Mekanisme
Cedera
A.
Kecelakaan otomobil, terjatuh, olahraga, kecelakaan
industri, tertembak peluru, dan luka tusuk dapat menyebabakan cedera medulla
spinalis. Sebagian besar pada medulla spinalis servikal bawah (C-4 – C-7, T1),
dan sambungan torakolumbal (T11 – T12, L1). Medula spinalis torakal jarang
terkena.
B.
Faktor-faktor yang membedakan cedera medulla spinalis
dengan cedera kranioserebral adalah:
1.
Konsentrasi yang tinggi dari traktus dan pusat saraf
yang penting dalam suatu struktur yang diameternya relative kecil.
2.
Posisi medulla spinalis dalam kolumna vertebralis
3.
Adanya osteofit
4.
Fariasi suplai pembuluh darah
C.
Efek pada jaringan saraf paling penting pada medula
spinalis, ada 4 mekanisme yang mendasari:
1.
Kompresi oleh tulang, ligamen, benda asing, dan hematoma.
Kerusakan paling berat disebabkan oleh kompresi tulang, kompresi dari fragmen
korpus vertebra yang tergeser ke belakang, dan cedera hiperekstensi.
2.
Tarikan/regangan jaringan: regangan yang berlebihan
yang menyebabkan gangguan jaringan biasanya setelah hiperfleksi. Toleransi
regangan pada mendula spinalis menurun sesuai dengan usia yang bertambah.
3.
edema medula spinalis timbul segera dan menimbulkan
gangguan sirkulasi kapiler lebih lanjut serta aliran balik vena, yang menyertai
cedera primer.
4.
Gangguan sirkulasi merupakan hasil kompresi oleh tulang
atau struktur lain pada sistem arteri spinalis posterior atau anterior.
Pemeriksaan
Penunjang
A.
Pemeriksaan neurologist lengkap secara teliti segera
setelah pasien tiba di rumah sakit.
B.
Peneriksaan tulang belakang: deformitas, pembengkakan,
nyeri tekan, gangguan gerakan (terutama leher). Jangan banyak manipulasi tulang
belakang.
C.
Pemeriksaan radiologis: foto polos vertebra AP dan
lateral. Pada servikal diperlukan proyeksi khusus mulut terbuka (odontoid).
bila hasil meragukan, lakukan CT Scan. Bila terdapat defisit neurologis, harus
dilakukan MRI atau CT Mielogafi.
Penatalaksanaan.
1
Lakukan tindakan segera pada cedera medulla spinalis.
Tujuannya adalah mencegah kerusakan lebih lanjut pada medulla spinalis.
Sebagian cedera mendula spinalis diperburuk oleh penanganan yang kurang tepat,
efek hipotensi, atau hipoksia pada jaringan saraf yang sudah terganggu.
1
Letakkan pasien pada alas yang keras dan datar untuk
pemindahan.
2
Beri bantal, gulung, atau bantal pasir pada sisi pasien
untuk mencegah pergeseran.
3
Tutupi dengan selimut untuk menghindari kehilangan hawa
panas badan.
4
Pindahkan pasien ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
penanganan kasus cedera medula spinalis.
2
Perawatan khusus
1
Komosio medulla spinalis: Fraktur atau dislokasi tidak
stabil harus dipastikan tidak terjadi. Jika pemulihan sempurna, pengobatan
tidak perlu dilakukan.
2
Kontusio/Transeksi/Kompresi medulla spinalis
-
Methylprednisolon 30 mg/kgBB bolus intravena selama 15
menit dilanjutkan dengan 5,4 mg/kgBB/jam, 45 menit setelah bolus selama 23 jam.
Hasil akan optimal bila pemberian dilakukan < 8 jam onset.
-
Tambahkan profilaksis stress ulcer : Antasid/antagonis
H2
3
Tindakan operasi diindikasikan pada:
1
Reduksi terbuka pada dislokasi
2
Fraktur servikal dengan lesi parsial pada medulla
spinalis
3
Cedera terbuka dengan benda asing/tulang dalam kanalis
spinalis
4
Lesi parsial medulla spinalis dengan hematimielia yang
progresif
4
Perawatan Umum
1
Perawatan vesika dan fungsi defekasi
2
Perawatan kulit/decubitus
3
Nutrisi yang adekuat
4
Kontrol nyeri: analgetik, antiinflamasi nonsteroid
(OAINS), antikonvulsan, kodein, dll.
5
Fisioterapi, terapi vokasional, dan psikoterapi sangat
penting terutama pada pasien yang mengalami sekuele neurologist berat dan
permanent.
Diagnosa
Keperawatan yang muncul:
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (1996).
- Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler (1973, 1998).
- Kerusakan eliminasi urine berhubungan dengan kerusakan sensori motorik (1973).
- Inkontinensia usus berhubungan dengan kerusakan saraf motorik bawah (1975,1998).
- Resiko kerusakan integritas kulit, faktor resiko perubahan sensasi (1975,1998).
Rencana
Keperawatan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1.
|
Nyeri akut b.d agen cede-ra : fisik
Batasan karakteristik:
|
NOC label:
Kontrol nyeri (1605)
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama … x 24 jam pasien dapat melakukan kontrol nyeri , dengan criteria :
Kontrol Nyeri (1605)
-
Klien
mengetahui pe-nyebab nyeri (160501)
-
Klien
mengetahui wak-tu timbulnya nyeri (160502)
-
Klien
mengenal gejala timbulnya nyeri (160509)
-
Klien
menggunakan analgetik jika diper-lukan (160505)
|
Mengelola
analgetik (2210)
1.
Tentukan
lokasi, karakteristik, kualitas nyeri sebelum pemberian obat pada pasien
2.
Cek
jenis obat, dosis, dan frekuensi pemberian
3.
Cek
adanya riwayat alergi pada pasien
4.
Evaluasi
kemampuan pasien untuk menggunakan rute analgesic (oral, IM, IV,
suppositoria)
5.
Monitor
vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik jenis narkotik
6.
Evaluasi
efektifitas dan efek samping yang ditimbulkan akibat pemakaian analgetik.
7.
Kolaborasi
dengan dokter jika ada perubahan advis dalam pemakaian analgetik
Distraksi (5900)
1.
Tentukan
jenis distraksi yang sesuai dengan pasien (musik, televisi, membaca, dll)
2.
Ajarkan
teknik buka-tutup mata dengan focus pada satu obyek, jika memungkinkan
3.
Ajarkan
teknik irama (ketukan jari, bernafas teratur) jika memungkinkan
4.
Evaluasi
dan catat teknik yang efektif untuk menurunkan nyeri pasien
Terapi Oksigen (3320)
1
Bersihkan
jalan nafas dari secret
2
Pertahankan
jalan nafas tetap efektif
3
Berikan
oksigen sesuai instruksi
4
Monitor
aliran oksigen, kanul oksigen, dan humidifier
5
Beri penjelasan
kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen
6
Observasi
tanda-tanda hipoventilasi
7
Monitor
respon klien terhadap pemberian oksigen
8
Anjurkan
klien untuk tetap memakai oksigen selama aktivitas dan tidurr
Mengatur Posisi (0840)
1. Atur posisi yang nyaman untuk pasien
|
2
|
Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan
muskuloskelettal dan neuromuskuler
Batasan karakteristik :
|
NOC label:
Perawatan diri (Activity Daily Living)
(0300)
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama … x 24 jam perawatan diri klien (ADL) terpenuhi
Indikator:
1.
Makan
dan minum adekuat dengan bantuan/mandiri (030001).
2.
Berpakaian
dg dibantu/mandiri (030002).
3.
Kebersihan
diri terpenuhi dg bantuan/mandiri (030006)
4.
Buang
air kecil/besar dg bantuan/mandiri (030003)
|
Tindakan Keperawatan:
1.
Makan-minum
(030001)
a.
Bantu pasien makan dan minum (menyuapi, mendekatkan alat-alat dan
makanan/minuman)
b.
Pertahankan kesehatan dan kebersihan mulut pasien
2. Berpakaian (030002)
a.
Bantu pasien mamakai pakaiannya
b.
Libatkan keluarga dan ajarkan cara memakaikan pakaian pada pasien
3. Kebersihan diri (030006)
a. Memandikan pasien
b.
Libatkan keluarga untuk membantu memandikan pasien
c.
Lakukan perawatan mata, rambut, kaki, mulut, kuku dan perineum
4. Bak/bab (030003)
a. Bantu pasien bak/bab
b. Lakukan perawatan inkontinensia usus
c. Manajemen nutrisi
d. Libatkan keluarga dalam perawatan
|
3.
|
Kerusakan eliminasi urin b.d dengan
kerusakan sensori motorik
Batasan karakteristik :
|
NOC label:
Eliminasi urine (05030
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama … x 24 jam kebutuhan eliminasi urine pasien terpenuhi
Indikator:
1.
Pengosongan
kandung kemih komplit (050313)
2.
Mampu
menahan/mengontrol urine (050312)
3.
Terbebas
dari ISK (050328)
|
Lakukan
manajemen eliminasi urin (0590)
1.
Monitor
eliminasi urine (frekuensi, konsistensi, bau, volume, warna)
2.
Monitor
tanda dan gejala retensi urine
3.
Ajarkan
pada pasien tanda dan gejala ISK
4.
Catat
waktu urinal terakhir jika diperlukan
5.
Libatkan
pasien/keluarga untuk mencatat urine output jika diperlukan
6.
Masukkan
suppositoria uretral jika diperlukan
7.
Siapkan
specimen urine midstream untuk analisa jika perlu
8.
Laporkan
ke dokter jika ditemukan tanda dan gejala ISK
9.
Anjurkan
pasien minum 8 gelas sehari saat makan, anatara makan dan saat pagi hari
10.
Bantu
pasien mengatur toileting rutin kalau perlu
11.
Anjurkan
pasien untuk memeonitor tanda dan gejala ISK
Perawatan
Retensi Urin (0620)
1.
Berikan
prifasi untuk eliminasi urin
2.
Gunakan
kekuatan sugesti dengan aliran air untuk memancing eliminasi
3.
Stimulasi
reflek kandung kencing dengan pemberian kompres dingan pada abdomen atau
dengan mengalirkan air
4.
Berikan
waktu yang cukup untuk me-ngosongkan kandung kencing (10 menit)
5.
Gunakan
manuver Crede jika diperlukan
6.
Masukkan
kateter urin jika diperlukan
7.
Monitor
intake dan output cairan
8.
Monitor
adanya distensi kandung kencing dengan palpasi atau perkusi
9.
Bantu
toileting dengan jarak teratur jika memungkinkan
10.
Lakukan
kateterisasi untuk residu, jika perlu
11.
Lakukan
kateterisasi secara intermiten jika perlu
12.
Rujuk
ke ahli urinary Continance jika perlu
Bladder
Training
|
4.
|
Inkontinensia usus b.d dengan kerusakan
saraf motorik bawah
Batasan Karakteristik
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama .. x 24 jam saluran gantrointestinal pasien mampu membentuk massa
feses dan mengevakuasi secara efektif , dengan criteria :
Eliminasi usus (0501)
-
Mampu
mengontrol b.a.b. (050102)
-
Tidak
terjadi diare (050111)
|
Manajemen Usus (0430)
1.
Catat
tanggal terakhir pasien b.a.b
2.
Monitor
b.a.b pasien (frekuensi, konsistensi, volume, warna)
3.
Monitor
suara usus
4.
Catat
adanya peningkatan frekuensi bising usus
5.
Monitor
terhadap tanda dan gejala diare
6.
Evaluasi
terhadap incontinensia
7.
Ajarkan
pasien tentang makanan yang dianjurkan
8.
Evaluasi
jenis obat yang menimbulkan efek samping pada fungsi gastrointestinal
Bowel Training (0440)
1.
Rencanakan
program latihan dengan pasien
2.
Konsul
dengan dokter dalam pemakaian suppositoria/laksatif
3.
Ajarkan
pasien dan keluarga prinsip-prinsip bowel training
4.
Anjurkan
pasien tentang jemis makanan yang harus diperbanyak
5.
Berikan
diit yang cukup sesuai jenis yang diperlukan
6.
Pertahankan
intake cairan yang adekuat
7.
Pertahankan
latihan fisik yang cukup
8.
Jaga
posisi pasien
9.
Evaluasi
status bowel secara teratur
10.
Modifikasi
program usus jika diperlukan
|
5.
|
Resiko kerusakan integri-tas kulit ,Faktor
resiko :
-
Perubahan
sensasi
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama … x 24 jam perfusi jaringan perifer pasien adekuat , dengan criteria :
Perfusi jaringan : perifer (0407)
-
Pengisian
kapiler perifer adekuat (040701)
-
Pulsasi
perifer distal kuat (040702)
-
Pulsasi
proximal perifer kuat (040703)
-
Tingkat
sensasi normal (040706)
-
Warna
kulit normal (040707)
-
Fungsi
otot-otot intack (040708)
-
Kulit
intack (040709)
-
Suhu
ekstrimitas hangat (040710)
-
Udema
perifer tidak terjadi (040712)
-
Nyeri
local ekstrimitas tidak terjadi (040714)
|
Circulatory Care (4060)
1.
Kaji
secara komprehensif sirkulasi perifer (cek pulsasi perifer, adanya udema,
pengisian kapiler, warna kulit dan suhu ekstrimitas)
2.
Amati
kulit dari munculnya perlukaan atau memar akibat tekanan
3.
Kaji
adanya ketidaknyamanan datau nyeri local
4.
Rendahkan
ekstrimitas untuk meningkatkan sirkulasi arteri, jika tidak ada kontra
indikasi
5.
Pasang
stocking anti emboli, dilakukan perubahan 15-20 menit setiap 8 jam
6.
Naikkan
anggota badan 20 derajat di atas level jantung untuk meningkatkan aliran
balik vena jika tidak ada kontra indikasi
7.
Rubah
posisi pasien minimal tiap 2 jam jika tidak ada kontra indikasi
8.
Gunakan
matras/bed terapetik jika tersedia
9.
Lakukan
aktif/pasif ROM selama bedrest
10.
Lakukan
latihan pada pasien sesuai dengan kemampuan
11.
Anjurkan
pasien untuk pencegahan vena stasis (tidak menyilangkan lengan, meninggikan
kaki tanpa menyangga lutut, dan latihan
12.
Pertahankan
hidrasi yang adekuat untuk membuat naiknya viskositas darah
13.
Monitor
status cairan tubuh (intake-output)
Terapi Oksigen (3320)
1.
Bersihkan
jalan nafas dari secret
2.
Pertahankan
jalan nafas tetap efektif
3.
Berikan
oksigen sesuai instruksi
4.
Monitor
aliran oksigen, kanul oksigen, dan humidifier
5.
Beri
penjelasan kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen
6.
Observasi
tanda-tanda hipoventilasi
7.
Monitor
respon klien terhadap pemberian oksigen
8.
Anjurkan
klien untuk tetap memakai oksigen selama aktivitas dan tidurr
Mengatur
Posisi (0840)
1.
Atur
posisi yang nyaman untuk pasien
Perawatan Kaki (1660)
Perawatan Kulit (3584)
Pressure Management (3500)
|
1 komentar:
Terimakasih kak sangat membantu saya dalam mencari tugas mengenai askep cedera medulla spinalis :)
Posting Komentar