- Pengertian
Demam Dengue
(DD) adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari*) dengan dua atau lebih manifestasi berikut :
nyeri kepala, nyeri perut, mual, muntah, nyeri retro orbital, myalgia, atralgia,
ruam kulit, hepatomegali *), manifestasi perdarahan *), dan lekopenia.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah kasus Demam
Dengue dengan kecenderungan
perdarahan dan manifestasi kebocoran plasma*).
Sindrom Syok Dengue (SSD)/ Dengue Syok Sindrom (DSS)
adalah kasus Demam Berdarah Dengue disertai dengan manifestasi kegagalan sirkulasi /
syok / renjatan *).
- Etiologi
Ø Gigitan
nyamuk Aedes Aigypti
- Manifestasi klinik
Manifestasi perdarahan :
Ø
Uji Tourniquet dinyatakan positif apabila > / ═ 10 petekie pada diameter 1
inci 2,5 cm.
Ø
Petekie, ekimosis, atau purpura
Ø
Perdarahan mukosa ( epistaksis, perdarahan gusi
)
Ø
Hematemesis, melena
Ø
Trombositopenia < 100.000/mm³ *). Biasanya mulai
hari ke 3 dan kembali normal 7 – 10 hari sejak permulaan sakit.
Manifestasi kebocoran plasma :
Ø
Peningkatan hematokrit > / = 20 %
Ø
Penurunan hematokrit > / = 20 % setelah
pengobatan
Ø
Efusi pleura, asites, edema palpebra, atau
hipoproteinemia (khususnya albumin)
Manifestasi Syok :
Ø
Nadi lemah / kecil dan cepat
Ø
Tekanan nadi menurun (, 20 mmHg )
Ø
Hipotensi sesuai umur
Hipotensi ditentukan dengan tekanan sistolik < 80 mmHg (10,7 kPa) bagi mereka dengan usia kurang dari 5
tahun, atau < 90 mmHg (12,0 kPa) bagi mereka yang berusia lebih atau sama
dengan 5 tahun. (Monica Ester, 1999)
Ø
Kulit dingin dan lembab
Ø
Gelisah dan lemah
Ø
Kencing < 1 cc/ Kg BB/Jam ( Oliguria )
Ø
Perfusi jaringan menurun
Ø
Nafas cepat dan dalam
Ø
Kesadaran menurun
(Naskah
Lengkap Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam dalam Tatalaksana Kasus DBD, 1999)
Kriteria
DBD menurut WHO (WHO, 1997) :
1.
Klinis :
Ø
Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas,
berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari
Ø
Terdapat manifestasi perdarahan : RL tes
positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena.
Ø
Pembesaran hati / hepatomegali
Ø
Syok
2.
Laboratorium :
Ø
Trombositopenia (100.000 mm³ atau kurang)
Ø
Hemokonsentrasi : peningkatan hematokrit 20 %
menurut standar umur dan jenis kelamin.
Derajat
DBD
Derajat I
|
:
|
Demam disertai uji tourniquet
positif
|
Derajat II
|
:
|
Derajat I disertai perdarahan
spontan
|
Derajat III
|
:
|
Derajat II disertai kegagalan
sirkulasi / syok (hipotensi, akral dingin, tekanan nadi < 20 mmHg)
|
Derajat IV
|
:
|
Derajat III disertai syok yang
berat (profound syok) : nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur
|
- Patofisiologi
Ada dua perubahan
patofisiologi utama terjadi pada DBD / DSS. Pertama adalah peningkatan
permeabilitas vascular yang meningkatkan kehilangan plasma dari kompartemen
vascular. Keadaan ini mengakibat-kan hemokonsentrasi, tekanan nadi rendah, dan
tanda syok lain, bila ke-hilangan plasma sangat membahayakan. Perubahan kedua
adalah gangguan pada hemostasis yang mencakup perubahan vascular,
trombositopenia, dan koagulopati.
Temuan
konstan pada DBD / DSS adalah aktivasi system komplemen, dengan depresi besar
C3 dan C5. Mediator yang meningkatkan permeabilitas vascular dan mekanisme
pasti fenomena perdarahan yang timbul pada infeksi dengue belum
teridentifikasi. Kompleks imun telah ditemukan pada DBD tetapi peran mereka
belum jelas.
Defek
trombosit terjadi baik kualitatif dan kuantitatif yaitu beberapa trombosit yang
bersirkulasi selama fase akut DBD mungkin kelelahan (tidak mampu berfungsi
normal). Karenanya, meskipun klien dengan jumlah trombosit lebih besar dari
100.0000 mm³ mungkin masih mengalami
masa perdarahan yang panjang.
Mekanisme
yang dapat menunjang terjadinya DBD / DSS adalah peningkatan replikasi virus
dalam makrofag oleh antibody heterotipik. Pada infeksi sekunder dengan virus
dari serotip yang berbeda dari yang menyebabkan infeksi primer, antibody
reaktif silang yang gagal untuk menetralkan virus dapat meningkatkan jumlah
monosit terinfeksi saat kompleks antibody-virus dengue masuk ke dalam sel ini.
Hal ini selanjutnya dapat mengakibatkan aktivasi reaktif silang CD4+ dan CD8+
limfosit sitotoksik. Pelepasan cepat sitokin yang disebabkan oleh aktivasi sel
T dan oleh lisis monosit terinfeksi di media oleh limfosit sitotoksik yang
dapat mengakibatkan rembesan plasma dan perdarahan yang terjadi pada DBD. (Monica
Ester, 1999)
Fase-fase pada DBD :
1.
Fase Inkubasi : 9-11 hari
2.
Fase Akut : hari ke 1-3
3.
Fase Kritis :
hari 4-6
4.
Fase Penyembuhan : hari 7-10
Apabila setelah
hari ke 7 masih terjadi kenaikan suhu badan perlu dipikirkan 3 hal :
1.
Proses pirogen : karena infuse terlalu lama
2.
Proses alergi
3.
Proses infeksi
(Materi Pelatihan Keperawatan Profesional
Dasar Anak, 2002)
- Komplikasi
1.
Syok
2.
Sepsis
3.
Ensefalopati
4.
Gagal Ginjal Akut
5.
Edema pulmo
6.
Perdarahan GIT
7.
Perdarahan Intra Kranial
8.
DIC
(Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak
IDAI, 2004)
- Pemeriksaan Penunjang
1.
AT dan Hmt serial, Hb, Gol darah, CT, BT
2.
Ro thorak : adakah efusi pleura
3.
USG : kelainan vesika felea
(Standar Pelayanan Medis Kesehatan
Anak IDAI, 2004)
- Penatalaksanaan
1.
Keperawatan
a.
Memonitor vital sign
b.
Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang
c.
Memonitor tanda dehidrasi dan overhidrasi
d.
Memonitor tanda-tanda syok
e.
Memonitor perdarahan dan kebocoran plasma
f.
Mengelola infuse dan tranfusi
g.
Memenuhi kebutuhan nutrisi
h.
Mengontrol dan mengatasi demam
i.
Tirah baring
j.
Mengelola pemberian oksigen jika diperlukan
2.
Medis
a.
Terapi intravena : RL, Asering
b.
Tranfusi sesuai kebutuhan : plasma , trombosit, Whole
Blood
c.
Antipiretik : paracetamol 10 mg/kg BB/pemberian. Tidak
boleh diberikan aspirin, Proris / ibuprofen dapat memperberat
trombositopenia
d.
Oksigenasi jika diperlukan
e.
Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati, atau jika
ada infeksi sekunder
- Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
a.
Identitas : umur, alamat (daerah endemis ?, lingkungan rumah / sekolah
ada yang terkena DB ?)
b.
Riwayat Kesehatan
1)
Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat
pengkajian) : panas, muntah, epistaksis, perdarahan gusi
2)
Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang
diderita pasien saat masuk rumah sakit) : kapan mulai panas ?
3)
Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama
atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien)
4)
Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama
atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik
bersifat genetik atau tidak)
5)
Riwayat tumbuh kembang : adakah keterlambatan tumbuh
kembang ?
6)
Riwayat imunisasi
c.
Pemeriksaan Fisik
1)
Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
(berat badan, panjang badan, usia)
2)
Pemeriksaan persistem
a)
Sistem persepsi sensori :
Ø
Penglihatan : edema palpebra, air mata ada / tidak,
cekung / normal
Ø
Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, lidah
lembab / kering
b)
Sistem persyarafan : kesadaran, menggigil, kejang,
pusing
c)
Sistem pernafasan : epistaksis, dispneu, kusmaul,
sianosis, cuping hidung, odem pulmo, krakles
d)
Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat
/ tak teraba, kapilary refill lambat, akral hangat / dingin, epistaksis, sianosis
perifer, nyeri dada
e)
Sistem gastrointestinal :
Ø
Mulut : membran mukosa lembab / kering,
perdarahan gusi
Ø
Perut :
turgor ?, kembung / meteorismus, distensi,
nyeri, asites, lingkar perut ?
Ø
Informasi tentang tinja : warna (merah, hitam), volume,
bau, konsistensi, darah, melena
f)
Sistem integumen : RL test (+) ?, petekie, ekimosis,
kulit kering / lembab, perdarahan bekas tempat injeksi ?
g)
Sistem perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria / anuria
d.
Pola Fungsi Kesehatan
1)
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : sanitasi ?,
2)
Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah
3)
Pola eleminasi
a)
Bab : frekuensi, warna (merah ?, hitam ? ),
konsistensi, bau, darah
b)
Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir ?, oliguria,
anuria
4)
Pola aktifitas dan latihan
5)
Pola tidur dan istirahat
6)
Pola kognitif dan perceptual
7)
Pola toleransi dan koping stress
8)
Pola nilai dan keyakinan
9)
Pola hubungan dan peran
10) Pola
seksual dan reproduksi
11) Pola
percaya diri dan konsep diri
2.
Diagnosa Keperawatan
1)
Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic, dehidrasi,
viremia
2)
PK: Syok Hipovolemia b.d dengan kebocoran plasma,
perdarahan,
3)
Takut b.d prosedur pengambilan darah (cek AT dan Hmt
serial), hospitalisasi.
4)
Cemas orang tua b.d perkembangan penyakit anaknya
5)
Defisit self care b.d kelemahan, sesak nafas
6)
Kerusakan pertukaran gas b.d akumulasi cairan di rongga
paru
7)
Resiko kelebihan volume cairan
Rencana Keperawatan
1.
|
Hipertermi
b.d, pening-katan metabolik, viremia
Batasan
karakteristik :
-
Suhu tubuh >
nor-mal
-
Kejang
-
Takikardi
-
Respirasi
meningkat
-
Diraba hangat
-
Kulit memerah
|
Setelah
dilakukan tindak-an perawatan selama … X 24 jam suhu badan pasien normal, dengan kriteria :
Termoregulasi
(0800)
-
Suhu kulit
normal
-
Suhu badan 35,9˚C- 37,3˚C
-
Tidak ada sakit
kepa-la / pusing
-
Tidak ada nyeri
otot
-
Tidak ada
perubahan warna kulit
-
Nadi, respirasi
dalam batas normal
-
Hidrasi
adequate
-
Pasien
menyatakan nyaman
-
Tidak menggigil
-
Tidak iritabel
/ gra-gapan / kejang
|
Pengaturan
Panas (3900)
1. Monitor suhu sesuai kebutuhan
2. Monitor
tekanan darah, nadi dan respirasi
3. Monitor suhu dan warna kulit
4. Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermi
5. Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
6. Ajarkan klien bagaimana mencegah panas yang tinggi
7. Berikan obat antipiretik
8. Berikan obat
untuk mencegah atau me-ngontrol
menggigil
Pengobatan
Panas (3740)
1. Monitor suhu sesuai kebutuhan
2. Monitor IWL
3. Monitor suhu dan warna kulit
4. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
5. Monitor derajat penurunan kesadaran
6. Monitor kemampuan aktivitas
7. Monitor leukosit, hematokrit, Hb
8. Monitor intake dan output
9. Monitor adanya aritmia jantung
10. Dorong peningkatan intake cairan
11. Berikan cairan intravena
12. Tingkatkan sirkulasi udara dengan kipas angin
13. Dorong atau lakukan oral hygiene
14. Berikan obat antipiretik untuk mencegah klien
menggigil / kejang
15. Berikan obat antibiotic untuk mengobati penyebab
demam
16. Berikan oksigen
17. Kompres dingin diselangkangan, dahi dan aksila.
18. Anjurkan klien untuk tidak memakai selimut
19. Anjurkan klien memakai baju berbahan dingin, tipis dan menyerap
keringat
Manajemen
Lingkungan (6480)
1. Berikan ruangan sendiri sesuai indikasi
2. Berikan tempat tidur dan kain / linen yang
bersih dan nyaman
3. Batasi pengunjung
Mengontrol
Infeksi (6540)
1. Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum makan
2. Gunakan sabun untuk mencuci tangan
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah me-lakukan kegiatan perawatan klien
4. Ganti tempat infuse dan bersihkan sesuai dengan SOP
5. Berikan perawatan kulit di area yang odem
6. Dorong klien untuk cukup istirahat
7. Lakukan pemasangan infus dengan teknik aseptik
8. Anjurkan klien minum antibiotik sesuai advis
dokter
|
2.
|
PK:
Syok hipovolemia b.d kebocoran plasma, perdarahan , dehidrasi
|
Setelah
dilakukan tindak-an / penanganan
selama 1 jam diharapkan klien
mempunyai perfusi yang adekuat, dengan criteria :
Kriteria
hasil :
-
Amplitudo nadi
perifer meningkat
-
Pengisian
kapiler singkat (< 2 detik)
-
Tekanan darah
dalam rentang normal
-
CVP > atau =
5 cm H2O
-
Frekuensi
jantung teratur
-
Berorientasi
terhadap waktu, tempat, dan orang
-
Keluaran urin
> atau = 30 ml/jam
-
Akral hangat
-
Nadi teraba
-
Membran mukosa
lembab
-
Turgor kulit
normal
-
Berat badan stabil
dan dalam batas normal
-
Kelopak mata
tidak cekung
-
Tidak demam
-
Tidak ada rasa
haus yang sangat
-
Tidak ada napas
pen-dek /kusmaul
|
1. Kaji dan catat status perfusi perifer. Laporkan
temuan bermakna : ekstremitas dingin dan pucat, penurunan amplitude nadi,
pengisian kapiler lambat.
2. Pantau tekanan darah pada interval sering ; waspadai
pada pembacaan lebih dari 20 mmHg di bawah rentang normal klien atau
indicator lain dari hipotensi : pusing, perubahan mental, keluaran urin
menurun.
3. Bila hipotensi terjadi, tempatkan klien pada posisi
telentang untuk meningkatkan aliran balik vena. Ingat bahwa tekanan darah
> atau = 80/60 mmHg untuk perfusi koroner dan arteri ginjal yang adekuat.
4. Pantau CVp (bila jalur dipasang) untuk menentukan
keadekuatan aliran balik vena dan volume darah; 5-10 cm H2O biasanya dianggap rentang yang
adekuat. Nilai mendekati 0 menunjukkan hipovolemia, khususnya bila terkait
dengan keluaran urin menurun, vasokonstriksi, dan peningkatan frekuensi
jantung yang ditemukan pada hipovolemia.
5. Observasi terhadap indicator perfusi serebral
menurun : gelisah, konfusi, penurunan tingkat kesadaran. Bila indicator
positif terjadi, lindungi klien dari cidera dengan meninggikan pengaman
tempat tidur dan menempatkan tempat tidur pada posisi paling rendah.
Reorientasikan klien sesuai indikasi.
6. Pantau terhadap indicator perfusi arteri koroner
menurun : nyeri dada, frekuensi jantung tidak teratur.
7. Pantau hasil laboratorium terhadap BUN (>20
mg/dl) dan kreatinin (>1,5 mg/dl) meninggi ; laporkan peningkatan.
8. Pantau nilai elektrolit terhadap bukti ketidak
seimbangan , terutama Natrium (>147 mEq/L) dan Kalium (>5 mEq/L).
Waspadai tanda hiperkalemia : kelemahan otot, hiporefleksia, frekuensi
jantung tidak teratur. Juga pantau tanda hipernatremia, retensi cairan dan
edema.
9. Berikan cairan sesuai program untuk meningkatkan
volume vaskuler. Jenis dan jumlah cairan tergantung pada jenis syok dan
situasi klinis klien : RL, Asering
10. Siapkan untuk pemindahan klien ke ICU/PICU
(Keperawatan
Medical Bedah : Swearingen : 1996)
|
3.
|
Takut
b.d prosedur pe-ngambilan darah, hos-pitalisasi, pengalaman / lingkungan yang
kurang bersahabat. (00148)
Batasan karakteristik :
-
Panik
-
Teror
-
Perilaku
menghindar atau menyerang
-
Impulsif
-
Nadi, respirasi,
TD sistolik meningkat
-
Anoreksia
-
Mual, muntah
-
Pucat
-
Stimulus
sebagai ancaman
-
Lelah
-
Otot tegang
-
Keringat
meningkat
-
Gempar
-
Ketegangan me-ningkat
-
Menyatakan
takut
-
Menangis
-
Protes
-
Melarikan diri
|
Setelah
dilakukan tindak-an keperawatan selama … X 24 jam rasa takut klien berkurang,
dengan criteria :
Fear
control (1404) :
-
Klien tidak
menye-rang atau menghin-dari sumber yang menakutkan
-
Klien
menggunakan teknik relaksasi un-tuk
mengurangi takut
-
Klien mampu
meng-ontrol respon takut
-
Klien tidak
melarika diri
-
Durasi takut
menu-run
-
Klien
kooperatif saat dilakukan perawatan dan pengobatan
Anxiety
control (1402)
-
Tidur pasien
adekuat
-
Tidak ada manifes-tasi
fisik
-
Tidak ada manifes--tasi
perilaku
-
Klien mau
berinter-aksi sosial
|
Coping
enhancement (5230)
1. Kaji respon takut klien : data objektif dan
subyektif
2. Jelaskan klien / keluarga tentang proses penyakit
3. Terangkan klien / keluarga tentang semua pemeriksaan
dan pengobatan
4. Sampaikan sikap empati (diam, mem-berikan sentuhan,
mengijinkan menangis, berbicara dll)
5. Dorong orang tua untuk selalu menemani anak
6. Berikan pilihan yang realistic tentang aspek
perawatan
7. Dorong klien untuk melakukan aktifitas social dan
komunitas
8. Dorong penggunaan sumber spiritual
Anxiety
Reduction (5820)
1. Jelaskan semua prosedur termasuk pe-rasaan yang
mungkin dialami selama menjalani prosedur
2. Berikan objek yang memberikan rasa aman
3. Berbicara dengan pelan dan tenang
4. Membina hubungan saling percaya
5. Jaga peralatan pengobatan di luar penglihatan pasien
6. Dengarkan klien dengan penuh perhatian
7. Ciptakan suasana saling percaya
8. Dorong klien mengungkapkan perasaan, persepsi klien dan
takut secara verbal
9. Berikan aktivitas/peralatan yang meng-hibur untuk
mengurangi ketegangan
10. Anjurkan klien menggunakan teknik relaksasi
11. Anjurkan orang tua untuk membawakan mainan kesukaan
dari rumah
12. Mengusahakan untuk tidak mengulang pengambilan darah
13. Libatkan orang tua dalam perawatan dan pengobatan
14. Berikan
lingkungan yang tenang, batasi pengunjung
|
4.
|
Defisit
self care berhu-bungan dengan kelemah-an
|
NOC:
Perawatan diri :
(mandi, Makan Toiletting, berpakaian)
Setelah
diberi motivasi perawatan selama ….x 24
jam, klien mengerti cara memenuhi ADL secara bertahap sesuai kemam-puan,
dengan indicator :
·
Mengerti secara seder-hana cara mandi, ma-kan, toileting, dan ber-pakaian
serta mau men-coba secara aman tanpa cemas
·
Klien mau berpartisipasi dengan senang hati tanpa
keluhan dalam me-menuhi ADL
|
NIC: Membantu perawatan diri klien Mandi dan toiletting
Aktifitas:
1.
Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang mudah dikenali
dan mudah dijangkau klien
2.
Libatkan
klien dan dampingi
3.
Berikan bantuan selama klien masih mampu mengerjakan
sendiri
NIC: ADL Berpakaian
Aktifitas:
1.
Informasikan
pada Klien dalam memilih pakaian selama perawatan
2.
Sediakan
pakaian di tempat yg mudah di jangkau
3.
Bantu
berpakaian yang sesuai
4.
Jaga privcy
klien
5.
Berikan pakaian pribadi yg digemari dan sesuai
NIC:
ADL Makan
1.
Anjurkan duduk dan berdo’a bersama teman
2.
Dampingi
saat makan
3.
Bantu jika klien belum mampu dan beri contoh
4.
Beri rasa nyaman saat makan
|
5.
|
Cemas
orang tua b.d perkembangan penyakit
anaknya (perdarahan, lemah, rewel, sesak na-fas, gelisah)
Batasan
karakteristik :
-
Orang tua
sering bertanya
-
Orang tua
meng-ungkapkan perasaan cemas
-
Khawatir
-
Kewaspadaan me-ningkat
-
Mudah
tersinggung
-
Gelisah
-
Wajah tegang,
me-merah
-
Kecenderungan
me-nyalahkan orang lain
|
Setelah dilakukan tindak-an keperawatan selama … X pertemuan kece-masan orang tua
berku-rang, dengan kriteria :
Anxiety
control (1402)
-
Tidur adekuat
-
Tidak ada manifest-tasi
fisik
-
Tidak ada manifest-tasi
perilaku
-
Mencari
informasi untuk mengurangi cemas
-
Menggunakan
teknik relaksasi untuk me-ngurangi cemas
-
Berinteraksi
social
Aggression
Control (1401)
-
Menghindari
kata yang meledak-ledak
-
Menghindari
perila-ku yang merusak
-
Mampu
mengontrol verbal
Coping
(1302)
-
Mampu
mengidenti-fikasi pola koping yang efektif dan tidak efektif
-
Mampu
mengontrol verbal
-
Melaporkan
stress / cemasnya berkurang
-
Mengungkapkan
me-nerima keadaan
-
Mencari
informasi berkaitan dengan pe-nyakit dan pengo-batan
-
Memanfaatkan
du-kungan social
-
Anxiety
control (1402)
-
Tidur adekuat
-
Tidak ada manifest-tasi
fisik
-
Tidak ada manifest-tasi
perilaku
-
Mencari
informasi untuk mengurangi cemas
-
Menggunakan
teknik relaksasi untuk me-ngurangi cemas
-
Berinteraksi
social
Aggression
Control (1401)
-
Menghindari
kata yang meledak-ledak
-
Menghindari perila-ku
yang merusak
-
Mampu
mengontrol verbal
Coping
(1302)
-
Mampu
mengidenti-fikasi pola koping yang efektif dan ti-dak efektif
-
Mampu
mengontrol verbal
-
Melaporkan
stress / cemasnya berkurang
-
Mengungkapkan
me-nerima keadaan
-
Mencari
informasi berkaitan dengan pe-nyakit dan pengo-batan
-
Memanfaatkan
du-kungan sosial
|
Coping
enhancement (5230)
1. Kaji respon cemas orang tua
2. Jelaskan orang tua tentang proses penyakit anaknya
3. Jelaskan orang tua tentang prosedur pemeriksaan,
perawatan dan pengobatan
4. Beritahu dan jelaskan setiap perkem-bangan penyakit
anaknya
5. Dorong penggunaan sumber spiritual
Anxiety
Reduction (5820)
1
Jelaskan semua
prosedur termasuk pera-saan yang mungkin dialami selama men-jalani prosedur
2
Berikan objek
yang dapat memberikan ra-sa aman
3
Berbicara
dengan pelan dan tenang
4
Membina
hubungan saling percaya
5
Dengarkan dengan penuh perhatian
6
Ciptakan
suasana saling percaya
7
Dorong orang
tua mengungkapkan pera-saan, persepsi dan cemas secara verbal
8
Berikan
peralatan / aktivitas yang meng-hibur
untuk mengurangi ketegangan
9
Anjurkan untuk
menggunakan teknik re-laksasi
10 Berikan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung
|
DAFTAR
PUSTAKA
-
Arif Mansjoer dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media
Aesculapius FKUI Jakarta, 2000
-
Budi Santosa, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA
2005-2006, Prima Medika
-
Dina Kartika S, Pediatricia, Tosca Enterprise,
Yogyakarta, 2005
-
Fakultas Kedokteran UGM, Demam Berdarah Dengue : Naskah
Lengkap Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam dalamTatalaksana Kasus DBD, Yogyakarta, 1999
-
Hardiono D. Pusponegoro dkk, Standar Pelayanan Medis
Kesehatan Anak, IDAI, 2004
-
Helen Lewer, Learning to Care on the Paediatric Ward :
terjemahan, EGC Jakarta, 1996
-
Joanne C. McCloskey, Nursing Intervention
Classification (NIC), Mosby-Year Book, 1996
-
Judith M. Wilkinson, Prentice Hall Nursing Diagnosis
Handbook with NIC Intervention and NOC Outcomes, Upper Saddle River, New
Jersey, 2005
-
Joyce Engel, Pocket Guide to Pediatric Assesment :
terjemahan, EGC, 1998
-
Marion Johnson, Nursing Outcomes Classification (NOC),
Mosby-Year Book, 2000
-
Monica Ester, Demam Berdarah Dengue : Diagnosis,
Pengobatan, Pencegahan, dan Pengendalian : terjemahan WHO 1997, EGC Jakarta,
1999
-
Swearingen, Pocket Guide to Medical-Surgical Nursing :
terjemahan, EGC, 2000
-
Tri Atmadja DS,
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, RSUD Wates, 2001
-
---------------------, Kumpulan Materi Pelatihan
Keperawatan Profesional Dasar A
nak,
RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, 2002
-
--------------------, Kumpulan Materi Pelatihan
Paediatrik Intensive Care Unit, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar