan ADL klien terpenuhi selama perawatan
Indikator:
-
Klien tampak
bersih dan rapi
-
Mengerti secara sederhana cara mandi, makan, toileting, dan berpakaian
serta mau mencoba secara aman tanpa cemas
-
Klien mau berpartisipasi dengan senang hati tanpa
keluhan dalam memenuhi ADL
-
Kebutuhan makan minum, mandi, toileting, dll terpenuhi
|
NIC: Membantu perawatan diri klien Mandi dan toiletting
Aktifitas:
1.
Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang mudah dikenali
dan mudah dijangkau klien
2.
Libatkan
klien dan dampingi
3.
Berikan bantuan selama klien masih mampu mengerjakan
sendiri
4.
Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan mandi dan
toileting
NIC: ADL Berpakaian
Aktifitas:
1.
Informasikan
pd klien dalam memilih pakaian selama perawatan
2.
Sediakan
pakaian di tempat yang mudah dijangkau
3.
Bantu
berpakaian yang sesuai
4.
Jaga privcy klien
5.
Berikan pakaian pribadi yg digemari dan sesuai
6.
Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan berpakaian
NIC:
ADL Makan
1.
Anjurkan duduk dan berdo’a bersama teman
2.
Dampingi
saat makan
3.
Bantu jika klien belum mampu dan beri contoh
4.
Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan makan dan
minum
5.
Beri rasa nyaman saat makan
|
6.
|
Takut
b.d hospitalisasi, tindakan invasife, terapi inhalasi, pengalaman /
lingkungan yang kurang bersahabat. (00148)
Batasan
karakteristik :
-
Panik
-
Teror
-
Perilaku
menghindar atau menyerang
-
Impulsif
-
Nadi, respirasi,
TD sistolik meningkat
-
Anoreksia
-
Mual, muntah
-
Pucat
-
Stimulus
sebagai an-caman
-
Lelah
-
Otot tegang
-
Keringat
meningkat
-
Gempar
-
Ketegangan
mening-kat
-
Menyatakan
takut
-
Menangis
-
Protes
-
Melarikan diri
|
Setelah
dilakukan tindak-an keperawatan selama … X 24 jam rasa takut klien berkurang
atau hilang dengan kriteria :.
Fear
control (1404) :
-
Klien tidak
menyerang atau menghindari sumber yang menakutkan
-
Klien
menggunakan tek-nik relaksasi untuk
me-ngurangi takut
-
Klien mampu
mengontrol respon takut
-
Klien tidak
melarikan diri.
-
Durasi takut
menurun
-
Klien
kooperatif saat dilakukan perawatan dan pengobatan (terapi inha-lasi)
Anxiety
control (1402)
-
Tidur pasien
adekuat
-
Tidak ada
manifestasi fisik
-
Tidak ada
manifestasi perilaku
-
Klien mau berinteraksi
sosial
|
Coping
enhancement (5230)
1. Kaji respon takut pasien : data objektif dan
subyektif
2. Jelaskan pasien / keluarga tentang proses penyakit
3. Terangkan klien /
keluarga tentang semua pemeriksaan dan peng-obatan
4. Sampaikan sikap empati (diam, mem-berikan sentuhan,
mengijinkan mena-ngis, berbicara dll)
5. Dorong orang tua untuk selalu menemani anak
6. Berikan pilihan yang realistik ten-tang aspek perawatan
7. Dorong klien untuk melakukan aktifitas sosial dan
komunitas
8. Dorong penggunaan sumber spiritual
Anxiety
Reduction (5820)
1. Jelaskan semua prosedur termasuk perasaan yang
mungkin dialami selama menjalani prosedur
2. Berikan objek yang dapat mem-berikan rasa aman
3. Berbicara dengan pelan dan tenang
4. Membina hubungan saling percaya
5. Jaga peralatan pengobatan di luar penglihatan klien
6. Dengarkan klien dengan penuh perhatian
7. Ciptakan suasana saling percaya
8. Dorong klien mengungkapkan pe-rasaan, persepsi dan
takut secara verbal
9. Berikan aktivitas / peralatan yang menghibur untuk
mengurangi ke-tegangan
10. Anjurkan klien menggunakan teknik relaksasi
11. Anjurkan orang tua untuk memba-wakan mainan kesukaan
klien dari rumah
12. Libatkan orang tua dalam perawatan dan pengobatan
13. Berikan lingkungan yang tenang
14. Batasi pengunjung
|
7.
|
Cemas
orang tua b.d perkembangan penyakit
anaknya (sesak nafas, gelisah)
Batasan
karakteristik :
-
Orang tua
sering bertanya
-
Orang tua
meng-ungkapkan perasaan cemas
-
Khawatir
-
Kewaspadaan
me-ningkat
-
Mudah
tersinggung
-
Gelisah
-
Wajah tegang,
me-merah
-
Kecenderungan
me-nyalahkan orang lain
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … X
pertemuan kecemasan orang tua hilang atau berkurang, dengan kriteria :
Anxiety
control (1402)
-
Tidur adekuat
-
Tidak ada
manifestasi fisik
-
Tidak ada
manifestasi perilaku
-
Mencari
informasi untuk mengurangi cemas
-
Menggunakan
teknik relaksasi untuk me-ngurangi cemas
-
Berinteraksi
social
Aggression
Control (1401)
-
Menghindari
kata yang meledak-ledak
-
Menghindari
perilaku yang merusak
-
Mampu
mengontrol verbal
Coping
(1302)
-
Mampu
mengidentifikasi pola koping yang efektif dan tidak efektif
-
Mampu
mengontrol verbal
-
Melaporkan
stress / ce-masnya berkurang
-
Mengungkapkan
menerima keadaan
-
Mencari
informasi ber-kaitan dengan penyakit dan pengobatan
-
Memanfaatkan dukungan
sosial
-
Melaporkan
penurunan stres fisik
-
Melaporkan
peningkatan kenyamanan psikisnya
-
Mengungkapkan
membu-tuhkan bantuan
-
Melaporkan
perasaan ne-gatifnya berkurang
-
Menggunakan
strategi ko-ping efektif
|
Coping
enhancement (5230)
1. Kaji respon cemas orang tua
2. Jelaskan orang tua tentang proses penyakit anaknya
3. Terangkan orang tua tentang pro-sedur pemeriksaan
dan pengobatan
4. Beritahu dan jelaskan setiap per-kembangan penyakit
anaknya
5. Dorong penggunaan sumber spiritual
Anxiety
Reduction (5820)
1
Jelaskan semua
prosedur termasuk perasaan yang mungkin dialami selama menjalani prosedur
2
Berikan objek
yang dapat membe-rikan rasa aman
3
Berbicara
dengan pelan dan tenang
4
Membina
hubungan saling percaya
5
Dengarkan dengan penuh perhatian
6
Ciptakan
suasana saling percaya
7
Dorong orang
tua mengungkapkan perasaan, persepsi dan cemas secara verbal
8
Berikan
peralatan / aktivitas yang menghibur
untuk mengurangi ke-tegangan
9
Anjurkan untuk
menggunakan teknik relaksasi
10 Berikan lingkungan yang tenang
11 Batasi pengunjung
|
8.
|
Kurang
pengetahuan klien / orang tua tentang pneu-monia b.d kurang infor-masi, keterbatasan
kognisi, tak familier dengan sumber
informasi.
Batasan
Karakteristik :
-
Mengungkapkan
ma-salah
-
Tidak tepat
mengikuti perintah
-
Tingkah laku
yang berlebihan (histeris, bermusuhan, agitasi, apatis)
|
Setelah dilakukan penjelasan selama … X pertemuan
klien / orang tua mengetahui dan memahami tentang penyakit-nya, dengan
kriteria :
Knowledge : Disease Process (1803) :
-
Mengetahui jenis / nama penyakitnya
-
Mampu
menjelaskan pro-ses penyakit
-
Mampu
menjelaskan fak-tor resiko
-
Mampu
menjelaskan efek penyakit
-
Mampu
menjelaskan tan-da dan gejala penyakit
-
Mampu
menjelaskan komplikasi
-
Mampu
menjelaskan ba-gaimana mencegah kom-plikasi
Knowledge : Health behaviors (1805)
-
Mampu
menjelaskan pola nutrisi yang sehat
-
Mampu menjelaskan
akti-fitas yang bermanfaat
-
Mampu
menjelaskan efek tembakau / merokok
-
Mampu
menjelaskan tek-nik manajemen stress
-
Mampu
menjelaskan efek zat kimia
-
Mampu
menjelaskan ba-gaimana mengurangi resiko sakit
-
Mampu
menjelaskan ba-gaimana menghindari lingkungan yang berba-haya (factor pencetus)
-
Mampu
menjelaskan pe-makaian obat sesuai resep
|
Teaching : Disease Process (5602)
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien
/ orang tua tentang proses penyakitnya
2. Jelaskan patofisiologi pneumonia dan bagaimana hal
ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi dengan cara yang sesuai.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada pneumonia
(pernafasan cepat, tarikan dinding dada) dengan cara yang sesuai
4. Gambarkan proses penyakit pneumonia dengan cara yang
sesuai
5. Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang
tepat
6. Bantu klien / orang tua mengenali factor pencetus
serangan sesak nafas
7. Berikan informasi pada klien / orang tua tentang
kondisi penyakit dengan tepat
8. Informasikan kepada orang tua tentang kemajuan /
perkembangan penyakit klien dengan cara yang sesuai
9. Sediakan informasi tentang pengu-kuran diagnostic yang tersedia
10. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses
pe-ngontrolan penyakit
11. Diskusikan pilihan terapi atau pe-nanganan
12. Gambarkan pilihan rasional reko-mendasi manajemen
terapi / pe-nanganan
13. Dukung klien / orang tua untuk me-ngeksplorasikan
atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
14. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan dengan
cara yang tepat
15. Instruksikan klien / orang tua me-ngenai tanda dan
gejala untuk me-laporkan pada pemberi perawatan
16. Kuatkan informasi yang disediakan tim kese-hatan
yang lain dengan cara yang tepat
Teaching Procedur/Treatment (5618)
1. Informasikan kepada klien dan orang tua kapan
prosedur pengobatan akan dilaksa-nakan
2. Informasikan seberapa lama prosedur pengobatan akan
dilakukan
3. Informasikan tentang peralatan yang akan digunakan
dalam pengobatan
4. Informasikan kepada orang tua siapa yang akan
melakukan prosedur pengobatan
5. Jelaskan tujuan dan alasan dilakukan prosedur
pengobatan
6. Anjurkan kepada klien untuk kooperatif saat
dilakukan prosedur pengobatan
7. Jelaskan tentang perasaan yang mungkin akan dialami
selama di-lakukan prosedur pengobatan
|
9.
|
Resiko
kekurangan volume cairan
Faktor
resiko :
-
Kehilangan
melalui rute normal : muntah, diare
-
Sesak napas
sehingga sehingga mempenga-ruhi intake menjadi kurang
-
Peningkatan
metabo-lisme
-
Diaporesis
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama … X 24 jam klien tidak mengalami kekurangan
cairan, dengan kriteria :
Hidrasi
(0602)
Kriteria
hasil :
-
Hidrasi kulit
adekuat
-
Tekanan darah
dalam ba-tas normal
-
Nadi teraba
-
Membran mukosa
lembab
-
Turgor kulit
normal
-
Berat badan stabil
dan dalam batas normal
-
Kelopak mata
tidak ce-kung
-
Urin out put
normal
-
Tidak demam
-
Tidak asites,
edema pe-rifer
-
Tidak ada rasa
haus yang sangat
-
Tidak ada napas
pendek / kusmaul
Balance Cairan (0601)
Kriteria hasil
-
Tekanan darah
normal
-
Nadi perifer
teraba
-
Tidak terjadi
ortostatik hypotension
-
Intake-output
seimbang dalam 24 jam
-
Serum,
elektrolit dalam batas normal.
-
Hmt dalam batas
normal
-
Tidak ada suara
napas tambahan
-
BB stabil
-
Tidak ada
asites, edema perifer
-
Tidak ada
distensi vena leher
-
Mata tidak
cekung
-
Tidak bingung
-
Rasa haus tidak
ber-lebihan / rakus
-
Membrane mukosa
lem-bab
-
Hidrasi kulit
adekuat
|
M Monitor Cairan (4130)
1. Tentukan riwayat jenis dan ba-nyaknya intake cairan
dan kebiasaan eleminasi
2. Tentukan faktor resiko yang meyebabkan
ketidakseimbangan ca-iran (hipertermi diuretic, ke-lainan ginjal, muntah,
poliuri, diare, diapo-resis, terpapar panas, infeksi)
3. Menimbang BB
4. Monitor vital sign
5. Monitor intake dan output
6. Periksa serum, elektrolit dan mem-batasi cairan bila diperlukan
7. Jaga keakuratan catatan intake dan output
8. Monitor membrane mukosa, turgor kulit dan rasa
haus
9. Monitor warna dan jumlah urin
10. Monitor distensi vena leher, krakles di paru, odem
perifer dan pe-ningkatan berat badan.
11. Monitor akses intrvena
12. Monitor tanda dan gejala asites
13. Catat adanya vertigo
14. Berikan cairan
15. Pertahankan aliran infus sesuai advis
Manajemen
Cairan (4120)
1. Timbang berat badan sesuai ke-butuhan dan monitor
kecenderung-annya.
2. Timbang popok
3. Pertahankan keakuratan catatan in-take dan output
4. Pasang kateter bila perlu
5. Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa,
denyut nadi, tekanan darah)
6. Monitor vital sign
7. Monitor tanda-tanda overhidrasi / kelebihan cairan
(crackles, edema perifer, distensi vena leher, asites, edema pulmo)
8. Berikan cairan intra-vena
9. Monitor status nutrisi
10. Berikan cairan intravena
11. Berikan intake oral selama 24 jam
12. Berikan cairan dengan selang (NGT) atau drip feeding
bila perlu
13. Monitor respon klien terhadap terapi elektrolit
14. Kolaborasi dokter jika ada tanda dan gejala kelebihan cairan
Manajemen Hipovolemia
(4180)
1
Monitor
status cairan intake dan output
2
Pertahankan
patensi akses intravena
3
Monitor Hb
dan Hct
4
Monitor
kehilangan cairan (perda-rahan, muntah,
diare)
5
Monitor
tanda vital
6
Monitor
respon klien terhadap pe-rubahan cairan
7
Berikan
cairan isotonic / kristaloid (NaCl, RL)
8
Monitor
tempat tusukan intravena dari tanda infiltrasi atau infeksi
9
Monitor IWL
(missal : diaporesis)
10 Anjurkan klien untuk menghindari mengubah posisi dengan cepat, dari tidur ke duduk
atau berdiri
11 Monitor berat badan
12 Monitor tanda dehirasi ( turgor kulit menurun, pengisian kapiler
lambat, membrane mukosa kering, urin output menurun, hipotensi, rasa haus
meningkat, nadi lemah
13 Dorong intake oral (distribusikan cairan selama 24 jam dan beri ca-iran diantara waktu
makan)
14 Pertahankan aliran infus
15 Atur posisi klien Trendelenburg / kaki elevasi lebih
tinggi dari kepala ketika hipotensi bila perlu
Monitoring
Elektrolit (2020)
1
Monitor
elektrolit serum
2
Laporkan jika
ada ketidakseimbang-an elektrolit
3
Monitor tanda
dan gejala ketidak-seimbangan elektrolit (kejang, kram perut, tremor, mual
dan muntah, le-targi, cemas, bingung, disorientasi, kram otot, nyeri tulang,
depresi pernapasan, gangguan irama jantung,
penurunan kesadaran : apatis,
coma)
Manajemen Elektrolit (2000)
1
Pertahankan
cairan infus yang me-ngandung elektrolit
2
Monitor
kehilangan elektrolit lewat suction nasogastrik, diare, diaporesis
3
Bilas NGT
dengan normal salin
4
Berikan diet
makanan yang kaya kalium
5
Berikan
lingkungan yang aman bagi klien yang mengalami gangguan neurologis atau
neuromuskuler
6
Ajari klien dan
keluarga tentang tipe, penyebab, dan pengobatan keti-dakseimbangan elektrolit
7
Kolaborasi dokter
bila tanda dan gejala ketidakseimbangan elektrolit menetap.
8
Monitor respon klien
terhadap terapi elektrolit
9
Monitor efek
samping pemberian suplemen elektrolit.
10 Kolaborasi dokter pemberian obat yang mengandung elektrolit (al-dakton, kalsium
glukonas, Kcl).
11 Berikan suplemen elektrolit baik lewat oral, NGT,
atau infus sesuai advis dokter
|
10.
|
Hipertermi
b.d dehidrasi, peningkatan metabolik, proses infeksi
Batasan
karakteristik :
-
Suhu tubuh >
normal
-
Kejang
-
Menggigil
-
Iritabel /
gragapan
-
Takikardi
-
Respirasi
meningkat
-
Diraba hangat /
panas
-
Kulit memerah
|
Setelah
dilakukan tindakan perawatan selama … X 24 jam suhu badan klien normal,
dengan criteria :
Termoregulasi
(0800)
-
Suhu kulit
normal
-
Suhu badan 35,9˚C- 37,3˚C
-
Tidak ada sakit
kepala
-
Tidak ada nyeri
otot
-
Tidak ada
perubahan war-na kulit
-
Nadi, respirasi
dalam batas normal
-
Hidrasi
adequate
-
Klien
menyatakan nya-man
-
Tidak menggigil
-
Tidak iritabel
/ gragapan / kejang
|
Pengaturan Panas (3900)
1. Monitor suhu sesuai kebutuhan
2. Monitor
tekanan darah, nadi dan respirasi
3. Monitor suhu dan warna kulit
4. Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermi
5. Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
6. Ajarkan klien
bagaimana mencegah panas yang tinggi
7. Berikan obat antipiretik
8. Berikan obat
untuk mencegah atau mengontrol
menggigil
Pengobatan
Panas (3740)
1. Monitor suhu sesuai kebutuhan
2. Monitor IWL
3. Monitor suhu dan warna kulit
4. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
5. Monitor derajat penurunan kesadaran
6. Monitor kemampuan aktivitas
7. Monitor leukosit, hematokrit
8. Monitor intake dan output
9. Monitor adanya aritmia jantung
10. Dorong peningkatan intake cairan
11. Berikan cairan intravena
12. Tingkatkan sirkulasi udara dengan kipas angin
13. Dorong atau lakukan oral hygiene
14. Berikan obat antipiretik untuk men-cegah pasien
menggigil
15. Berikan obat antibiotik untuk me-ngobati penyebab
demam
16. Berikan oksigen bila perlu
17. Kompres hangat diselangkangan dan aksila jika suhu
kurang dari 39 ˚C
18. Berikan kompres dingin jika suhu > 39˚C
19. Anjurkan klien untuk tidak memakai selimut
20. Anjurkan klien memakai baju ber-bahan dingin, tipis
dan menyerap keringat.
Manajemen
Lingkungan (6480)
1.
Berikan
ruangan sendiri / isolasi bila perlu
2.
Berikan
tempat tidur dan kain / linen yang bersih
dan nyaman
3.
Batasi
pengunjung
Mengontrol
Infeksi (6540)
1. Anjurkan klien untuk mencuci tangan
2. Gunakan sabun untuk mencuci ta-ngan
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan perawatan
4. Ganti tempat infus dan bersihkan sesuai dengan SOP
5. Berikan perawatan kulit di area yang odem
6. Dorong klien untuk cukup istirahat
7. Lakukan pemasangan infus dengan teknik aseptik
8. Anjurkan klien minum antibiotik sesuai advis dokter
|
DAFTAR PUSTAKA
-
Arif Mansjoer, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media
Aesculapius FKUI Jakarta, 2000
-
Budi Santosa, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA
2005-2006, Prima Medika
-
Helen Lewer, Learning to Care on the Paediatric Ward :
terjemahan, EGC Jakarta, 1996
-
Joanne C. McCloskey, Nursing Intervention
Classification (NIC), Mosby-Year Book, 1996
-
Judith M. Wilkinson, Prentice Hall Nursing Diagnosis
Handbook with NIC Intervention and NOC Outcomes, Upper Saddle River, New
Jersey, 2005
-
Joyce Engel, Pocket Guide to Pediatric Assesment :
terjemahan, EGC, 1998
-
Marion Johnson, Nursing Outcomes Classification (NOC),
Mosby-Year Book, 2000
-
Suriadi, Asuhan Keperawatan pada Anak, CV Agung Seto,
Jakarta, 2001
-
Tri Atmadja DS,
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, RSUD Wates, 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar