DARAH
Pengertian
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua
makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan
zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan
juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato-
yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel
di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga
diedarkan melalui darah.
Tubuh manusia tersusun dari milyaran sel darah yang
memiliki fungsi yang vital. Terdapat tiga tipe sel darah pada manusia, sel
darah merah yang merupakan jumlah sel darah terbanyak, sel darah putih, dan
trombosit, yang masing-masing memiliki fungsi dan kadar yang berbeda dalam
tubuh. Salah satunya adalah penghitungan jumlah sel darah dimana terdapat
standar jumlah sel darah untuk mengindikasikan kondisi tubuh manusia. Standar
jumlah sel darah tergantung beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, usia, dan
lain-lain.
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan
partikel yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena;
yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke Jaringan dan membawa
karbondioksida serta hasil limbah lainnya.
Pada kehamilan ibu dapat mengalami
:
·
Anemia
Penyakit anemia defisiensi besi memang paling sering dialami ibu hamil. Masalahnya, saat hamil kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah. Konsentrasi darah dan sumsum tulang pun berubah. Akibatnya, ibu hamil kekurangan zat besi dalam darahnya. Seperti kita tahu, semasa hamil dan menyusui kebutuhan zat besi meningkat tajam. Nah, kebutuhan zat besi akan bertambah sejalan dengan perkembangan janin, plasenta, dan peningkatan sel darah merah ibu. Anemia defisiensi besi paling banyak diderita ibu hamil yang justru membutuhkan asupan unsur besi dari makanan lebih dari biasanya. Bisa juga karena adanya gangguan pencernaan, sehingga unsur zat besi tidak diserap dengan baik oleh tubuh.
Saat berbadan dua, otomatis keperluan akan suplai darah bertambah. Terjadilah perubahan volume darah yang dihasilkan dari peningkatan plasma darah. Namun sering kali, peningkatan plasma darah tidak diimbangi dengan peningkatan sel-sel darah. Harusnya perbandingan susunan pertambahan elemen darah merah adalah sel darah 18%,plasma 30% dan hemoglobin 19%.
Penyakit anemia defisiensi besi memang paling sering dialami ibu hamil. Masalahnya, saat hamil kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah. Konsentrasi darah dan sumsum tulang pun berubah. Akibatnya, ibu hamil kekurangan zat besi dalam darahnya. Seperti kita tahu, semasa hamil dan menyusui kebutuhan zat besi meningkat tajam. Nah, kebutuhan zat besi akan bertambah sejalan dengan perkembangan janin, plasenta, dan peningkatan sel darah merah ibu. Anemia defisiensi besi paling banyak diderita ibu hamil yang justru membutuhkan asupan unsur besi dari makanan lebih dari biasanya. Bisa juga karena adanya gangguan pencernaan, sehingga unsur zat besi tidak diserap dengan baik oleh tubuh.
Saat berbadan dua, otomatis keperluan akan suplai darah bertambah. Terjadilah perubahan volume darah yang dihasilkan dari peningkatan plasma darah. Namun sering kali, peningkatan plasma darah tidak diimbangi dengan peningkatan sel-sel darah. Harusnya perbandingan susunan pertambahan elemen darah merah adalah sel darah 18%,plasma 30% dan hemoglobin 19%.
Nah di sinilah
perlunya peningkatan asupan zat besi untuk memproduksi sel darah merah. Kalau
tidak, akibatnya terjadi pengenceran darah atau viskositas (kekentalan) darah
berkurang.
Yang penting diingat, dalam kondisi ini, ibu hamil perlu
menjaga agar jangan sampai terjadi anemia. Sebab, haemodilusi sering kali
membuat hemoglobin atau kadar darahnya menjadi lebih rendah, kurang dari
10g/dl, dibandingkan cairan ekstranya.
Standar
WHO minimalnya adalah 12g/dl. Akibatnya, gejala yang muncul, ibu hamil mudah
letih, lesu, lemah, lelah, lunglai, dan mata berkunang-kunang. Bahkan pada
banyak kasus anemia bisa sangat membahayakan karena dapat terjadi perdarahan
sehingga mengancam kehamilan.
Memang,
banyak ibu yang masih mampu beraktivitas normal meski kadar Hb-nya mencapai 10
g/dl. Mereka bisa beraktivitas seperti biasa tanpa mengeluh sehingga kehamilan
tetap berjalan baik dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Tetapi ibu jangan
terlena, sebab bila Hb di bawah 7g/dl, kehamilan dan persalinan penuh risiko,
seperti perdarahan yang berat.
·
Hipertensi
Hipertensi
atau penyakit darah tinggi terjadi karena adanya pembuluh darah yang menegang
sehingga membuat tekanan darah meningkat.Tekanan darah bisa mencapai 140/90
sementara batas normal untuk tekanan darah atas antara 100-120 dan tekanan
bawah 70-85.
Ada ibu yang sudah mengidap hipertensi sebelumnya namun ada juga hipertensi yang justru baru terjadi saat hamil. Kondisi yang disebut terakhir inilah yang disebut dengan preeklamsia dan eklamsia. Preeklamsia biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu dan harus segera ditangani agar tak meningkat menjadi eklamsia yang tak saja bahaya buat ibu tapi juga janin.
Ada ibu yang sudah mengidap hipertensi sebelumnya namun ada juga hipertensi yang justru baru terjadi saat hamil. Kondisi yang disebut terakhir inilah yang disebut dengan preeklamsia dan eklamsia. Preeklamsia biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu dan harus segera ditangani agar tak meningkat menjadi eklamsia yang tak saja bahaya buat ibu tapi juga janin.
Hipertensi
berbahaya karena pembuluh darah menyempit sehingga asupan makanan ke bayi
menjadi sedikit. Tak jarang, hipertensi pada kehamilan bisa membuat janin
meninggal, plasenta terputus, pertumbuhan terganggu. Gejala hipertensi adalah
pusing dan sakit kepala, kadang disertai bengkak di daerah tungkai, penglihatan
menjadi kabur, perut terasa sakit atau panas, denyut nadi yang cepat dan tes
laboratorium menunjukkan protein yang tinggi dalam urine.
Hipertensi
yang parah atau ekslamsia ditandai dengan tekanan darah tinggi yang terus
meningkat dan kadar protein yang lebih tinggi lagi dalam urine, sehingga
menyebabkan berkurangnya jumlah urine. Risiko eklamsia sangat besar, ibu bisa
mengalami kejang-kejang hingga tak terselamatkan, gagal ginjal, dan kerusakan
hati. Pada janin, aliran darah ke janin berkurang sehingga mengalami gangguan
pertumbuhan. Jika jiwa ibu terancam, biasanya keselamatan ibu lebih
diprioritaskan. Sedangkan bayi akan dikeluarkan dengan proses induksi untuk
menghasilkan persalinan normal.
Hipertensi
tak selalu berdampak buruk bagi kehamilan. Asalkan terkontrol, penyakit tekanan
darah tinggi ini tak akan jadi masalah. Bahkan untuk kasus preeklamsia, pada
umumnya setelah masa kehamilan, penyakit tersebut akan menghilang dengan
sendirinya.
·
Hipotensi
Ada
juga ibu hamil yang mempunyai tekanan darah rendah (ukuran tekanan darah
90/60). Hanya saja hal ini tidak sampai berakibat fatal. Gejala yang dialami
umumnya sama dengan hipertensi yaitu pusing-pusing dan sakit kepala disertai
tubuh lemas. Hipotensi biasanya terjadi karena ibu kurang tidur atau kurang
istirahat dan kecapekan.
Penanganannya cukup dengan banyak istirahat dan cukup tidur. Makanan berkolesterol tinggi selama porsinya tidak banyak boleh saja, begitu juga makanan yang bergaram atau asin.
Penanganannya cukup dengan banyak istirahat dan cukup tidur. Makanan berkolesterol tinggi selama porsinya tidak banyak boleh saja, begitu juga makanan yang bergaram atau asin.
Umumnya,
ibu hamil akan mengalami penurunan tekanan darah (hipotensi), terutama di usia
kehamilan 20 minggu hingga maksimal di usia 32 minggu. Jika penurunan ini
terjadi secara gradual atau perlahan dan tak menimbulkan keluhan, maka
terbilang normal, karena sesudah itu tekanan darah akan kembali normal atau
sedikit lebih rendah dari normal. Kisaran tekanan darah normal yang umum adalah
terendah 80/60 dan paling tinggi 120/80.
Hipotensi
terjadi bila tekanan darah ibu berada di bawah dari biasanya. Misalnya tekanan
darah ibu normalnya adalah 100/70 kemudian turun menjadi 80/60, ini dapat
dikatakan tidak normal. Penurunan ini dapat menimbulkan keluhan seperti pusing
dan mata berkunang-kunang. Pada ibu hamil, tekanan darah yang menurun ini
bersifat fisiologis atau terjadi karena adanya kehamilan.
Secara ilmiah penyebabnya bisa diterangkan
sebagai berikut; saat hamil, tubuh ibu memproduksi hormon progesteron. Hormon
ini memengaruhi otot-otot menjadi lebih relaks. Kemudian memengaruhi
pembuluh-pembuluh darah ibu yang cenderung melebar. Pelebaran pembuluh darah
inilah yang membuat tekanan darah menurun.
Karena
terbilang normal, tentunya penurunan tekanan darah ini tak berbahaya sehingga
ibu hamil tak perlu khawatir. Malah, penurunan tekanan darah ini bermanfaat
besar untuk ibu maupun janinnya. Sebab, pembuluh darah yang melebar akan
memperbanyak volume darah di dalam tubuh. Dengan kata lain, kapasitas pembuluh
darah akan lebih besar sehingga dapat lebih banyak menampung masukan cairan
ekstra. Ini akan memicu terjadinya haemodilusi darah atau darah lebih cair
karena pada kondisi ini darah ibu hamil akan terlihat lebih cair.
Dengan
tekanan darah rendah ini, tubuh mempersiapkan diri untuk persalinan. Dengan
jumlah cairan darah yang relatif banyak, perdarahan hingga 500 cc (kira-kira 2
gelas) tidak akan membuat ibu hamil pingsan. Ajaibnya, persiapan ini dilakukan
secara perlahan selama 9 bulan.
Selain
itu, pelebaran pembuluh darah ini akan membantu kelancaran asupan makanan pada
janin.
Asupan makanan akan semakin banyak sehingga pertumbuhan
janin pun akan semakin baik. Selain itu, asupan makanan yang disalurkan ke
berbagai organ tubuh, seperti payudara, akan lebih lancar sehingga biasanya
payudara ibu hamil akan terlihat lebih besar.
Pelebaran pembuluh darah pun terjadi di daerah vagina.
Akibatnya, vagina jadi lebih lembap dan lentur sehingga persalinan akan terjadi
lebih mudah. Jadi jangan heran bila saat persalinan, kepala bayi bisa melewati
lubang vagina yang sempit karena saat itu otot-ototnya akan jauh lebih lentur.
Sebenarnya, tekanan darah rendah atau hipotensi bukanlah
sebuah penyakit, ini termasuk normal. Jadi tidak ada obat yang harus diberikan
kepada ibu hamil karena akan sembuh dengan sendirinya. Dampak terhadap janin
pun boleh dikatakan tidak ada sehingga ibu tidak perlu khawatir menghadapinya.
Namun, pada beberapa kasus, tekanan darah fisiologis terkadang cukup
mendatangkan keluhan, seperti lemas, sempoyongan, pusing, pandangan kurang
jelas, dan lainnya.
Hal ini bisa
terjadi pada ibu yang kurang menjaga kebugaran tubuhnya atau kurang
berolahraga. Kurang olahraga dapat membuat pembuluh darah terlalu lentur
sehingga tekanan darah menjadi sangat rendah. Efeknya, ketika ia berdiri
terlalu lama maka pembuluh darah di kaki melebar membuat darah jadi rendah.
Walhasil, ibu akan pusing, sempoyongan, bahkan terjatuh.
Selain itu, kondisi tubuh yang kurang fit atau sakit bisa
membuat tekanan darah menjadi rendah. Namun biasanya tekanan rendah ini hanya
simptom saja, jika kondisi ibu membaik maka tekanan darah pun akan normal
kembali. Untuk mengatasinya tak perlu dengan obat, melainkan dengan beristirahat
cukup, tidak melakukan aktivitas yang membuat simptom tekanan darah rendah
muncul seperti berdiri terlalu lama, konsumsi makanan bergizicukup protein,
kalori, vitamindan olahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran tubuh. Jika
ingin bepergian sebaiknya ditemani agar jika terjadi apa-apa di jalan ada yang
menolong.
Waspadai Yang Patologis
Bila tekanan darah ibu tiba-tiba turun secara drastis,
bisa menunjukkan adanya kemungkinan ibu mengalami syok. Hal ini tak boleh
dianggap ringan karena sudah bersifat patologis dimana tekanan darah turun
secara akut, cepat sekali, dan sering kali disertai peningkatan detak nadi.
Adapun penyebab turunnya tekanan darah secara drastis,
antara lain:
+ Perdarahan
Bisa karena kehamilan itu sendiri, seperti keluar vlek,
keguguran, plasenta previa, dan lainnya. Bisa juga karena perlukaan di bagian
tubuh lain yang tak ada hubungannya dengan kehamilan, seperti benturan keras
hingga berdarah, tertusuk benda tajam, dan lainnya.
+ Banyak Cairan
yang Keluar
Bisa disebabkan oleh diare berat yang tak segera diatasi
sehingga ibu mengalami dehidrasi, muntah berat. Juga bisa karena demam
berdarah.
+ Serangan
Jantung
Saat serangan jantung, nadi tak berdenyut sehingga sulit
untuk mengobservasi tekanannya. Namun kasus ini biasanya dianggap di luar dari
masalah kehamilan karena tidak spesifik.
+ Stres
Dalam kondisi tertekan secara psikis bisa membuat ibu
stres dan memengaruhi tekanan darahnya. Bila
stresnya terlalu berat bisa membuat ibu mengalami syok bahkan pingsan.
Masalah turunnya tekanan darah akibat patologis harus
ditangani oleh ahlinya. Ibu bisa ke dokter kandungan bila masalahnya karena
perdarahan kehamilan, ke dokter penyakit dalam bagian pencernaan bila karena
diare, atau ke psikolog/psikiater bila karena masalah psikis/kejiwaan.
Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan
hasil metabolisme ke seluruh tubuh. Selain
itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari
infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.
Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%).Plasma mengandung air, protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit dan trombosit.
Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah. Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme hormonal.
Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%.Hal ini dimaksdukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasa.
Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%).Plasma mengandung air, protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit dan trombosit.
Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah. Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme hormonal.
Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%.Hal ini dimaksdukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasa.
Pewarisan
Tabel
pewarisan golongan darah kepada anak
|
||||
Ibu/Ayah
|
O
|
A
|
B
|
AB
|
O
|
O
|
O,
A
|
O,
B
|
A,
B
|
A
|
O,
A
|
O,
A
|
O,
A, B, AB
|
A,
B, AB
|
B
|
O,
B
|
O,
A, B, AB
|
O,
B
|
A,
B, AB
|
AB
|
A,
B
|
A,
B, AB
|
A,
B, AB
|
A,
B, AB
|
Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah
dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini
diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada
tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki
faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka
yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki
golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan
penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun
pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah
dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena
ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-)
dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada
perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat
mempengaruhi janin pada saat kehamilan.
Setiap orang mempunyai golongan
darah dengan rhesus tertentu. Penggolongan darah ini diturunkan secara genetika.
Artinya, orang yang memiliki rhesus negatif diturunkan dari orangtua yang
memiliki rhesus negatif atau juga membawa faktor rhesus negatif. "Orang
yang membawa faktor rhesus negatif jika menikah dengan orang yang juga membawa
faktor rhesus negatif akan memiliki anak yang berfaktor rhesus negatif
Ketidakcocokan golongan darah ABO
sering terjadi pada ibu yang mempunyai golongan darah O. Misalnya, golongan
darah ibu O (nol) dan pasangannya mempunyai golongan darah B. Jika anaknya
mempunyai golongan darah B, maka ibu itu akan membentuk zat anti B.
Golongan darah O bisa
ditransfusikan pada golongan darah lainnya, asalkan mempunyai rhesus yang sama.
Tak heran kalau ada kasus seperti gangguan pembekuan darah saat transfusi
dilakukan dengan golongan darah yang sama. Artinya golongan darah yang sama
tidak selalu memiliki rhesus. Ketidakcocokan golongan darah ABO sering terjadi
pada ibu yang mempunyai golongan darah O. Misalnya, golongan darah ibu O (nol)
dan pasangannya mempunyai golongan darah B. Jika anaknya mempunyai golongan
darah B, maka ibu itu akan membentuk zat anti B.
Pembekuan darah
Hemostatis adalah terhentinya
atau penghentian aliran darah dari pembuluh darah yang terbuka atau terluka.
Ada 3 faktor dalam proses
hemostasis:
Ø Faktor ekstravakuler yaitu faktor
jaringan seperti kulit ,otot, subkutis, dan jaringan lain.
Ø Faktor vaskuler yaitu dinding
pembuluh darah.
Ø Faktor intravaskuler yaitu zat
yang terdapat dalam pembuluh darah: trombosit, fibrinogen, dsb.
Proses hemostasis dapat pula
terjadi sebagai berikut:
1.
Hemostasis
primer : pembuluh darah menyempit, trombosit-trombosit mengumpul pada
ujung-ujung luka, rusak lalu membentuk gumpalan-gumpalan, dan menyumbat
arteriol, venul, dan kapiler yang putus.
2.
Hemostasis
sekunder : biasanya pada pembuluh darah agak besar, proses di atas juga dibantu
pula oleh pembekuan fibrin untuk menyumbat ujung-ujung luka.Hal ini dibantu
pula oleh kontraksi otot atau merapatnya jaringan di bawah kulit.
3.
Dijahit
: bila hal di atas tidak efektif serta luka terlalu besar dan terbuka lebar.
Pada persalinan, proses tersebut
bekerja dengan baik untuk penghentian perdarahan terutama oleh kontraksi rahim.
Proses pembekuan darah terdiri
atas 3 tingkat :
a)
Pembentukan
tromboplastin
b)
Pembentukan
trombin
c)
Pembentukan
fibrin.
d)
Fibrinolisis proses penghancuran
fibrin yang digunakan agar pembekuan darah tidak berlebihan Secara alamiah dan
dalam keadaan normal sebenarnaya selalu terjadi pembekuan darah dan
fibrinolisis dalam perbandingan tertentu,di satu pihak agar jangan terjadi
trombosis yang dapat merugikan dan di pihak lain agar jangan terjadi
perdarahan.
Selama kehamilan, kadar beberapa
faktor koagulan meningkat. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan fibrinogen
dan faktor VIII. Faktor VII, IX, X, dan XII juga mengalami peningkatan secara
perlahan. Aktifitas fibrinotik menurun selama kehamilan dan persalinan namun
mekanisme yang tepat belum diketahui. Plasenta mungkin berperan dalam perubahan
status fibrinotik tersebut. Kadar plasminogen meningkat seiring dengan
peningkatan kadar fibrinogen yang menyebabkan keseimbangan aktifitas pembekuan
dan lisis darah.
PERNAFASAN
Sistem respirasi ibu mengangkut oksigen
ke dan membuang karbondioksida dari janin dan plasenta serta menyediakan energy
untuk sel-sel ibu itu sendiri,janin,dan plasenta.Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pulmonal meliputi
pengaruh hormonal dan perubahan mekanis.Perubahan mekanis meliputi elevasi
posisi istirahat diafragma kurang lebih 4cm peningkatan 2cm pada diameter
tranversal saat sudut subkostal dan iga-iga bawah melebar,serta lingkar toraks
membesar kurang lebih 6cm.Semua perubahan ini disebabkan oleh tekanan atas
akibat pembesaaran uterus.
Pengaruh-pengaruh hormonal meliputi efek
estrogen terhadap engorgement kapiler melalui saluran pernafasan dan efek
progesterone terhadap relaksi otot polos bronkiol dan relaksasi otot serta
kartilago pada region toraks.
Jumlah pernafasan
,kapasitas vital ,dan kapasitas nafas maksimum tidak terpengaruh selama
kehamilan berlangsung,tetapi volume tidal,volume pernafasan permenit dan
peningkatan ambilan oksigen permenit,kapasitas residu fungsional serta volume
residu udara mengalami penurunan.Efek semua ini adalah dispnea fisiologis atau
dispnea kehamilan yang dikaitkan denagn peningkatan volume tidal yang kemudian
dapat menyebabkan hiperventilasi dan kadar PCO2 rendah.
Kadar PCO2 yang lebih rendah membat ibu
mengalami alkalosis respiratori yang memfasilitasi pengangkutan CO2 dari janin
ke ibu.Peningkatan tipis PH darah memfasilitasi pelepasan O2 dari ibu ke
janin.Peningkatan sebesar 70% pada ventilasi alveolar yang berkaitan dengan
penurunan volume residual dapat meningkatkan pengeluaran partikel dan difusi
obat-obatan yang terdapat dalam aerosol dan bronkolidator.Kehamilan
mempengaruhi perubahan system pernafasan pada volume paru-paru dan ventilasi.
Perubahan anatomi dan fisiologi system pernapasan selama kehamilan diperlukan
untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan
janin. Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.
Relaksasi otot dan kartilago toraks
menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih naik sampai 4cm dan
diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini menyebabkan perubahan system
pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh karena
itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif
selama kehamilan selain itu tidal volume meningkat sampai 40%.
Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi pernapasan
permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran
udara selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk
nafas dalam dari pada nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernapasan permenit
meningkat 40%. Perubahan ini mengakibatkan resiko hiperventilasi
pada ibu. Walaupun hiperventilasi secara normal menyebabkan alkalosis, hal ini
tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi bikarbonat di ginjal.
Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesterone secara langsung di
pusat pernapasan.
Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe dan merasa pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah.
Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe dan merasa pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah.
PENYAKIT
SALURAN PERNAPASAN
Penyakit saluran pernapasan yang kerap
muncul adalah influenza, radang tenggorok, pneumonia, dan tuberkulosis.
Penyebabnya dengan makin besarnya kandungan, diafragma atau sekat rongga dada
pun kian tertekan ke atas. Akibatnya, ruang paru-paru jadi lebih sempit,
sehingga oksigen yang masuk ke paru-paru makin sedikit pula. Sebagai
kompensasinya, napas pun jadi semakin cepat yang membuat ibu hamil gampang
tersengal-sengal.Penyebab lain, meningkatnya hormon progesteron.
Peningkatan hormon ini menyebabkan
otot-otot pernapasan menjadi kendur. Padahal, untuk bisa menyediakan oksigen
dalam jumlah yang sama atau malah lebih selama hamil mau tidak mau otot-otot
itu dipacu bekerja lebih cepat.Melemahnya daya tahan tubuh ibu maupun perubahan
volume darah dapat membuat ibu hamil lebih mudah terkena infeksi dibanding
kondisi saat tidak hamil. Pencegahannya cukup dengan hidup sehat (cukup
istirahat, cukup nutrisi, dan cukup bergerak)
SISTEM PERSYARAFAN
Fungsi system saraf pusat dan otak
sangat kompleks dan mencakup semua aktifitas mulai dari reflex dasar sampai
perubahan kemampuan kognitif dan emosional. Kinerjanya sangat berpengaruh dan
dipengaruhi hormone. Perubahan yang terjadi menyangkut ketidaknyamanan tulang
dan otot, gangguan tidur, perubahan sensasi, pengalaman terhadap nyeri.
Hormon kehamilan mempengaruhi system
saraf pusat, namun efek yang ditimbulkan tidak terlalu dimengerti. Banyak
wanita hamil mengeluhkan bahwa kemampuan kognitif mereka menurun selama
kehamilan dengan kesulitan berkonsentrasi kelemahan menyimpan memori. Holdcroft
meyakini bahwa penyusutan otak wanita selama hamil dan kembali normal setelah
persalinan disebabkan oleh perubahan dalam sel individu bukan karena penurunan
jumlah selnya.
Beberapa hal yang dirasakan ibu hamil diantaranya :
1.Pusing dan kunang-kunang
Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama. Hipotensi postural bisa jadi karena kekurangan volume darah sementara.
2.Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
3.Sindrom Karpel Tunel
Sindrom ini bisa menimbulkan perasaan terbakar, gatal dan sakit di tangan (biasanya di jempol dan 3 jari pertama) sakitnya bisa sampai ke pergelangan tangan, naik ke lengan bagian bawah, dan kadang-kadang sampai ke pundak, leher dan dada.
Sindrom ini menyebabkan luka pada pergelangan tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan penyempitan di saraf tengah yang menjalar ke telapak tangan.
4.Kejang kaki mendadak
Biasanya terjadi dengan menarik kontraksi otot betis secara berulang. Hal ini terjadi karena ibu sedang istirahat atau bangun tidur. Kejang ini dikarenakan rendahnya serum ion kalsium dan meningkatnya fosfat atau ketidakcukupan intake kalsium. Ketika itu terjadi seharusnya ibu melenturkan atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu tidak dianjurkan untuk memijat kakinya karena mungkin saja rasa sakit itu berasal dari tromboplebitis.
Beberapa hal yang dirasakan ibu hamil diantaranya :
1.Pusing dan kunang-kunang
Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama. Hipotensi postural bisa jadi karena kekurangan volume darah sementara.
2.Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
3.Sindrom Karpel Tunel
Sindrom ini bisa menimbulkan perasaan terbakar, gatal dan sakit di tangan (biasanya di jempol dan 3 jari pertama) sakitnya bisa sampai ke pergelangan tangan, naik ke lengan bagian bawah, dan kadang-kadang sampai ke pundak, leher dan dada.
Sindrom ini menyebabkan luka pada pergelangan tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan penyempitan di saraf tengah yang menjalar ke telapak tangan.
4.Kejang kaki mendadak
Biasanya terjadi dengan menarik kontraksi otot betis secara berulang. Hal ini terjadi karena ibu sedang istirahat atau bangun tidur. Kejang ini dikarenakan rendahnya serum ion kalsium dan meningkatnya fosfat atau ketidakcukupan intake kalsium. Ketika itu terjadi seharusnya ibu melenturkan atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu tidak dianjurkan untuk memijat kakinya karena mungkin saja rasa sakit itu berasal dari tromboplebitis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar